PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pela

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh : Herlina 0643024024

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

Herlina

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012) Oleh

Herlina

Hasil observasi kelas XI di SMA Negeri 07 Bandar Lampung diketahui bahwa pada kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan nilai rata-rata penguasaan konsep materi Sistem Pernapasan masih rendah yakni baru mencapai 62 dengan ketuntasan 45%, kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni ≥ 70. Saat proses pembelajaran selama ini guru masih menggunakan metode ceramah dan kadang–kadang menggunakan metode diskusi. Oleh karena itu

diperlukannya suatu model pembelajaran yang terpusat pada siswa yakni menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi Sistem Pernapasan. Penelitian ini menggunakan desain pretes-postes tak ekuivalen. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI4 sebagai kelas


(3)

Herlina

iii

cluster random sampling. Data penelitian diperoleh dari tes (pretes dan postes) dan lembar observasi aktivitas siswa. Analisis data menggunakan uji-t dengan program SPSS 17.

Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata antara nilai pretes dan postes yang di ukur dengan N-gain pada kelas eksperimen yaitu sebesar 61,20 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 52,89. Indikator penguasaan konsep yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu pada indikator pemahaman yaitu sebesar 62,29 sedangkan rata-rata indikator penguasaan konsep terendah yaitu pada indikator sintesis sebesar 58,75. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TAI juga mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan III dengan rata-rata peningkatan 17,34%. Aspek aktivitas siswa yang berkriteria baik yakni pada aspek mengerjakan LKS, mendiskusikan jawaban LKS, dan bertukar informasi.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran TAI berpengaruh dalam meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas beajar oleh siswa pada materi Sistem Pernapasan.

Kata kunci: Model pembelajaran TAI, penguasaan konsep, aktivitas belajar, materi Sistem Pernapasan.


(4)

PENGARUH PENGGUNAAN

TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS AKTIVITAS BELAJAR DAN

PADA MATERI (Studi k

Bandar Lampung

Sebagai Salah Satu Syarat

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONS

PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh HERLINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP ENGUASAAN KONSEP SISTEM PERNAPASAN Kelas XI IPA SMA Negeri 07

ntuk Mencapai Gelar

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP

PADA POKOK MATERI SISTEM PERNAPASAN

(Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Herlina

Nomor Pokok Mahasiswa : 0623024024

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si. Berti Yolida, S.Pd.,M.Pd. NIP 196109101986031005 NIP 19831015 200604 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. __________

Sekretaris : Berti Yolida, S.Pd, M.Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Muaradua OKU Selatan pada tanggal 9 April 1989, yang merupakan anak dari Bapak Supriadi dan Ibu Zainona. Penulis memulai pendidikan formal di TK Aisyiyah Muaradua tahun 1993/1994. Pada tahun 1994 diterima di SD Negeri 6

Muaradua yang diselesaikan pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis tercatat sebagai siswa baru di SMP Muhammadiyah Muaradua yang diselesaikan pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai siswa di SMA Negeri 5 OKU Selatan sampai tahun 2006 dan di tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2010 penulis melaksanakan praktik mengajar melalui Program

Pengalaman Lapangan (PPL) dan ditempatkan di SMP Muhammadiyah 03 Bandar Lampung, dan melaksankan penelitian di SMA Negeri 07 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan /S.Pd (tahun 2012).


(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang

selalu melimpahkan rahmat, karunia dan nikmat-Nya yang tidak akan pernah

terhitung jumlahnya

Solawat serta salam tercurahkan kepada jujungan kita Rasulullah

Muhammad SAW

Ku persembahkan tulisan-tulisan penuh perjuangan dan kesabaran ini sebagai

bentuk cinta dan sayangku kepada:

Ibu dan ayahku, yang dengan sabar membesarkan ku hingga sekarang, dari hasil

keringat beliau aku bisa bersekolah hingga mencapai gelar sarjana ini. Beliau

selalu menguatkanku disaat aku rapuh dan selalu menopangku disaatku

terjatuh. Trimakasih dengan setulus hati aku ucapkan kepada kedua

orangtuaku.

Mak, bak, kakak, ngah dan abang terimakasih selalu memberiku semangat untuk

tetap sabar dan selalu mendukung setiap langkahku.

Guru-guru dan dosenku, terimakasih atas membimbing dan ilmu yang diberikan.

