Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Agama dalam Fashion Hijab di Blog Brain Beauty Belief T1 362010018 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Dian Pelangi dan Blog Brain, Beauty, Belief

Dian Wahyu Utami atau yang lebih dikenal dengan Dian Pelangi adalah seorang desainer busana muslim yang juga menjadi pelopor tren fashion hijab modern di Indonesia. Lulus pada tahun 2008 dari Ecole Supérieure des Arts et Techniques de la Mode. Saat ini Dian menjadi desainer utama di Dian Pelangi Company yang merupakan perusahaan baju muslim terkemuka di Indonesia. Pada awaalnya usaha baju muslim ini sudah dirintis oleh kedua orang tua Dian dan pada akhirnya, Dian turut andil mengelola usaha ini sampai sekarang.

Kekayaan budaya Idonesia memberikan inspirasi untuk Dian dalam berkarya. Malalui desainnya, Dian mengangkat songket Palembang dan Batik sebagai ciri khasnya. Selain itu motif tie-dye juga menjadi andalan Dian Pelangi. Perpaduan ketiga motif dengan warna-warna yang cerah seperti pelangi memberikan kesan unik, elegan, dan modern terdapat pada setiap busana hasil karyanya.

Pada tahun 2010, Dian Pelangi setelah diwawancarai oleh CNN, popularitas Dian melejit. Setelah itu, Dian menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia mode Indonesia terutama pada busana muslim. Menyadari hal itu, anggota termuda dari Asosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia (APPMI) ini menerbitkan sebuah buku yang berisi kumpulan „street style‟ para muslimah yang ditemuinya di negara-negara yang ia kunjungi.

Melihat perkembangan busana muslim di Indonesia serta meningkatnya jumlah pengguna hijab, Dian mendirikan sebuah komunitas yang bernama Hijabers Community. Komunitas ini beranggotakan perempuan-perempuan yang menggunakan hijab modern. Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk berbagi ilmu tentang hijab dan memgenalkan hijab modern kepada mmasyarakat.


(2)

Melalui hijab modern, masyarakat masih bisa tampil trendy meskipun memakai hijab.

Popularitas Dian yang semakin melejit, menjadi sebuah motifasi untuk terus berkarya dan menghasilkan prestasi yang membanggakan.Pada akhir 2011, Dian Pelangi diundang ke Paris untuk mengikuti The International Fair of Muslim World di Le Bourget dan memastikan jejaknya sebagai salah seorang desainer muda Indonesia yang patut diperhitungkan. Pada tahun 2014 Dian juga berpartisipasi dalam Arabia Fashion Show yang dilaksanakan di London. Terakhir, Dian Pelangi membawa dan memperkenalkan busana hasil rancangannya dalam pagelaran New York Fashion Week pada awal Januari 2015.

Popularitas Dian Pelangi sebagai seorang desainer busana muslim mulai diketahui publik melalui media, setelah ia diwawancara oleh CNN pada tahun 2010. Namun bagi masyarakat yang aktif di dunia maya terutama bagi mereka yang mengikuti fashion blog, mungkin mengenal Dian Pelangi melalui blog pribadi miliknya. Dian memiliki sebuah akun fashion blog yang bernama Brain, Beauty, Belief.

Blog inilah yang menjadi salah satu media yang digunakan oleh Dian untuk memperkenalkan fashion hijab yang lebih modern dan fashionable. Akun blognya juga di desain menarik dengan warna-warna cerah seperti pelangi yang menggambarkan dirinya. Selain berbagi tentang busana hijab modern beserta pernak-pernik yang ia kenakan, Dian Pelangi juga sering berbagi tutorial hijab. Melalui tutorial ini pula, gaya hijab Dian Pelangi banyak ditiru oleh masyarakat terutama anak muda.


(3)

Gambar 4.1

Blog “Brain Beauty Belief” Sumber: http://blog.dianpelangi.com/

4.2 Gambaran Wanita Berjilbab Modern Pada Blog Brain Beauty Belief Hijab yang saat ini sedang berkembang di masyarakat adalah gaya hijab yang modern. Saat ini berhijab tidak hanya sebatas memakai gamis serta kerudung panjang dan lebar yang menutupi dada, namun saat ini gaya busana hijab semakin beragam. Baik dari segi pakaian dan kerudung serta pernak-pernik yang dikenakan oleh wanita berhijab.

