kegunaan Ranup sirih dalam tradisi dan k

(1)

KEGUNAAN DAUN SIRIH (RANUP) DALAM TRADISI Tugas Makalah:

KEGUNAAN DAUN SIRIH (RANUP) DALAM TRADISI

DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT ACEH

(Analisis Antropologi dan Kesehatan)

Disusun oleh:

Nama/ NIM : Radhiati/ 25131786-2 Konsentrasi : Pendidikan Islam Kelas & unit : B/ PAI-2

Mata kuliah : Agama dan Ilmu-ilmu Kemanusiaan

Dosen pembimbing:

Dr. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, MA.Ph.D.

PROGRAM PASCASARJANA UIN AR-RANIRY

DARUSSALAM, BANDA ACEH


(2)

DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT ACEH (Analisis Antropologi dan Kesehatan)

A. Pendahuluan

Berawal dari kiriman info oleh seorang teman di sebuah jejaring sosial mengenai hari jadi sebuah produk bank ternama tempat dia bekerja, dengan foto yang memperlihatkan gapura hari jadi yang ke-4 dari produk tersebut. Bukan karena bank ternama yang membuat penulis tertarik tapi karena adanya susunan gapura tersebut yang terbuat dari daun-daun sirih (dalam bahasa Aceh disebut oen ranup), pinang, daun kelapa muda, dan batang pisang. Yang memberikan arti tersendiri bagi setiap bahan yang digunakan tersebut, terutama daun sirih, memainkan peranan penting dalam kehidupan orang Aceh karena menyajikan ranup kepada tamu dalam tradisi Aceh adalah sebuah ungkapan rasa hormat. Oleh karena itulah bank tersebut memberi tema hari jadinya dengan “Peumulia jamee” dan dengan menambahkan empat bait syair Aceh sebagai pelengkap keramahannya, yang bunyinya:

Mulia wareh ranub lampuan Mulia rakan mameh suara

Ranub kamoe bri bek temakot pajoh Hana kamoe bri racon ngon tuba

Yang artinya “kemuliaan saudara bagai sirih di dalam puan, kemuliaan saudara semerdu suara, sirih kami berikan jangan takut untuk memakannya, tiada kami bubuhkan racun yang mematikan.”

Dengan melihat dari pentingnya sirih tersebut dalam kehidupan masyarakat Aceh dan kemungkinan juga dalam beberapa acara budaya yang dipertunjukkan, maka patut kiranya penulis uraikan beberapa hal yang menyangkut penggunaan ranup ini dalam masyarakat Aceh yang ditinjau dari segi sosiologi dan juga kepentingannya bagi kesehatan manusia. Karena selain disiapkan untuk hiasan, ranup yang telah dibubuhi kapur, irisan pinang, dan gambir juga disajikan untuk dimakan oleh para tamu (jamee) yang datang pada acara tersebut. Semoga isi makalah ini dapat memberi cukup pengetahuan bagi kita semua, meskipun belum sempurna dalam menyikapi penggunaan daun sirih (oen ranup) dalam masyarakat kita.


(3)

B. Pembahasan

1) Sejarah Ringkas Munculnya Makan Sirih di Aceh

Tidak ada yang tahu kapan tepatnya tanaman sirih ini mulai hidup di tanah Aceh, namun menurut beberapa sumber tradisi makan sirih sudah ada sejak 3000 tahun yang lalu pada masa Neolitikum. Tradisi ini ada yang mengatakan berasal dari masyarakat India yang pada mulanya mereka sajikan untuk pemujaan pada dewa dewi mereka di kuil, disamping sesajen bunga dan buah-buahan. Namun ada sumber yang mengatakan dari bukti linguistik, kemungkinan besar tradisi makan sirih berasal dari Indonesia. Ini dikisahkan oleh pelaut terkenal Marco Polo yang menulis dalam catatannya di abad ke-13, bahwa orang India suka mengunyah segumpal tembakau. Sementara itu penjelajah terdahulu seperti Ibnu Batutah dan Vasco da Gama menyatakan bahwa masyarakat Timur memiliki kebiasaan memakan sirih.1

Selain di Aceh, sirih juga dikenal oleh masyarakat Melayu yang mereka gunakan dalam berbagai acara dan juga untuk dimakan dengan bahan pelengkapnya. Sirih juga dikenal sebagai simbol budaya dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam adat istiadat Melayu. Sirih dipakai dalam upacara menyambut tamu, upacara meminang, upacara pernikahan, pengobatan tradisional, dan berbagai upacara adat yang lain. Dalam upacara pernikahan, sirih dirangkai dalam bentuk sirih junjung yang cantik, dan juga dipakai sebagai barang hantaran kepada pengantin perempuan. Di dalam upacara resmi kebesaran istana, sirih junjung dipakai sebagai hiasan yang menyemarakkan suasana. Sirih junjung juga dibawa sebagai kepala suatu arak-arakan adat.2

Ranup bagi masyarakat Aceh tidak hanya sekedar tumbuhan yang memiliki manfaat secara fisik semata. Namun di balik itu ada berbagai nilai dari setiap bahan yang digunakan untuk pajoh ranup, karena di dalam memahami esensi dari nilai ranup menjadi simbol yang multi rupa. Pemaknaannya secara sosial dan kultural yang digunakan dalam banyak cara dan berbagai aktivitas. Sesuai dengan perkembangan zaman maka sirih pun dipergunakan tidak hanya untuk dimakan saja tapi juga dipakai dalam acara hajatan, penyambutan tamu, acara lamaran sampai pesta perkawinan, bahkan ketika acara penguburan jenazah sampai tahlilan pun sirih

1http://fokusaceh.blogspot.com/2012/06/sirih-dari-tradisi-hingga-sajian.html. Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.

