T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Media Beauty Vlogger terhadap Perilaku Konsumtif Siswi SMP di Kota Salatiga T1 BAB IV
4.1. Gambaran umum Beauty Vlogger
Beauty Vlogger merupakan seseorang yang melakukan kegiatan merias diri yang direkam dan di unggah melalui Youtube,tidak hanya kegitan merias diri saja namun Beauty Vlogger yang lebih banyak digemari dan dilakukan oleh perempuan ini juga melakukan kegiatan seperti review produk-produk kecantikan, tutorial hair style dan membagikan tips-tips kecantikan yang paling update 1 . Adapun tokoh-tokoh Beauty Vlogger yang
Ra,Cindercella,Minyo,Sunny Dahye dan masih banyak lagi.
Tidak jarang Artis-artis juga melakukan kegiatan seperti Beauty Vlogger dimana mereka mengunggah kegiatan merias diri di akun Youtube seperti Salsabilla Adriani,Abel Cantika.
4.2. Karateristik Responden Penelitian
Deskripsi responden dalam penelitian ini akan dibahas mengenai karakteristik responden atau tanggapan responden.
4.2.1. Tingkat Usia dan Kelas
Tabel 4.1. Usia dan Kelas Responden Penelitian
No
Responden Penelitian
Tertinggi() Terendah ()
Sumber : Data Primer Yang Diolah, September 2017
1 Beauty Vlogger Indonesia http:www.bitebrands.co201611beauty-vlogger-indonesia-
tutorial-makeup-youtube.html . Diakses 6 September 2017. 06.41
Dari hasil penelitian, yang paling banyak menjadi responden adalah responden yang berusia 13 tahun dengan jumlah prosentase 53,2 , sedangkan responden yang berusia 12 tahun jumlah prosentase 3,2 . Hal ini membuktikan bahwa yang menonton beauty vlogger terbanyak merupakan anak usia 13 tahun yang masuk dalam kategori remaja awal, demikian juga menunjukan bahwa penonton Beauty Vlog maupun pengguna internet paling besar adalah remaja hal ini ditunjukkan dengan hasil survey yang menyatakan
30 juta pengguna internet di Indonesia adalah remaja (Lukman,2014). Remaja
13 tahun masuk kedalam kategori masa pubertas menurut penelitian yang dilakukan Sarah Dessy Oktavia (2009) remaja adalah usia dimana seseorang sedang proses mencari jati diri, dalam penelitian ini peneliti melihat bahwa remaja putri yang menonton Beauty Vlogger menunjukkan bahwa mereka ingin mencari jati diri dengan melihat dan belajar cara mempercantik diri melalui Beauty Vlogger, usia awal dimana mereka masih mempelajari make up dan cara berdandan karena mereka menyadari terdapat perubahan dalam diri mereka.
Demikian pula diketahui bahwa dari 94 responden, Kelas yang paling banyak dijadikan penelitian yang diamati adalah anak usia 13-15 tahun antara lain kelas VIII sejumlah 50 siswa dengan jumlah prosentase 53,20 , Sedangkan responden di SMP Kota Salatiga kelas IX sejumlah 44 siswa dengan jumlah prosentase 46,80 .
4.2.2. Hobi
Melihat media sosial yang sedang trend saat ini Youtube muncul sebagai sebuah video-sharing website yang memungkinkan setiap orang menunggah,mengupload,berbagi serta menonton video secara gratis menggunakan internet.Hasil penelitian diketahui hobi responden penelitian terkait menonton beauty vlogger sebagai berikut :
Tabel 4.2. Hobi Responden Penelitian
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017.
