Karakteristik Responden Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pembahasan

Universitas Sumatera Utara - Kelurahan Bagan Deli : 15 lingkungan - Kelurahan Belawan Sicanang : 20 lingkungan Puskesmas Belawan merupakan puskesmas induk yang ada di Kecamatan Medan Belawan. Puskesmas induk ini dibantu oleh 5 puskesmas pembantu Pustu yang masing-masing terletak di setiap kelurahan.

5.2. Karakteristik Responden Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi n Persentase Umur tahun Remaja Akhir 17-25 47 49.0 Dewasa Awal 26-35 46 47.9 Dewasa Akhir 36-45 3 47.9 Usia Kehamilan Trimester 1 9 9.4 Trimester 2 23 24.0 Trimester 3 64 66.7 Sudah Memiliki Anak 67 69.8 Belum Memiliki Anak 29 30.2 Pendidikan Rendah Tidak Sekolah, SD 21 21.9 Sedang SMP, SMA 70 72.9 Tinggi akademi, Perguruan Tinggi 5 5.2 Pekerjaan Tidak Bekerja 80 83.3 Bekerja 16 16.7 Penghasilan 1jt 38 39.6 1jt - 3jt 52 54.2 3jt 6 6.3 Total 96 100.0 Dari hasil analisis tabel 5.1 dapat diketahui bahwa umur responden terbanyak berada pada rentang usia 17-25 tahun sebanyak 47 orang 49, sedangkan paling sedikit pada rentang usia 36-45 tahun sebanyak 3 orang 3. Universitas Sumatera Utara Responden dengan usia kehamilan pada trimester pertama sebanyak 9 orang 9.4, trimester kedua sebanyak 23 orang 24, dan trimester ketiga sebanyak 64 orang 66.7. Distribusi ibu-ibu hamil yang sudah memiliki anak sebanyak 67 orang 69.8, sedangkan yang belum memiliki anak sebanyak 23 orang 30.2. Dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan terbanyak pada ibu-ibu hamil yaitu SMP dan SMA sebanyak 70 orang 72.9. Sedangkan pada akademi dan perguruan tinggi hanya sebanyak 5 orang 5.2 dan pada SD ataupun tidak sekolah sebanyak 21 orang 21.9. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu-ibu hamil tidak memiliki pekerjaan selama satu tahun terakhir yaitu sebanyak 80 orang atau 83 dari total responden, sedangkan ibu-ibu hamil yang memiliki pekerjaan hanya 16 orang atau 16.7 dari total responden. Sebagian besar responden yang memiliki penghasilan per bulan sebesar satu juta rupiah – tiga juta rupiah sebanyak 52 orang 54.2, kurang dari satu juta rupiah sebanyak 38 orang 39.6, dan lebih dari tiga juta rupiah hanya sebanyak 6 orang 6,3. 5.3. Hasil 5.3.1. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tingkat pengetahuan ibu dalam penelitian ini dinilai dengan mengajukan 11 pertanyaan tentang pemberian makanan pendamping ASI. Pertanyaan tersebut akan diberi skor dan total skor akan didistribusikan menjadi tiga tingkat pengetahuan yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil penelitian menunjukkan responden diperoleh data bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 47 orang 49 berpengetahuan kurang. Responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 22 orang 22.9 dan berpengetahuan baik 27 orang 28.1. Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan Ibu-ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Belawan masih tergolong kurang. Penilaian tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil tentang makanan pendamping ASI dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Makanan Pendamping ASI Tingkat Pengetahuan Jumlah Baik 2728.1 Cukup 2222.9 Kurang 4749.0 Total 96100.0

