PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/201

(1)

RIZA TRESYIA MERTA

i ABSTRAK

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN

(Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

RIZA TRESYIA MERTA

Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa menguasai materi pelajaran yang diberikan. Namun, hasil observasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa pada materi pokok sistem pernapasan masih rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan ajar dan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran yaitu

menggunakan bahan ajar Leaflet dengan model pembelajaran STAD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD terhadap peningkatan penguasaan konsep dan

aktivitas belajar siswa. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan desain pretest postest kelompok equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA2 dan XI IPA3 yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dihitung selisihnya dan diperoleh N-Gain kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dengan taraf signifikan 5%. Data kualitatif berupa penguasaan konsep oleh siswa, data aktivitas belajar


(2)

RIZA TRESYIA MERTA

ii

siswa dan angket tanggapan siswa terhadap kemenarikan bahan ajar leaflet yang dianalisis secara deskriptif .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antara nilai pretest dan postes yang di ukur dengan N-gain pada kelas eksperimen I yaitu sebesar 68,72, sedangkan kelas eksperimen II sebesar 30,03. Aspek penguasaan konsep yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu pada aspek pemahaman (C2) pada kelas eksperimen I sebesar 96,25 sedangkan kelas eksperimen II sebesar 68,54, rata-rata aspek penguasaan konsep terendah yaitu pada aspek menganalisis (C4) pada kelas eksperimen I sebesar 59,17 sedangkan pada kelas eksperimen II sebesar 22,64. Selain itu rata-rata aktivitas siswa berkriteria tinggi pada aspek bekerja sama dalam kelompok, bertanya, bertukar informasi dan presentasi, selanjutnya berdasarkan data angket kemenarikan bahan ajar leaflet, 100% siswa menyatakan bahwa penggunaan leaflet lebih memudahkan saya untuk membacanya daripada yang berbentuk buku, ukuran font dalam leaflet dapat terbaca dengan baik, mudah dipahami dan tidak membosankan. Dengan demikian, Penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa SMA Negeri 6

Bandar lampung pada materi pokok Sistem Pernapasan.


(3)

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN

(Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

RIZA TRESYIA MERTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN

(Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

RIZA TRESYIA MERTA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN

(Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Riza Tresyia Merta

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024046

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd NIP. 19610910 198603 1 005 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. ………..

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M. Pd …………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ……….

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M. Si NIP. 19600315 198503 1 003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung pada tanggal 12 Mei 1988, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak

Syaiful Anwar, SE dan Ibu Zauni.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Babatan Kec. Katibung Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Katibung Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2003, Sekolah Menengah Atas (SMA) Utama 2 Bandar Lampung

diselesaikan pada tahun 2006. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Utama 2 Bandar Lampung, dan pada tahun 2012 penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 6 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).


(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Papa Syaiful Anwar, SE dan Mama Zauni

Sosok mulia yang telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta yang takkan pernah bisa terbalas, serta selalu mendoakan dan menunggu keberhasilanku. Karena curahan kasih sayangmu yang menjadi ledakan awal jejakku ini. semoga ananda bisa selalu membahagiakan papa dan mama...aamiin

Adik ku Selvi Anisya

Terima kasih atas dukungan, doa, dan semangat yang telah diberikan selama ini

Para pendidik ku (Guru-guruku)

Terima kasih telah mendidik dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagiku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu


(9)

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

(QS. Al-Insyirah : 6)

Kegagalan adalah jenjang untuk sebuah kesuksesan bukan harus ditangisi atau

disesali

(Mario Teguh)

1% inspirasi, 99% keringat

Jumlahnya 100% keberhasilan.

(Thomas Alfa Edison)

Kesabaran adalah kunci dalam menuju kesuksesan

(Riza Tresyia Merta)

Segala sesuatu itu jika tidak sempurna berarti kurang, maka janganlah tertipu

dengan keindahan hidup


(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Riza Tresyia Merta

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024046 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang menyatakan

Riza Tresyia Merta NPM. 0743024046


(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEFLEAT

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung. 3. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesabaran, arahan dan waktu

yang diluangkan untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini; 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembahas dari penulis sekaligus

Pembimbing Akademik atas bantuan dan saran-saran yang diberikan; 5. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi

6. Rini Rita T Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, dan masukannya kepada penulis;


(12)

xii

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan

8. Drs. Hi. Ahyauddin, M.Pd., selaku Kepala SMA N 6 Bandar Lampung dan

Drs. Eko Riswanto, selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 SMA N 6 Bandar Lampung atas kerjasama yang

baik selama penelitian berlangsung;

9. Teristimewa Papa dan Mama ku atas perhatian, dukungan, doa dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini. Juga adikku Selvi Anisya semoga kita bisa membahagiakan papa dan mama;

10.Sahabat ku tim lefleat Melda Ariyanti atas bantuan dan kebersamaan selama penyusunan hingga skripsi ini dapat selesai;

11.Sahabat ku Ana Septiana, Heni Liana Sari, Nurhidayati, Triana Retno Dewi, Enjelina atas doa, semangat dan persahabatan selama ini;

12.Kakak tingkatku angkatan 2005, 2006 serta adik tingkatku angkatan 2008, 2009, 2010 dan 2011 untuk motivasinya. Dan Rekan-rekan pendidikan biologi 2007 yang memberikan kebersamaaan, do’a dan semangatnya;

13.Almamater tercintaku, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

14.Ahmad Habibi. N., atas dukungan dan semangatnya selamanya ini 15.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin. Bandar Lampung, Juli 2012

Penulis


(13)

(14)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional Menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 berfungsi mengembangkan kemampuan dalam membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuanuntukmengembangkanpotensipesertadidik agar menjadimanusia yang berimandanbertaqwakepadaTuhan Yang MahaEsa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiridanmenjadiwarganegara yang demokratissertabertanggungjawab (Depdiknas, 2003: 3). Tujuan pendidikan Nasional akan tercapai apabila semua pihak ikut serta dalam mendukung kemajuan pendidikan, baik pemerintah, guru dan

masyarakat (Fitria, 2009:1) .

Pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatikan, hal ini dapat terbukti dari rendahnya prestasi belajar siswa yang disebabkan karena sarana pembelajaran yang kurang memadai, rendahnya kualitas guru, dan mahalnya biaya pendidikan sehingga meyebabkan pendidikan di Indonesia makin terpuruk (Anonim, 2012:1). Masalah utama yang sering dihadapi pada pendidikan di sekolah adalah masih rendahnya daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Oleh karena itu mutu pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh guru. Guru harus berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah terutama mengenai meteri pelajaran. Materi pelajaran yang dipegang guru harus sesuai dengan profesinya, oleh sebab itu dalam mengajar guru harus pandai dalam menggunakan pendekatan dan memilih bahan ajar,


(15)

bahan ajar yang pokok disertai dengan bahan pelajaran yang menunjang akan membantu memotivasi siswa untuk belajar (Djamarah, 2005: 71).

Namun pada kenyataan yang ada siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga berdampak pada lemahnya

penguasaankonsepsiswakhususnyapadamatapelajaranbiologi. Hal ini disebabkan antara lain, siswa selalu bergantung pada guru, kurangnya sumber belajar sehingga siswa tidak mengetahui lebih dahulu materi yang akan dibahas, dan rendahnya minat baca pada buku-buku yang berhalaman tebal (Fitria, 2009:5). Bahan pelajaran yang akan

disampaikan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan kemampuan siswa sehingga menarik perhatian siswa untuk membacanya (Harjanto, 2006:257). Sesuai dengan pendapat Amri dan Ahmadi (2010:159) bahwa bahan pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

Hasil observasi pada siswa kelas XI IPA SMA N 6 BANDAR LAMPUNG

menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa pada materi pokok sistem pernapasan masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari hasil belajar siswa pada materi pokok sistem pernapasan hanya 55 % dengan rata-rata nilai 62. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 70. Hal ini dimungkinkan karena proses pembelajaran yang terjadi dikelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan selera guru sehingga mengakibatkan suasana pembelajaran kurang interaktif dan membosankan.Selain itu, rendahnya minat baca siswa diketahui dari data hasil wawancara yaitu hanya 8,33% siswa yang sering mengunjungi perpustakaan untuk membaca. Hal ini juga didukung dengan fakta bahwa hanya beberapa orang siswa yang mempunyai buku teks sebagai sumber belajarnya. Oleh sebab itu, maka salah satu solusi


(16)

yang digunakan untuk menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan dalam meningkatkan minat baca siswa adalah dengan memvariasikan bahan ajar yang menarik dengan harapan dapat meningkatnya penguasaan konsep siswa.

Dari permasalahan tersebut, salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca dan penguasaan konsep siswa adalah dengan penggunaan bahan ajar dalam bentuk leaflet. Leaflet yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik leaflet didesain secara cermat dan dilengkapi dengan ilustrasi serta menggunakan bahasa yang sederhana, singkat dan mudah dipahami (Zaskia, 2011:25). Materi pelajaran tersebut diambil dari berbagai sumber belajar baik dari buku maupun internet yang dijadikan satu dalam bentuk leaflet ini. Bahan ajar leaflet ini dikombinasikan dengan suatu model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Slavin (dalam Riyanto, 2010:268) menyatakan bahwa pada pembelajaran STAD siswa membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain). Menurut Anomin (2011: 1) Kelompok yang heterogen bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan bekerjasama dengan teman, berpikir kreatif, berpikir kritis sehingga dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi.

Hasil penelitian Aini (2011:54)Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar leaflet memiliki pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung materi pokok Ekosistem yaitu sebesar 18,44 dari prestasi belajar siswa sebelum pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar leaflet.


(17)

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Bahan Ajar Leaflet dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Penguasaan Konsep Pada Materi pokok Sistem Pernapasan”.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsep siswapada materi pokok sistem pernapasan oleh siswa kelas XI IPA?

2. Apakah penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa

2. Penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD.

D. Manfaat Penelitian

Setelah diadakan penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi:

1. Sekolah, memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pembelajaran biologi di sekolah melalui bahan ajar lefleat dengan model STAD.


(18)

2. Siswa, dapat memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan bahan ajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok sistem pernapasan

3. Guru, memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan bahan ajar dalam pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sistem pernapasan

4. Peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan bahan ajar leaflet dengan model STAD.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menjaga agar masalah ini lebih terarah dan lebih jelas sehingga tidak terjadi kesalahpahaman, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu:

1. Bahan ajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu bentuk bahan ajar cetak berbentuk lefleat yang berisikan rangkuman materi pelajaran

2. Model STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.Dalam pelaksanaannya siswa dikelompokan kedalam 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain)

3. Penguasaan konsep artinya meningkatkan penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran berlangsung dan dapat dilihat dari tes evaluasi penguasaan konsep yang dicapai. Indikator yang diamati adalah: pemahaman, aplikasi, dan analisis

4. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah Sistem Pernapasan pada kompetensi dasar Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung).


(19)

5. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 dan XI IPA3

semester genap di SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

6. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa yang relevan dengan proses pembelajaran.

7. Tanggapan siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah dari hasil kemarikan bahan ajar leaflet

F. Kerangka Pikir

Lemahnya proses yang pembelajaran yang dikembangkan guru saat ini merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan. Proses pembelajaran yang terjadi dikelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan selera guru sehingga mengakibatkan suasana pembelajaran kurang interaktif karena hanya sebagian siswa saja yang aktif sehingga pembelajaran membosankan. oleh karena itu, salah satu cara yang dapat guru lakukan adalah dengan memvariasikan bahan ajar sebagai sumber belajar yang dapat menarik perhatian siswa untuk membacanya.