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa responden terbanyak mempunyai hobi membaca sebanyak 24siswadengan jumlah prosentase25,5 . Sementara itu,terdapat 16 respoden dengan jumlah prosentase 17,00 mempunyai hobi menyanyi . Penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki banyak hobi diluar menonton Beauty Vlogger, dengan berbagai macam hobi responden menunjukan bahwa responden memiliki wawasan yang luas, terbuka terhadap informasi dan menyukai hal hal yang baru. Hal ini juga dipengaruhi oleh usia responden yang tergolong pada usia remaja awal dimana usia remaja ini sedang proses mencari jati diri, dengan hobi-hobi yang dimiliki remaja menunjukkan bahwa hobi tersebut merupakan sarana mereka untuk mencari jati diri dengan terbuka terhadap informasi dan mencoba hal hal yang baru salah satunya dengan trend saat ini mengenai Beauty Vlogger,menonton Beauty Vlogger merupakan hal yang baru saat ini dan menjadikan hal ini sebagai pencarian jati diri remaja.
4.2.3. Uang Saku dan Pekerjaan orang Tua
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh responden mengenai uang saku yang didapatkan setiap hari untuk sekolah sebagai berikut:
Tabel 4.3.
Tabel deskriptif karateristik responden
1 Pekerjaan orangtua: Pendeta
Pegawai Swasta
2 Uang saku: 5000
Sumber : Data Primer Yang Diolah, September 2017
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 94 responden, responden mendapatkan uang saku terbanyak Rp 10,000- Rp 20,000 sebanyak 81 respondenpernyataan ini menunjukan bahwa uang saku yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh faktor pekerjaan orangtua yang berbeda-beda,demikian juga diperoleh hasil pekerjaan orangtua terbanyak dengan jumlah 66 responden adalah pegawai swasta. Hal ini juga terkait dengan Teori Hierarki Maslow (1973) mengenai kebutuhan,dalam hal ini uang saku yang diperoleh dari orangtua responden mempengaruhi terhadap kebutuhan fisiologis dimana manusia memiliki hasrat terhadap kebutuhan makanan,minuman,pakaian dan lainnya. Responden dalam hal ini menggunakan uang saku nya untuk memperoleh kebutuhan nya dalam membeli produk kecantikan maupun mempercantik diri.
4.2.4. Alat Menonton Beauty Vlogger
Adapun alat yang digunakan siswa sebagai kebiasaan menonton beauty vlogger dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Gambar3.
Diagram Responden Berdasarkan Alat atau Cara Menonton
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan pada diagram di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang menonton beauty vlogger menggunakan smartphone yaitu 89 siswa dengan jumlah prosentase94,7 , Sedangkan responden yang mengunakan laptop ada 5 siswa dengan jumlah prosentase5,3 . Artinya siswa di SMP Kota Kota Salatiga dalam menonton beauty vlogger menggunakan media smartphone karena dimugkinkan smartphone sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi siswi dan dengan adanya smartphone siswi dapat mengakses apapun dengan mudah hal ini juga menunjukan bahwa pengguna telepon seluler atau smatphone di Indonesia menjadi penggerak utama pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia (Supriadi,2012).
4.2.5. Perasaan Saat Menonton Beauty Vlogger
Hasil penelitian diperoleh responden mengenai perasaan yang muncul saat menonton beauty vlogger sebagai berikut:
Tabel 4.4. Perasaan Responden Penelitian
Sumber : Data Primer Yang Diolah, September 2017
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 94 responden, siswa yang merasa bosan sebanyak 26 anak dengan jumlah prosentase 27.70 sedangnya yang merasa tidak bosen saat menonton beauty vlogger sebanyak
68 siswa dengan jumlah prosentase72.30 , hal ini menunjukan bahwa responden melihat Beauty Vlogger dari awal sampai akhir karena mereka senang dan tidak bosan saat melihat tayangan dari Beauty Vlogger itu sendiri
4.2.6. Tokoh yang disukai
Adapun tokoh yang beauty vlogger yang disukai siswa sebagai berikut:
Gambar 4. Diagram Responden Berdasarkan Tokoh yang disukai
dalam Beauty Vlogger
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini peran yang paling disukai siswa dalam menonton beauty vlogger yaitu Han Yoo Ra dengan jumlah 31 siswa atau 33 . Han Yoo Ra adalah seorang Beauty Vlogger asal Korea Selatan yang telah lama tinggal di Indonesia, dan selain dia Sunny Dahye juga merupakan Beauty Vlogger yang berasal dari korea,dalam hal ini menunjukkan bahwa responden menyukai Beauty Vlogger dengan gaya natural seperti korea. Di Indonesia sendiri,trend make up pada saat ini juga mengarah ke budaya korea karena make up korea memiliki karateristik yang natural dan tipis yang dimungkinkan disukai oleh responden yang masih sekolah. Hal ini juga terkait dengan Teori Terpaan Selektif Joseph T Klepper (1960) dimana khalayak sebagai sasaran isi komunikasi bersifat aktif dengan cara selektif memilih media jadi dengan hal ini responden selektif dengan trend make up apa saja yang mereka sukai.