Dalam modernitas, fashion adalah konstituen penting identitas seseorang, yang membantu menentukan bagaimana dia dikenali dan diterima (Wilson 1985;


(4)

Ewen 1988). Sebagai seseorang yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan hijab modern di Indonesia, Dian Pelangi selalu menyuguhkan gaya fashion yang trendy. Pakaian yang dikenakan selalu modis dengan padu padan yang beragam namun tetap terlihat fashionable. Melalui ciri khas gaya busana yang ia kenakan, seolah menjadi media Dian Pelangi untuk menunjukkan identitasnya agar lebih mudah dikenali oleh masyarakat.

Fashion dan pakaian merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal. Seseorang dapat berbicaramelalui fashion atau pakaian yang ia kenakan. Selain itu, seseorang juga dapat menunjukkan siapa diri dia sebenarnya melalui fashion. Orang-orang mengirimkan pesan tentang dirinya melalui apa yang dikenakan, kemudian orang lain yang melihatnya akan menginterpretasikannya. Sebagai salah satu bentuk komunikasi nonverbal, fashion atau pakaian juga memiliki sifat ambiguitas. Hal ini akan berpengaruh pada receiver atau penerima pesan karena sifat ambigu ini nantinya akan memunculkan persepsi yang berbeda. Hal ini pula yang terjadi ketika kita melihat pakaian yang dikenakan oleh Dian Pelangi. Setiap orang akan mempunyai persepsi yang berbeda terhadap gaya pakaian hijab yang dikenakan oleh Dian Pelangi.

Dalam blog pribadinya, Dian Pelangi ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa wanita berhijab itu tetap bisa berpenampilan modis dan menarik serta cantik. Sebagai penunjang penampilannya, Dian Pelangi memakai pakaian, tas, sepatu dan pernak-perniknya dari brand ternama. Selain itu make-up tebal yang menghiasi wajahnya menjadikan Dian Pelangi terlihat semakin cantik dan glamour dalam setiap penampilannya.


(5)

Gambar 4.2

Busana Hijab Modern Ala Dian Pelangi Sumber: http://blog.dianpelangi.com/

Cantik dan glamor adalah gambaran wanita berhijab yang ingin ditunjukkan oleh Dian Pelangi. Hal ini seolah mematahkan anggapan yang pernah ada tentang wanita berhijab yang kuno dan tidak modis. Sebelum fahion hijab berkembang pesat seperti sekarang, busana muslimah hanya berupa gamis dan kerudung lebar yang menutupi dada.

Identitas seorang muslimah yang modern dan modis tidak hanya ditunjukkan Dian melalui pakaian, tetapi juga pada tampilan blognya. Dalam blognya, Dian mendesain tampilannya dengan simbol-simbol kecantikan masa kini yaitu barang-barang bermerk seperti tas, sepatu pakaian, makeup, gadget. Dengan desain blog yang sedemikian rupa, semakin menguatkan identitas Dian Pelangi sebagai muslimah yang modis, cantik, dan glamor.


(6)

Gambar 4.3

Desain Blog Brain, Beauty, Belief Sumber: http://blog.dianpelangi.com/

Kemunculan Dian Pelangi yang membawa angin segar pada hijab di Indonesia tidak hanya sebatas fashion yang ia bawa. Dian Pelangi juga pencetus sebuah komunitas hijab yang bernama “Hijabers Community”. Melalui komunitas dan para anggotanya, fashion hijab modern yang dibawa oleh Dian Pelangi semakin melebarkan sayap di kalangan masyarakat. Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah wanita muslim yang mengenakan hijab. Para anggota kimunitas hijab juga mengenakan gaya busana muslim modern seperti Dian Pelangi. Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas hijab antara lain adalah melakukan pengajian rutin, kegiatan amal, dan juga berbagi tutorial mengenakan hijab modern.

