PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

(1)

i ABSTRAK

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA

MATERI POKOK VERTEBRATA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh IRNA YULYATI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio- visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi pokok vertebrata oleh siswa SMA Negeri 13 BandarLampung. Desain penelitian ini adalah pretes-postes ekuivalen. Sampel pada penelitian adalah siswa kelas X1 dan X2 yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian berupa data kualitatif yaitu aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi. Data kuantitatif yaitu penguasaan materi oleh siswa yang diperoleh dari pretes dan postes pada setiap pertemuan. Analisis data aktivitas siswa menggunakan analisis deskriptif, sedangkan penguasaan materi menggunakan analisis uji-t dan uji U dengan menggunakan program SPSS 17.

Hasil penelitian pada kelas eksperimen menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media audio-visual tidak berpengaruh terhadap


(2)

ii

aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran yaitu tidak adanya peningkatan aktivitas dari pertemuan I ke pertemuan II dengan penurunan rata-rata sebesar (3,3 %). Hasil aktivitas belajar siswa rata-rata berkriteria sedang. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen berkriteria cukup. Pada aspek mengemukakan pendapat 59,86 % bekerjasama 72,38%, presentasi 68,42%, bertanya 51,92% dan menjawab pertanyaan 51,96%, sedangkan pada kelas kontrol rata-rata aktivitas belajar siswa berkriteria baik. Aspek mengemukakan pendapat 61,85 % bekerjasama 76,95%, presentasi 69,73%, bertanya 55,90% dan menjawab pertanyaan 57,91%.

Media audiovisual melalui Model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok vertebrata pada kelas eksperimen. Indikator kognitif N-Gain kategori tinggi adalah pengetahuan (C1) dan

pemahaman (C2), sedangkan indikator kognitif N-Gain kategori rendah adalah penerapan (C3) dan kreasi (C6). Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi pokok vertebrata oleh siswa SMA Negeri 13 Bandarlampung.

Kata kunci: Media Audiovisual, Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, Aktivitas siswa, Penguasaan materi, Vertebrata.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Krui, kecamatan Pesisir Tengah, kabupaten Pesisir Barat pada tanggal 08 Agustus 1991. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara sebagai buah kasih pasangan Bapak Khairun Nazir dan Ibu Nis Batun.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Krui Tahun (1997-2003), kemudian di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Krui pada tahun (2003-2006), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Krui pada tahun (2006- 2009).

Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Unila melalui jalur PKAB. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum biologi umum tahun 2011.

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA PIRI Lampung Selatan dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Selatan (Tahun 2012), dan penelitian pendidikan di SMA Negeri 13 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2014).


(8)

Moto

Dan sesungguhnya Allah akan menolong siapa yang menolong agamanya.

Sesungguhnya Alah Maha Perkasa lagi Maha Kuasa ”

(Al Hajj: 40)

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhannya hal itu

berat kecuali bagi orang yang khusyu.

(Alquran, 2:45)

Lebih baik berjalan perlahan-lahan daripada berdiam diri saja (Merry Riana)

Berani bertindak belum tentu menjamin keberhasilan, namun tidak bertindak

sudah pasti menjamin kegagalan


(9)

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada: Ebakku Khairun Nazir dan Emakku Nis Batun

yang telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta yang takkan pernah bisa terbalas, serta selalu mendoakan dan menunggu keberhasilanku

Udo Hendra Winata, Dongah Leo Kapisa, Abang Imronsyah A.md dan Adek Wardi Yamin

yang selalu memberikan doa, cinta, motivasi dan kasih sayangnya serta menantikan keberhasilanku Keluarga Besar Ayah HI, Husni Yamin. S.Ip dan Keluarga Besar Ngh Santi Triana. SE

Terima kasih atas rasa kekeluarganya selama ini Seluruh pengajar

Terimakasih atas bimbingan yang diberikan padaku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu Almamater tercinta, Universitas Lampung


(10)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Media Audio-visual Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)Terhadap Aktivitas Dan Penguasaan Materi Oleh Siswa pada Materi Pokok Vertebrata (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudyanti, S.S.i., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;


(11)

6. Dr. Tri Jalmo M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

7. Triyatmo, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 13 Bandar Lampung dan Junaidi, S.Pd,. selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X1 dan X2 SMA Negeri 13 Bandar Lampung atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 9. Sahabat-sahabatku terima kasih atas semangat kebersamaan dan kekeluargaan

yang terjalin hingga saat ini

10.Rekan-rekan Keluarga Biologi (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2009), kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

11.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka pikir ... 8

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media pembelajaran ... 11

B. Media pembelajaran audio-visual ... 14

C. Pembelajaran kooperatif ... 16

D. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) ... 20

E. Aktivitas dalam pembelajaran ... 24

F. Penguasaan Materi Pembelajaran Biologi ... 26

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Desain Penelitian ... 30

D. Prosedur penelitian ... 30

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 37

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41


(13)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN 1. Silabus ... 61

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 65

3. Lembar Kerja Siswa ... 77

4. Lembar jawaban LKS... 88

5. Rubrik LKS... 94

6. Kisi-kisi Pretes dan Postes ... 102

7. Soal pretes dan postes... 108

8. Rubrik pretes dan postes... 111

9. Data Hasil Penelitian ... 114


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar Observasi Aktivitas Belajar ... 34

2. Kriteria perolehan N-Gain ... 35

3. Kriteria klasifikasi indeks aktivitas siswa... 34

4. Tafsiran kriteria Persentase Aktivitas Siswa.. ... 36

5. Hasil aktivitas belajar... 40

6. Hasil Uji Pretes, Postes dan N-Gain Penguasaan Materi ... 41

7. Hasil Uji Indikator Kognitif N-Gain C1, C2, C3 dan C6 ... 42


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... ... 9 2. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen ... ... 28 3. Contoh jawaban siswa pengisian LKS pada kelasa eksperimen

………... 54


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya,

masyarakat, bangsa, dan negara (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional). Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka

mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004: 79).