Almamater tercinta, Universitas Lampung.


(9)

MOTTO

Selalu berprasangka baik kepada-Nya

Karena Allah sesuai prasangka hamba-Nya

(Aa gym)

Orang yang sukses tidak memiliki lidah pengacara,

Tapi memiliki telinga seorang murid.

(Bong Chandra)

Saya datang, saya bimbingan, saya perbaikan,

saya seminar, saya menang

(Penulis)

Berusaha adalah doa dalam bentuk tindakan

(Penulis)


(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Herlina

Nomor Pokok Mahasiswa : 0643024024

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan

Herlina


(11)

xi

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED

INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

5. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;


(12)

xii

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

7. Drs. Suharto, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 7 Bandar Lampung dan Yanti Irmasari, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

8. Orangtuaku yang selalu mendoakan aku di setiap sujudnya, terimakasih selalu menyayangi dan membimbingku selama ini;

9. Ditto Esdik Wasiso, terimakasih atas dukungannya selama ini;

10. Sahabat-sahabatku Eliya Rosa, Tri Apri Utami, Deki Priasih S.Pd., dan Isnawati, terimakasih selalu bersedia mendengarkan cerita-ceritaku, berbagi suka dan duka selama ini, dan memberikan warna dihidupku dengan

persahabatan yang kita jalin;

11. Teman-teman di kostan Jayanti dan Residen, terimakasih atas kebersamaan selama kita tinggal bersama berbagi canda tawa dan duka;

12. Teman-teman seperjuanganku Yulisa Wulandari, S.Pd., Tri Wahyuni, S.Pd., Aprilia, Weni Arisma, S.Pd., dan semua anak bimbingan bapak Dr. Tri Jalmo, M.Si., lainnya, terimakasih untuk kebersamaan selama menunggu bimbingan; 13. Teman-teman di Biologi ’06 dan mahasiswa Pendidikan Biologi lainnya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis


(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI ... 10

B. Penguasaan Konsep Siswa ... 16

C. Aktivitas Belajar oleh Siswa ... 21

D. Materi Sistem Pernapasan ... 25

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Desain Penelitian ... 28

D. Prosedur penelitian ... 29

E. Jenis Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 38

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43


(14)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN 1. Silabus ... 57

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 61

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Tugas ... 82

4. Rubrik Penilaian LKS dan Tugas ... 125

5. Soal Pretes dan Postes ... 132

6. Rubrik Penilaian Soal Pretes dan Postes ... 138

7. Data Hasil Penelitian ... 141

8. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 162

9. Foto-Foto Penelitian ... 170


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa ... 25

2. Kriteria Penguasaan Konsep ... 21

3. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa ... 38

4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 39

5. Hasil aktivitas belajar siswa kelas eksperimen ... 45

6. Hasil uji normalitas, homogenitas, uji Mann-Whitney dan uji t data pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 43

7. Hasil analisis N-gain per indikator penguasaan konsep siswa ... 44

8. Data nilai pretes, postes, dan N-gain siswa kelas eksperimen ... 140

9. Data nilai pretes, postes, dan N-gain siswa kelas kontrol ... 141

10.Nilai pretes kognitif siswa per indikator kelas eksperimen ... 142

11.Nilai postes kognitif siswa per indikator kelas eksperimen ... 144

12.Nilai pretes kognitif siswa per indikator kelas kontrol ... 146

13.Nilai postes kognitif siswa per indikator kelas kontrol ... 148

14.Data nilai kognitif per indikator kelas eksperimen ... 150

15.Data nilai kognitif per indikator kelas kontrol ... 152

16.Data Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan Pertama... 154

17.Data Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan ke Dua... 156


(16)

xvi

18.Data Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan ke Tiga... 158 19.Data Nilai LKS Kelas Eksperimen ... 160 20.Data Nilai Tugas Kelas Kontrol ... 161 21.Hasil uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 162 22.Hasil uji Mann-Whitney U pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 162 23.Hasil uji normalitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol .. 163 24.Hasil uji homogenitas postes dan uji kesamaan dua rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol ... 163 25.Hasil uji satu pihak postes ... 164 26.Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 165 27.Hasil uji homogenitas N-gain dan uji kesamaan dua rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol ... 165 28.Hasil uji satu pihak N-gain ... 166 29.Hasil uji normalitas N-gain indikator C2 (pemahaman) kelas