Jika dilihat dari sudut pandang Islam, fashion hijab yang saat ini berkembang berbeda dengan ketentuan agama. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang muslim dalam mengenakan hijab yang sesuai syari‟at Islam. Namun hal tersebut kurang diperhatikan oleh wanita muslim yang lebih mengedepankan fashion. Berikut adalah syarat hijab syar‟i beserta ulasan tentang


(7)

hijab modern ala Dian Pelangi yang sebagian tidak memenuhi syarat. Adapun beberapa syarat tersebut yaitu:

1. Menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan (yaitu wajah dan telapak tangan menurut pendapat yang terkuat, insyaallah, sedangkan menutupinya lebih utama.)

Hal ini telah jelas disebutkan dalam QS. An Nur ayat 31 dan Al Ahzab ayat 59.

Gambar 4.4

Gaya berhijab Dian Pelangi Sumber: http://blog.dianpelangi.com/

Dalam foto tersebut nampak Dian Pelangi mengenakan baju lengan panjang, namun tidak menutupi aurat secara keseluruhan. Masih terlihat pergelangan tangan yang tidak tertutup oleh kain baju. Hal ini bertentangan dengan syarai‟at Islam bahwa pakaian yang dikenakan oleh seorang wanita muslim harus menutupi bagian tubuhnya kecuali waajah dan telapak tangan. Sedangkan pergelangan tangan seperti yang diperlihatkan oleh Dian Pelangi masih termasuk bagian aurat yang harus ditutupi.


(8)

2. Bukan sebagai perhiasan

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta‟ala,

“dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya”

Secara umum ayat ini juga mencakup pakaian yang biasa terlihat jika dihiasi dengan sesuatu yang menyebabkan para laki-laki memandang ke arahnya. Hal ini juga dikuatkan oleh firman Allah Ta‟ala,

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzab: 33)

Gambar 4.5

Gaya berhijab Dian Pelangi Sumber: http://blog.dianpelangi.com/

Pada dasarnya hijab digunakn untuk menutupi perhiasan wanita. Namun saat ini hijab sendiri menjadi sebuah perhiasan bagi wanita. Wanita berlomba-lomba tampil cantik dan menarik dengan hijab dan berbagai pernak-perniknya.


(9)

Yang sering diabaikan oleh wanita berhijab adalah mereka mengenakan kerudung yang tidak menutupi bagian dada. Tidak sedikit pula yang menambahkan perhiasan seperti kalung, gelang, dsb untuk mempercantik penampilan mereka agar dilihat menarik oleh orang lain yang melihatnya

3. Harus tebal, tidak tipis

Pakaian yang tipis tidak mungkin akan dapat menutupi tubuh dengan sempurna, sebab tubuh masih terlihat, bahkan hanya akan semakin menimbulkan fitnah dan godaan. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

س خآ مأ ء س ن ت س ك عت ع س م س ك تخ ع نإ ت ن ع م

“Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Di atas kepala mereka terdapat seperti punuk unta. Laknatlah mereka, karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita yang terlaknat.”

Dalam hadits lain terdapat tambahan:

خ ح إ ح مة س م ك ك

“Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya, padahal bau surga itu dapat dicium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Ibnu Abdil Barr mengatakan bahwa yang dimaksud dengan wanita yang berpakaian tetapi telanjang adalah wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutupi tubuhnya.


(10)

Gambar 4.6

Gaya Berhijab Dian Pelangi Sumber: http://blog.dianpelangi.com/

Seperti yang dijelaskan dalam ayat di atas, memperlihatkan bagian dada dan lekuk tubuh adalah hal yang dilaknat oleh Allah. Namun saat ini wanita muslim tidak memperhatikan hal tersebut. Bagi mereka terlihat cantik, menarik, dan fashionable adalah hal yang utama.

4. Harus longgar, tidak sempit

Meskipun pakaian itu tebal, tetapi jika ketat maka masih dapat menggambarkan lekuk tubuhnya. Pernah Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memberikan sebuah baju Qibthiyah yang tebal kepada Usamah bin Zaid, kemudian Usamah memakaikan baju itu pada istrinya. Maka tatkala Nabi shallallahu „alaihi wa sallam mengetahuinya, beliau memerintahkan Usamah untuk menyuruh istrinya mengenakan baju dalam di balik baju Qibthiyah itu karena beliau khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya. (HR. HR. Ahmad dalam Musnadnya, Thabrani dalam Al-Kabir, Al-Bazzar dalam Musnadnya, dan Baihaqi dalam Al-Kubro).