5.3.2. Peran Petugas

Dalam penelitian ini peran petugas puskesmas dinilai dengan mengajukan 9 pertanyaan pada responden. Setiap pertanyaan akan diberi skor. Penilaian peran petugas akan dibagi menjadi baik dan kurang. Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 64 orang 66.7 responden menyatakan peran petugas kesehatan masih kurang, sedangkan hanya sebanyak 32 orang 33.3 responden menyatakan sudah baik. Dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa peran petugas Puskesmas Belawan masih tergolong kurang. Penilaian peran petugas kesehatan ini ditunjukkan pada tabel 5.3 berikut ini Tabel 5.3 Peran Petugas Kesehatan di Puskesmas Belawan dalam Sosialisasi Makanan Pendamping ASI Peran Petugas Jumlah Baik 3233.3 Kurang 6466.7 Total 96100.0 Universitas Sumatera Utara 5.3.3. Peran Petugas dengan Pengetahuan Ibu Tabel 5.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Peran Petugas Kesehatan Peran Petugas Kesehatan Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang Baik 2074.1 940.9 36.4 3233.3 Kurang 725.9 1359.0 4493.6 6466.7 Total 27100 22100 47100 96100 Berdasarkan data tabulasi silang antara peran petugas kesehatan dan tingkat pengetahuan ibu hamil, didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan menyatakan peran petugas kesehatan baik sebanyak 20 orang 74, sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan menyatakan peran petugas kesehatan kurang 44 orang 93.

5.3.4. Umur dengan Pengetahuan Ibu Tabel 5.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Umur

Umur tahun Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang Remaja Akhir 36-45 933,3 940.9 2961.7 4749 Dewasa Awal 26-35 1866.7 1359.1 1531.9 4647.9 Dewasa Akhir 17-25 - - 36.4 33.1 Total 27100 22100 47100 96100 Berdasarkan data tabulasi silang antara umur dan tingkat pengetahuan ibu hamil, didapatkan data bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik mayoritas berada pada usia dewasa awal sebanyak 18 orang 66.7 dan responden yang Universitas Sumatera Utara memiliki tingkat pengetahuan kurang mayoritas berada pada usia remaja akhir sebanyak 29 orang61.7. 5.3.5. Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Tabel 5.6 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pendidikan Pendidikan Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang Rendah 13.7 418.2 1634 2121.9 Sedang 2385.2 1881.8 2961.7 7072.9 Tinggi 311.1 - 24.3 55.2 Total 27100 22100 47100 96100 Berdasarkan data tabulasi silang antara pendidikan dan tingkat pengetahuan ibu hamil, diperoleh data bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik dan kurang mayoritas berada pada tingkat pengetahuan sedang SMP atau SMA sebanyak 23 orang 85.2 dan 29 orang 61.7. 5.3.6. Pekerjaan dengan Pengetahuan Ibu Tabel 5.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pekerjaan Bekerja Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang Tidak 1970.4 2195.5 4085.1 8083.3 Ya 829.6 14.5 714.9 1616.7 Total 27100 22100 47100 96100 Berdasarkan data tabulasi silang antara pekerjaan dan tingkat pengetahuan ibu hamil, dapat diperoleh data bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 19 orang 70.4. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang juga sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 40 orang 85.1. Universitas Sumatera Utara 5.3.7. Anak dengan Pengetahuan Ibu Tabel 5.8 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Ada atau Tidak Ada Anak Sebelumnya Anak Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang Ada 2592.6 1881.8 2451.1 6769.8 Tidak 27.4 418.2 2348.9 2930.2 Total 27100 22100 47100 96100 Berdasarkan data tabulasi silang antara ada atau tidaknya anak dengan tingkat pengetahuan Ibu hamil di atas, dapat diperoleh data bahwa ibu hamil yang berpengetahuan baik dan sudah memiliki anak sebelumnya sebanyak 25 orang 92.6, sedangkan ibu hamil yang berpengetahuan kurang dan tidak memiliki anak sebelumnya sebanyak 23 orang 48.9.