eksperimen dan kelas kontrol ... 167 30.Hasil uji Mann-Whitney UN-gain indikator C2 (pemahaman) kelas

eksperimen dan kontrol ... 167 31.Uji normalitas N-gain indikator C4 (analisis) kelas eksperimen dan

kelas kontrol ... 168 32.Hasil uji homogenitas N-gain indikator C4 (analisis) dan uji

kesamaan dua rata-rata Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 168 33.Uji normalitas N-gain indikator C5 (sintesis) kelas eksperimen dan

kelas kontrol ... 169 34.Hasil uji Mann-Whitney UN-gain indikator C5 (sintesis) kelas


(17)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8

2. Skema Pembelajaran kooperatif TAI ... 14

3. Desain pretes-postes tak ekuivalen ... 29

4. Peningkatan nilai rata-rata postes, pretes dan N-gain... ... 47

5. Jawaban LKS pada indikator pemahaman yang dikerjakan siswa kelas eksperimen ... 48

6. Jawaban LKS pada indikator sintesis yang dikerjakan siswa kelas eksperimen ... 48

7. Jawaban LKS pada indikator analisis yang dikejakan siswa kelas eksperimen ... 49

8. Siswa sedang mengerjakan pretes dan postes ... 170

9. Siswa sedang mengerjakan LKS dalam kelompok heterogen ... 170

10.Pemilihan kelompok homogen ... 171

11.Siswa sedang mengerjakan pretes dan postes ... 171

12.Guru sedang menjelaskan materi sistem pernapasan dengan menggunakan metode ceramah ... 172


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat merespon siswa untuk terlibat aktif setiap prosesnya. Hal ini berarti berhasil atau tidaknya suatu tujuan pendidikan salah satunya bergantung pada proses belajar yang dialami siswa selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, suasana belajar yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar (Yamin, 2011:69).

Proses pembelajaran yang baik adalah melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu penguasaan materi. Dalam proses pembelajaran, nampaknya belum banyak guru yang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk melakukan proses pembelajaran dengan baik (Depdiknas, 2003).

Salah satu tujuan dalam pembelajaran adalah tercapainya penguasaan konsep oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran sering kali siswa sulit menangkap materi yang disampaikan oleh guru sehingga perlu adanya usaha untuk meningkatkan penguasaan konsep. Penguasaan konsep dipengaruhi oleh


(19)

2 beberapa faktor diantaranya adalah input (masukan), dan proses pembelajaran itu sendiri. Faktor-faktor ini tentu bervariasi pada tiap sekolah (Masrukhan: 2009:1).

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas XI di SMA Negeri 07 Bandar Lampung, selama ini guru masih menggunakan metode ceramah dan kadang–kadang menggunakan metode diskusi. Diketahui juga bahwa pada kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkaan nilai rata-rata penguasaan konsep materi Sistem Pernapasan masih rendah yakni baru mencapai 62 dengan ketuntasan 45%, kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni ≥ 70. Diduga faktor yang mempengaruhi rendahnya penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa ialah tingkat kemampuan siswa memahami dan mengolah informasi yang berbeda serta pada saat kegiatan pembelajaran guru masih berperan terlalu aktif yakni menggunakan metode ceramah. Pada proses pembelajaran siswa cenderung pasif sehingga aktivitas siswa menjadi rendah dan dapat berpengaruh pada penguasaan konsep materi pelajaran.

Oleh karena itu diperlukannya suatu model pembelajaran yang terpusat pada siswa, yakni menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan kemampuan pembelajaran kelompok dan pembelajaran individu. Model pembelajaran tipe TAI dikembangkan oleh Slavin (1995:102) memiliki beberapa alasan yaitu model ini


(20)

3 TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran misalnya dalam hal kesulitan belajar secara individu.

Tahap-tahap model pembelajaran TAI antara lain: tes penempatan dan pembentukan kelompok, belajar secara individu, belajar kelompok, tes, perhitungan nilai kelompok dan penghargaan kelompok. TAI mempunyai dinamika motivasi seperti STAD dan TGT. Meskipun demikian individualisasi adalah bagian dari TAI yang membuatnya berbeda dari STAD dan TGT. Jika siswa dapat berkembang dengan cepat maka mereka tidak harus menunggu sampai selesainya kelas (Slavin, 1995:7-8).