5. Tidak diberi wewangian atau parfum


(11)

ذإت خ ك حإ إ س م ا ق ط

“Jika salah seorang di antara kalian (para wanita) keluar menuju masjid, maka janganlah kalian mendekatinya dengan memakai wewangian.” (HR. Muslim) Jika pergi ke masjid saja tidak boleh memakai parfum, tentu terlebih lagi jika pergi ke luar rumah selain ke masjid.

6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki

Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, beliau berkata,

ع ل س ه ش م م ل ء س ت ش م مء س ل “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam melaknat pria yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai pria.” (HR. Al-Bukhari (X: 274))

7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir

Dari „Abdullah bin „Umar radhiyallahu „anhuma, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

م ه ش م ق م م

“..dan barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Ahmad no. 5114, 5115, dan 5667)

8. Bukan sebagai pakaian untuk mencari popularitas

مس ب ثة ش ن هس أه ب ث مم م ق م ثب أه ن ”Barang siapa mengenakan pakaian syuhroh (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan)

Pakaian syuhroh adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk mendapatkan popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut


(12)

mahal, yang dipakai dengan tujuan berbangga-bangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah yang dipakai seorang untuk menunjukkan kezuhudannya dan riya‟.

Gambar 4.7

Ilustrasi Hijab Syar’i dan Hijab Modern Sumber: Felix Siauw, “Yuk Berhijab”, 2013

Inti dari hijab syar‟i adalah kesederhanaan, bukan justru berlomba-lomba tampil mewah dengan pakaian mahal, perhiasan, dan makeup tebal. Jika melihat fenomena hijab yang saat ini tengah berkembang, sangat jauh dari nilai syar‟i. Fenomena ini merupakan praktek islamisasi di era globalisasi seperti sekarang, dimana ketakwaan agama menjadi sebuah suatu hal yang samar karena berjalan


(13)

beriringan dengan globalisasi yang pada hakikatnya mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan di segala aspek.

4.3 Hijab sebagai komodifikasi agama

Popularitas fashion hijab modern kemudian menjadi sebuah celah bagi pelaku ekonomi yang ingin mengambil keuntungan dari fenomena tersebut.Hijab menjadi sebuah industri yang terus berkembang. Semua pernak-pernik hijab diproduksi secara besar-besaran dan dijual di pasaran. Sadar atau tidak, saat ini hijab menjadi sebuah komoditas.

Sebagai seseorang yang berperan penting dalam perkembangan fashion hijab modern di Indonesia, Dian Pelangi juga memanfaatkan hal ini sebagai bisnis yang menjanjikan. Melalui media blog miliknya, Dian mulai memperkenalkan produk hijab hasil rancangannya. Selain melalui blog, Dian Pelangi juga berbagi tentang fashion hijab melalui media sosial lain seperti twitter dan instagram. Melalui media-media inilah Dian Pelangi semakin dikenal oleh masyarakat. Sebagai sosok yang berperan penting dalam kemajuan tren fashion hijab di Indonesia, tentunya tidak heran jika gaya berpakaian Dian juga menjadi tren dan diikuti oleh banyak orang. Sadar akan pengaruhnya terhadap fashion hijab modern di Indonesia, Dian Pelangi mengambil celah dari kesempatan ini.

Melalui blog dan media sosial lain miliknya, secara tidak langsung Dian Pelangi mempromosikan busana yang ia kenakan. Baik busana brand DP (Dian Pelangi) miliknya sendiri, maupun busana serta aksesoris dari brand lain. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi Dian Pelangi. Selain dia menjadi lebih dikenal dengan tren-tren terbarunya, Dian juga pastinya memperoleh keuntungan dari segi financial. Baik itu dari hasil penjualan baju-baju karyanya, maupun keuntungan lain yang ia peroleh dari hasil endorse dari brand lain.