4.3.Karateristk Variabel
Pada penelitian ini terdapat 3 variabel penelitian,yaitu menonton Beauty Vlogger,perilakukonsumtif dan faktor internal,eksternal.
4.3.1. Menonton Beauty Vlogger (X)
1. Intensitas Menonton(X1)
a. Durasi Menonton Beauty Vlogger
Dalam teori Kultivasi milik Gebner (et al: 8) yang dipaparkan pada bab sebelumnya dijelaskan bahwa pada dasarnya terdapat dua karakteristik penonton yaitu, (1) Penonton berat (Heavy Viewer) yaitu mereka yang menonton lebih dari 4 jam setiap harinya; (2) Penonton Biasa (Light Viewer) yaitu mereka yang menonton kurang dari 4 jam setiap harinya.
Dari jumlah sampel penelitian ini yaitu 94 responden penonton Beauty Vloggr, menurut tingkat frekuensi dalam menonton Beauty Vlogger adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Menonton
No.
Tingkat Keseringan
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Dari 94 responden, sebanyak27 orang (28,7) memiliki tingkat lamanya menonton Beauty Vloggerlebih dari 4 jam per hari. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata siswi SMP di kota Salatiga menonton Beauty Vlogger dengan tingkat Light Viewers yaitu menonton kurang dari 4 jam dalam sehari yang dipaparkan dalam teori kultivasi. Demikian dapat disimpulkan bahwa siswi SMP durasi menonton Beauty Vlogger tidak terlalu lama hal ini menunjukkan mereka tidak menonton tayangan sampai akhir.
b. Frekuensi menonton Beauty Vlogger
Berdasarkan data yang diperoleh data, hasil frekuensi menonton Beauty Vlogger para responden dalam seminggu adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Frekuensi menonton dalam seminggu
Frekuensi menonton
dalam Seminggu
2 2-3kali
3 4-5kali
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Dari hasil pengisian kuisiner terhadap 94 responden, berdasarkan teori kultivasi Gebner (1980) dapat dilihat bahwa rata-rata penonton dalam kelas Heavy Viewer menonton Beauty Vlogger4-5 kali dalam seminggu dengan durasi lebih dari 4 jam dalam seminggu, dan rata-rata penonton dalam kelas Light Viewer menonton 2-3 kali dengan durasi kurang dari 4 jam dalam seminggu. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswi SMP menonton Beauty Vlogger 2-3 kali dalam seminggu.
1. Isi Tayangan (X2)
Indikator kedua menonton Beauty Vlogger adalah isi tayangan (X2) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
M
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi
(setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Isi Tayangan Interval
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.7, menunjukkan bahwa isi tayangan dari Beauty Vloger banyak diminati oleh responden. Dari 94 responden sebanyak 68 responden (72,3) menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa isi tayangan dari Beauty Vlogger menarik. Responden setuju bahwa Beauty Vlogger sangat persuasif ketika melakukan tutorial kecantikan. Menurut Kenneth E. Anderson (1972:218) komunikasi persuasif merupakan komunikasi antar individu dimana komunikator dapat merubah tingkah laku dan perbuatan audiens. Dalam hal ini menunjukan bahwa Beauty Vlogger dapat merubah penonton untuk dapat mengikuti cara berdandan serta membujuk penonton untuk membeli alat kecantikan seperti Beauty Vlogger.
