2.1.2 Pajak Penghasilan
1 Pengertian Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan termasuk dalam kategori pajak subjektif, artinya pajak dikenakan karena ada subyeknya yaitu yang telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan perpajakan.Apabila tidak ada subjek pajaknya maka jelas tidak dapat dikenakan pajak
penghasilan.Menurut Early Suandy2013 dalam bukunya hukum pajak, pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap
penghasilan dapat dikenakan secara berkala dan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu baik masa pajak maupun tahun pajak.Sedangkan
menurut Siti Resmi 2013, pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima yang
dapat dikenakan secara berkala dan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu dalam suatu tahun pajak.
2 Subjek Pajak Penghasilan
Subjek dapat diartikan sebagai orang yang dituju oleh Undang- Undang untuk dikenakan pajak.Pajak penghasilan dikenakan terhadap
subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.Apabila ditinjau dari lembaga
pemungutannya maka pajak penghasilan dikategorikan sebagai subjek pajak, dengan pengertian bahwa pajak penghasilan ini berpangkal atau
mendasarkan pada subjek pajaknya. Menurut Mardiasmo 2013, yang dimaksud dengan subjek pajak
antara lain:
1
Orang pribadi
Orang pribadi subjek pajak dapat bertempat tinggal atau
berada di Indonesia atau di luar Indonesia.
2 Warisan yang belum terbagi sebagi suatu kesatuan
menggantikan yang berhak. Subjek pajak warisan yang belum terbagi sebagai suatu
kesatuan merupakan subjek pajak pengganti menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris.Ketika warisan ini sudah
terbagi maka pewarisnyalah yang merupakan subjek pajak. 3
Badan Pengertian “badan” mengacu pada ketentuan Undang-
Undang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Badan adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk
apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha
tetap. Badan sebagai subjek pajak merupakan perkumpulan yang
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk
memperoleh penghasilan danatau memberikan jasa kepada anggota. Perkumpulan mencakup pula asosiasi, persatuan,
penghimpunan atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama. Surat edaran Jenderal Pajak Nomor
SE26Pj.421999 tanggal 21 Juni 1999 menyebutkan bahwa partai politik juga termasuk subjek pajak.
4 Bentuk Usaha Tetap BUT
Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,
orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua
belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan di Indonesia. Bentuk usaha tetap ini ditentukan sebagai subjek pajak tersendiri, terpisah dari
badan. Dari segi lokasi subjek pajak penghasilan dapat dibedakan menjadi
2, yaitu subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri.Subjek pajak dalam negeri terdiri atas orang pribadi, badan, dan warisan yang
belum terbagi.Sedangkan subjek pajak luar negeri terdiri atas orang pribadi dan badan.Subjek pajak dalam negeri adalah orang pribadi
yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 hari tidak harus berturut-turut dalam jangka waktu 12 bulan atau orang
pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia, badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia kecuali unit tertentu dari badan
pemerintah yang memenuhi syarat, yaitu sebagai berikut: a
Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan.
b Pembiayaan bersumber dalam anggaran pendapatan dan
belanja negara APBN atau anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD.
c Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran pemerintah pusat
dan daerah. d
Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.
Selain itu, warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang berhak dapat juga diklasifikasikan sebagai subjek
pajak dalam negeri. Subjek pajak luar negeri adalah orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulanuntuk menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia juga termasuk sebagai subjek pajak luar negeri.Bentuk usaha tetap merupakan bentuk
usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia kurang dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan
serta badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat tinggal di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan usaha.
Yang termasuk dalam pengertian bentuk usaha tetap adalah 1 tempat kedudukan manajemen, 2 cabang perusahaan, 3 kantor perwakilan,
4 gedung kantor, 5 pabrik, 6 bengkel, 7 gudang, 8 ruang untuk promosi dan penjualan, 9 pertambangan dan penggalian sumber
alam, 10 wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi, 11 perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau perhutanan, 12
proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan, 13 pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau orang lain sepanjang
dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan, 14 orang pribadi atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya
tidak bebas, 15 agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak berkedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau
menanggung resiko di Indonesia, 16 komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, dan digunakan oleh
penyelenggara transisi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.Perbedaan antara subjek pajak dalam negeri dan
subjek pajak luar negeri ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Perbedaan Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri
Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri
Dikenakan pajak atas penghasilan, baik yang diterima atau diperoleh dari
dalam maupun luar negeri. Dikenakan
pajak hanya
atas penghasilan yang berasal dari sumber
penghasilan di Indonesia. Dikenakan
pajak berdasarkan
penghasilan neto. Dikenakan
pajak berdasarkan
penghasilan bruto. Tarif yang digunakan adalah tarif UU
PPh Pasal 17. Tarif yang digunakan adalah tarif UU
PPh Pasal 26.