Salah satu proses yang penting dalam pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas sebaiknya tidak hanya

didominasi oleh guru saja tetapi juga melibatkan siswa sehingga siswa tidak lagi menjadi objek melainkan subjek belajar. Kenyataan yang terjadi saat ini bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah belum maksimal, guru belum dapat menciptakan suasana kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi oleh siswa. Belum maksimalnya proses pembelajaran


(17)

2

dibentuk oleh data rata-rata nilai UN untuk SMA tahun ajaran 2010/2011. Rata-rata UN untuk SMA di Lampung adalah 6,91 dan menempati Lampung di posisi delapan nasional (Anonim 2011: 11)

Hasil observasi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung pelajaran biologi masih disampaikan dalam bentuk yang abstrak. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, metode yang seringkali dilakukan oleh guru adalah metode ceramah dan kadang-kadang diskusi informasi. Aktivitas siswa juga

cenderung pasif, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting saja. Menurut Sardiman (2007: 95), aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja tetapi pendidikan sekarang mengutamakan aktivitas atau keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Metode diskusi informasi yang berlangsung di SMA Negeri 13 Bandar Lampung selama ini kurang efektif karena tidak melibatkan semua anggota kelompok untuk berkontribusi memberikan pendapat, sehingga hanya pendapat beberapa orang saja yang mendominasi dalam kelompoknya sementara anggota kelompok yang lain pasif.

Untuk mendukung proses pembelajaran, guru di SMA tersebut jarang sekali menggunakan fasilitas media. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya keterampilan guru dalam mengoperasikan alat-alat serta masih minimnya fasilitas pendukung seperti: LCD dan sound sistem.


(18)

3

Kurang efektifnya penggunaan metode dan media tersebut diduga berdampak terhadap aktivitas dan penguasaan materi yang diserap siswa kurang optimal sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Data ulangan harian siswa kelas X semester genap pada materi pokok Veretebrata tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa rata- rata nilai yang diperoleh siswa mencapai 60, sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu ≥ 70 pada sub materi vertebrata. Jumlah siswa yang belum mencapai KKM pada sub materi vertebrata tahun pelajaran 2011/2012 mencapai 60%.

Rendahnya penguasaan materi biologi di atas perlu ditingkatkan. Untuk mewujudkan peningkatan tersebut perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran yang dilakukan, khususnya dalam hal model dan media yang digunakan. Perlu dikembangkan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pelajaran biologi dan dapat mengakomodasi perbedaan indidvidu siswa, sebagaimana dijelaskan oleh Dimyati (2006: 66), bahwa untuk mengakomodasi perbedaan individu siswa, guru perlu menentukan model pembelajaran yang melayani semua siswa dan merancang berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran. Jika perbedaan individu siswa dapat dilayani maka semua interaksi dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan akan diperoleh hasil yang maksimal.

Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran khususnya materi pokok vertebrata adalah media visual. Penggunaan media audio-visual dapat mengapresiasikan gambar dan suara sehingga pemahaman siswa


(19)

4

dapat dioptimalkan. Penggunaan media audio-visual juga memberikan kesan berbeda pada saat pembelajaran, karena media audio-visual mempunyai beberapa kelebihan yaitu salah satunya siswa bisa melihat keadaan yang kita maksud tanpa harus melihat keadaan secara langsung.

Media audio-visual ini dapat digunakan dengan baik apabila disampaikan dengan model pembelajaran yang tepat, seperti model yang dapat melibatkan sebagian besar siswa secara aktif. Salah satu model yang sesuai adalah model pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi siswa adalah model pembelajaran cooperative learning tipe STAD. Model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa (Ratumanan dalam Trianto, 2009: 62). Penerapan model pembelajaran STAD, siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran karena setiap siswa saling bertukar informasi di dalam

kelompoknya sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Kelebihan dari model pembelajaran tipe STAD yaitu (1) siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok; (2) siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama; (3) aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok; (4) interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.


(20)

5

Hasil penelitian Fakriyah (2009: 30) menunjukan model pembelajaran STAD yang di lengkapi dengan media audio-visual pada materi pokok jamur dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi, hasil penelitian Suwardana (2011: 44) menunjukan penggunaan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan penguasaan materi siswa pada materi pokok sistem ekskresi. Hasil penelitian Sulastri (2011: 31) menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

Berdasarkan uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Media Audio-Visual melalui Model Pembelajaran Cooperative Tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi oleh Siswa pada Materi Pokok Vertebrata kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013”

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh media Audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatkan aktivitas belajar pada materi vertebrata pada di SMA Negeri 13 Bandar Lampung?

2. Bagaimanakah pengaruh media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok vertebrata pada di SMA Negeri 13 Bandar Lampung?


(21)

6

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1. Peningkatan aktivitas belajar dengan media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok vertebrata di SMA Negeri 13 Bandar Lampung

2. Peningkatan penguasaan materi dengan media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh siswa pada materi vertebrata di SMA Negeri 13 Bandar Lampung

C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian eksperimen ini adalah: 1. Bagi guru yaitu menjadikan media audio-visual melalui model STAD

sebagai salah satu alternatif teknik pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran Biologi.