2 http://iloveaceh.blog.com/ ranup-dari-tradisi-sampai-peumulia-jamee. Diunggah hari Minggu tanggal 15 Juni 2014.


(4)

ini tetap diperlukan. Ini semua dilakukan untuk menjalin keakraban dan perasaan solidaritas kelompok, maupun sebagai media untuk meredam/menyelesaikan konflik serta menjaga harmoni sosial. Sehingga sirih (ranup) ini pun sudah menjadi sebuah ikon adat/tradisi yang harus ada di berbagai acara yang dilakukan oleh orang Aceh dalam rangka menjaga tradisi serta budaya daerah Aceh yang selalu menjaga keakraban sesama.

2) Makna/Simbol Penggunaan Sirih dalam Kehidupan Masyarakat Aceh

a. Dikreasikan dalam seni tari

Sebagai upaya untuk menjaga kelestarian, maka ranup dikreasikan dalam satu tarian khas Aceh, yaitu tari Ranub lam puan. Tari ini merupakan simbol pemuliaan terhadap tamu yang diciptakan sekitar tahun 1962 oleh Yuslizar, 34 tahun, warga Banda Aceh, penata tari pada group tari Pocut Baren. Tari ini ditarikan oleh tujuh penari perempuan (dalam jumlah ganjil). Sebagai pengiring tari ialah musik modern (band atau orkestra) dan dapat juga dengan musik tradisional serune kalee dan geundrang. Tari ini berlatarbelakang adat-istiadat yang hidup dan tetap terpelihara di Aceh, khususnya adat menerima dan menghormati tamu. Hal ini terlihat melalui simbolik gerak tari penari maupun melalui perlengkapan tari, juga sirih yang disuguhkan kepada tamu. Gerak tari terlihat tertib dan lembut sebagai ungkapan keikhlasan menerima tamu.3 Ranup sigapu juga sering kita baca dalam banyak buku

yang bermakna sebagai permulaan, yang artinya, ranup menjadi simbol prosesi atau mengawali sebuah kegiatan.

Makna ranup dalam adat Aceh sebagai sikap menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan kerukunan hidup yang dilengkapi dalam satu wadah disebut puan. Dalam naskah-naskah adat Aceh, perangkat ranup selalu dipergunakan dalam upacara-upacara kebesaran Sultan. Ranup menjadi salah menu wajib adat untuk dihidangkan. Ranup atau disebut Piper betle, sejenis tanaman rambat (terna). Daun,

3Irman I. Pangeran, Budaya Aceh Mulia Jamee Ranub Lam Puan, (Artikel Atjehpost: 17 Maret 2014). (http://atjehpost.com/articles/read).


(5)

batang dan buahnya menjadi obat tradisional ataupun menjadi tumbuhan penyegar. Munculnya tradisi makan sirih (ranup), sebagaimana ditulis Ibnu Batutah dan Vasco da Gama, masyarakat Timur sejak dulu telah memiliki kebiasaan memakan ranup. Maka dalam setiap suguhan ranup dalam puan juga diisi pinang, gambir, kapur sirih, cengkeh, tembakau dan disertai pula rampago sebagai alat pemotongnya. Maka ranup yang awalnya bersifat sederhana menjadi lebih kompleks.

Berkaitan dengan adat menyuguhkan ranup tersebut, ranup dapat diartikan sebagai simbol kerendahan hati dan sengaja memuliakan tamu atau orang lain walaupun dia sendiri adalah seorang yang pemberani dan peramah. Sebentuk daun sirih yang memiliki sifat rasa yang pedas, makna simbolik yang terkandung di dalamnya adalah sifat rendah hati dan pemberani. Sirih dalam ranah adat dan budaya Aceh memiliki berbagai makna simbol yaitu;

1. Simbol kemuliaan (pemulia jamee)

2. Simbol penenang dalam menyatukan pendapat dalam suatu musyawarah (sapeu kheun ngon buet)

3. Simbol penyambung silaturrahmi sesamanya (meu-uroh).

Dalam hal komposisinya, Ranup melambangkan sifat rendah hati dan cinta kasih, Pinang melambangkan baik budi pekertinya dan jujur serta memiliki derajat yang tinggi, gambir melambangkan keteguhan hati, kapur melambangkan ketulusan hati, cengkeh melambangkan keteguhan memegang prinsip, dan tembakau

melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal. Sementara batee ranup (puan) yang menjadi wadahnya melambangkan keindahan budi pekerti dan akhlak yang luhur. Wadah tersebut sebagai satu kesatuan yang melambangkan sifat keadatan.4

b. Ranup dalam Kegiatan/Acara Sosial

Ranup juga dianggap memiliki makna sebagai sumber perdamaian dan kehangatan sosial. Hal ini tergambar ketika berlangsung musyawarah untuk menyelesaikan persengketaan, upacara perdamaian, upacara peusijuek, meu-uroh, dan upacara lainnya ranup selalu disajikan ditengah acara tersebut. Semua bentuk

4 Ridha Ul Fahmi , dalam situs http://love-bandaaceh.blogspot.com. dan http://onlyaceh.blogspot. com/2012/08/tradisi-ranup-peumulia-jamee-sirih.html. Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.