5.4. Pembahasan

Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang makanan pendamping ASI di wilayah kerja Puskesmas Belawan pada tahun 2014 umumnya berpengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang makanan pendamping ASI yang tergolong baik hanya sebanyak 27 orang 28.1 dan tingkat pengetahuan yang tergolong cukup sebanyak 22 orang 22.9. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang makanan pendamping ASI yang tergolong kurang meliputi 47 orang 49 atau hampir dari setengah total responden. Hal ini menunjukkan ibu-ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas ini belum memiliki pengetahuan yang baik tentang makanan pendamping ASI. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Siemeulue Timur, Kabupaten Siemeulue, Provinsi Aceh. Penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang makanan pendamping ASI pada daerah tersebut mayoritas baik yaitu sebesar 79.2. Wahyuni, 2013 Universitas Sumatera Utara Makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan pada bayi mulai dari umur 6 bulan sebagai tambahan ASI yang tidak lagi mencukupi asupan nutrisi bayi. Makanan pendamping ini sebaiknya diberikan secara tepat. Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini merupakan salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan morbiditas pada bayi. Depkes RI Berdasarkan sumber data sekunder yang penulis dapatkan dari petugas kesehatan dan kader puskesmas, praktik pemberian makanan pendamping ASI dini di Kecamatan Medan Belawan masih banyak. Hal ini dikarenakan ibu-ibu beranggapan ASI saja tidak cukup sebagai makanan bayi mereka. Anggapan tersebut dihubungkan dengan seringnya ataupun cepatnya bayi kembali menangis sesudah diberi ASI. Ibu-ibu beranggapan seringnya bayi menangis merupakan tanda bahwa bayi tidak kenyang sehingga bayi diberikan makanan padat walupun masih berusia kurang dari 4 bulan. Praktik pemberian makanan pendamping ASI dini juga dilakukan karena anjuran orang tua responden. Orang tua responden menyarankan anak mereka untuk memberikan makanan pendamping ASI secara dini dengan anggapan agar bayi kenyang dan sehat. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Pardosi 2009 yang menyatakan bahwa sebagian besar ibu memberikan makanan tambahan pada bayi kurang dari 6 bulan dengan alasan agar bayi menjadi sehat sebanyak 89.1 dan agar bayi menjadi kenyang sebanyak 86.9. Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya praktik pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi. Pada penelitian yang dilakukan Ginting di Puskesmas Barusjahe menyatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu akan makanan pendamping ASI merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI dini. Penelitian tersebut menyatakan bahwa ibu yang memiliki tingkat pengetahun dalam ketegori tidak baik telah memberikan makanan pendamping ASI dini pada bayi dengan usia kurang dari 6 bulan sebanyak 97.9, sedangkan ibu dengan kategori tingkat pengetahuan yang baik telah memberikan makanan pendamping ASI dini kepada anaknya hanya 40.4. Hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian di Puskesmas Barusjahe tersebut menyatakan bahwa ibu yang memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori tidak baik memiliki risiko untuk Universitas Sumatera Utara memberikan makanan pendamping ASI dini pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan sebesar 2,425 kali lebih besar. Ginting, 2012 Pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI, namun dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Faktor- faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan yaitu tingkat pengetahuan dan sikap ibu. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan yaitu dukungan keluarga, peran petugas kesehatan, dan sosial budaya. Ginting, 2012 Analisis data pada tabel 5.3 dapat memberikan informasi bahwa peran petugas kesehatan di Puskesmas Belawan dalam sosialisasi makanan pendamping ASI masih tergolong kurang. Dari total 96 responden, sebanyak 64 orang 66.7 menyatakan peran petugas kesehatan dalam sosialisasi makanan pendamping ASI masih kurang, sedangkan hanya 32 orang 33.3 responden yang menyatakan peran petugas kesehatan sudah baik. Penelitian di Puskesemas Barusjahe tahun 2012 menyatakan hal yang sama yaitu peran petugas kesehatan yang tergolong baik pada wilayah ini hanya mencapai 32 dan yang tergolong tidak baik mencapai 68. Ginting, 2012 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan menyatakan peran petugas kesehatan baik sebanyak 20 orang 74, sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan menyatakan peran petugas kesehatan masih kurang sebanyak 44 orang 93. Hal ini menunjukkan bahwa ibu- ibu hamil yang berpengetahuan baik cenderung menyatakan bahwa peran petugas kesehatan sudah baik dalam sosialisasi program makanan pendamping ASI, sedangkan ibu-ibu hamil yang berpengetahuan kurang cenderung menyatakan bahwa peran petugas kesehatan masih kurang dalam sosialisasi program makanan pendamping ASI. Hal tersebut menunjukkan adanya kecenderungan antara peran petugas kesehatan dalam sosialisasi program makanan pendamping ASI dengan tingkat pengetahuan ibu. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakuakan oleh Ginting 2012, pengetahuan yang baik dapat menentukan pemberian makanan pendamping ASI yang baik. Universitas Sumatera Utara Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Barusjahe ini juga menyatakan bahwa dari 68 ibu yang menyatakan peran petugas kesehatan dalam kategori tidak baik sebanyak 58 orang 85.3 telah memberikan makanan pendamping ASI dini kepada bayi usia kurang dari 6 bulan. Sebaliknya, ibu yang menyatakan peran petugas kesehatan dalam kategori baik hanya sebanyak 10 orang 31.3 yang telah memberikan makanan pendamping ASI dini kepada bayinya. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pemberian makanan pendamping ASI dini. Hubungan tersebut dinyatakan bahwa peran petugas kesehatan dalam kategori tidak baik mempunyai risiko sebesar 2,73 kali untuk memberikan makanan pendamping ASI pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan sehingga baik tingkat pengetahuan ibu maupun peran petugas kesehatan memiliki pengaruh dalam pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan. Ginting, 2012 Data tabulasi silang pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa mayoritas ibu dengan pengetahuan makanan pendamping ASI yang baik berada pada usia dewasa awal dan ibu dengan pengetahuan makanan pendamping ASI yang kurang berada pada usia remaja akhir. Pada kelompok usia dewasa akhir semua responden berpengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan usia ibu hamil dan tingkat pengetahuan ibu hamil tidak memiliki kecenderungan yang berarti. Hal ini dapat dilihat yaitu pada usia yang paling tua yitu dewasa akhir, tingkat pengetahuan ibu akan makanan pendamping ASI adalah kurang. Hal ini mungkin disebabkan usia responden yang tidak berdistribusi normal atau tidak tersebar secara merata pada tiap kelompok usia yang ada. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ginting 2012, bahwa tidak ada pengaruh secara bermakna antara umur ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI dini pada usia kurang dari 6 bulan. Penelitian di Puskesmas Barusjahe ini menunjukkan bahwa 85 ibu dengan usia 35 tahun kebawah memberikan makanan pendamping ASI dini pada anak meraka yang berusia kurang dari 6 bulan dan ibu dengan usia di atas 35 tahun juga memberikan makanan pendamping ASI dini kepada anak mereka yang berusia kurang dari 6 bulan sebanyak 86.7. Tabel 5.6 juga menunjukkan bahwa tidak ada kecenderungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu. Hasil analisis data Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan makanan pendamping ASI yang baik dan buruk mayoritas berasal dari ibu dengan tingkat pendidikan sedang yaitu SMP atau SMA. Hasil uji statistik oleh Ginting 2012 juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada pengaruh secara bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI di Puskesmas Barusjahe. Tidak adanya kecenderungan yang dapat dihasilkan pada analisi tabel 5.6 mungkin dapat juga disebabkan karena distribusi tingkat pendidikan yang tidak merata. Hal ini dapat dilihat pada karakteristik responden dengan pendidikan yang tinggi hanya 5 orang 5,2 dari total 96 orang responden. Analisa data pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa tidak adanya kecenderungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pekerjaan ibu karena tingkat pengetahuan ibu yang baik dan buruk sebagian besar berasal dari ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Penelitian yang dilakukan Sua’di 2010 menyatakan bahwa pekerjaan ibu tidak memiliki pengaruh terhadap pemberian makanan pendamping ASI. Hal ini sejalan dengan data yang telah dianalisa pada tabel 5.7. Tidak adanya kecenderungan antara pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan mungkin disebabkan karena distribusi ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja tidak tersebar secara merata. Tabulasi silang antara ada atau tidaknya anak dan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa ibu yang sudah memiliki anak sebelumnya mempunyai pengetahuan yang baik tentang makanan pendamping ASI sebanyak 25 orang 92.6 dari total 27 ibu yang berpengetahuan baik. Hal ini menunjukkan ibu yang sudah memiliki anak sebelumnya cenderung memiliki pengetahuan yang baik tentang makan pendamping ASI. Ibu dengan pengetahuan makanan pendamping ASI yang baik akan mengurangi risiko pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Soedibyo 2007 dalam Banjarnahor 2010 di Unit Pediatri Rawat Jalan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Penelitian tersebut menyatakan bahwa responden ibu yang berusia lebih dari 30 tahun mayoritas sudah memiliki anak lebih dari satu sehingga mempunyai pengalaman tentang pemberian makanan pendamping ASI sesuai dengan usia bayi dan tidak lagi memberikan makanan pendamping ASI Universitas Sumatera Utara kepada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan melainkan memberikan ASI saja secara eksklusif sesuai dengan usia pada bayi mereka. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengambilan data yang telah dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai dengan Desember 2014 di Puskesmas Belawan, Medan, pada 96 responden, maka melalui analisa data dan pembahasan hasil penelitian, peneliti dapat mengemukakan beberapa hal yang menjadi kesimpulan : 1. Mayoritas ibu-ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan tentang makanan pendamping ASI yang kurang 49. 2. Mayoritas ibu-ibu hamil menyatakan peran petugas kesehatan di Puskesmas Belawan masih kurang 66.7. 3. Ibu-ibu hamil yang memiliki pengetahuan tentang makanan pendamping ASI dalam kategori baik, cenderung menyatakan peran petugas kesehatan sudah baik 74. 4. Ibu-ibu hamil yang memiliki pengetahuan tentang makanan pendamping ASI dalam kategori baik, cenderung telah memiliki anak 93.