2. Bagi siswa yaitu dapat memberikan pengalaman belajar berbeda yang dapat menumbuhkan rasa kerjasama yang positif antar siswa.

3. Memberikan pengalaman wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan penguasaan materi siswa dengan menggunakan media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD


(22)

7

D.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Media audio-visual yang dimaksud adalah teks (grafis), gambar, audio,dan visual, kemudian diproyeksikan ke layar dengan bantuan komputer atau laptop, sound sistem, dan LCD

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu pembelajaran kooperatif yang terdiri atas lima langkah yaitu: Presentasi Kelas, Tim, Kuis, Skor Kemajuan Individual, dan Rekognisi Tim.

3. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu (1) kemampuan mengemukakan pendapat/ide di dalam kelompok, (2) bekerjasama dengan teman anggota kelompok, (3) mempresentasikan hasil diskusi kelompok, (4) kemampuan bertanya, (5) kemampuan menjawab pertanyaan.

4. Penguasaan materi yang diamati pada penelitian ini diukur berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pretes, postes, dan N-Gain pada sub materi pokok vertebrata

5. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X2 sebagai kelompok kontrol


(23)

8

E.Kerangka Pikir

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mahluk hidup, interaksinya mahluk hidup dengan mahluk hidup yang lainnya dan interaksinya dengan lingkungannya. sebagian besar siswa beranggapan bahwa biologi merupakan pelajaran yang cukup sulit dipahami, suatu proses pembelajaran yang tidak semua sistem belajar akan berjalan seperti apa yang diinginkan. Masing – masing siswa mempunyai karakter yang berbeda- beda dalam memahami pelajaran yang di sampaikan oleh guru salah satu faktor penyebab ketidaktuntasan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang di gunakan guru dalam mengajar mempunyai dampak yang besar terhadap aktivitas dan penguasaan materi oleh siswa. Pada dasarnya belajar merupakan suatu bentuk usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh ilmu, berlatih, dan mengubah tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman. Sehingga guru harus mampu memberikan

pengalaman kepada siswa agar siswa memperoleh pengalaman yang positif. Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan juga akan berpengaruh pada

penguasaan materi yang diserap siswa akan optimal.

Pembelajaran pada materi ini dapat menggunakan media audio-visual, karena media ini dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang berbeda. Media audio-visual yang digunakan berbentuk gambar, teks dan suara yang memuat uraian singkat mengenai materi. Kelebihan penggunaan audio-visual sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut: siswa bisa melihat keadaan yang kita maksud tanpa harus melihat langsung keadaannya.Untuk mendukung media ini digunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran


(24)

9

koperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang sangat sederhana dan dapat membantu siswa memahami konsep-konsep sulit yang sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan kerjasama, kreativitas, berpikir kritis, serta ada kemauan membantu teman.

Variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah varibel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD (X), sedangkan variabel terikatnya terdiri dari aktivitas siswa (Y1), dan penguasaan materi siswa (Y2). Hubungan antara variabel tersebut di gambarkan dalam diagram berikut ini:

Keterangan:

X: media audio-visual melalui Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe (STAD)

Y1: Aktivitas siswa, Y2: Penguasaan materi siswa. Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 = tidak ada pengaruh media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok vertebrata di SMA N 13 Bandar Lampung

Y1

x


(25)

10

H1 = ada pengaruh media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok vertebrata di SMA N 13 Bandar Lampung


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

Media dapat di jadikan suatu faktor pendukung dalam menerapkan sistem pembelajaran. Penggunaan media akan membuat proses belajar berbeda karena media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran sehingga dapat membuat siswa lebih paham dengan materi yang di sampaikan oleh guru.

Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997: 2) Media merupakan segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi, sedangkan menurut Djamarah(1995: 136) media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai tujuan pembelajaran. Gagne (dalam Sadiman, 2005: 6-7) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya pembelajaran. Briggs (dalam Sadiman, 2005: 6-7) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat mengajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Anonim (2012) (b): 1) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektifitas pembelajaran. Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.


(27)

12

Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. Selain itu media juga memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya dan membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. Media juga dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis (Komang, 2011: 26).

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk yang diprogramkan untuk suatu proses penyaluran informasi. Gagne dalam (Musfiqon, 2012:27) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan alat bantu yang digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas belajar yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal.

Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Mulyanto (2009:3) menjelaskan kriteria media pembelajaran yang baik idealnya meliputi 4 hal utama, yaitu :


(28)

13

1. Kesesuaian atau relevansi, artinya media pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan belajar, rencana kegiatan belajar, program kegiatan belajar, dan karakteristik peserta didik.

2. Kemudahan, artinya semua isi pembelajaran melalui media harus mudah dimengerti, dipelajari atau dipahami oleh peserta didik dan sangat operasional dalam penggunaannya.

3. Kemenarikan, artinya media pembelajaran harus mampu menarik maupun merangsang perhatian peserta didik, baik tampilan, pilihan warna, maupun isinya.

4. Kemanfaatan, artinya isi media pembelajaran harus bernilai atau berguna, mengandung manfaat bagi pemahaman materi pembelajaran serta

ketidakmubaziran atau sia-sia apalagi merusak peserta didik.

Media pengajaran memiliki keampuhan masing-masing, untuk itu butuh ketelitian dari guru untuk menentukan media yang paling sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sudjana dan Rivai (dalam Djamarah dan Zain, 2006:150-151) menyatakan ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam

menentukan media pembelajaran, yaitu : 1. Tujuan

Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan. 2. Ketepatgunaan (validitas)

Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari. 3. Keadaan peserta didik

Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.