(14)

Gambar 4.7

Gaya berhijab Dian Pelangi Serta Promosi Brand Busana Hijab Sumber: http://blog.dianpelangi.com/

Pada gambar di atas, Dian Pelangi menampilkan gaya fashion hijab yang santai dan simple ketika sedang berada di pantai. Dian selalu menyertakan merk busana beserta aksesorisnya ketika memunggah fotonya di blog. Di bagian atas gambar, Dian memberikan keterangan tentang brand apa yang sedang ia kenakan. Dalam gambar tersebut, Dian mengenakan busana beserta kerudung hasil karyanya yang juga bernama Dian Pelangi (brand miliknya). Sedangkan untuk sepatu ia mengenakan brand lain yaitu Valentino. Pada beberapa gambar dalam blognya pun, Dian juga memaparkan hal yang serupa.

Melalui foto-foto yang ia upload di blog, banyak respon yang diberikan oleh para pengunjung blognya. Baik komentar-komentar mengenai foto Dian secara keseluruhan maupun pertanyaan mengenai pakaian yang ia kenakan. Bahkan ada juga yang bertanya bagaimana dan dimana mereka bisa membeli pakaian yang ia kenakan khususnya brand milik Dian Pelangi.


(15)

Gambar 4.8

Komentar Pengunjung Blog Brain Beauty Belief Sumber: http://blog.dianpelangi.com/

Komentar-komentar di atas merupakan bukti bahwa kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dian Pelangi terbilang sukses. Mungkin banyak juga yang tidak berkomentar tetapi mereka tertarik dan membeli pakaian brand Dian Pelangi. Hanya melalui blog saja, Dian Pelangi telah mendapat customer. Apalagi Dian juga mempromosikanya melalui media sosial yang lain.

Jika diamati, dalam gambar-gambar yang dia punggah dalam blog, Dian tidak hanya mengenakan baju serta pernak-pernik hasil karyanya saja. Dian Pelangi juga mengenakan perlengkapan busana dari brand lain dan menuliskannya


(16)

pada setiap foto. Brand-brand tersebut seperti Valentino, H&M, Mango, Hermes, dll. Selain itu, di beberapa fotonya Dian juga mengenakan pakaian dan aksesoris dari online shop seperti @fixpose dan @iymelsayshijab. Tidak hanya itu, pada salah satu tulisannya yang berjudul “Keep Beauty and Fresh During Ramadhan” Dian Pelangi memberikan beberapa tips dalam menjalankan ibadah puasa. Pada tulisan tersebut, ada beberapa tips yang dikemukakan oleh Dian Pelangi. Salah satu tips yang diungkapkan oleh Dian adalah menjaga kelembaban kulit. Pada bagin tersebut, Dian merekomendasikan salah satu produk kecantikan yang ternyata menggunakan Dian Pelangi sebagai brand endorser produk tersebut.

Gambar 4.9

Tulisan Dian Pelangi Pada Blog Brain Beauty Belief Sumber: http://blog.dianpelangi.com/


(17)

Dalam studi media massa, penerapan pendekatan ekonomi politik memiliki tiga konsep awal, yaitu: komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi. Komodifikasi adalah upaya mengubah apapun menjadi komoditas atau barang dagangan sebagai alat mendapatkan keuntungan. Pada femomena ini yang menjadi komoditas adalah agama. Ajaran agama Islam tentang kewajiban memakai hijab bagi wanita digunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan. Jika sebelumnya memakai hijab terkesan kuno, saat ini hijab telah dimodifikasi menjadi sebuah tren fashion dengan gaya yang modern.

Sedangkan spasialisasi adalah cara-cara mengatasi hambatan jarak dan waktu dalam kehidupan sosial. Spasialisasi berhubungan dengan proses transformasi batasan ruang dan waktu dalam kehidupan sosial. Dapat dikatakan juga bahwa spasialisasi merupakan proses perpanjangan institusional media melalui bentuk korporasi dan besarnya badan usaha media. Dalam hal ini, spasialisasi digambarkan dengan media yang digunakan oleh Dian Pelangi. Jika awalnya Dian hanya menggunakan media blog sebagai media promosi produknya, kini Dian juga menggunakan media sosial lain yaitu twitter dan instagram. Pemilihan media ini sangat tepat karena media-media tersebut lah yang paling banyak digunakan dan diakses oleh masyarakat. Selain itu, kini Dian Pelangi juga memiliki website yang khusus digunakan untuk kegiatan jual-beli produknya.