(6)

upacara itu selalu diawali dengan menyuguhkan ranup sebelum upacara tersebut dimulai. Dalam etika sosial masyarakat Aceh, tamu (jamee) harus selalu dilayani dan dihormati secara istimewa. Hal ini terjadi karena seluruh segi kehidupan masyarakat Aceh telah dipengaruhi oleh ajaran Islam yang dibakukan dalam adat dan istiadat. c. Adat Jak Ba Ranup

Adat ini merupakan sebuah tahapan dalam melamar/meminang seorang gadis yang merupakan sebuah tanda untuk mengikat si gadis bahwa dia sudah ada yang meminang, sebelumnya seulangke5 sudah menanyakan pada kedua orangtua si gadis

mengenai statusnya dan jika belum ada yang melamar maka seulangke ini lalu menyatakan niatnya untuk melamar si gadis. Setelah itu diatur pertemuan untuk ba ranup serta isinya yang dibawakan oleh keluarga pihak laki-laki yang diwakili oleh seulangke dan orang yang dituakan sebagai penguat ikatan, setelah acara meminang selesai maka di berikan waktu beberapa hari pada keluarga si gadis untuk memberi jawaban diterima atau tidak pinangan tersebut oleh si gadis.

Sirih yang dibawa ketika jak ba ranub adalah sirih yang disusun dengan hasil karya seni yang indah, yang disebut dengan ranub meupeu-ek (sirih disusun bertingkat dan meruncing ke atas), dan disebut juga ranub bak pisang (sirih yang dipasang pada tunas pisang). Zaman dulu kalau tidak dibawa sirih saat seulangke mengantar setengah dari jumlah mahar, maka tidak akan diterima oleh keluarga calon dara baro. Jadi yang paling penting adalah sirih karena sirih sebagai simbol adat dan budaya. 6

3) Pemanfaatan Sirih dalam Bidang Kesehatan

Tanaman sirih kalau di pedesaan banyak kita temukan ditanam dalam pekarangan depan rumah yang digunakan sebagai lahan tanaman hias. Tanaman ini memiliki manfaat yang sangat banyak untuk kesehatan kita jika diteliti dengan jauh, tidak hanya untuk tubuh manusia tapi juga untuk lingkungan di sekitar tanaman ini tumbuh. Hal ini dikarenakan dalam tanaman sirih terdapat suatu senyawa kimia yang dapat menjadi obat dan juga pembasmi serangga yang berbahaya bagi manusia.

5Seulangke (theulangke) adalah sebutan untuk famili atau seseorang yang dirasa oleh keluarga laki-laki dapat mengurus perjodohan dan bijak dalam bicara.

6 Irman I. Pangeran, Adat Perkawinan Aceh Jak Ba Ranub, (Artikel Atjehpost:18 March 2014) (http://atjehpost.com/articles/read).


(7)

Didalam daun sirih mengandung berbagai macam senyawa kimia yang diperkirakan baik untuk kesehatan, diantaranya adalah: fenil propana, minyak atsiri (bethel phenol), hidroksikavicol, estragol, kavicol, kavibetol, allylpyrokatekol, caryophyllene, cyneole, cadinene, diastase, seskuiterpena, terpennena, karoten, asam nikotinat, riboflavin, tiamin, vitamin C, tannin, pati, asam amino, dan gula. Semua zat inilah yang membuat sirih menjadi tanaman yang kaya manfaat dan sangat besar kegunaannya karena dapat menyehatkan manusia.7

Dahulu orang memanfaatkan daun sirih ini sebagai tanaman yang wajib ada setiap harinya, karena untuk dikonsumsi/ dikunyah dalam kehidupan sehari-hari mereka, biasanya daun sirih di makan bersama gambir, kapur dan juga pinang, dengan cara ini mereka percaya bahwa campuran sirih mampu membuat gigi menjadi lebih tahan lama, dan jarang berlubang. Ada beberapa manfaat dan khasiat dari daun sirih yang penulis kutip dari berbagai situs dan blog kesehatan, antara lain:8

1) Mengatasi mata merah dan gatal: rebus 6 lembar daun sirih menggunakan 1 gelas air hingga mendidih. Setelah air rebusan dingin, gunakan untuk mencuci mata. Lakukan 3x sehari sampai mata sembuh.

2) Daun sirih dapat menghilangkan bau badan yang tidak sedap, caranya disediakan lima lembar daun sirih lalu direbus dengan dua gelas air hingga menjadi satu gelas, diminum siang hari.

3) Obat jerawat : ditumbuk 10 lembar daun sirih hingga halus, diseduh dengan dua gelas air panas. Setelah dingin, gunakan air seduhan tersebut untuk mencuci muka. Dilakukan sehari 2 sampai 3 kali.

4) Mengobati diare : diambil 6 lembar daun sirih, 6 biji lada, 1 sdm minyak kelapa. Ditumbuk semua bahan sampai halus, digunakan sebagai obat gosok pada bagian perut.

5) Daun sirih hijau dapat mengobati eksim, atau penyakit kulit lainnya. 6) Meminum air rebusan bisa memperlancar haid yang tidak teratur.

7) Mempelancar buang air besar, caranya jus daun sirih dengan campuran susu dan sedikit gula atau madu sebagai pemanis.

7http://www.7manfaat.com/kandungan-dan-manfaat-daun-sirih-hijau.html, dan http://www.man faatdaunsirih.com/. Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.

8 Aal Alfi, Senin 21 April 2014 dalam situs http://manfaattumbuhanbuah.blogspot.com/2013/ 11/Khasiat-Manfaat-Daun-Sirih.html. dan Mas Hardi dalam situs http://kiathidupsehat.com/tag/ fenil-propana/February5th,2011. Sumber: http://www.anneahira.com/tanaman-obat/ sirih.htm. Diunggah hari Kamis tanggal 3 Juli 2014.


(8)

8) Sakit persendian,daun sirih dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa sakit pada saraf, pereda kejang pada otot polos, penekan pengendali gerak dan kelelahan. Adapun cara penggunaannya : jus beberapa daun sirih dan satu sendok madu, diminum dua kali sehari.