4. Ketersediaan

Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersedia di sekolah/ perpustakaan serta mudah sulitnya diperoleh.

5. Mutu Teknis

Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik. 6. Biaya

Biaya yang dikeluarkan harus dipertimbangkan apakah sesuai dengan hasil yang dicapai atau tidak.

Arsyad (2006: 21-23), mengemukakan bahwa dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:

1. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku, 2. Pembelajaran menjadi lebih menarik,


(29)

14

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkan teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan,

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, 5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan

gambar sebagai media terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas, 6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau

diperlukan,

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan,

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

Sedangkan menurut Angkowo (2007: 11), media pembelajaran dapat

digunakan untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara guru dan murid. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Media pembelajaran

mengandung aspek-aspek alat dan teknik yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar

B. Media Pembelajaran Audio-Visual

Media audio-visual adalah media yang audible artinya dapat didengar dan media yang visible artinya dapat dilihat. Media audio visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif (Suleiman, 1988: 11). Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah pendidikan yang kita ketahui, tepatnya pengetahuan disalurkan ke otak melalui satu indera atau lebih. Banyak ahli berpendapat bahwa 75 % dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera yang lain(Suleiman, 1988: 12). Media audiovisual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman ( kemajuan


(30)

15

ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997: 97-98)

Secara umum, menurut Davies (1991: 152) bahan audio-visual mempunyai lima sifat, yaitu:

1. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi 2. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian

3. Kemampuan untuk meningkatkan transfer/pengalihan belajar

4. Kemampuan untuk memberi penguat (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai

5. Kemampuan untuk meningkatkan retensi

Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan setiap jenis media menjadi hal yang penting. Setiap guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih sekaligus dapat langsung memilih berdasarkan kriteria yang

dikehendaki. Menurut Rohani (1997: 28-29) pemilihan dan pemanfaat media perlu memperhatikan kriteria berikut:

1. Tujuan

Media hendak menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan 2. Ketepatgunaan (validitas)

Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yangdipelajari 3. Keadaan peserta didik

Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan


(31)

16

Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak ada media tersedia di sekolahan/ perpustakaan serta mudah sulitnya diperoleh

5. Mutu teknis

Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik

6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuain atau tidak

C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif adalah solusi ideal terhadap masalah menyediakan kesempatan berinteraksi secara kooperatif dan tidak dangkal kepada para siswa dari latar belakang etnik yang berbeda ( Slavin, 2011: 103). Menurut pendapat Lie (dalam Tukiran 2011: 56 ) bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur – unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar-benar akan

memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih, keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat


(32)

17

antara sesama anggota kelompok (Solihatin dan Raharjo, dalam Tukiran 2011: 56).

Selanjutnya Arends (dalam Trianto 2010: 65-66) berpendapat bahwa “pembelajaran kooperatif” memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang beragam.

4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Penyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Cooperative learning mempunyai ciri khas yaitu belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran (Isjoni, 2009: 12).


(33)

18

Roger dan Johnson (dalam Lie, 2008: 31) mengatakan bahwa semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Pencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan yang

meliputi:

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.

2. Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran cooperative learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.

3. Tatap muka

Dalam cooperative learning setiap kelompok harus diberikan

kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang


(34)

19

menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.

4. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling

mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga

merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

5. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Pembelajaran kooperatif mempunyai bebarapa kelebihan yaitu dapat memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim, dkk (dalam Trianto, 2010: 59) bahwa tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan-tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Sedangkan menurut Slavin (2011: 100) bahwa


(35)

20

pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang

ditujukan untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, pembelajaran kooperatif juga merupakan cara untuk menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-sosial di dalam kelas, yang merupakan salah satu manfaat untuk memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan.

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif ( Slavin, 2011: 143). Model pembelajaran tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini

merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009:51 dalam Tukiran, 2011: 64). Tiga konsep penting bagi semua metode PTS ( Pembelajaran Tim Siswa) sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (2011: 10) yaitu penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama

1. Penghargaan bagi tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan – penghargaan tim lainnya jika mereka berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan. tim tidak bersaing untuk merebut penghargaan yang tidak mungkin semua (atau tidak ada) anggota tim yang yang bisa saja ada yang mencapai kriteria pada minggu tersebut.


(36)

21

2. Tanggung jawab individual

Bahwa kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya.

3. Kesempatan sukses yang sama

Semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara

meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah semuanya sama- sama ditantang untuk melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.

Berikut ini adalah tahapan atau sintaks dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut (Slavin, 2011: 143-146):

1. Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukan audiovisual. bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada STAD. dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena


(37)

22

dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka mereka menentukan skor tim mereka

2. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekan kan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antarkelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa mainstrem

3. Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu


(38)

23

dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya

4. Skor kemajuan individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada

sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa

selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan

tingkat kenaikan skor kuis mereka di bandingkan dengan skor awal mereka 5. Rekognisi Tim

Tim akan mendpatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata- rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka

Menurut Sharan (dalam Tukiran, 2011: 66) menjelaskan bahwa langkah- langkah untuk menggunakan STAD adalah sebagai berikut:

a. Buatlah salinan lembar rekapitulasi kelompok

b. Merangking siswa, dari yang paling pintar ke paling kurang pintar c. Tentukan jumlah anggota kelompok, jika memungkinkan tiap – tiap

kelompok harus memilih empat anggota

d. Masukan siswa ke dalam kelompok, secara berimbang e. Sebarkan lembar rekapitulasi siswa


(39)

24

f. Tentukan nilai dasar

E. Aktivitas dalam Pembelajaran

Aktivitas belajar siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran menjadi berkualitas dengan melibatkan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2007: 95) bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar

merupakan kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang di lakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung ketercapaian kompetensi pembelajaran siswa.