Terakhir adalah strukturasi yaitu komodifikasi dan spasialisasi dalam media massa menghasilkan strukturasi atau penyeragaman ideologi secara terstruktur. Media yang sama pemiliknya akan memiliki ideologi yang sama pula. Dapat dilihat dari media-media yang digunakan oleh Dian Pelangi, yang keseluruhan digunakan untuk mempromosikan brand miliknya. Dengan menggunakan media-media tersebut, memudahkan proses penjualan pakaian hijab modern hasil rancangannya.


(1)

mahal, yang dipakai dengan tujuan berbangga-bangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah yang dipakai seorang untuk menunjukkan kezuhudannya dan riya‟.

Gambar 4.7

Ilustrasi Hijab Syar’i dan Hijab Modern Sumber: Felix Siauw, “Yuk Berhijab”, 2013

Inti dari hijab syar‟i adalah kesederhanaan, bukan justru berlomba-lomba tampil mewah dengan pakaian mahal, perhiasan, dan makeup tebal. Jika melihat fenomena hijab yang saat ini tengah berkembang, sangat jauh dari nilai syar‟i. Fenomena ini merupakan praktek islamisasi di era globalisasi seperti sekarang, dimana ketakwaan agama menjadi sebuah suatu hal yang samar karena berjalan


(2)

beriringan dengan globalisasi yang pada hakikatnya mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan di segala aspek.

4.3 Hijab sebagai komodifikasi agama

Popularitas fashion hijab modern kemudian menjadi sebuah celah bagi pelaku ekonomi yang ingin mengambil keuntungan dari fenomena tersebut.Hijab menjadi sebuah industri yang terus berkembang. Semua pernak-pernik hijab diproduksi secara besar-besaran dan dijual di pasaran. Sadar atau tidak, saat ini hijab menjadi sebuah komoditas.

Sebagai seseorang yang berperan penting dalam perkembangan fashion hijab modern di Indonesia, Dian Pelangi juga memanfaatkan hal ini sebagai bisnis yang menjanjikan. Melalui media blog miliknya, Dian mulai memperkenalkan produk hijab hasil rancangannya. Selain melalui blog, Dian Pelangi juga berbagi tentang fashion hijab melalui media sosial lain seperti twitter dan instagram. Melalui media-media inilah Dian Pelangi semakin dikenal oleh masyarakat. Sebagai sosok yang berperan penting dalam kemajuan tren fashion hijab di Indonesia, tentunya tidak heran jika gaya berpakaian Dian juga menjadi tren dan diikuti oleh banyak orang. Sadar akan pengaruhnya terhadap fashion hijab modern di Indonesia, Dian Pelangi mengambil celah dari kesempatan ini.

Melalui blog dan media sosial lain miliknya, secara tidak langsung Dian Pelangi mempromosikan busana yang ia kenakan. Baik busana brand DP (Dian Pelangi) miliknya sendiri, maupun busana serta aksesoris dari brand lain. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi Dian Pelangi. Selain dia menjadi lebih dikenal dengan tren-tren terbarunya, Dian juga pastinya memperoleh keuntungan dari segi financial. Baik itu dari hasil penjualan baju-baju karyanya, maupun keuntungan lain yang ia peroleh dari hasil endorse dari brand lain.


(3)

Gambar 4.7

Gaya berhijab Dian Pelangi Serta Promosi Brand Busana Hijab Sumber: http://blog.dianpelangi.com/

Pada gambar di atas, Dian Pelangi menampilkan gaya fashion hijab yang santai dan simple ketika sedang berada di pantai. Dian selalu menyertakan merk busana beserta aksesorisnya ketika memunggah fotonya di blog. Di bagian atas gambar, Dian memberikan keterangan tentang brand apa yang sedang ia kenakan. Dalam gambar tersebut, Dian mengenakan busana beserta kerudung hasil karyanya yang juga bernama Dian Pelangi (brand miliknya). Sedangkan untuk sepatu ia mengenakan brand lain yaitu Valentino. Pada beberapa gambar dalam blognya pun, Dian juga memaparkan hal yang serupa.