9) Mengurangi air ASI yang berlebihan : diambil daun sirih secukupnya, lalu diolesi dengan minyak kelapa, dipanaskan diatas api sampai layu, selagi hangat ditempelkan diseputar payudara yang sakit.

10) Untuk mengobati gigi dan gusi bengkak. Caranya, dikunyah daun sirih hijau secukupnya. Atau berkumur dengan rebusan daun sirih ini. Sakit gigi dan gusi bengkak, berangsur-angsur akan hilang.

11) Daun sirih hijau, dipercaya bisa untuk mengobati keputihan. Rebus daunnya dengan porsi secukupnya. Bisa diminum, disamping itu airnya untuk membasuh vagina.

12) Untuk sariawan, daun sirih hijau bisa dijadikan solusi yang baik. Caranya dikunyah daunnya atau kumur dengan rebusannya.

13) Bila secara rutin berkumur dengan rebusan Sirih Hijau, niscaya bau mulut tidak sedap pun akan hilang.

14) Mampu mengobati luka bakar. Caranya diambil daun sirih hijau, dipanaskan supaya layu, lalu ditempelkan pada luka bakar.

15) Bila hidung keluar darah terus (mimisan), gulungan daun sirih hijau yang disumpalkan di hidung, bisa membuat darah yang keluar pun terhenti. Jadi bisa dijadikan obat mimisan.

16) Menghilangkan gatal-gatal di kulit. Caranya dibalurkan tumbukan daun sirih hijau ke bagian tubuh yang gatal-gatal, sehingga gatalnya jadi reda atau bahkan hilang sama sekali.

17) Disekitar tanaman sirih hijau, dapat mengusir semut, nyamuk, lalat dan serangga lain. Di sekitar lokasi tanaman ini, semut dan serangga akan menyingkir.

18) Cairan daun sirih hijau, bisa untuk obat semprot hama dan tidak mematikan tanaman. Penyakit dan kutu yang menyerang tanaman bisa sirna.

19) Daunnya dipercaya bisa untuk mengobati demam berdarah. Minum rebusan daunnya, bisa mematikan kuman penyebab demam berdarah. Atau oleskan gilingan daun sirih hijau ke tubuh, dibalurkan, nyamuk penyebab demam berdarah tidak berani menggigitnya.

20) Untuk mengobati Ashma, radang tenggorokan, dan batuk, caranya disediakan 15 lembar daun sirih kemudian direbus dengan tiga gelas air hingga tersisa 3/4-nya, diminum dengan madu.


(9)

21) Mengurangi sakit jantung, caranya diambil 3-5 lembar daun sirih lalu dipotong kecil-kecil dan direbus dengan air sebanyak 4 gelas menjadi 2 gelas, kemudian disaring dan diminum sebanyak dua kali sehari.

Itulah sebagian dari khasiat dan manfaat daun sirih yang dipergunakan sebagai obat tradisional (fitofarma), dan aman digunakan oleh keluarga kita tanpa ada efek samping selagi dimanfaatkan tanpa berlebihan dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan.9 Namun pakar kesehatan mengatakan bahwa mengunyah sirih secara

berlebihan telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamouscell carcinoma yang bersifat malignant.10

C. Analisa Penulis Mengenai Tradisi Penggunaan Daun Sirih

Berbicara mengenai tradisi, sepatutnyalah ditelusuri dulu makna yang terkandung dari kata tersebut. Dalam Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia, tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat; penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar. Menurut Al-Jabiri,11tradisi adalah sesuatu yang hadir dan menyertai kekinian kita, yang berasal dari masa lalu, apakah itu masa lalu kita atau masa lalu orang lain, ataukah masa lalu tersebut adalah masa lalu yang jauh maupun yang dekat.” Sehingga dapat dikatakan bahwa tradisi adalah sesuatu kebiasaan yang sudah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan sebuah kelompok masyarakat, sehingga untuk pelestariannya pada generasi berikutnya dilakukan dengan cara lisan atau pembiasaan, maupun tulisan.

Mengenai tradisi ini, meskipun itu tradisi yang baik atau buruk, Nabi Muhammad saw. bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim yang disadur dari kitab Syarah as-Shudur, Imam al-Hafizh Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar as-Suyuthi, yang bunyinya:

9 Mursito, B. dan Heru P, Tanaman Hias Berkhasiat Obat, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2002), hal. 59-60.

10 Malignant adalah istilah medis yang sering dipakai bagi penyakit kanker (medis: Malignant Neoplasm), yang memiliki sifat-alami 'merusak' yang bekerja melalui pertumbuhan tak-terkendali, invasi (serangan), dan penyebaran melalui darah. Dari situs: http://id.wikipedia.org/wiki/Sirih. Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.

11 Muhammad Abed Al-Jabiri, Post-Tradisionalisme Islam, (Yogyakarta: LKiS, 2000), hal. 24-25.


(10)

هلللف ةنللسح ةننس ن

ن س نم :اعوفرم هللا دبع نب ريرج نع

نللم صقني نأ ريغ نم هدعب نم اهب لمع نم رجأو اهرجأ

اللهرزو هلليلع ناللك ةئيللس ةننللس ن

ن للس نللمو ،ءيش مهروجأ

نللم صللقني نأ رلليغ نللم هدللعب نللم اللهب لللمع نللم رزوو

)ملسم هاور) ءيش مهرازوأ

Artinya: “Dari Jarir bin Abdullah secara marfu’, bahwa Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa yang merintis suatu tradisi yang baik, maka ia mendapatkan pahala rintisan tersebut dan setelah ia meninggal dunia ia mendapatkan pula pahala orang yang melanjutkan tradisi baik tersebut tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melanjutkan tradisi itu. Barangsiapa yang merintis suatu tradisi yang jelek, maka ia maka ia mendapatkan dosa rintisan tersebut dan setelah ia meninggal dunia ia mendapatkan pula dosa orang yang melanjutkan tradisi jelek tersebut tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melanjutkan tradisi tersebut” (Riwayat Muslim).12