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2002: 172). Dierich (dalam Hamalik, 2004:172-173) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan-kegiatan visual yaitu membaca, melihat gambar-gambar,

mengamati, eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2.Kegiatan-kegiatan lisan (oral) yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan interupsi.


(40)

25

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, atau mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket.

5.Kegiatan-kegiatan menggambar yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.

6.Kegiatan-kegiatan metrik yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

7.Kegiatan-kegiatan mental yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8.Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Manfaat aktivitas belajar dalam proses pembelajaran menurut Hamalik (2003:91) adalah:

a. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri dan akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa. c. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada


(41)

26

d. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individu.

e. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar demokrasi, kekeluargaan, musyawarah, dan mufakat.

f. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, guru dengan orang tua, siswa yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. g. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit,

sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis.

h. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

F. Penguasaan Materi dalam Pembelajaran

Pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran diharapkan bagi siswa mampu menguasai materi pelajaran. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003: 115). Sedangkan Awaluddin (2008: 1) menyatakan bahwa materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang

diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Sudijono (2008:50-52), ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut:


(42)

27

1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk

mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

2. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sisi. Seorang siswa dikatakan

memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

3. Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan

sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.

4. Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lain. 5. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan

kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.


(43)

28

6. Penilaian atau evaluasi (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai, atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994: 1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Arikunto (2008: 53) menyatakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru

mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 2007: 195).


(44)

III. METODE PENELITIAN

A. WaktudanTempatPenelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei2013 di SMA Negeri 13Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasimerupakankelompokbesar yang menjadisasaranatau target suatupenelitian. Populasipadapenelitianiniadalahseluruhsiswa semester genapkelasX SMA N 13 Bandar Lampung TahunAjaran

2012/2013.Untukmemperolehinformasidan data yang

mewakilipopulasipenelitianmakaperludilakukantindakanpenarikansampelpen elitian.Sampelpenelitianmerupakankelompokkecilyang

mewakilikelompokbesardalampopulasipenelitian.

Padapenelitianiniteknikpengambilansampelmenggunakan sampling acakkelompok(Cluster Random

Sampling).Padapenelitianinidiperolehsampeluntukkelaseksperimenadalahkela sX1denganjumlah 34 siswadankelaskontrolX2denganjumlah 32siswa.


(45)

30

C. DesainPenelitian

Penelitianinimerupakaneksperimentalsemu(quasi

eksperiment)dengandesainpretes-posteskelompoktakekuivalen.Kelaseksperimen (kelas X1)

diberiperlakuandenganpenggunaan media audiovisualmelalui model STAD , sementarakelaskontrol (kelas X2) diberiperlakuandengan tanpa penggunaan media audiovisual melalui metode diskusi. Setelahitu,

keduakelompokdiberites/soalpenyelesaianmasalahberupasoal essay yang sama di awaldanakhirkegiatanpembelajaran

(pretes-postes).Padakelompokeksperimendankelompokkontrolmendapattesawal (pretes) dantesakhir (postes) sehinggastrukturdesainnyasebagaiberikut:

Keterangan: K1 = Kelaseksperimen; K2 = Kelas kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan eksperimen; dan C = Kontrol(DimodifikasiHadjar, 99: 535).

Gambar 2.Desainpretes-postestakekuivalen

D. ProsedurPenelitian 1. Prapenelitian

Persiapan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Melakukan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

K1 O1 X O2


(46)

31

2. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3. Membentuk kelompok yang heterogen berdasarkan jenis kelamin dan nilai akademik semester ganjil.

4. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penggunaan media audiovisual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas eksperimen dan tanpa penggunaan media audiovisual melalui metode diskusipada kelas kontrol.

5. Membuat lembar kerja siswa yang akan dikerjakan dalam kelompok dan membuat instrumen evaluasi kognitif berupa soal pretes dan postes.

6. Membuat instrumen lembar observasi aktivitas siswa. 2. PelaksanaanPenelitian

KelasEksperimen(penggunaan media audio-visual melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD)

a. Pendahuluan

1. Guru memberikansoalpretesberupasoalEsai 2. Guru memberikan apersepsi

 Pertemuan

1:(gurumenggalipengetahuanawalsiswadenganmeyajikanme dia audio-visual memperlihatkan gambar dari salah satu hewan vertebrata, Kemudian guru

memberikanpertanyaanKingdom Animalia dikelompokkan menjadi Invertebrata dan Vertebrata berdasarkan tulang belakang. Sebutkancontohhewanvertebrata?


(47)

32

 Pertemuan

2:(gurumenggalipengetahuanawalsiswadenganmeyajikan media audio-visual memperlihatkan gambar dari salah satu hewan vertebrata,Sebutkan 5 kelasVertebrata

3. Guru memberikan motivasi:

 pertemuan 1: Guru menyatakanbahwahewan di sekitarkitaada yang Invertebratajuga Vertebrata sehinggadenganbelajar Vertebrata

siswadapatmembedakanantaraInvertebratadengan Vertebrata.

 Pertemuan kedua: Guru menyebutkanbahwakebutuhan protein hewanitubuhkitadipenuhioleh Vertebrata salahsatunyaikan yang termasukkedalamkelasPsces. Setelahmempelajarimateri Vertebrata

siswadapatmengetahuiperanan

Vertebratadalamkehidupansehari-hari.