Penggunaan leaflet sebagai bahan ajar diharapkan dapat membantu siswa dalam

memahami materi pelajaran. Leaflet ini disusun dari beberapa sumber belajar dan dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti siswa serta disisipkan ilustrasi gambaryang mendukung materi pelajaran sehingga mampu menarik minat baca siswa. Selain itu, penggunaan leaflet ini dirasa sangat tepat apabila dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah-langkah yaitu penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan

kelompok. Kombinasi keduanya tercermin pada fase kedua yaitu menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang dapat dilakukan dengan cara mendemonstrasikan lewat


(20)

bahan bacaan. Bahan bacaan yang dimaksud adalah leaflet yang telah disiapkan oleh guru. Saling berdiskusi dengan teman kelompoknya juga akan menambah pengetahuan mereka karena dalam proses diskusi tersebut terjadi saling tukar pendapat dan gagasan yang muncul dari setiap siswa. Pengalaman belajar ini diharapkan akan membuat siswa lebih termotivasi untukmembangun pengetahuannya yang pada akhirnya bahan ajar leaflet ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap prestasi belajar ranah kognitif siswa.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa.

Keterangan: X : Penggunaan bahan ajar leaflet; dengan model pembelajaran STAD.

Y : Penguasaan konsep siswa

Gambar 1. Model teoritis hubungan antara variabel bebas dan terikat

G. Hipotesis penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 = Penggunaan bahan ajar lefleat dengan model pembelajaran STAD tidak

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsepsiswa pada materi pokoksistem pernapasan.

H1= Penggunaan bahan ajar lefleat dengan model pembelajaran STAD berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsepsiswa pada materi pokoksistem pernapasan.


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud berupa tertulis maupun tidak tertulis (Amri dan Ahmadi 2010:159). Hal senada juga diungkapkan Sudrajat (2008:1) bahwa bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan, secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Selanjutnya Bahti dan Ikhwansyah (2011:20) berpendapat

bahwaprinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Karena itu, materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru yang harus dipelajari oleh siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang untuktercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini didukung oleh pendapat Amri dan Ahmadi (2010:159) bahwa bahan ajar disusun dengan dengan tujuan:

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.

2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping

buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.


(22)

Bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan ajar adalah inti dalam kegiatan belajar mengajar yang diupayakan untuk dikuasai oleh siswa (Djamarah, 2005:18). Oleh karena itu menurut Harjanto (2006: 172) bahwa dalam memberikan bahan ajar hendaknya sesuai dengan kemampuan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian, Hal ini didukung oleh pendapat dari Ballstaedt (dalam Zaskia, 2011:18) bahwa bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Susunan tampilan, yang menyangkut: urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca. 2. Bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya

hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang.

3. Menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, cheklist untuk

pemahaman.

4. Stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.

5. Kemudahan dibaca, yang menyangkut: keramahan terhadap mata (huruf yang

digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur, mudah dibaca. 6. Materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja

(work sheet).

Amri dan Ahmadi (2010:159) berpendapat bahwa Bahan ajar memiliki manfaat bagi: 1. Guru tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,

menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, membangun komunikasi pembelajaran yang efektif, dapat menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.


(23)

2. Siswa memberikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya. Bahan ajar dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Berdasarkanteknologi yang

digunakan, bahanajardapatdikelompokkanmenjadiempatkategori,yaitubahancetak

(printed) sepertiantaralainhandout, buku, modul, lembarkerjasiswa, brosur,

leaflet,wallchart, foto/gambar, model/maket.Bahanajardengar (audio) sepertikaset, radio, piringanhitam, dan compact disk audio. Bahanajarpandangdengar (audio visual) sepertivideo compact disk, film.Bahanajarmultimediainteraktif (interactive

teachingmaterial) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimediapembelajarninteraktif, dan bahanajarberbasis web (web

basedlearningmaterials) (Zaskia 2011:11).

Sebuah bahan ajar cetak paling tidak mencakup antara lain: Judul, Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja dapat berupa lembar kerja (LK) dan evaluasi. Tetapi dalam penyusunan bahan ajar terdapat perbedaan dalam strukturnya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dilihat pada matriks berikut ini:

Tabel 1. Struktur bahan ajar N

o. Komponen Ht Bu Ml LKS Bro Lf Wch F/Gb Mo/M

1. Judul         

2. Petunjuk belajar -   - - - - -

3. KD/MP -      ** ** **

4. Informasi

pendukung      ** ** **

5. Latihan -   - - - -

6. Tugas/ Langkah

kerja -   - - - ** **

7. Penilaian -      ** ** **

Ket: Ht: handout, Bu: Buku, Ml: Modul, LKS: Lembar Kegiatan Siswa, Bro: Brosur, Lf: Leaflet, Wch: Wallchart, F/Gb: Foto/Gambar, Mo/M: Model/Maket (Zaskia, 2011:18)


(24)

Ket :

 : tercantum dalam bahan ajar

- : tidak tercantum dalam bahan ajar

** : tercantum dalam kertas lain

Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Ballstaedt (dalam Zaskia, 2011:11) yaitu: 1. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan

bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada siswa bagian mana yang sedang dipelajari.

2. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit 3. Bahan tertulis cepat digunakan secara mudah

4. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu

5. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca dimana saja

6. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat dan membuat sketsa

7. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar 8. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.

B. Leaflet

Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih kompetensi dasar (Zaskia, 2011:25).

Lefleat sebagai bahan ajar yang memuat materi pelajaran harus disusun secara sistematis agar menarik minat baca oleh sebab menyusunnya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


(25)

1. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh siswa.

2. Materi memberikan informasi secara jelas dan lengkap tentang hal-hal yang penting

sebagai informasi. 3. Padat pengetahuan.

4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan 5. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.

6. Menarik siswa untuk membacanya baik penampilan maupun isi materinya.

7. Dapat diambil dari berbagai museum, obyek wisata, instansi pemerintah, swasta, atau hasil download dari internet (Zaskia, 2011:25).