Daun sirih (oen ranup) memang kebanyakan dimanfaatkan oleh masyarakat Aceh dalam kehidupannya sehari-hari, baik untuk dikonsumsi maupun untuk alternatif obat. Selain itu digunakan juga dalam acara-acara resmi yang memang sudah menjadi tradisi harus ada ranup tersebut seperti yang dijelaskan dalam point-point diatas. Sebenarnya penggunaan daun sirih ini dalam acara-acara tertentu tersebut mempunyai makna tersendiri, tergantung dari acara yan dilakukan oleh pihak yang bersangkutan. Namun yang paling utama kegunaan sirih tersebut adalah untuk memperkuat tali silaturrahmi dan solidaritas antar sesama masyarakat dan juga untuk memuliakan tamu-tamu yang diundang, karena masyarakat Aceh sudah terbiasa dengan adat peumulia jamee-nya.

Di daerah dataran tinggi Gayo, baik di Bener Meriah maupun Takengon, sirih ini banyak digunakan oleh masyarakatnya untuk dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya yang mengkonsumsi sirih ini rata-rata wanita berumur diatas 30 tahun sampai nenek-nenek, sampai sekarang mereka masih meyakini bahwa sirih

12 Imam al-Hafizh Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar as-Suyuthi, Syarah as-Shudur, Daar al-Manhaj (dalam situs: http://bangaziem.wordpress.com/tag/tradisi-yang-baik/).Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.


(11)

sangat baik dikonsumsikan untuk kesehatan gigi dan kesehatan tubuh lainnya. Hal itu terbukti, banyak orang tua di Aceh giginya, mesikipun sudah berusia 70-80 tahun giginya masih terlihat kuat karena terus mengkonsumsi sirih.13 Walaupun sekarang

jumlah orangtua yang mengkonsumsi sirih sudah menurun namun budaya pajoh ranup tetap ada walau hanya sedikit saja yang melakukannya.

Masih di dataran tinggi Gayo, sirih ada juga yang disuguhi untuk tamu sebagai bentuk penghormatan, namun ini sifatnya tidak memaksa tamu dan jika mereka tidak terbiasa memakannya maka bisa ditolak dengan cara halus. Dalam acara Begenap14 di daerah ini juga menggunakan sirih, dimana utusan dari kelompok

orang tua datang ke kelompok anak muda tersebut sambil membawa batil (cerana/puan) lalu mereka makan sirih bersama sebagai tanda permintaan orang tua pengantin wanita agar muda mudi itu rela melepas salah satu teman mereka untuk menikah.

Walaupun hanya tradisi/adat, sirih ini sampai sekarang masih tetap ada dan bisa dijumpai sirih-sirih yang dijual oleh ibu-ibu di pasar, ada yang namanya ranup mameh dan juga ranup biasa. Tempat penjualannya kalau di kota Banda Aceh dapat ditemui di depan Masjid Raya Baiturrahman diatas gerobak khusus untuk jual sirih lengkap dengan pinang, cengkeh, gambir, dan kapur sirih. Kalaupun orang pajoh ranup sudah tidak banyak ditemui lagi namun dalam acara-acara resmi masih tetap digunakan, karena ranup adalah salah satu ciri khas dari adat dan tradisi masyarakat Aceh dalam memuliakan tamu. Jika tradisi ini hilang berarti hilang pula salah satu ciri khas dari daerah Aceh itu sendiri, dan orang luar pun tidak mengenal lagi daerah Aceh itu ciri khasnya apa.

D. Kesimpulan

13 Hasil wawancara dengan Umi Bardah, yang lama menetap di Takengon dan menikah dengan orang Pondok Baru.

14 Acara pembagian tugas saat acara pernikahan, yang berlangsung pada malam hari.Pada malam begenap acara akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok orang tua yang akan membicarakan mengenai tata cara serah terima calon pengantin kepada Imam ( Pemuka Agama) dan kelompok kedua yaitu para muda – mudi yang berkelompok membuat kue onde – onde untuk disantap bersama.


(12)

Ranup atau disebut Piper betle, sejenis tanaman rambat (terna), kalau daun, batang dan buahnya dapat dijadikan obat tradisional ataupun menjadi tumbuhan penyegar. Juga memainkan peranan penting dalam kehidupan orang Aceh karena menyajikan ranup kepada tamu dalam tradisi Aceh adalah sebuah ungkapan rasa hormat.

Selain di Aceh, sirih juga dikenal oleh masyarakat Melayu yang mereka gunakan dalam berbagai acara dan juga untuk dimakan, serta sebagai simbol budaya serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam adat istiadat Melayu.

Sejarah mencatat bahwa pelaut terkenal Marco Polo yang menulis dalam catatannya di abad ke-13, bahwa orang India suka mengunyah segumpal tembakau. Penjelajah terdahulu seperti Ibnu Batutah dan Vasco da Gama menyatakan bahwa masyarakat Timur memiliki kebiasaan memakan sirih.

Sesuai dengan perkembangan zaman maka sirih pun dipergunakan tidak hanya untuk dimakan saja tapi juga dipakai dalam acara hajatan, penyambutan tamu, acara lamaran sampai pesta perkawinan, bahkan acara penguburan jenazah sampai tahlilan sirih ini tetap diperlukan. Ini dilakukan untuk menjalin keakraban dan perasaan solidaritas kelompok, sebagai media untuk meredam/menyelesaikan konflik serta menjaga harmoni sosial.