4. Guru menyampaikan indikator, dan tujuan pembelajaran. b. Kegiataninti

1. Siswa membentuk kelompok belajar yang telah ditentukan oleh guru terdiri dari 4-5 orang siswa.

2. Guru menyajikan media audio-visual 3. Guru membagikan lembar kerja siswa


(48)

33

- Tugas dikerjakan secara berkelompok, setiap anggota kelompok harus membantu satu sama lain dan bertanggung jawab agar setiap anggota kelompoknya memahami materi yang dipelajari karena keberhasilan individu mempengaruhi keberhasilan kelompok.

5. Guru membimbing dan menjadi fasilisator kelompok belajar yang mengalami kesulitan.

6. Siswa melakukan presentasi hasil diskusi kelompok di depan kelas. 7. Kelompok presentasi memberikan kesempatan kepada kelompok

lain untuk bertanya.

8. Guru membahas kembali dan membenahi hasil diskusi LKS yang telah dipresentasikan, selain itu guru juga mengenalkan konsep-konsep yang terdapat dalam materi tersebut sekaligus membenahi konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah.

c. Penutup

1. Siswa bersama-sama guru mengulas materi yang telah dipelajari.

2. Siswabersama-sama guru menarikkesimpulan. 3. Siswamengerjakansoalpostespadapertemuanterakhir. 4. Siswauntukmembacakanmateri yang

akandibahaspadapertemuanselanjutnya.

Kelas kontrol (tanpa penggunaan media audio-visual melalui Metode diskusi)

a.Pendahuluan

1.Guru memberikansoalpretesberupasoal Esai 2. Guru memberikan apersepsi


(49)

34

 Pertemuan 1:(gurumenggalipengetahuanawalsiswadengan memberikanpertanyaanKingdom Animalia dikelompokkan menjadi Invertebrata dan Vertebrata berdasarkan tulang belakang yang di miliki. Sebutkancontohhewanvertebrata?

 Pertemuan 2:(gurumenggalipengetahuanawalsiswa dengan memberikan pertanyaan ,Sebutkan 5 kelas Vertebrata! 3. Guru memberikan motivasi :

 pertemuan 1: Guru menyatakanbahwahewan di sekitarkitaada yang Invertebratajuga Vertebrata sehinggadenganbelajar Vertebrata siswadapatmembedakanantaraInvertebratadengan Vertebrata.

 Pertemuan kedua: Guru menyebutkanbahwakebutuhan protein hewanitubuhkitadipenuhioleh Vertebrata salahsatunyaikan yang termasukkedalamkelas Pisces. Setelahmempelajarimateri Vertebrata siswadapatmengetahuiperanan

Vertebratadalamkehidupansehari-hari.

4. Guru menyampaikan indikator, dan tujuan pembelajaran. b. Kegiataninti

1. Siswa membentuk kelompok belajar yang telah ditentukan oleh guru terdiri dari 4-5 orang siswa.

2. Guru membagikan lembar kerja siswa

3. Guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan LKS

4. Guru membimbing dan menjadi fasilitator kelompok belajar yang mengalami kesulitan


(50)

35

5. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

6. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi

7. Guru membahas kembali dan membenahi hasil diskusi LKS yang telah dipresentasikan, selain itu guru juga mengenalkan konsep-konsep yang terdapat dalam materi tersebut sekaligus membenahi konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah

C. Penutup

1. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang telah disampaikan

2. Guru memberikan tugas rumah pada siswa 3. Guru memberikan soal postes berupa esai

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data

a. AktivitasSiswa

Jenis data aktivitassiswaberupa data kualitatif yang

diperolehdarilembarobservasiaktivitassiswa dan angket tanggapan siswa

b. Penguasaan Materi

Jenis data penguasanmateriberupa data kuantitatif yang diperolehdari nilai pretes, postes, dan N-Gain pada sub materi pokok vertebrata


(51)

36

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasiaktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda check list (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Lembarobservasi yang digunakandalampengambilan data

aktivitassiswapadasaatpembelajaransebagaiberikut. Tabel 1.LembarObservasiAktivitasSiswa

No

. Nama

Aspek yang diamati

xi

̅

A B C D E

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1. 2. 3. 4. 5. Jumlah Keterangan: A. Kemampuanmengemukakanpendapat/ide

1. Tidak mengemukakan pendapat/ide (diamsaja) 2. Mengemukakan pendapat/ide

B. Bekerjasamadengantemananggotakelompok 1. Tidakmaubekerjasamadenganteman (diamsaja)

2. Bekerjasamadengantemananggotakelompoksehinggasemuaan ggotakelompokitumenguasaimateripembelajaran C.Mempresentasikanhasildiskusikelompok 1. Siswadalamkelompokkurangdapatmempresentasikanhasildisk usikelompok 2. Siswadalamkelompokdapatmempresentasikanhasildiskusikel ompok


(52)

37

D. Kemampuan bertanya

1. Tidak mengajukan pertanyaan (diam saja) 2. Mengajukanpertanyaan

E. Kemampuanmenjawabpertanyaan 1. Tidakmenjawabpertanyaan 2. Menjawabpertanyaan

yangmengarahdansesuaidenganpermasalahanpadamateripokokvert ebrata dalam dunia hewan.

b. Penguasaan Materi

Data penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes diambil pada setiap pertemuan. Nilai pretes diperoleh sebelum pembelajaran baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, sedangkan nilai postes diperoleh setelah pembelajaran baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Kemudian dihitung N-Gain nya, lalu dianalisis secara statistik.MenghitungN-Gainmenggunakanrumus sebagai berikut:

̅ ̅ ̅ Keterangan:

N-gain = rata-rata N-gain Spost = rata-rata skorpostes Spre = rata-rata skorpretes

Smax = skormaksimum(Hake, 1999:1)

Tabel 2: PerolehanN-Gain terdapattigakategoriyaitu: No N-Gain kategori

1. Gain tinggi g > 0,7 2. Gain sedang 0,7 ≥ g ≥ 0,3 3. Gain rendah g < 0,3 Sumber: Hake (1999:10)


(53)

38

F. TeknisAnalisis Data 1. Aktivitas Siswa

Data aktivitassiswaselama proses pembelajaranberlangsungmerupakan data yang diambilmelaluiobservasi. Data

tersebutdianalisisdenganmenggunakanindeksaktivitassiswadenganmen ghitung rata–rata

skoraktivitassiswamenggunakanrumussebagaiberikut: % 100 x n xi

 

Keterangan:= Rata-rata skoraktivitassiswa; ∑xi = Jumlahskor yang diperoleh; n = Jumlahskormaksimum (10)

(HakedalamBelina, 2008:37)).

MenafsirkanataumenentukankategoriIndeksAktivitasSiswasesuaiklasifi kasipadaTabel3

Tabel 3. KlasifikasiIndeksAktivitasSiswa Interval Kategori 81-100% Sangat baik

61-80% Baik

41-60% Cukup

21-40% Kurang

0-20% Kurang sekali Sumber: Arikunto(2003: 38)

2. Penguasaan Materi 1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan menggunakan software SPSS versi 17.


(54)

39

H0 = data berdistribusi normal H1 = data tidak berdistribusi normal b. Kriteria pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).

2) Uji Homogenitas Data

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka

dilanjutkan dengan ujihomogenitasuntukmengetahuiapakah data yang diperolehmemilikivarians yang samadengan menggunakan ujiBartletdenganprogram SPSS versi 17.

a. Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika χ2hitung<χ2 tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0diterima

- Jika χ2hitung>χ2 tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak(Pratisto, 2004:18)

3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata a) Hipotesis


(55)

40

H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama b) Kriteria Uji

- Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka H0diterima - Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka

H0ditolak(Pratisto, 2004:18) b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-Gainpada kelas eksperimen sama dengankelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen meningkat. b) Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:12)

4) UjiMann-Whitney U 1. Hipotesis

H0= rata-rata nilaikeduasampelberbedatidaksignifikan H1 = rata-rata nilaikeduasampelberbedasecarasignifikan 2. KriteriaUji:

 Jikaprobabilitasnya> 0.05,maka H0diterima


(56)

56

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Penggunaan media audiovisual melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak

berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen pada uraian materi pokok Vertebrata

2. Penggunaan media audio-visual melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Vertebrata.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian yang berikutnya, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Penelitian hanya dilakukan sebanyak dua pertemuan sehingga dimungkinkan siswa belum terbiasa dengan media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan, diharapkan untuk penelitian selanjutnya rancangan penelitian lebih dari dua kali pertemuan sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar dengan media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Peneliti seharusnya mempertimbangkan jumlah anggota untuk setiap kelompok agar proses pembelajaran dapat berjalan kondusif.


(57)

57

3. Sebaiknya peneliti meningkatkan kualitas serta kelengkapan media audio-visual dan mendesainnya yang menarik agar kemampuan belajar siswa dapat dikembangkan secara optimal.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R., dan A., Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Grasindo. Jakarta.

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 1996. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Anwar. 2006. Penggunaan Peta Konsep melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Proses, Hasil Belajar, dan Respon pada Konsep Ekosistem. Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16 Nomor: 2. Halaman 230.

Awaluddin, A. 2008. Materi Ajar. http://andhysastera.blogspot.com/ (Online) (20 Desember 2012).

Belina,W,W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/ (online) (31 desember 2012).

Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Davies, I.K. 1991. Pengelolaan Belajar. C.V. Rajawali. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Fakriyah. A. 2009. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams

achievement divisions (STAD) terhadap aktivitas dan penguasaan materi pokok jamur (SKRIPSI). Universitas Muhamadiyah. Surakarta.

Sulastri, E. 2011. pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) terhadap aktivitas dan penguasaan materi pokok ekosistem. (SKRIPSI). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hake, R. 1999. Analyzing chango/gain scores. Indiana University. USA.


(59)

59

Hadjar.1999. Metodologi Penelitian. Grasindo. Jakarta.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Hartati, Sri. 1997. Strategi pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar biologi di SMA. Jakarta: Edukasi.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Kariadinata, R. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Multimedia. http://educare.e-fkipunla.net. Jurnal Pendidikan dan Budaya volume 6. Universitas Lampung.(Online). (23 desember 2012).

Lie, A. 2008. Cooperative Learning. PT Grasindo. Jakarta.

Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Musfiqon, 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT.

Prestasi Pustakarya.

Mulyanto.2009. Sistem Informasi Konsep Dan Aplikasi. Jakarta : Pustaka Pelajar. Pratisto. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Sadiman, S. 2005. Media pendidikan pengertian, pengembangan dan

pemanfaatannya. PT . Rajagrafindo persada. Jakarta.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogyakarta.

Sejathi. 2011.Faktor Penentu Efektivitas Pembelajaran. http:// www. Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Efektivitas Pembelajaran. (Online). (12 agustus 2012).