Dalam menyusun leaflet sebagai bahan ajar paling tidak memuat antara lain:

1. Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar

kecilnya materi.

2. Kompetensi dasar/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari kurikulum 2004.

3. Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik, memperhatikan

penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata perkalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.

4. Tugas-tugas dapat berupa tugas membaca buku tertentu yang terkait dengan materi

belajar dan membuat resumenya. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok dan ditulis dalam kertas lain.

5. Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan.

6. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku,


(26)

C. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division ( STAD )

Salah satu model pembelajaran yang mengembangkan prinsip kerjasama adalah pembelajaran kooperatif. Seperti yang dikemukakan oleh Rusman (2010:203) bahwa pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil secara kolaborasi yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur heterogen. Salah satu model pembelajaran koopertif yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD, Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model

pembelajaran dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok-kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan

penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok (Trianto, 2009:68). Selanjutnya dinyatakan bahwapembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yaitu, membuat perangkat pembelajaran yang mencakup rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), membentuk kelompok secara heterogen, menentukan skor awal,

pengaturan tempat duduk dan kerja kelompok

Selanjutnya langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD menurut Rusman (2010:215-216), yaitu: menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, Pembagian kelompok terdiri dari 4-5 siswa secara heterogen, kemudian guru

menyampaikan materi pelajaran, bekerjasama dalam tim, Melaksanakan kuis (evaluasi), dan Memberikan penghargaan kelompok yang diberikan kepada kelompok yang

memperoleh nilai terbaik setelah melaksanaan kuis,

Penghargaan atas keberhasilan kelompok menurut Slavin (dalam Trianto, 2009:71-72) dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:


(27)

Tabel 2. Perhitungan skor perkembangan

Nilai tes Skor

perkembangan Lebih dari 10 poin dibawah skor awal....

10 poin dibawah sampai 1 poin dibawah skor awal...

Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal.... Lebih dari 10 poin diatas skor awal... Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal) 0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin

2. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Tingkat penghargaan kelompok

No Rata-rata Skor Kualifikasi

1. 2. 3. 4.

0 ≤ X ≤ 5 5 ≤ X≤ 15 15≤ Nk ≤ 25 25 ≤ Nk ≤ 30

-

Tim baik Tim hebat Tim super

3. Pemberian hadiah

Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan

hadiah/penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya. Ibrahim (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 93-94) model pembelajaran kooperatif tipe STAD bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi untuk memahami materi pelajaran dan mampu menuntaskan pelajaran. Setiap penggunaan model dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.Keunggulan dan model


(28)

pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah (dalam Anomin, 2011:1) yaitu dapat:

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya

dalam membahas suatu masalah.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan

penyelidikan mengenai suatu masalah.

3. Mengembangkan bakat dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.

4. Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan

kebutuhan belajarnya.

5. Mengaktifkan siswa bergabung dalam diskusi.

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai,

menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. Selain keunggulan tersebut, pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan-kekurangan, menurut Sanjaya (2010: 249) kelemahan-kelemahanyang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

1. Adanya ketergantung siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri.

2. Memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak

dapat dipenuhi.

3. Tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat.

4. Penilaian terhadap individu dan kelompok dan menyulitkan bagi guru untuk

melaksanakannya

D. Pengusaan Konsep

Konsep adalah sesuatu yang diterima dalam fikiran atau suatu ide umum dan abstrak yang diperoleh dari pengalaman atau hasil fikiran (Dahar 1989:79) Sedangkan menurut


(29)

Hamalik (2010 : 162) konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli atau objek yang memiliki ciri-ciri umum.

Slameto (1991 : 137) menyatakan bahwa: “Apabila suatu konsep telah dikuasai oleh siswa, maka kemungkinan siswa dapat menggolongkan apakah contoh konsep yang dihadapi sekarang termasuk dalam golongan konsep yang sama ataukah golongan konsep yang lain, mengenal konsep lain dalam memecahkan masalah serta memudahkan siswa untuk mempelajari konsep-konsep kini.” Maka kesimpulan yang dapat ditarik dari

pernyataan Slameto, apabila sebelum pelajaran siswa sudah menguasai konsep, maka akan besar kemungkinan siswa tersebut dapat dengan mudah memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajarinya.

Adapun kegunaan tentang penguasaan konsep adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi kerumitan lingkungan

2. Membantu untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada

3. Membantu untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas dan lebih maju

4. Mengarahkan kegiatan instrumental

5. Memungkinkan melaksanakan pengajaran, dan

6. Mempelajari dua hal yang berbeda (Hamalik 2010 : 164).

Penguasaan konsep merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa menguasai/memahami arti atau konsep, situasi dan fakta yang diketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan katakata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, maka penguasaan konsep siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Hamalik (2008:29) evaluasi merupakan suatu komponen sebagai pedoman dalam penyelenggraan kegiatan belajar mengajar. Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2009:53) tes merupakan alat


(30)

atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Tes untuk mengukur berapa persen tujuan pembelajaran yang dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran

(Daryanto, 1999:195-196).

Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu konsep, menurut Hamalik (2001 : 166) terdapat empat hal yang harus diperbuat oleh siswa, yaitu: (1) Dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya; (2) Dapat mengetahui ciri-ciri

(properties) konsep tersebut; (3) Dapat memilih serta membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan contoh; (4) Dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut.