6.2. Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Perlu dilakukan lebih banyak penelitian di Kecamatan Medan Belawan karena masih sedikitnya informasi mengenai keadaan kesehatan masyarakat di wilayah ini. 2. Penelitian mengenai makanan pendamping ASI perlu diperluas sehingga kita dapat lebih mengetahui mengapa masih banyak ibu-ibu yang memberikan makanan pendamping ASI terlalu cepat dan masih rendahnya pemberian ASI eksklusif. 3. Perlu peningkatan kegiatan edukasi pada ibu-ibu hamil tentang makanan pendamping ASI secara lebih dini agar praktik pemberian makanan ASI dini dapat dicegah terutama pada ibu-ibu yang belum memiliki anak.

Dokumen yang terkait

Alasan Ibu Memberikan Makanan Pendamping ASI Dini Dengan Pendekatan Teori Health Belief Model Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013

1 36 196

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUWIRING KLATEN

0 2 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI PADA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan Status Gizi Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Juwiring Klaten.

0 3 15

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan Status Gizi Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Juwiring Klaten.

0 1 6

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan Status Gizi Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Juwiring Klaten.

0 1 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI PADA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan Status Gizi Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Juwiring Klaten.

0 2 19

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BALITA USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS DEPOK II SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYIMPANAN ASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

0 0 19

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Ngam

0 0 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU TERHADAP STATUS GIZI BAYI 6 – 12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKIS SKRIPSI

0 0 28