Slavin, E. 2011. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan praktik). Nusa Media. Bandung.

Slavin, S.E. 1995. Cooperative Learning, Second Edition. Massachules: Allyn dan Bacon.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.


(60)

60

Supranto, J,M.A. 1992. Teknik Samplinguntuk Survei dan Eksperimen. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Suwardana, I. 2010. Pengaruh Pembelajaran Biologi Model Student Teams Achievemen Division (STAD) dengan Menggunakan Animasi Multimedia terhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Ekskresi. (SKRIPSI). Universitas lampung. Bandar Lampung.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Eka Cipta. Yogjakarta.

Thoha, M. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Tukiran, T. E. 2011. Model- Model Pembelajaran Inovatif. Alfabeta. Bandung.

Wijaya, K. 2009. Pengertian media pembelajaran. http: // Wijaya. Files.wordpress.com/(Online) (25 november 2012).


(1)

40

H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama b) Kriteria Uji

- Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka H0diterima - Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka

H0ditolak(Pratisto, 2004:18) b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-Gainpada kelas eksperimen sama dengankelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen meningkat. b) Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:12)

4) UjiMann-Whitney U

1. Hipotesis

H0= rata-rata nilaikeduasampelberbedatidaksignifikan H1 = rata-rata nilaikeduasampelberbedasecarasignifikan 2. KriteriaUji:

 Jikaprobabilitasnya> 0.05,maka H0diterima  Jikaprobabilitasnya< 0.05,maka H0ditolak


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Penggunaan media audiovisual melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak

berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen pada uraian materi pokok Vertebrata

2. Penggunaan media audio-visual melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Vertebrata.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian yang berikutnya, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Penelitian hanya dilakukan sebanyak dua pertemuan sehingga dimungkinkan siswa belum terbiasa dengan media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan, diharapkan untuk penelitian selanjutnya rancangan penelitian lebih dari dua kali pertemuan sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar dengan media audio-visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Peneliti seharusnya mempertimbangkan jumlah anggota untuk setiap kelompok agar proses pembelajaran dapat berjalan kondusif.


(3)

57

3. Sebaiknya peneliti meningkatkan kualitas serta kelengkapan media audio-visual dan mendesainnya yang menarik agar kemampuan belajar siswa dapat dikembangkan secara optimal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R., dan A., Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Grasindo. Jakarta.

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 1996. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Anwar. 2006. Penggunaan Peta Konsep melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Proses, Hasil Belajar, dan Respon pada Konsep Ekosistem. Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16 Nomor: 2. Halaman 230.

Awaluddin, A. 2008. Materi Ajar. http://andhysastera.blogspot.com/ (Online) (20 Desember 2012).

Belina,W,W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/ (online) (31 desember 2012).

Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Davies, I.K. 1991. Pengelolaan Belajar. C.V. Rajawali. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Fakriyah. A. 2009. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams

achievement divisions (STAD) terhadap aktivitas dan penguasaan materi pokok jamur (SKRIPSI). Universitas Muhamadiyah. Surakarta.

Sulastri, E. 2011. pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) terhadap aktivitas dan penguasaan materi pokok ekosistem. (SKRIPSI). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hake, R. 1999. Analyzing chango/gain scores. Indiana University. USA.


(5)

59

Hadjar.1999. Metodologi Penelitian. Grasindo. Jakarta.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Hartati, Sri. 1997. Strategi pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar biologi di SMA. Jakarta: Edukasi.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Kariadinata, R. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Multimedia. http://educare.e-fkipunla.net. Jurnal Pendidikan dan Budaya volume 6.

Universitas Lampung.(Online). (23 desember 2012). Lie, A. 2008. Cooperative Learning. PT Grasindo. Jakarta.

Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Musfiqon, 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT.

Prestasi Pustakarya.

Mulyanto.2009. Sistem Informasi Konsep Dan Aplikasi. Jakarta : Pustaka Pelajar. Pratisto. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Sadiman, S. 2005. Media pendidikan pengertian, pengembangan dan

pemanfaatannya. PT . Rajagrafindo persada. Jakarta.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogyakarta.

Sejathi. 2011.Faktor Penentu Efektivitas Pembelajaran. http:// www. Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Efektivitas Pembelajaran. (Online). (12 agustus 2012).

Slavin, E. 2011. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan praktik). Nusa Media. Bandung.

Slavin, S.E. 1995. Cooperative Learning, Second Edition. Massachules: Allyn dan Bacon.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.


(6)

Supranto, J,M.A. 1992. Teknik Samplinguntuk Survei dan Eksperimen. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Suwardana, I. 2010. Pengaruh Pembelajaran Biologi Model Student Teams

Achievemen Division (STAD) dengan Menggunakan Animasi Multimedia

terhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Ekskresi. (SKRIPSI). Universitas lampung. Bandar Lampung.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Eka Cipta. Yogjakarta.

Thoha, M. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Tukiran, T. E. 2011. Model- Model Pembelajaran Inovatif. Alfabeta. Bandung.

Wijaya, K. 2009. Pengertian media pembelajaran. http: // Wijaya. Files.wordpress.com/(Online) (25 november 2012).


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap T

0 11 72

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/201

0 9 48

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri

1 14 63

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Student Teams Achievement Divisions (STAD) MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH SISWA (Studi Eksperimen Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung

0 19 43

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

3 7 66

EFEKTIVITAS ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH OLEH SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester

0 10 53

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI PADA MATERI POKOK FUNGI (Kuasi Eksperimen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

2 6 57

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

0 2 60

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

1 8 76

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Neger

0 20 129