(31)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret semester genap tahun pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri 6 Bandar Lampung

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 SMA Negeri 6 Bandar Lampung yang berjumlah 120 siswa dan terbagi menjadi 3 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 3 yang berjumlah 40 siswa sebagai kelas eksperimen I dan siswa- siswi kelas XI IPA 2 yang berjumlah 40 siswa sebagai kelas eksperimen II yang diambil dengan teknik

clusterrandom sampling. C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan quasi eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretest posttest kelompok equivalen. Struktur desainnya adalah sebagai berikut:

I

O1

X O2


(32)

Keterangan : R1 = kelas eksperimen I (XI IPA 3) R2 = kelaseksperimen II (XI IPA 2)

O1 = pretest

O2 = posttest;

X= perlakuan eksperimen I (Menggunakan bahan ajar

Leaflet dengan model pembelajaran STAD) C = perlakuan eksperimen II (Menggunakan LKS

bergambar dengan model pembelajaran STAD). (Modifikasi Riyanto, 2001:43)

Gambar 2: Desain pretes posttest kelompok ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut : a. Membuat surat izin penelitian di FakultaskeguruandanIlmupendidikan

b. Menetapkan waktu penelitian

c. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian

d. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

e. Membuat bahan ajar leaflet sebagai sumber belajar siswa f. Membuat angket kemenarikan bahan ajar leaflet.

g. Membuat LKS yang akan dikerjakan oleh siswa

h. Membuat lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa

i. Membuat soal tes awal dan tes akhir 2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas eksperimen I, sedangkan untuk kelas eksperimen II dengan LKS bergambar dengan pembelajaran kooperatif


(33)

tipe STAD. Penelitian ini direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan I membahas Struktur dan fungsi organ-organ pernapasan, Pertemuan II membahas Mekanisme pernapasan manusia dan kelainan/ penyakit pada sistem pernapasan, pertemuan III membahas sistem pernapasan pada hewan.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

1. Kelas eksperimen I a.Pendahuluan

1. Melaksanakan pretest

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Apersepsi

i. Pertemuan I pada sistem pernapasan ada organ yang berbentuk seperti anggur, organ apakah itu?”, “ sebutkan organ-organ sistem pernapasan pada manusia?”

ii.Pertemuan II guru meminta siswa berlari lari di tempat ± 1 menit dan kemudian mengajukan pertanyaan “ apakah yang kalian rasakan setelah berlari di tempat?”,” bagaimana keadaan dada dan perut kalian?”. “mengapa merokok itu berbahaya?” “sebutkan apa saja bahaya yang ditimbulkan akibat merokok?”, “ apa saja yang terkandung dalam rokok iii. Pertemuan III mengajukan pertanyaan “ apakah kalian sering mendengar

burung berkicau?”. kira-kira ada organ apa pada burung sehingga burung dapat berkicau?”

4. Motivasi:

i. Pertemuan I “Hariinikitaakanmempelajaritentang sistem pernapasan. Denganmempelajari sistem pernapasan kalian


(34)

ii. Pertemuan IIpadapertemuaninikitaakanmelanjutkan sub

materiyaitutentangmekanisme pernapasan pada manusia dan gangguan kelainan penyakit pada sistem pernapasan. Denganmempelajariini, kalian dapatmengetahui prosespernapasanpadamanusia, mengetahuibagaimana proses pernapasanpadamakhlukhidup”. “dandapatmengetahuibentuk gangguan penyakit pada sistem pernapasan manusia“.

iii. Pertemuan III “padapertemuaninikitaakanmelanjutkan sub

materiyaitutentang sistem pernapasanpadahewan. Denganmempelajariini, kalian

dapatmengetahuialat-alatpernapasanpadahewandandapatmengetahuibahwafaktorlingkunganhid uphewandapatmempengaruhi proses pernapasan

b. Kegiatan Inti

1. Membagi siswa ke dalam kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari

4-5 orang siswa.

2. Membagikan leaflet yang berisi materi yang akan dipelajari dan meminta siswa untuk membacanya.

3. Menjelaskan materi pelajaran secara garis besar dengan menggunakan bahan

ajar leaflet tersebut.

4. Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.

5. Siswa berdiskusi dan menjawab LKS dengan membacalefleatdan mengkaji

sumber belajar yang relevan.

6. Perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya.

7. Siswa diberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab


(35)

8. Memberi penguatan terhadap jawaban hasil diskusi siswa dan meluruskan miskonsepsi yang mungkin masih dimiliki siswa.

c. Penutup

1. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah

dibahas.

2. Memberikan Penghargaan kelompok seperti ”Super Team”, ”Great Team”, dan ”Good Team”. Penilaian ini berdasarkan prestasi belajar yang dicapai anggota kelompoknya. Penilaian ini akan menjadi motivator siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

3. Melaksanakan tes akhir yang sama dengan tes awal pada pertemuan ketiga kepada seluruh siswa.

2. Kelas Eksperimen II a. Pendahuluan

1. Melaksanakan pretest

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Apersepsi

i. Pertemuan I pada sistem pernapasan ada organ yang berbentuk seperti anggur, organ apakah itu?”, “ sebutkan organ-organ sistem pernapasan pada manusia?”

ii. Pertemuan II guru meminta siswa berlari lari di tempat ± 1 menit dan kemudian mengajukan pertanyaan “ apakah yang kalian rasakan setelah berlari di tempat?”,” bagaimana keadaan dada dan perut kalian?”. “ mengapa merokok itu berbahaya?” “sebutkan apa saja bahaya yang ditimbulkan akibat merokok?”, “ apa saja yang terkandung dalam rokok?”.


(36)

iii. Pertemuan III mengajukan pertanyaan “ apakah kalian sering mendengar burung berkicau?”. kira-kira ada organ apa pada burung sehingga burung dapat berkicau?”

4.Motivasi:

i. Pertemuan I “hariinikitaakanmemepelajaritentang sistem pernapasan. Denganmempelajari sistem pernapasan kalian

dapatmengetahuistrukturalat-alatpernapasan yang adapadamanusia” ii.Pertemuan IIpadapertemuaninikitaakanmelanjutkan sub

materiyaitutentangmekanisme pernapasan pada manusia dan gangguan kelainan penyakit pada sistem pernapasan. Denganmempelajariini, kalian dapatmengetahui prosespernapasanpadamanusia, mengetahuibagaimana proses pernapasanpadamakhlukhidup”. “dandapatmengetahuibentuk gangguan penyakit pada sistem pernpasan pada manusia “.

iii.Pertemuan III “padapertemuaninikitaakanmelanjutkan sub

materiyaitutentang sistem pernapasanpadahewan. Denganmempelajariini, kalian

dapatmengetahuialat-alatpernapasanpadahewandandapatmengetahuibahwafaktorlingkunganhidu phewandapatmempengaruhi proses pernapasan

b.Kegiatan Inti

1.Membagi siswa ke dalam kelompok.