Dalam hal komposisinya, Ranup melambangkan sifat rendah hati dan cinta kasih, Pinang melambangkan baik budi pekertinya dan jujur serta memiliki derajat yang tinggi, gambir melambangkan keteguhan hati, kapur melambangkan ketulusan hati, cengkeh melambangkan keteguhan memegang prinsip, dan tembakau melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal, kalau batee ranup (puan) yang menjadi wadahnya melambangkan keindahan budi pekerti dan akhlak yang luhur.

Didalam daun sirih mengandung berbagai macam senyawa kimia yang diperkirakan baik untuk kesehatan, yaitu: fenil propana, minyak atsiri (bethel phenol), hidroksikavicol, estragol, kavicol, kavibetol, allylpyrokatekol, caryophyllene, cyneole, cadinene, diastase, seskuiterpena, terpennena, karoten, asam nikotinat, riboflavin, tiamin, vitamin C, tannin, pati, asam amino,dan gula.


(13)

Imam al-Hafizh Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar as-Suyuthi, Syarah as-Shudur, Daar al-Manhaj.

Muhammad Abed Al-Jabiri, 2000. Post-Tradisionalisme Islam. Yogyakarta: LKiS. Mursito, B. dan Heru P. 2002. Tanaman Hias Berkhasiat Obat. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Irman I. Pangeran, Budaya Aceh Mulia Jamee Ranub Lam Puan, (Artikel Atjehpost: 17 Maret 2014). (http://atjehpost.com/articles/read).

______________, Adat Perkawinan Aceh Jak Ba Ranub, (Artikel Atjehpost: 18 Maret 2014) (http://atjehpost.com/articles/read).

Aal Alfi, Senin 21 April 2014 dalam situs http://manfaattumbuhanbuah. blogspot.com/2013/11/Khasiat-Manfaat-Daun-Sirih.html. dan Mas Hardi dalam situs http://kiathidupsehat.com/tag/ fenil-propana/February5th,2011. Sumber: http://www.anneahira.com/tanaman-obat/ sirih.htm. Diunggah hari Kamis tanggal 3 Juli 2014.

Ridha Ul Fahmi, dalam situs http://love-bandaaceh.blogspot.com. dan http:// onlyaceh.blogspot.com/2012/08/tradisi-ranup-peumulia-jamee-sirih.html. Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.

http://www.7manfaat.com/kandungan-dan-manfaat-daun-sirih-hijau.html. Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.

http://www.manfaatdaunsirih.com/Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014. http://fokusaceh.blogspot.com/2012/06/sirih-dari-tradisi-hingga-sajian.html.

Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.

http://iloveaceh.blog.com/ ranup-dari-tradisi-sampai-peumulia-jamee. Diunggah hari Minggu tanggal 15 Juni 2014.


(1)

8) Sakit persendian,daun sirih dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa sakit pada saraf, pereda kejang pada otot polos, penekan pengendali gerak dan kelelahan. Adapun cara penggunaannya : jus beberapa daun sirih dan satu sendok madu, diminum dua kali sehari.

9) Mengurangi air ASI yang berlebihan : diambil daun sirih secukupnya, lalu diolesi dengan minyak kelapa, dipanaskan diatas api sampai layu, selagi hangat ditempelkan diseputar payudara yang sakit.

10) Untuk mengobati gigi dan gusi bengkak. Caranya, dikunyah daun sirih hijau secukupnya. Atau berkumur dengan rebusan daun sirih ini. Sakit gigi dan gusi bengkak, berangsur-angsur akan hilang.

11) Daun sirih hijau, dipercaya bisa untuk mengobati keputihan. Rebus daunnya dengan porsi secukupnya. Bisa diminum, disamping itu airnya untuk membasuh vagina.

12) Untuk sariawan, daun sirih hijau bisa dijadikan solusi yang baik. Caranya dikunyah daunnya atau kumur dengan rebusannya.

13) Bila secara rutin berkumur dengan rebusan Sirih Hijau, niscaya bau mulut tidak sedap pun akan hilang.

14) Mampu mengobati luka bakar. Caranya diambil daun sirih hijau, dipanaskan supaya layu, lalu ditempelkan pada luka bakar.

15) Bila hidung keluar darah terus (mimisan), gulungan daun sirih hijau yang disumpalkan di hidung, bisa membuat darah yang keluar pun terhenti. Jadi bisa dijadikan obat mimisan.

16) Menghilangkan gatal-gatal di kulit. Caranya dibalurkan tumbukan daun sirih hijau ke bagian tubuh yang gatal-gatal, sehingga gatalnya jadi reda atau bahkan hilang sama sekali.

17) Disekitar tanaman sirih hijau, dapat mengusir semut, nyamuk, lalat dan serangga lain. Di sekitar lokasi tanaman ini, semut dan serangga akan menyingkir.

18) Cairan daun sirih hijau, bisa untuk obat semprot hama dan tidak mematikan tanaman. Penyakit dan kutu yang menyerang tanaman bisa sirna.

19) Daunnya dipercaya bisa untuk mengobati demam berdarah. Minum rebusan daunnya, bisa mematikan kuman penyebab demam berdarah. Atau oleskan gilingan daun sirih hijau ke tubuh, dibalurkan, nyamuk penyebab demam berdarah tidak berani menggigitnya.

20) Untuk mengobati Ashma, radang tenggorokan, dan batuk, caranya disediakan 15 lembar daun sirih kemudian direbus dengan tiga gelas air hingga tersisa 3/4-nya, diminum dengan madu.


(2)

21) Mengurangi sakit jantung, caranya diambil 3-5 lembar daun sirih lalu dipotong kecil-kecil dan direbus dengan air sebanyak 4 gelas menjadi 2 gelas, kemudian disaring dan diminum sebanyak dua kali sehari.