Pelajaran biologi materi pokok Sistem Pernapasan kelas XI memiliki kompetensi dasar yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung) (Depdiknas, 2003). Siswa dituntut untuk menjelaskan, mengidentifikasi, membandingkan dan mengumpulkan informasi mengenai struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan. Sehingga mungkin TAI cocok digunakan untuk pembelajaran materi sistem pernapasan karena model TAI merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada efek sosial dari model pembelajaran kooperatif, siswa saling bekerjasama dalam kelompok, saling bertukar informasi, dan berdiskusi dalam

menyelesaikan masalah.

Salah satu penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran TAI ialah Lestari (2005:2) pada pokok bahasan trigonometri. Dari hasil penelitian


(21)

4 tersebut diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik, aktivitas siswa selama pembelajaran terus mengalami peningkatan, dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran terus meningkat,

sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif terhadap pemahaman konsep siswa. Selain itu dalam penelitian Isharni (2010:34) juga menyatakan bahwa penguasaan materi siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Ngambur Bandar Lampung TP 2009/2010 dengan menggunakan model pembelajaran TAI memiliki persentase rata-rata nilai pretes postes pada kemampuan mengingat 35,23%, memahami 24,76%, mengaplikasi 32,38%, dan menganalisis 12,38% dengan rata-rata penguasaan materi 78,09.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perlu diadakan penelitian pada pembelajaran materi Sistem Pernapasan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa?

2. Apakah ada pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi Sistem Pernapasan?


(22)

5 C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Mengetahui pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi Sistem Pernapasan.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti, sebagai calon guru maka dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.

2. Guru, memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi Sistem Pernapasan.

3. Siswa, memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran di kelas.

4. Sekolah, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah.

E.Ruang Lingkup Penelitian


(23)

6 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI1 dan XI4 SMA Negeri 07

Bandar Lampung. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI4

sebagai kelas eksperimen dan kelas XI1 sebagai kelas kontrol.

2. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok heterogen untuk memecahkan masalah.

3. Pembelajaran kooperatif tipe TAI yakni pembelajarannya berlangsung secara berkelompok namun bekerja secara individu. Langkah-langkahnya pembentukan kelompok heterogen, pembelajaran kelompok heterogen, mengerjakan soal LKS secara individu, mengoreksi LKS yang telah

dikerjakan, siswa yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada siswa lain dalam kelompok ditunjuk guru sebagai asisten yang berperan dalam

membantu siswa lain dalam kelompok yang memiliki kemampuan sedang untuk memahami materi pelajaran, mengulas materi bagi siswa yang sudah memahami materi, sedangkan siswa yang belum memahami materi

dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk mendapatkan

bimbingan dari siswa, kemudian memberikan penghargaan kelompok untuk kelompok terbaik.

4. Aktivitas siswa dilihat dari proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Aktifitas yang diamati yakni mengerjakan LKS,

mendiskusikan jawaban LKS, membimbing teman satu kelompok, bertukar informasi, dan menguasai materi pembelajaran.

5. Penguasaan konsep yang diperoleh dari hasil pretes dan postes pada materi Sistem Pernapasan.


(24)

7 F. Kerangka Pikir

Pembelajaran biologi bukan hanya merupakan mata pelajaran hafalan, namun juga membutuhkan pemahaman suatu konsep. Pada proses belajar siswa harus aktif mencari tahu, sedangkan guru membantu agar proses pencarian itu berjalan baik. Belajar sebaiknya dilakukan oleh siswa secara aktif baik individual maupun kelompok, guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator. Pada proses pembelajaran jika siswa ikut terlibat dengan melihat dan melakukan sesuatu daripada hanya mendengarkan penjelasan guru,

aktivitas siswa yang aktif pada saat proses pembelajaran akan berdampak pada penguasaan konsep yang meningkat, hal ini akan terlihat pada hasil belajar yang diperolehnya.