2.Menjelaskan materi pelajaran secara garis besar 3.Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.

4.Siswa berdiskusi dan menjawab LKS dengan mengkaji sumber belajar yang relevan.


(37)

5. Perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

6. Siswa diberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok. 7.Memberi penguat terhadap jawaban hasil diskusi siswa dan

meluruskan miskonsepsi yang mungkin masih dimiliki siswa.

c. Penutup

1. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah

dibahas.

2. Memberikan Penghargaan kelompok seperti ”Super Team”, ”Great Team”, dan ”Good Team”. Penilaian ini berdasarkan prestasi belajar yang dicapai anggota kelompoknya. Penilaian ini akan menjadi motivator siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

3. Melaksanakan tes akhir yang sama dengan tes awal pada pertemuan ketiga kepada seluruh siswa.

E. Data penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1. Data penelitian

Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah penguasaan konsep oleh siswa diperoleh dari nilai pretes dan postes pada materi pokok sistem pernapasan sedangan data kualitatifadalah data yang

diperolehdarihasilobservasiterhadapaktivitassiswaselamaprosespembelajaranberlangs ung, kemenarikan bahan ajar leaflet yang diambil dengan menggunakan angket padaakhir pertemuan.


(38)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknikpengumpulan data pada penelit

a. Penguasaan Konsep

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui awal dan tes akhir.

Tesawaldilakukan di awalpertemuan I, dan tesakhirdilakukan di akhirpertemuan II Tesawal dan tesakhirdilakukan pada ke

IIdenganbentuk dan jumlahsoal dan postes yaitu :

S= R x 100

N

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dar

(Purwanto, 2008 : 112)

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poinkegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda

telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4: Lembar Observasi Aktivitas Siswa

pendapat /ide (diamsaja)

No Nama A

1 2 3 1

1

2

3

4

5

Teknik Pengumpulan Data

Teknikpengumpulan data pada penelitianinisebagaiberikut: Penguasaan Konsep

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui awal dan tes akhir.

Tesawaldilakukan di awalpertemuan I, dan tesakhirdilakukan di akhirpertemuan II Tesawal dan tesakhirdilakukan pada kelas eksperimen Idan kelas

denganbentuk dan jumlahsoaluraian yang sama. Teknik penskoran nilai pretes

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008 : 112)

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poinkegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4: Lembar Observasi Aktivitas Siswa

diamsaja)

Aspek yang diamati Xi

B C D E

2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Jumlah

Tesawaldilakukan di awalpertemuan I, dan tesakhirdilakukan di akhirpertemuan III. aseksperimen Teknik penskoran nilai pretes

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poinkegiatan yang dilakukan

√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data

Keteranga n : A. Ke mampuan mengemu kakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemu kakan


(39)

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasanpadamateripokoksistem pernapasan

3.Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasanpadamateripokoksistem

pernapasan

B. Kemampuan Bertanya

1. Tidak mengajukanpertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahanpadamateripokoksistem pernapasan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahanpadamateripokoksistem pernapasan

C. Bekerjasama dengan temandalammenyelesaikantugaskelompok

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)

2. Bekerjasama dengananggotakelompoktetapitidaksesuaidenganpermasalahanpada LKS

materipokoksistem pernapasan

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompoksesuaidenganpermasalahanpada LKS

materipokoksistem pernapasan

D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok

(diam saja)

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan sistem pernapasan dalam LKS

3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan

permasalahan pada LKS sesuai dengan leaflet materi pokok sistem pernapasan.

E.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok

secarasistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok

dengansecara sistematis,danmenjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis, danmenjawab pertanyaan dengan benar.

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu: Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

100 x n

x X

i Keterangan X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑x= Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002:69)


(40)

Menafsirkan atau menentukan kategori indeks aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada tabelberikut:

Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval (%) Kriteria

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

Dimodifikasi dari Hake (dalamBelina, 2008 : 37). c. Angket

Angket (questionaire) yang diberikan kepada subyek penelitian berupa daftar

pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu dalam hal ini tentang kemenarikan bahan ajar leaflet. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tertentu seperti, keyakinan dan minat siswa dalam kemenarikan lefleat.

F. TeknikAnalisis Data

1. Data PenguasaanKonsep

Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelompok.

Penguasaan konsep ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi

(N-gain), antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. N-Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake (Loranz, 2008 : 3) sebagai berikut:

N-gain = -

X 100 Z -

Keterangan : = rata-rata nilai postes;

= rata-rata nilaipretes; Z = skormaksimal.

Kemudian dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:


(41)

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji liliefors dengan program SPSS versi 17 (Pidekso, 2009 : 162).

1. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal 2. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dan Marzuki, 2002: 118).

b. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima - Jika F hitung> F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:18).

2. PengujianHipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Uji


(42)

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 12)

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen I lebih rendah dengan kelas eksperimen II .

H1 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen I lebih tinggi dari kelas eksperimen II.

2. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10)

c. Uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney U

1. Hipotesis

Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II sama H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak

sama 2. Kriteria Uji :

Ho ditolak jika sig< 0,05 Dalam hal lainnya Ho diterima (Anonim, 2009:166).

G. Pengolahan Data Kemenarikan bahan ajar leaflet

Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui kemenarikan bahan ajar leaflet. Angket ini berisikan 8 pernyataan, 5 pernyataan positif, dan 3 pernyataan negatif. Skor 1 (satu) untuk menyatakan setuju bagi pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif. Skor 0 (nol) untuk menyatakan tidak setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif. Selain itu terdapat 1 pertanyaan terbuka untuk mengetahui hal-hal lain yang ingin disampaikan oleh siswa tentang leaflet (Aini, 2011:36).