Itulah sebagian dari khasiat dan manfaat daun sirih yang dipergunakan sebagai obat tradisional (fitofarma), dan aman digunakan oleh keluarga kita tanpa ada efek samping selagi dimanfaatkan tanpa berlebihan dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan.9 Namun pakar kesehatan mengatakan bahwa mengunyah sirih secara berlebihan telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan

squamouscell carcinoma yang bersifat malignant.10

C. Analisa Penulis Mengenai Tradisi Penggunaan Daun Sirih

Berbicara mengenai tradisi, sepatutnyalah ditelusuri dulu makna yang terkandung dari kata tersebut. Dalam Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia, tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat; penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar. Menurut Al-Jabiri,11tradisi adalah sesuatu

yang hadir dan menyertai kekinian kita, yang berasal dari masa lalu, apakah itu masa lalu kita atau masa lalu orang lain, ataukah masa lalu tersebut adalah masa lalu yang jauh maupun yang dekat.” Sehingga dapat dikatakan bahwa tradisi adalah sesuatu kebiasaan yang sudah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan sebuah kelompok masyarakat, sehingga untuk pelestariannya pada generasi berikutnya dilakukan dengan cara lisan atau pembiasaan, maupun tulisan.

Mengenai tradisi ini, meskipun itu tradisi yang baik atau buruk, Nabi Muhammad saw. bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim yang disadur dari kitab Syarah as-Shudur, Imam al-Hafizh Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar as-Suyuthi, yang bunyinya:

9 Mursito, B. dan Heru P, Tanaman Hias Berkhasiat Obat, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2002), hal. 59-60.

10 Malignant adalah istilah medis yang sering dipakai bagi penyakit kanker (medis: Malignant Neoplasm), yang memiliki sifat-alami 'merusak' yang bekerja melalui pertumbuhan tak-terkendali, invasi (serangan), dan penyebaran melalui darah. Dari situs: http://id.wikipedia.org/wiki/Sirih. Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.

11 Muhammad Abed Al-Jabiri, Post-Tradisionalisme Islam, (Yogyakarta: LKiS, 2000), hal. 24-25.


(3)

هلللف ةنللسح ةننس ن

ن س نم :اعوفرم هللا دبع نب ريرج نع

نللم صقني نأ ريغ نم هدعب نم اهب لمع نم رجأو اهرجأ

اللهرزو هلليلع ناللك ةئيللس ةننللس ن

ن للس نللمو ،ءيش مهروجأ

نللم صللقني نأ رلليغ نللم هدللعب نللم اللهب لللمع نللم رزوو

)ملسم هاور) ءيش مهرازوأ

Artinya: “Dari Jarir bin Abdullah secara marfu’, bahwa Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa yang merintis suatu tradisi yang baik, maka ia mendapatkan pahala rintisan tersebut dan setelah ia meninggal dunia ia mendapatkan pula pahala orang yang melanjutkan tradisi baik tersebut tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melanjutkan tradisi itu. Barangsiapa yang merintis suatu tradisi yang jelek, maka ia maka ia mendapatkan dosa rintisan tersebut dan setelah ia meninggal dunia ia mendapatkan pula dosa orang yang melanjutkan tradisi jelek tersebut tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melanjutkan tradisi tersebut”

(Riwayat Muslim).12

Daun sirih (oen ranup) memang kebanyakan dimanfaatkan oleh masyarakat Aceh dalam kehidupannya sehari-hari, baik untuk dikonsumsi maupun untuk alternatif obat. Selain itu digunakan juga dalam acara-acara resmi yang memang sudah menjadi tradisi harus ada ranup tersebut seperti yang dijelaskan dalam point-point diatas. Sebenarnya penggunaan daun sirih ini dalam acara-acara tertentu tersebut mempunyai makna tersendiri, tergantung dari acara yan dilakukan oleh pihak yang bersangkutan. Namun yang paling utama kegunaan sirih tersebut adalah untuk memperkuat tali silaturrahmi dan solidaritas antar sesama masyarakat dan juga untuk memuliakan tamu-tamu yang diundang, karena masyarakat Aceh sudah terbiasa dengan adat peumulia jamee-nya.

Di daerah dataran tinggi Gayo, baik di Bener Meriah maupun Takengon, sirih ini banyak digunakan oleh masyarakatnya untuk dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya yang mengkonsumsi sirih ini rata-rata wanita berumur diatas 30 tahun sampai nenek-nenek, sampai sekarang mereka masih meyakini bahwa sirih 12 Imam al-Hafizh Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar as-Suyuthi, Syarah as-Shudur, Daar al-Manhaj (dalam situs: http://bangaziem.wordpress.com/tag/tradisi-yang-baik/).Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.


(4)

sangat baik dikonsumsikan untuk kesehatan gigi dan kesehatan tubuh lainnya. Hal itu terbukti, banyak orang tua di Aceh giginya, mesikipun sudah berusia 70-80 tahun giginya masih terlihat kuat karena terus mengkonsumsi sirih.13 Walaupun sekarang

jumlah orangtua yang mengkonsumsi sirih sudah menurun namun budaya pajoh ranup tetap ada walau hanya sedikit saja yang melakukannya.

Masih di dataran tinggi Gayo, sirih ada juga yang disuguhi untuk tamu sebagai bentuk penghormatan, namun ini sifatnya tidak memaksa tamu dan jika mereka tidak terbiasa memakannya maka bisa ditolak dengan cara halus. Dalam acara Begenap14 di daerah ini juga menggunakan sirih, dimana utusan dari kelompok

orang tua datang ke kelompok anak muda tersebut sambil membawa batil (cerana/puan) lalu mereka makan sirih bersama sebagai tanda permintaan orang tua pengantin wanita agar muda mudi itu rela melepas salah satu teman mereka untuk menikah.