3.Daya Tarik (X3)
Indikator kedua menonton Beauty Vlogger adalah isi tayangan (X3) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot
Rs = Rentang skala Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4
diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
M
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Daya Tarik Interval
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.8 ,dapat dilihat bahwa mayoritas dari responden setuju dengan pernyataan bahwa Beauty Vlogger memiliki daya tarik. Dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori , sebanyak 80 responden (85,1) menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa Beauty Vlogger memiliki daya tarik dalam melakukan video tutorial kecantikan. Daya Tarik kecantikan dari Beauty Vlogger sendiri terbukti menjadi alasan mereka menonton video tutorial kecantikan seperti wajah dari Beauty Vlogger sendiri. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang setuju Berdasarkan tabel 4.8 ,dapat dilihat bahwa mayoritas dari responden setuju dengan pernyataan bahwa Beauty Vlogger memiliki daya tarik. Dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori , sebanyak 80 responden (85,1) menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa Beauty Vlogger memiliki daya tarik dalam melakukan video tutorial kecantikan. Daya Tarik kecantikan dari Beauty Vlogger sendiri terbukti menjadi alasan mereka menonton video tutorial kecantikan seperti wajah dari Beauty Vlogger sendiri. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang setuju
4.Atensi (X4)
Indikator kedua menonton Beauty Vlogger adalah isi tayangan (X4) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.9
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Atensi
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.9 , menunjukkan gambaran mengenai hal-hal yang dilihat responden saat menonton Beauty Vlogger. Dari 94 responden sebanyak 62 responden (66) menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa Beauty Vlogger memiliki perhatian khusus dari mereka. Cara berdandan Beauty Vlogger yang mudah diikuti menjadi alasan mereka menonton video. Ketika Beauty Vlogger menjelaskan produk make up terbukti mereka tertarik untuk menonton dan menjadi tertarik untuk membeli produk make up. Dalam teori kultivasi menyebutkan dampak media dapat mempengaruhi persepsi dan sikap,hal ini menunjukkan bahwa dampak dari Beauty Vlogger memberikan persepsi mengenai berdandan dan pembelian alat make up yang dilakukan responden.
4.3.2. Perilaku Konsumtif Siswi SMP
1. Pembelian Berlebihan (Y1)
Indikator pertama perilaku konsumtif adalah pembelian berlebihan (Y1) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator pembelian
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.10, dari 94 responden sebanyak 48 respoden (51,1) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan adanya pembelian berlebihan. Dalam Engel(1955:37) pembelian berlebih adalah perilaku yang dilakukan dalam mencukupi kebutuhan secara berlebih hanya untuk mencapai faktor keinginan seperti motivasi dan harga diri hal ini ditunjukkan dengan responden setuju bahwa tayangan Beauty Vlogger meyakinkan mereka untuk membeli produk kecantikan. Mereka tidak membeli alat make up yang mereka suka melainkan juga membeli alat makeup yang direkomendasikan oleh Beauty Vlogger .
2. Pembelian Berulang (Y2)
Indikator kedua perilaku konsumtif adalah pembelian berulang (Y2) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator pembelian
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.11,dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori dari 94 responden sebanyak 53 respoden (56,4) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan adanya pembelian berulang terhadap produk kecantikan. Responden setuju bahwa setelah membeli alat make up mereka ingin membeli lagi hal ini yang menjadikan mereka melakukan pembelian berulang hal ini diperkuat dengan teori perilaku konsumtif mengenai pembelian berulang Engel (1955:37) dimana pembelian yang dilakukan untuk mengurangi ketidakcocokan. Mereka juga membeli alat make up menggunakan uang saku.
3. Pembelian Berdasarkan Kebiasaan (Y3)
Indikator ketiga perilaku konsumtif adalah pembelian berdasarkan kebiasaan (Y3) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.12
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator pembelian
berdasarkan kebiasaan
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.12,dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori dari 94 responden sebanyak 52 respoden (55,5) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan adanya pembelian berdasarkan kebiasaan terhadap produk kecantikan. Responden setuju bahwa mereka terbiasa membeli alat make up yg sama seperti Beauty Vlogger. Membeli alat make up yang cocok dengan kulit mereka juga menjadi alasan mereka melakukan pembelian berdasarkan kebiasaan hal ini juga berdasarkan Teori perilaku konsumtif Engel (1955:37)mengenai pembelian berdasarkan kebiasaan dimana konsumen membeli berdasarkan loyalitas terhadap produk-produk yang sering dibeli.