Jumlah skor setiap angket dihitung untuk mengetahui tanggapan masing-masing siswa tentang kemenarikan bahan ajar leaflet. Menghitung skor yang diperoleh dalam bentuk


(43)

persentase. Teknik ini sering disebut dengan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Adapun rumus untuk analisis deskriptif persentase menurut Ali (1992: 46) adalah :

Presentase kemenarikan leaflet(%) =

N

n ×100%

Keterangan:n = Nilai yang diperoleh sampel

N = Nilai yang semestinya diperoleh sampel % = Persentase kemenarikan leaflet

Tabel 6. Kriteria Tingkat Kemenarikan Bahan Ajar Leaflet

No Rentang skor Interval Kriteria

1 16 - 23 76< % ≤ 100% Tinggi

2 8 - 15 51< % ≤ 75% Sedang

3 0 - 7 25< % ≤ 50% Rendah


(44)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaanbahan ajar leaflet denganmodel pembelajaran

STADberpengaruhsecarasignifikanterhadap peningkatan

penguasaankonsepsiswamateripokokSistem Pernapasan padasiswakelasXI IPA SMANegeri6 Bandar Lampung T.P 2011/2012.

2. Penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaranSTADberpengaruhterhadap

peningkatan aktivitasbelajarsiswamateripokokSistem Pernapasan padasiswakelas XI IPA SMANegeri6 Bandar Lampung T.P 2011/2012.

3. Seluruh siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Pembelajaran menggunakan bahan ajar leafleat dan model STAD dapat digunakan

oleh guru biologi sebagai salah satu sumber belajar alternatif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi pokok sistem pernapasan.

2. Bagi peneliti yang akan menggunakan bahan ajar leafleat, hendaknya lebih

meningkatkan kualitas dan kelengkapan isi materi dengan cara lebih banyak membaca materi pelajaran dan browsing sebagai referensi dalam membuat leafleat serta


(45)

mengacu kepada standar isi agar isi materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

3. Dalam penyusunan bahan ajar leaflet ini sebaiknya dicetak sehingga tampilan leaflet lebih menarik dan dapat terbaca dengan jelas.

4. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mencapai hasil yang optimal, guru

perlu memperhatikan waktu terutama pada saat persentasi untuk meningkatkan keterampilan masing-masing kelompok dan mengembangkan keaktifan seluruh anggota dalam kelompok.


(46)

1

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Q. 2011. Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem . Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan P. MIPA Program Studi S1 Pendidikan Biologi

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa.

Bandung.

Amri, S dan Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi

Karaya. Jakarta.

Anonim. 2009. Panduan Praktis SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik.

Wahana Komputer. Semarang

. 2011Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. http: // www. Sarajanaku.

Com 9 November 2011 ( 10.00 WIB).

. 2012. Ciri-ciri dan Masalah Pendidikan

di Indonesia.http;// pendidikanjamansekarang.blogspot.com/2012/03/ciri-ciri-masalah-pendidikan-di.Indonesia. html 21 April 2012 (22.00 WiB).

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.

Bahti, H. H dan Ikhwansyah, I . 2011. Pedoman Penulisan Buku ajar.Universitas

Padjadjaran. Bandung. http//:www . Unpad.ac.id/cup.content/buku ajar. pdf. 1 November 2011 (20.00 Wib).

Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Dalam

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. 9November 2011 (08.50 WIB)

Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta

Depdiknas. 2003. Pendidikan menurut undang-undang. Jakarta.


(47)

2

Djamarah, S.B. 2005.Guru dan Anak Didik Dalam Interkasi Edukatif . Rineka

Cipta. Jakarta

Farisi, M. I. 2007. Struktur Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar

Dan Pengorganisasian Pengalaman belajar siswa. Jurnal

Kependidikantahun 3 No: 3. Halaman 16 dalam Http:// FKIP Unira. Ac.id/ wap content/ Uplouds/2012/05/Jurnal-portal-3.pdf. 30 Mei 2012 (21.00).

Fitria, H. 2009. Pengaruh Penggunaan Modul Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas VII MTsN Pauh Kambar Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman. Dalam sucikorafi.multiply.com/journal/item/3/sekripsi. 27 Mei 2012 (08.50 WIB).

Hamalik, O. 2001.Proses BelajarMengajar.BumiAksara. Jakarta.

. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Bumi Aksara. Jakarta.

Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Idris, H. 2008. Pengembangan M ultimedia Pembelajaran Berbantuan Komputer.

Dalam

http://jurnaliqro.files.wordpress.com/2008/08/05-husni-48-57-final.pdf. 21 Mei 2012 (22.06 WIB)

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.

http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/archi

ves/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf.03 November 2011:

11.45.

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk

PenelitianIlmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Pidekso,A. 2009.SPSS 17 UntukPengolahan Data Statistik.WahanaKomputer.

Semarang

Pratisto, A. 2004. Cara MudahMengatasiMasalahStatistikdanRancangan

perubahandengan SPSS 12. BumiAksara. Jakarta.

Purwanto, M. N. 2008. Prinsip-prinsipdanTeknikEvaluasiPengajaran.PT.

RemajaRosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metode Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya


(48)

3

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses

pendidikan. Kencaana Prenada Media Group. Jakarta

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit. Rineka

Cipta. Jakarta.

Slavin, E.R. 2010. Cooperative Learning. Nusa Media: Bandung.

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung: PT. Tarsito

Sudrajat, A. 2008. Pengembangan Bahan Ajar (Materi Pembelajaran. Jakarta

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar- 1 November 2011 (20.00 WIB)

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana.

Jakarta.