Setiap siswa memiliki pengetahuan, motivasi, dan tingkat kemampuan memahami yang berbeda maka dari itu perlu penanganan secara individu. Namun pembelajaran secara individu bisa saja pada beberapa siswa akan mengalami kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada penelitian ini pembelajaran materi Sistem Pernapasan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Pembelajarannya berlangsung secara berkelompok namun bekerja secara individu. Apabila terdapat kesulitan siswa dapat bertanya kepada siswa lain yang masih dalam satu kelompok, dan jika belum mendapatkan jawaban yang memuaskan dapat pula bertanya dengan guru. Langkah – langkah model pembelajaran kooperatif tipe TAI yakni

pembentukan kelompok heterogen, pembelajaran kelompok heterogen, mengerjakan soal LKS secara individu, mengoreksi LKS yang telah


(25)

8 dikerjakan, siswa yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada siswa lain dalam kelompok ditunjuk guru sebagai asisten yang berperan dalam membantu siswa lain dalam kelompok yang memiliki kemampuan sedang untuk

memahami materi pelajaran, mengulas materi bagi siswa yang sudah memahami materi, sedangkan siswa yang belum memahami materi

dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk mendapatkan bimbingan dari siswa, kemudian memberikan penghargaan kelompok untuk kelompok terbaik.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI, dan variabel terikat adalah penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa pada materi Sistem Pernapasan.

Keterangan:

X = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

Y1 = Penguasaan konsep biologi siswa pada materi Sistem Pernapasan

Y2 = Aktivitas belajar siswa pada materi Sistem Pernapasan

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0=Tidak ada pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap penguasaan konsep X

Y1


(26)

9 siswa kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 pada materi Sistem Pernapasan.

H1= Ada pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap penguasaan konsep siswa kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 pada materi Sistem Pernapasan.


(27)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok heterogen, berbeda jenis kelamin, latar belakang, suku, dan tingkat kemamapuan (Anonim, 2008:1). Hal ini didukung oleh pendapat Slavin (1995:226) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru.

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain (Anonim, 2008:1). Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Enggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007:42) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif


(28)

11 merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Adapun tujuan yang diharapkan yakni mampu menciptakan suasana pembelajaran yang membawa siswa untuk bersosialisasi dalam kerja kelompok. Roger dan Johnson dalam Lie (2004:31-37) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning.

Pembelajaran kooperatif mengandung lima unsur yang harus diterapkan yaitu: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok. Model pembelajaran kooperatif terdapat struktur dorongan atau tugas yang sengaja dirancang dan diberikan kepada siswa yang mana tugas tersebut bersifat kooperatif sehingga siswa tidak hanya sekedar belajar berkelompok atau bekerja dalam kelompok (Anonim, 2011:1). Model pembelajaran kooperatif menurut Muhfida (2011:1) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok

secara bekerja sama.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat

keheterogenan tersebut.


(29)

12 Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas (dalam anonim, 2008:1) tujuan pertama pembelajaran kooperatif yaitu:

1. Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.

2. Pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.

3. Pembelajaran kooperatif mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yakni TAI dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini

dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan


(30)

13 dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama (Wahyudi, 2010:1).

Pada pembelajaran TAI akan memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi yang lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek

kooperatif. Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki komponen-komponen dalam proses pembelajaran. Menurut Slavin (2010:195) pembelajaran kooperatif tipe TAI mengandung beberapa komponen yaitu:

1. Teams / Kelompok

Siswa dibagi kedalam team-team yang beranggotakan 4 sampai 5 orang, seperti pada STAD dan TGT dengan kemampuan setiap anggota

kelompoknya heterogen. 2. Tes Penempatan

Siswa diberikan tes awal pada pembelajaran, tes ini dilakukan untuk melihat kemampuan pada siswa.

3. Kelompok Belajar

Dalam kelompok belajar, siswa diberi LKS yang telah dipersiapkan guru sebagai bahan untuk diskusi siswa dan tes formatif. Kemudian LKS tersebut dikoreksi antar kelompok.

4. Pengajaran Kelompok

Berupa pengajaran langsung terhadap siswa yang tidak dapat mengerjakan pertanyaan dari LKS pada kelompok heterogen, kemudian dijadikan kelompok homogen.

5. Evaluasi

Setelah semua siswa menguasai materi yang telah diberikan guru, maka guru akan memberikan evaluasi berupa tes formatif yang dikerjakan siswa secara individu.