4. Pembelian karena Implusif (Y4)
Indikator keempat perilaku konsumtif adalah pembelian karena implusif atau secara tiba-tiba (Y4) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.13
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator pembelian karena
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.13,dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori dari 94 responden sebanyak 59 respoden (62,8) menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan adanya pembelian secara tiba-tiba saat membeli produk kecantikan. Responden tidak setuju bahwa belajar menggunakan makeup tidak untuk terlihat cantik seperti Beauty Vlogger dan ketika bagus saat digunakan oleh Beauty Vlogger mereka tidak tertarik membeli karena pengaruh tampilan fisik dari Beauty Vlogger.
4.3.3Faktor Internal
1. Motivasi (Z1)
Indikator pertama faktor internal adalah motivasi (Z1) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.14
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator motivasi
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.14, dari 94 responden sebanyak 60 respoden (63,8) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan adanya motivasi. Pernyataan ini menunjukkan faktor dalam diri mereka berpengaruh dalam perilaku konsumtif , mereka menyukai hal baru dan mendapatkan perhatian dan tidak malu tampil dengan makeup. Hal ini diperkuat dengan Teori Hiearki Abraham Maslow(1943) mengenai kebutuhan sosial dimana individu memiliki kebutuhan mencintai dan untuk dicintai dengan mendapatkan perhatian dari orang lain responden merasa dirinya dicintai oleh banyak orang.
2. Kepribadian (Z2)
Indikator kedua Faktor intenal adalah kepribadian (Z2) terdiri dari
3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.15
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator kepribadian Interval
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.15,dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori dari 94 responden sebanyak 53 respoden (56,4) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan tipe kepribadian yang menentukan kepribadiannya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa mereka adalah seseorang yang memperhatikan penampilan dan menyukai diri mereka ketika menggunakan makeup .
3. Konsep Diri (Z3)
Indikator ketiga faktor internal adalah konsep diri (Z3) terdiri dari
3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.16
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator konsep diri Interval
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.16,dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori dari 94 responden sebanyak 51 respoden (54,3) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan pandangan dirinya untuk meningkatkan harga diri. Pernyataan ini menunjukkan bahwa mereka percaya diri saat menggunakan makeup dan terlihat menarik. Hal ini diperkuat oleh George Herbert Mead yang menyatakan bahwa konsep diri merupakan pandangan, penilaian, dan perasaan seseorang mengenai dirinya yang timbul sebagai hasil dari suatu interaksi sosial.
4. Gaya Hidup (Z4)
Indikator keempat perilaku konsumtif adalah pembelian karena implusif atau secara tiba-tiba (Y4) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil
M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.17
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Gaya Hidup Interval
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.17,dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori dari 94 responden sebanyak 72 respoden (76,6) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan gaya hidup saat membeli produk kecantikan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa mereka belajar menggunakan makeup untuk terlihat cantik seperti Beauty Vlogger dan ketika bagus saat digunakan oleh Beauty Vlogger mereka tertarik membeli karena hal Berdasarkan tabel 4.17,dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori dari 94 responden sebanyak 72 respoden (76,6) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan gaya hidup saat membeli produk kecantikan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa mereka belajar menggunakan makeup untuk terlihat cantik seperti Beauty Vlogger dan ketika bagus saat digunakan oleh Beauty Vlogger mereka tertarik membeli karena hal
4.3.4 Faktor Eksternal
1. Kebudayaan (Z1)
Indikator pertama faktor eksternal adalah kebudayaan (Z1) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.18
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator kebudayaan Interval
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.18, dari 94 responden sebanyak 62 respoden (65,9) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan adanya budaya mempengaruhi keinginan dalam memenuhi kebutuhan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa mereka menggunakan make up karena lingkungan sekitar mereka juga menggunakan makeup. Demikian pulatidak ada tuntutan apapun atau larangan untuk mereka berdandan dan membeli produk kecantikan .