Zaskia. 2011. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta

http://izaskia,files.wordpress.com 30 oktober 2011 jam 16.25 WIB


(1)

persentase. Teknik ini sering disebut dengan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Adapun rumus untuk analisis deskriptif persentase menurut Ali (1992: 46) adalah :

Presentase kemenarikan leaflet(%) = N

n ×100%

Keterangan:n = Nilai yang diperoleh sampel

N = Nilai yang semestinya diperoleh sampel % = Persentase kemenarikan leaflet

Tabel 6. Kriteria Tingkat Kemenarikan Bahan Ajar Leaflet No Rentang skor Interval Kriteria

1 16 - 23 76< % ≤ 100% Tinggi 2 8 - 15 51< % ≤ 75% Sedang

3 0 - 7 25< % ≤ 50% Rendah


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaanbahan ajar leaflet denganmodel pembelajaran

STADberpengaruhsecarasignifikanterhadap peningkatan

penguasaankonsepsiswamateripokokSistem Pernapasan padasiswakelasXI IPA SMANegeri6 Bandar Lampung T.P 2011/2012.

2. Penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaranSTADberpengaruhterhadap peningkatan aktivitasbelajarsiswamateripokokSistem Pernapasan padasiswakelas XI IPA SMANegeri6 Bandar Lampung T.P 2011/2012.

3. Seluruh siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran STAD.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Pembelajaran menggunakan bahan ajar leafleat dan model STAD dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu sumber belajar alternatif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi pokok sistem pernapasan.

2. Bagi peneliti yang akan menggunakan bahan ajar leafleat, hendaknya lebih

meningkatkan kualitas dan kelengkapan isi materi dengan cara lebih banyak membaca materi pelajaran dan browsing sebagai referensi dalam membuat leafleat serta


(3)

mengacu kepada standar isi agar isi materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

3. Dalam penyusunan bahan ajar leaflet ini sebaiknya dicetak sehingga tampilan leaflet lebih menarik dan dapat terbaca dengan jelas.

4. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mencapai hasil yang optimal, guru perlu memperhatikan waktu terutama pada saat persentasi untuk meningkatkan keterampilan masing-masing kelompok dan mengembangkan keaktifan seluruh anggota dalam kelompok.


(4)

1

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Q. 2011. Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem . Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Jurusan P. MIPA Program Studi S1 Pendidikan Biologi Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.

Amri, S dan Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi Karaya. Jakarta.

Anonim. 2009. Panduan Praktis SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang

. 2011Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. http: // www. Sarajanaku. Com 9 November 2011 ( 10.00 WIB).

. 2012. Ciri-ciri dan Masalah Pendidikan

di Indonesia.http;//

pendidikanjamansekarang.blogspot.com/2012/03/ciri-ciri-masalah-pendidikan-di.Indonesia. html 21 April 2012 (22.00 WiB). Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Bahti, H. H dan Ikhwansyah, I . 2011. Pedoman Penulisan Buku ajar.Universitas

Padjadjaran. Bandung. http//:www . Unpad.ac.id/cup.content/buku ajar. pdf. 1 November 2011 (20.00 Wib).

Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas

VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan

Fisika UPI Bandung. Dalam

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. 9November 2011 (08.50 WIB)

Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta Depdiknas. 2003. Pendidikan menurut undang-undang. Jakarta. http//:www.depdiknas.co.id. 31 Oktober 2011 (20.00 wib)


(5)

2 Djamarah, S.B. 2005.Guru dan Anak Didik Dalam Interkasi Edukatif . Rineka

Cipta. Jakarta

Farisi, M. I. 2007. Struktur Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar

Dan Pengorganisasian Pengalaman belajar siswa. Jurnal

Kependidikantahun 3 No: 3. Halaman 16 dalam Http:// FKIP Unira. Ac.id/ wap content/ Uplouds/2012/05/Jurnal-portal-3.pdf. 30 Mei 2012 (21.00). Fitria, H. 2009. Pengaruh Penggunaan Modul Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas VII MTsN Pauh Kambar Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang

Pariaman. Dalam sucikorafi.multiply.com/journal/item/3/sekripsi. 27 Mei

2012 (08.50 WIB).

Hamalik, O. 2001.Proses BelajarMengajar.BumiAksara. Jakarta.

. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. . 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Bumi Aksara. Jakarta.

Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Idris, H. 2008. Pengembangan M ultimedia Pembelajaran Berbantuan Komputer.

Dalam http://jurnaliqro.files.wordpress.com/2008/08/05-husni-48-57-final.pdf. 21 Mei 2012 (22.06 WIB)

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.

http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/archi ves/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf.03 November 2011: 11.45.

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk

PenelitianIlmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Pidekso,A. 2009.SPSS 17 UntukPengolahan Data Statistik.WahanaKomputer.

Semarang

Pratisto, A. 2004. Cara MudahMengatasiMasalahStatistikdanRancangan

perubahandengan SPSS 12. BumiAksara. Jakarta.

Purwanto, M. N. 2008. Prinsip-prinsipdanTeknikEvaluasiPengajaran.PT. RemajaRosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metode Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya . 2010. Pardigma Baru Pembelajaran. Kencana. Jakarta


(6)

3

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses

pendidikan. Kencaana Prenada Media Group. Jakarta

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit. Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin, E.R. 2010. Cooperative Learning. Nusa Media: Bandung. Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung: PT. Tarsito Sudrajat, A. 2008. Pengembangan Bahan Ajar (Materi Pembelajaran. Jakarta

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar- 1 November 2011 (20.00 WIB)

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Zaskia. 2011. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta

http://izaskia,files.wordpress.com 30 oktober 2011 jam 16.25 WIB


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap T

0 11 72

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pela

1 12 64

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (Think Pair Share) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas XI MAN 1 Metro Semester Genap TP 2011/2012)

0 12 55

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/201

0 9 48

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 26

EFEKTIVITAS MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 28

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI PADA MATERI POKOK FUNGI (Kuasi Eksperimen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

2 6 57

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

0 2 60

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

1 8 76

PENGARUH BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 50