Walaupun hanya tradisi/adat, sirih ini sampai sekarang masih tetap ada dan bisa dijumpai sirih-sirih yang dijual oleh ibu-ibu di pasar, ada yang namanya ranup mameh dan juga ranup biasa. Tempat penjualannya kalau di kota Banda Aceh dapat ditemui di depan Masjid Raya Baiturrahman diatas gerobak khusus untuk jual sirih lengkap dengan pinang, cengkeh, gambir, dan kapur sirih. Kalaupun orang pajoh ranup sudah tidak banyak ditemui lagi namun dalam acara-acara resmi masih tetap digunakan, karena ranup adalah salah satu ciri khas dari adat dan tradisi masyarakat Aceh dalam memuliakan tamu. Jika tradisi ini hilang berarti hilang pula salah satu ciri khas dari daerah Aceh itu sendiri, dan orang luar pun tidak mengenal lagi daerah Aceh itu ciri khasnya apa.

D. Kesimpulan

13 Hasil wawancara dengan Umi Bardah, yang lama menetap di Takengon dan menikah dengan orang Pondok Baru.

14 Acara pembagian tugas saat acara pernikahan, yang berlangsung pada malam hari.Pada malam begenap acara akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok orang tua yang akan membicarakan mengenai tata cara serah terima calon pengantin kepada Imam ( Pemuka Agama) dan kelompok kedua yaitu para muda – mudi yang berkelompok membuat kue onde – onde untuk disantap bersama.


(5)

Ranup atau disebut Piper betle, sejenis tanaman rambat (terna), kalau daun, batang dan buahnya dapat dijadikan obat tradisional ataupun menjadi tumbuhan penyegar. Juga memainkan peranan penting dalam kehidupan orang Aceh karena menyajikan ranup kepada tamu dalam tradisi Aceh adalah sebuah ungkapan rasa hormat.

Selain di Aceh, sirih juga dikenal oleh masyarakat Melayu yang mereka gunakan dalam berbagai acara dan juga untuk dimakan, serta sebagai simbol budaya serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam adat istiadat Melayu.

Sejarah mencatat bahwa pelaut terkenal Marco Polo yang menulis dalam catatannya di abad ke-13, bahwa orang India suka mengunyah segumpal tembakau. Penjelajah terdahulu seperti Ibnu Batutah dan Vasco da Gama menyatakan bahwa masyarakat Timur memiliki kebiasaan memakan sirih.

Sesuai dengan perkembangan zaman maka sirih pun dipergunakan tidak hanya untuk dimakan saja tapi juga dipakai dalam acara hajatan, penyambutan tamu, acara lamaran sampai pesta perkawinan, bahkan acara penguburan jenazah sampai tahlilan sirih ini tetap diperlukan. Ini dilakukan untuk menjalin keakraban dan perasaan solidaritas kelompok, sebagai media untuk meredam/menyelesaikan konflik serta menjaga harmoni sosial.

Dalam hal komposisinya, Ranup melambangkan sifat rendah hati dan cinta kasih, Pinang melambangkan baik budi pekertinya dan jujur serta memiliki derajat yang tinggi, gambir melambangkan keteguhan hati, kapur melambangkan ketulusan hati, cengkeh melambangkan keteguhan memegang prinsip, dan tembakau melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal, kalau

batee ranup (puan) yang menjadi wadahnya melambangkan keindahan budi pekerti dan akhlak yang luhur.

Didalam daun sirih mengandung berbagai macam senyawa kimia yang diperkirakan baik untuk kesehatan, yaitu: fenil propana, minyak atsiri (bethel phenol), hidroksikavicol, estragol, kavicol, kavibetol, allylpyrokatekol, caryophyllene, cyneole, cadinene, diastase, seskuiterpena, terpennena, karoten, asam nikotinat, riboflavin, tiamin, vitamin C, tannin, pati, asam amino,dan gula.


(6)

Imam al-Hafizh Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar as-Suyuthi, Syarah as-Shudur, Daar al-Manhaj.

Muhammad Abed Al-Jabiri, 2000. Post-Tradisionalisme Islam. Yogyakarta: LKiS. Mursito, B. dan Heru P. 2002. Tanaman Hias Berkhasiat Obat. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Irman I. Pangeran, Budaya Aceh Mulia Jamee Ranub Lam Puan, (Artikel Atjehpost: 17 Maret 2014). (http://atjehpost.com/articles/read).

______________, Adat Perkawinan Aceh Jak Ba Ranub, (Artikel Atjehpost: 18 Maret 2014) (http://atjehpost.com/articles/read).

Aal Alfi, Senin 21 April 2014 dalam situs http://manfaattumbuhanbuah. blogspot.com/2013/11/Khasiat-Manfaat-Daun-Sirih.html. dan Mas Hardi dalam situs http://kiathidupsehat.com/tag/ fenil-propana/February5th,2011. Sumber: http://www.anneahira.com/tanaman-obat/ sirih.htm. Diunggah hari Kamis tanggal 3 Juli 2014.

Ridha Ul Fahmi, dalam situs http://love-bandaaceh.blogspot.com. dan http:// onlyaceh.blogspot.com/2012/08/tradisi-ranup-peumulia-jamee-sirih.html. Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.

http://www.7manfaat.com/kandungan-dan-manfaat-daun-sirih-hijau.html. Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.

http://www.manfaatdaunsirih.com/Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014. http://fokusaceh.blogspot.com/2012/06/sirih-dari-tradisi-hingga-sajian.html.

Diunggah hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.

http://iloveaceh.blog.com/ ranup-dari-tradisi-sampai-peumulia-jamee. Diunggah hari Minggu tanggal 15 Juni 2014.