2. Kelas Sosial (Z2)
Indikator kedua faktor eksternal adalah kelas sosial (Z2) terdiri dari
3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.19
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator kelas sosial Interval
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.19,dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori dari 94 responden sebanyak 68 respoden (72,3) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan perilaku membeli yang didasarkan pada keinginan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa setelah membeli alat make up mereka terlihat berkelas dan berbeda dari yang lain. Mereka juga membeli alat make up karena bagi mereka mampu untuk membeli. Hal ini diperkuat dengan Teori Hierarki Maslow (1943) mengenai kebutuhan penghargaan, dimana seseorang ingin diakui dan dihargai oleh orang lain. Dengan menggunakan make up peneliti melihat bahwa responden ingin dirinya diakui dan dilihat berbeda oleh orang lain.
3. Kelompok Referensi (Z3)
Indikator ketiga faktor eksternal adalah kelompok referensi (Z3) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=3. Nilai
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.20
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator kelompok referensi Interval
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.20,dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori dari 94 responden sebanyak 69 respoden (73,4) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan adanya pengaruh kelompok referensi terhadap produk kecantikan. Pernyataan ini menunjukan bahwa mereka terbiasa berdandan karena teman-teman mereka juga berdandan serta rekomendasi alat makeupproduk kecantikan dari temanjuga berpengaruh saat membeli. Hal ini diperkuat oleh Howkins,coney dan Bert (1980) yang mengatakan bahwa di dalam kelompok referensi individu mengikuti keinginan kelompokknya dan tidak berpikir ataupun bertindak sebagai dirinya sendiri.
4. Keluarga (Z4)
Indikator keempat faktor eksternal adalah keluarga (Z4) terdiri dari
3 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:
Rs = R (bobot)
M
R(bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4=12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah
1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.
Rs = R (bobot) = 12 – 3 = 9 = 2,25
4 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh interval tiap kategori
M
adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.21
Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator keluarga
Sumber: Data Primer yang diolah, September 2017
Berdasarkan tabel 4.21,dapat dilihat dari hasil perhitungan kategori dari 94 responden sebanyak 71 respoden (75,6) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan adanya aspek keluarga berpengaruh terhadap perilaku konsumtif produk kecantikan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa mereka menggunakan makeup karena keluarga mereka juga berdandan dan mereka meniru perilaku tersebut hal ini diperkuat dengan Teori Imitasi menurut Gabriel Tarde menurut Terde imitasi merupakan bentuk dari contoh seperti mencontoh yang dilakukan antar individu dalam semua pergaulan antar manusia. Demikian pula untuk menggunakan make up tidak ada larangan dari orangtua.
4.4.Uji Asumsi Klasik
Dengan menggunakan model regresi, maka harus memenuhi uji asumsi klasik agar menghasilkan yang sesuai dengan standar statistik yang meliputi uji normalitas data, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan Autokorelasi dengan hasil sebagai berikut:
4.4.1. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya adalah dengan menggunakan analisis grafik. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal sebagaimana pada gambar 7 sebagai berikut:
Gambar 5. Grafik Histogram
Dengan melihat tampilan grafik histogram tersebut, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal.Namun demikian dengan hanya melihat histogram dapat memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk ukuran sampel yang kecil. Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada gambar 8 berikut ini:
Gambar 6. Grafik Normal Plot
Berdasarkan grafik histogram dan grafik normal plot, dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena memenuhi asumsi normalitas.
Teknik analisis uji normalitas data penelitian menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.22. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Data Penelitian Beauty Vlogger terhadap Perilaku Konsumtif
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Normal Parameters a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat bahwa dari Uji normalitas Beauty Vlogger terhadap Perolaku Konsumtif dengan kolmogorov-Smirnov Test di peroleh nilai signifikan (Asymp.Sig.)sebesar 0.333 lebih besar dari Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat bahwa dari Uji normalitas Beauty Vlogger terhadap Perolaku Konsumtif dengan kolmogorov-Smirnov Test di peroleh nilai signifikan (Asymp.Sig.)sebesar 0.333 lebih besar dari
4.4.2. Uji Multikolinieritas
Untuk mendekati ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel independen digunakan Variance Inflation Factor (VIF).Besarnya VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.23.
