LISTRIK untuk SMP
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: MEDAN MAGNET
KELOMPOK KOMPETENSI F Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Fisika SMA
75
kuat medan magnet yang ditimbulkan oleh sampel dengan alat magnetometer statis.
Karena lebih memungkinkan untuk memperoleh kuat medan magnet pada alat yang terkalibrasi dengan baik yaitu cara yang ketiga dengan cara yang pertama
dan kedua. Maka dirancanglah suatu alat magnetometer statis yang cukup sederhana dengan menggunakan dua sampel.
Pengukuran kuat medan magnet dilakukan dengan menggunakan kumparan solenoida yang dialiri arus sebagai sampel kedua dan dikalibrasi dengan sampel
pertama yaitu pasir yang dimagnetisasi. Pengamatan dilakukan untuk beberapa jarak antara sampel dan sistem magnet pada magnetometer statis. Dan akan
diukur defleksi atau simpangan yang terjadi dari sinar LASER yang diarahkan ke cermin kecil magnetometer statis sebelum dan sesudah sampel dipasang. Dari
data sampel kedua dapat dibuat grafik defleksi terhadap kuat arus atau terhadap kuat medan magnet. Gradien data dari sampel kedua kemudian dikalibrasi
dengan data yang ada dalam sampel pertama, sehingga diperoleh harga kuat medan magnet untuk beberapa: garis jarak antara sampel dengan sistem
magnet. By: John Adler.
a. Hukum Coulomb
Pengaruh dua kutub magnet satu sama lainnya bergantung kepada kekuatan kutub masing-masing
dan jarak antara kedua kutub tersebut. Jika kutub Utara magnet
diberi tanda + dan kutub Selatan diberi tanda -. Sebagai ukuran kekuatan magnet yang
disebut m. Percobaan dari Coulomb dengan menggunakan
neraca puntir menunjukkan, bahwa gaya tolak menolak atau tarik menarik antara dua kutub magnit
berbanding langsung dengan kuat-kutub masing- masing dan berbanding terbalik dengan pangkat dua
jarak antaranya. Perhatikan gambar neraca puntir berikut ini:
Magnet batang AB gb.7 digantungkan ditengah-tengah pada seutas benang
kecil. Batang magnit lain CD yang sama kuatnya didekatkan pada salah satu
Gambar 3.3 Neraca puntir
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: MEDAN MAGNET KELOMPOK KOMPETENSI F
76
kutub yang senama sehingga saling tolak menolak dan memuntir benang
penggantung. Kemudian magnet AB diputar kembali sampai B mengambil
kedudukan seperti semula lagi. Hal ini dapat dilakukan dengan memutar
kepala K, yaitu tempat di mana kawat itu digantungkan. Sudut putaran
kembali yang dapat dibaca, merupakan suatu ukuran untuk gaya tolak menolak yang dilakukan oleh kedua kutub magnet tersebut.
Gaya tolak menolak tersebut berbanding langsung dengan sudut puntiran
benang penggantung. Dengan demikian dapatlah ditentukan hubungan antara
jarak dan gaya tolak menolak atau tarik menarik. Jarak antara kedua kutub yang saling tolak menolak dapat diperkecil dengan
memuntir benang penggantung yang agak keras. Kemudian kekuatan kutub dapat diperbesar dengan menambah dengan batang magnet lain yang sama
kuatnya. Jadi, misalnya salah satu dari kedua kutub yang saling tolak menolak diperbesar dua kali, tetapi kutub yang lain serta jarak antara keduanya tidak
diubah, gaya tolak menolak tadi juga diperbesar dua kali. Jika kedua kutub tidak diubah kekuatannya, tetapi jarak antaranya diperbesar
3 kali semula, maka gaya tersebut berkurang menjadi 19 kali semula. Hukum Coulomb:
Gaya tolak menolak atau tarik menarik antara dua kutub magnit, berbanding langsung dengan banyaknya magnet di tiap-tiap kutub dan berbanding terbalik
dengan pangkat dua jarak antaranya. Hukum tersebut dapat pula ditulis dengan rumus:
Keterangan: K = besarnya gaya yang terjadi.
C = Faktor perbandingan yang besarnya bergantung pada zat antara m = fluk magnetik, kekuatan magnet.
r = jarak antara kedua kutub magnet.