Melalui foto-foto yang ia upload di blog, banyak respon yang diberikan oleh para pengunjung blognya. Baik komentar-komentar mengenai foto Dian secara keseluruhan maupun pertanyaan mengenai pakaian yang ia kenakan. Bahkan ada juga yang bertanya bagaimana dan dimana mereka bisa membeli pakaian yang ia kenakan khususnya brand milik Dian Pelangi.


(4)

Gambar 4.8

Komentar Pengunjung Blog Brain Beauty Belief Sumber: http://blog.dianpelangi.com/

Komentar-komentar di atas merupakan bukti bahwa kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dian Pelangi terbilang sukses. Mungkin banyak juga yang tidak berkomentar tetapi mereka tertarik dan membeli pakaian brand Dian Pelangi. Hanya melalui blog saja, Dian Pelangi telah mendapat customer. Apalagi Dian juga mempromosikanya melalui media sosial yang lain.

Jika diamati, dalam gambar-gambar yang dia punggah dalam blog, Dian tidak hanya mengenakan baju serta pernak-pernik hasil karyanya saja. Dian Pelangi juga mengenakan perlengkapan busana dari brand lain dan menuliskannya


(5)

pada setiap foto. Brand-brand tersebut seperti Valentino, H&M, Mango, Hermes, dll. Selain itu, di beberapa fotonya Dian juga mengenakan pakaian dan aksesoris dari online shop seperti @fixpose dan @iymelsayshijab. Tidak hanya itu, pada salah satu tulisannya yang berjudul “Keep Beauty and Fresh During Ramadhan” Dian Pelangi memberikan beberapa tips dalam menjalankan ibadah puasa. Pada tulisan tersebut, ada beberapa tips yang dikemukakan oleh Dian Pelangi. Salah satu tips yang diungkapkan oleh Dian adalah menjaga kelembaban kulit. Pada bagin tersebut, Dian merekomendasikan salah satu produk kecantikan yang ternyata menggunakan Dian Pelangi sebagai brand endorser produk tersebut.

Gambar 4.9

Tulisan Dian Pelangi Pada Blog Brain Beauty Belief Sumber: http://blog.dianpelangi.com/


(6)

Dalam studi media massa, penerapan pendekatan ekonomi politik memiliki tiga konsep awal, yaitu: komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi. Komodifikasi adalah upaya mengubah apapun menjadi komoditas atau barang dagangan sebagai alat mendapatkan keuntungan. Pada femomena ini yang menjadi komoditas adalah agama. Ajaran agama Islam tentang kewajiban memakai hijab bagi wanita digunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan. Jika sebelumnya memakai hijab terkesan kuno, saat ini hijab telah dimodifikasi menjadi sebuah tren fashion dengan gaya yang modern.

Sedangkan spasialisasi adalah cara-cara mengatasi hambatan jarak dan waktu dalam kehidupan sosial. Spasialisasi berhubungan dengan proses transformasi batasan ruang dan waktu dalam kehidupan sosial. Dapat dikatakan juga bahwa spasialisasi merupakan proses perpanjangan institusional media melalui bentuk korporasi dan besarnya badan usaha media. Dalam hal ini, spasialisasi digambarkan dengan media yang digunakan oleh Dian Pelangi. Jika awalnya Dian hanya menggunakan media blog sebagai media promosi produknya, kini Dian juga menggunakan media sosial lain yaitu twitter dan instagram. Pemilihan media ini sangat tepat karena media-media tersebut lah yang paling banyak digunakan dan diakses oleh masyarakat. Selain itu, kini Dian Pelangi juga memiliki website yang khusus digunakan untuk kegiatan jual-beli produknya.

Terakhir adalah strukturasi yaitu komodifikasi dan spasialisasi dalam media massa menghasilkan strukturasi atau penyeragaman ideologi secara terstruktur. Media yang sama pemiliknya akan memiliki ideologi yang sama pula. Dapat dilihat dari media-media yang digunakan oleh Dian Pelangi, yang keseluruhan digunakan untuk mempromosikan brand miliknya. Dengan menggunakan media-media tersebut, memudahkan proses penjualan pakaian hijab modern hasil rancangannya.