Tabel 4.23. Hasil Perhitungan VIF
Collinearity Statistics
Model
B Std. Error
Tolerance VIF
Beauty Vlogger
Beauty Vlogger
Faktor Internal
Beauty Vlogger
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Dependent Variabel :Perilaku Konsumtif
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu beauty vlogger dan variabel moderat yaitu faktor internal dan faktor eksternal tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF < 10. Dengan demikian variabel independen dan moderat tersebut dapat digunakan untuk memprediksi perilaku konsumtif siswi SMP Kota Salatiga selama rata-rata periode pengamatan.
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji gejala heteroskedastisitas dalam analisis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan grafik scatterplot. Titik-titik tersebut harus menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Bila kondisi ini terpenuhi, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot ditunjukkan pada gambar 4.7 di bawah ini:
Gambar 7. Grafik Scatterplot
Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa dalam grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas pada penelitian ini menonton beauty vlogger siswa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga dengan demikian model regresi layak digunakan.
4.4.4. Uji Autokorelasi
Tabel 4.24.
Hasil Uji Auto Korelasi –Durbin Watson
Model Summary b
Adjusted R
Std. Error of the
R Square
a. Predictors: (Constant), Faktor Eksternal, Beauty Vlogger, Faktor Internal b. Dependent Variable: Perilaku Konsumen
Nilai dw data ini adalah 1,982 dengan jumlah N sampel 94. Nilai D-W di antara -2 sampai +2 sehingga dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh tidak terdapat autokorelasi.
4.5. Uji Hipotesis Penelitian
Untuk menguji hipotesis ini, Berikut hasil analisis regresi diperoleh data:
Tabel 4.25.
Tabel Pengaruh Beauty Vlogger Terhadap Perilaku Konsumtif Siswi
SMP Kota Salatiga
Adjusted R
Std. Error of the
Model
R
R Square
Sumber: Data Output Regression 2017
a. Predictors: (Constant), Faktor Eksternal, Beauty Vlogger, Faktor Internal b. Dependent Variable: Perilaku Konsumen
Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan pada tabel diatas (Tabel Model Summary) diketahui bahwa korelasi parsial antara beauty vlogger dan perilaku konsumtif dengan korelasi product moment by pearson didapat nilai r hitung sebesar 0,640 dan memiliki nilai positif (arah korelasi positif) sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengaruh menonton beauty vlogger maka perilaku konsumtif siswi akan semakin tinggi.
Berdasarkan uji tabel korelasi tersebut, koefisien determinasinya (Adjusted R square) yang ditemukan yaitu sebesar 0,390 atau sebesar 39
(R2 x 100). Artinya dalam penelitian ini pengaruh menonton beauty vlogger (Variabel X) dengan variabel moderat faktor eksternal dan faktor internal terhadap perilaku konsumtif (Variabel Y) sebesar 39 dan sisanya dipengaruhi oleh variabel yang lain diluar penelitian ini.
Kemudian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh menonton beauty vlogger terhadap perilaku konsumtif siswi SMP di Kota Salatiga, maka dapat dilihat pada tabel ANOVA sebagai berikut:
Tabel 4.26. Signifikansi media Beauty VloggerTerhadap Perilaku Konsumtif Siswi SMP Kota Salatiga
ANOVA a
Model
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumen b. Predictors: (Constant), Faktor Eksternal, Beauty Vlogger, Faktor Internal
Sumber : Data Primer Yang Diolah, September 2017.
Berdasarkan uji signifikansi variabel media Beauty Vloggerterhadap perilaku konsumtif diperoleh nilai Fhitung 20,820 dengan signifikansi 0,000 sehingga variabel media Beauty Vloggersecara signifikan memberi pengaruh positif terhadap perilaku konsumtif pada Siswi SMP di Kota Salatiga.
