Gambaran Wanita Berjilbab Modern Pada Blog Brain Beauty Belief

Gambar 4.1 Blog “Brain Beauty Belief” Sumber: http:blog.dianpelangi.com

4.2 Gambaran Wanita Berjilbab Modern Pada Blog Brain Beauty Belief

Hijab yang saat ini sedang berkembang di masyarakat adalah gaya hijab yang modern. Saat ini berhijab tidak hanya sebatas memakai gamis serta kerudung panjang dan lebar yang menutupi dada, namun saat ini gaya busana hijab semakin beragam. Baik dari segi pakaian dan kerudung serta pernak-pernik yang dikenakan oleh wanita berhijab. Dalam modernitas, fashion adalah konstituen penting identitas seseorang, yang membantu menentukan bagaimana dia dikenali dan diterima Wilson 1985; Ewen 1988. Sebagai seseorang yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan hijab modern di Indonesia, Dian Pelangi selalu menyuguhkan gaya fashion yang trendy . Pakaian yang dikenakan selalu modis dengan padu padan yang beragam namun tetap terlihat fashionable . Melalui ciri khas gaya busana yang ia kenakan, seolah menjadi media Dian Pelangi untuk menunjukkan identitasnya agar lebih mudah dikenali oleh masyarakat. Fashion dan pakaian merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal. Seseorang dapat berbicaramelalui fashion atau pakaian yang ia kenakan. Selain itu, seseorang juga dapat menunjukkan siapa diri dia sebenarnya melalui fashion. Orang-orang mengirimkan pesan tentang dirinya melalui apa yang dikenakan, kemudian orang lain yang melihatnya akan menginterpretasikannya. Sebagai salah satu bentuk komunikasi nonverbal, fashion atau pakaian juga memiliki sifat ambiguitas. Hal ini akan berpengaruh pada receiver atau penerima pesan karena sifat ambigu ini nantinya akan memunculkan persepsi yang berbeda. Hal ini pula yang terjadi ketika kita melihat pakaian yang dikenakan oleh Dian Pelangi. Setiap orang akan mempunyai persepsi yang berbeda terhadap gaya pakaian hijab yang dikenakan oleh Dian Pelangi. Dalam blog pribadinya, Dian Pelangi ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa wanita berhijab itu tetap bisa berpenampilan modis dan menarik serta cantik. Sebagai penunjang penampilannya, Dian Pelangi memakai pakaian, tas, sepatu dan pernak-perniknya dari brand ternama. Selain itu make-up tebal yang menghiasi wajahnya menjadikan Dian Pelangi terlihat semakin cantik dan glamour dalam setiap penampilannya. Gambar 4.2 Busana Hijab Modern Ala Dian Pelangi Sumber: http:blog.dianpelangi.com Cantik dan glamor adalah gambaran wanita berhijab yang ingin ditunjukkan oleh Dian Pelangi. Hal ini seolah mematahkan anggapan yang pernah ada tentang wanita berhijab yang kuno dan tidak modis. Sebelum fahion hijab berkembang pesat seperti sekarang, busana muslimah hanya berupa gamis dan kerudung lebar yang menutupi dada. Identitas seorang muslimah yang modern dan modis tidak hanya ditunjukkan Dian melalui pakaian, tetapi juga pada tampilan blognya. Dalam blognya, Dian mendesain tampilannya dengan simbol-simbol kecantikan masa kini yaitu barang-barang bermerk seperti tas, sepatu pakaian, makeup, gadget. Dengan desain blog yang sedemikian rupa, semakin menguatkan identitas Dian Pelangi sebagai muslimah yang modis, cantik, dan glamor. Gambar 4.3 Desain Blog Brain, Beauty, Belief Sumber: http:blog.dianpelangi.com Kemunculan Dian Pelangi yang membawa angin segar pada hijab di Indonesia tidak hanya sebatas fashion yang ia bawa. Dian Pelangi juga pencetus sebuah komunitas hijab yang bernama “Hijabers Community”. Melalui komunitas dan para anggotanya, fashion hijab modern yang dibawa oleh Dian Pelangi semakin melebarkan sayap di kalangan masyarakat. Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah wanita muslim yang mengenakan hijab. Para anggota kimunitas hijab juga mengenakan gaya busana muslim modern seperti Dian Pelangi. Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas hijab antara lain adalah melakukan pengajian rutin, kegiatan amal, dan juga berbagi tutorial mengenakan hijab modern. Jika dilihat dari sudut pandang Islam, fashion hijab yang saat ini berkembang berbeda dengan ketentuan agama. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang muslim dalam mengenakan hijab yang sesuai syari‟at Islam. Namun hal tersebut kurang diperhatikan oleh wanita muslim yang lebih mengedepankan fashion. Berikut adalah syarat hijab syar‟i beserta ulasan tentang hijab modern ala Dian Pelangi yang sebagian tidak memenuhi syarat. Adapun beberapa syarat tersebut yaitu: 1. Menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan yaitu wajah dan telapak tangan menurut pendapat yang terkuat, insyaallah , sedangkan menutupinya lebih utama. Hal ini telah jelas disebutkan dalam QS. An Nur ayat 31 dan Al Ahzab ayat 59. Gambar 4.4 Gaya berhijab Dian Pelangi Sumber: http:blog.dianpelangi.com Dalam foto tersebut nampak Dian Pelangi mengenakan baju lengan panjang, namun tidak menutupi aurat secara keseluruhan. Masih terlihat pergelangan tangan yang tidak tertutup oleh kain baju. Hal ini bertentangan dengan syarai‟at Islam bahwa pakaian yang dikenakan oleh seorang wanita muslim harus menutupi bagian tubuhnya kecuali waajah dan telapak tangan. Sedangkan pergelangan tangan seperti yang diperlihatkan oleh Dian Pelangi masih termasuk bagian aurat yang harus ditutupi. 