Wajib menyampaikan SPT. Tidak wajib menyampaikan SPT.
Sumber : Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi Penerbit Andi.2016.
3 Objek Pajak Penghasilan
Objek pajak penghasilandapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak dan untuk menghitung pajak terutang. Yang menjadi objek pajak
penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Penghasilan yang menjadi objek pajak dapat dikelompokkan
menjadi 4 empat bagian, yaitu:
1
Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja.
2
Penghasilan dari usaha atau kegiatan.
3
Penghasilan dari modal atau penggunaan harta.
4 Penghasilan lain-lain yaitu penghasilan yang tidak dapat masuk
dalam 3 kelompok tersebut.
Selain itu penghasilan juga dapat dikelompokkan menjadi penghasilan yang dikenakan pajak tidak final dan pajak final. Objek
pajak penghasilan yang dikenakan pajak tidak final, antara lain:
a Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterimadiperoleh termasuk gaji, upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lain.
Jika penggantian atau imbalan dapat diakui sebagai penghasilan
bagi penerimaannya maka bagi pemberi, penggantian atau
imbalan tersebut dapat diakui sebaga biaya.
b Hadiah dari undian atau pekerjaankegiatan dan penghargaan
termasuk dalam pengertian “hadiah” adalah hadiah dari undian, pekerjaan dan kegiatan sedangkan yang dimaksud dengan
penghargaan adalah imbalan yang sehubungan dengan kegiatan
tertentu.
c Laba usaha merupakan penjualan yang telah dikurangi dengan
harga pokok penjualan dan biaya lainnya.
d
Keuntungan karena penjualan dan pengalihan harta termasuk.
- Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan, dan badan lain sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal.
- Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang
saham, sekutu atau anggota yang diperoleh perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya.
- Keuntungan karena likuiditas, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha atau
reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun.
- Keuntungan karena pengalihan harta hibah, bantuan atau
sumbangan kecuali diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat da badan
keagamaan atau badan pendidikan, badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, kepemilikan, pekerjaan atau penguasaan antara
pihak-pihak yang bersangkutan.
- Keuntungan karena penjualan dari pengalihan sebagian
atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan
serta permodalan
dalam perusahaan
pertambangan. Keuntungan
karena penjualan
dan pengalihan harta muncul apabila harga jual atas harga
lebih tinggi dari nilai buku. Harga jual yang dipakai
sebagian dasar menilai keuntungan adalah harga pasar.
e Penerimaan kembali biaya pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian
pajak.
f Biaya termasuk premium, diskonto, dan imbalan lain karena
jaminan pengembalian utang. Premium timbul apabila obligasi dijual atas nilai nominalnya. Premium merupakan
penghasilan bagi pihak yang menjual obligasi sedangkan diskonto merupakan penghasilan dari pihak yang membeli
diskonto.
g Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk
deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan
pembagian Sisa Hasil Usaha SHU koperasi.
h
Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
i Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta.
j
Penerimaan atau perolehan biaya berkala.
k Keuntungan karena pembebasan utang kecuali sampai
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
l
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.
m
Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
n
Premi asuransi.
o Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari
anggotanya yang terdiri atas wajib pajak yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas.
p Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum kena pajak.
q
Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
r Imbalan bunga sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-
Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata
cara perpajakan.
s
Surplus Bank Indonesia. 4
Undang-Undang Yang Mengatur Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan PPh di Indonesia diatur dalam pertama kali dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 dengan penjelasan pada
lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1983 Nomor 50.
Selanjutnya berturut-turut.
1
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991.
2
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994.
3
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000.
4
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. 2.1.3Surat Pemberitahuan SPT
Surat Pemberitahuan SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak, objek
pajak, danatau bukan objek pajak, danatau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Fungsi SPT adalah sebagai berikut. 1
Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri danatau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu
tahun pajak atau bagian tahun pajak. 2
Penghasilan yang merupakan objek pajak danatau bukan objek pajak.
3 Harta dan kewajiban.
4 Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
2.1.4Jenis-Jenis SPT
Secara garis besar, SPT dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut: 1
Surat Pemberitahuan Masa adalah suratpemberitahuan untuk suatu masa pajak.
2 Surat Pemberitahuan Tahunan adalah suratpemberitahuan untuk suatu
tahun pajak atau bagian tahun pajak. SPT meliputi:
1 SPT Tahunan Pajak Penghasilan
2 SPT Masa Pajak Penghasilan terdiri dari.
a SPT Masa Pajak PPN
b SPT Masa Pajak PPN bagi pemungut Pajak PPN
SPT dapat berbentuk: 1
Formulir kertas hard copy atau; 2
e-SPT
2.1.5 Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT Tabel 2.2