Dalam analisis ANOVA ini dasar pengambilan keputusan dilihat berdasarkan:
- Apabila probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak - Apabila probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0: Menonton Beauty Vlogger tidak berpengaruh terhadap perilaku
konsumtif siswi SMP di Kota Salatiga H1: Menonton Beauty Vlogger berpengaruh terhadap perilaku konsumtif
siswi SMP di Kota Salatiga.
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari alpha 0,05. Jadi H1 diterima dan H0 ditolak dan artinya menonton Beauty Vloggerdapat berpengaruh terhadap perilaku konsumtif siswi SMP di Kota Salatiga.
Berikut adalah tabel persamaan regresi pengaruh Beauty Vloggerterhadap perilaku konsumtif.
4.27. Tabel Model Persamaan Regresi
Coefficients a
B Std. Error
Beauty Vlogger
Faktor Internal
Faktor Eksternal
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumen
Berdasarkan tabel diatas persamaan regresi linier berganda yang diperoleh berdasarkan perhitungan diatas adalah sebagai berikut:
Y = 7.150 + 0.220 X 1 + 0.317Z 1 + 0.201Z 2
Dari persamaan di atas maka secara umum dapat diinterprestasikan penjelasan sebagai berikut :
1) Konstanta (a) = 7,150, artinya jika tidak ada variabel Beauty Vlogger, variabel moderat faktor internal dan faktor eksternal, maka besarnya variabel perilaku konsumtif adalah sebesar 7,150 satuan.
2) Koefisien regresi Beauty Vlogger(b 1 ) = 0,220 , artinya setiap peningkatan
siswi dalam beauty vlogger sebesar satu satuan akan meningkatkan perilaku konsumtif sebesar 0,220 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau ceteris paribus.
3) Koefisien regresi variabel moderat faktor internal (b2)= 0,317, artinya
setiap peningkatan dalam faktor internal sebesar satu satuan akan meningkatkan perilaku konsumtif sebesar0,317 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap ceteris paribus.
4) Koefisien regresi variabel moderat faktor eksternal (b3)= 0,201, artinya
setiap peningkatan faktoreksternal sebesar satu satuan maka akan meningkatkan perilaku konsumtif sebesar 0,201satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap ceteris paribus.
Dalam analisis lanjutan mengunakan teknik statistik untuk mencari ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel x dan y. Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh maka peneliti menggunakaan bantuan program statistik berbasis komputer yaitu SPSS (Statistic Program Social Sciences) Release 17.00.
Pengujian hipotesis penelitian yang menyatakan “ada pengaruh media Beauty Vlogger terhadap perilaku konsumtif Siswi SMP di Kota Salatiga” dilakukan dengan menggunakan uji t.
Dari hasil uji t data penelitian dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai t hitung variabel Beauty Vlogger sebesar 3.411 dengan faktor internal dan faktor eksternal sebagai variabel moderat.Untuk mengetahui kebenaran hipotesis tersebut dilakukan perbandingan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel . Nilai t tabel (α2=0,05; df (n-k-1=94-3-1=90) adalah sebesar 1,987.
Hasil perbandingan kedua nilai t tersebut maka dapat diketahui bahwa nilai t hitung = 3,411> nilai t tabel = 1,987. Sehingga pernyataan hipotesis penelitiandapat diterima atau dengan kata lain media Beauty Vloggerberpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif Siswi SMP di Kota Salatiga. Untuk memperjelas diterimanya hipotesis penelitian tersebut berikut peneliti sajikan dalam bentuk gambar kurva di bawah ini:
1 Daerah Penerimaan Ho
0 95 0
Daerah Penerimaan
Daerah Penerimaan
0 1 t hitung 8 0 1
Kurva Normal Distribusi t Untuk Uji Hipotesis
5 9 5
Dari hasil uji hipotesis, penelitian dapat diterima karena nilai t-hitung berada di dalam daerah penerimaan Ha, maka setiap kenaikan dimensi
8
menonton Beauty Vloggerakan meningkatkan perilaku konsumtif pada Siswi SMP di Kota Salatiga. 7