2. Bukan sebagai perhiasan Hal ini berdasarkan firman Allah Ta‟ala, “dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya” Secara umum ayat ini juga mencakup pakaian yang biasa terlihat jika dihiasi dengan sesuatu yang menyebabkan para laki-laki memandang ke arahnya. Hal ini juga dikuatkan oleh firman Allah Ta‟ala, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang- orang Jahiliyah yang dahulu.” QS. Al Ahzab: 33 Gambar 4.5 Gaya berhijab Dian Pelangi Sumber: http:blog.dianpelangi.com Pada dasarnya hijab digunakn untuk menutupi perhiasan wanita. Namun saat ini hijab sendiri menjadi sebuah perhiasan bagi wanita. Wanita berlomba- lomba tampil cantik dan menarik dengan hijab dan berbagai pernak-perniknya. Yang sering diabaikan oleh wanita berhijab adalah mereka mengenakan kerudung yang tidak menutupi bagian dada. Tidak sedikit pula yang menambahkan perhiasan seperti kalung, gelang, dsb untuk mempercantik penampilan mereka agar dilihat menarik oleh orang lain yang melihatnya 3. Harus tebal, tidak tipis Pakaian yang tipis tidak mungkin akan dapat menutupi tubuh dengan sempurna, sebab tubuh masih terlihat, bahkan hanya akan semakin menimbulkan fitnah dan godaan. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, س خآ مأ ء س ن ت س ك عت ع س م س ك تخ ع نإ ت ن ع م “Pada akhir umatku nanti akan a da wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Di atas kepala mereka terdapat seperti punuk unta. Laknatlah mereka, karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita yang terlaknat.” Dalam hadits lain terdapat tambahan: خ ح إ ح م ة س م ك ك “Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya, padahal bau surga itu dapat dicium dari jarak sekian dan sekian.” HR. Muslim dari Abu Hurairah Ibnu Abdil Barr mengatakan bahwa yang dimaksud dengan wanita yang berpakaian tetapi telanjang adalah wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang mensifati menggambarkan bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutupi tubuhnya. Gambar 4.6 Gaya Berhijab Dian Pelangi Sumber: http:blog.dianpelangi.com Seperti yang dijelaskan dalam ayat di atas, memperlihatkan bagian dada dan lekuk tubuh adalah hal yang dilaknat oleh Allah. Namun saat ini wanita muslim tidak memperhatikan hal tersebut. Bagi mereka terlihat cantik, menarik, dan fashionable adalah hal yang utama. 4. Harus longgar, tidak sempit Meskipun pakaian itu tebal, tetapi jika ketat maka masih dapat menggambarkan lekuk tubuhnya. Pernah Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memberikan sebuah baju Qibthiyah yang tebal kepada Usamah bin Zaid, kemudian Usamah memakaikan baju itu pada istrinya. Maka tatkala Nabi shallallahu „alaihi wa sallam mengetahuinya, beliau memerintahkan Usamah untuk menyuruh istrinya mengenakan baju dalam di balik baju Qibthiyah itu karena beliau khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya. HR. HR. Ahmad dalam Musnadnya, Thabrani dalam Al-Kabir, Al-Bazzar dalam Musnadnya, dan Baihaqi dalam Al-Kubro. 5. Tidak diberi wewangian atau parfum Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, ذإ ت خ ك حإ إ س م ا ق ط “Jika salah seorang di antara kalian para wanita keluar menuju masjid, maka janganlah kalian mendekatinya dengan memakai wewangian.” HR. Muslim Jika pergi ke masjid saja tidak boleh memakai parfum, tentu terlebih lagi jika pergi ke luar rumah selain ke masjid. 6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, beliau berkata, ع ل س ه ش م م ل ء س ت ش م م ء س ل “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam melaknat pria yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai pria.” HR. Al-Bukhari X: 274 7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir Dari „Abdullah bin „Umar radhiyall ahu „anhuma, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, م ه ش م ق م م “..dan barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.” HR. Ahmad no. 5114, 5115, dan 5667 8. Bukan sebagai pakaian untuk mencari popularitas م س ب ث ة ش ن هس أ ه ب ث م م م ق م ث ب أ ه ن ”Barang siapa mengenakan pakaian syuhroh untuk mencari popularitas di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api ner aka.” HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan Pakaian syuhroh adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk mendapatkan popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal, yang dipakai dengan tujuan berbangga-bangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah yang dipakai seorang untuk menunjukkan kezuhudannya dan riya‟. Gambar 4.7 Ilustrasi Hijab Syar’i dan Hijab Modern Sum ber: Felix Siauw, “Yuk Berhijab”, 2013 Inti dari hijab syar‟i adalah kesederhanaan, bukan justru berlomba-lomba tampil mewah dengan pakaian mahal, perhiasan, dan makeup tebal. Jika melihat fenomena hijab yang saat ini tengah berkembang, sangat jauh dari nilai syar‟i. Fenomena ini merupakan praktek islamisasi di era globalisasi seperti sekarang, dimana ketakwaan agama menjadi sebuah suatu hal yang samar karena berjalan beriringan dengan globalisasi yang pada hakikatnya mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan di segala aspek.

4.3 Hijab sebagai komodifikasi agama