6. Nilai kelompok dan penghargaan kelompok.

Merupakan nilai yang diambil dari rata-rata nilai yang diperoleh anggota kelompok serta persentase keberhasilan tes mereka. Kelompok yang mempunyai rata- rata nilai tertinggi mendapatkan pernghargaan kelompok berupa pujian atau hadiah.


(31)

14 Berikut ini merupakan skema pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Model Pembelajaran TAI Tes Penempatan

Pembentukan kelompok heterogen Pembelajaran kelompok heterogen

(mengerjakan LKS)

Memahami materi Belum memahami materi Melanjutkan materi/Pemantapan materi Pembelajaran kelompok homogen

Memahami materi Memahami maetri

Tes formatif

Gambar 2 : Skema Pembelajaran Kooperatif TAI modifikasi dari Magdalena, (2008: 9)

Langkah – langkah model pembelajaran kooperatif tipe TAI yakni pembentukan kelompok heterogen, pembelajaran kelompok heterogen, mengerjakan soal LKS secara individu, mengoreksi LKS yang telah

dikerjakan, siswa yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada siswa lain dalam kelompok ditunjuk guru sebagai asisten yang berperan dalam

membantu siswa lain dalam kelompok yang memiliki kemampuan sedang untuk memahami materi pelajaran, mengulas materi bagi siswa yang sudah memahami materi, sedangkan siswa yang belum memahami materi


(32)

15 dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk mendapatkan bimbingan dari siswa, kemudian memberikan penghargaan kelompok untuk kelompok terbaik.

Pada aplikasinya model pembelajaran tipe TAI terbagi menjadi tiga menurut Anonim (2009:1) yaitu:

1. Pengelompokkan

Dalam proses pembagian kelompok heterogen didasarkan pada proses belajar sebelumnya. Dalam hal ini yakni tes penempatan.

2. Tahap penyajian materi

Pada tahap ini materi pelajaran diperkenalkan melalui penyajian kelas. Pada penyajian materi pelajaran ini dilakukan melalui:

a. Pengajaran kelompok

Jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu kelompok homogen maka kelompok tersebut dapat meminta guru menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut, sedangkan kelompok lain yang sudah paham dapat melanjutkan pekerjaannya. b. Pengajaran seluruh kelas

Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting dalam pembelajaran, keaktifan siswa sangat diharapkan melalui pengajaran ini.


(33)

16 Dari uraian diatas dapat kita diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki kelebihan dan juga kekurangan, seperti yang dikemukakan oleh Anonim (2009:1) yaitu:

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TAI:

1. Memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi.

2. Lebih menekankan kerjasama kelompok.

3. Tiap kelompok mempelajari materi yang sama sehingga memudahkan guru dalam penanganannya.

Selain itu TAI juga memiliki kelemahan yaitu:

1. Lebih banyak membutuhkan waktu dibandingkan dengan metode ceramah.

2. Siswa dalam satu kelompok mempelajari bagian materi yang sama sehingga tidak menutup kemungkinan ada siswa yang tidak

mempelajarinya dan hanya bergantung pada teman satu kelompoknya. 3. Seorang asisten belum tentu siswa yang benar – benar paling pintar

dalam suatu kelompok.

B. Aktivitas Belajar Siswa

Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar berarti tidak ada aktivitas. Oleh karena itu

aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2004:95). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Gie (dalam Anonim, 2011:1) menyatakan bahwa keberhasilan siswa dalam


(34)

17 belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan dan kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.

Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan siswa yang menghasilkan suatu perubahan khas yaitu penguasaan konsep yang nampak melalui hasil belajar yang dicapai. Salah satu hasil belajar yang diperoleh siswa ditandai dengan kemampuan siswa dalam menguasai konsep pembelajaran. Jika siswa mampu menguasai konsep materi pembelajaran maka hasil belajar akan meningkat, dan dapat dikatakan berhasil dalam belajar. Namun sebaliknya, jika belum tuntas belajar maka siswa belum mampu menguasai konsep pembelajaran. Dengan kata lain hasil belajarnya masih rendah (Anonim, 2010:1).

Aktivitas siswa dalam pembelajaran memiliki peranan yang penting. Sesuai dengan pendapat Sardiman (2004:99) bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Pembelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu, tetapi dipikirkan, diolah kemudian


(35)

18 dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, berdiskusi, melaksanakan tugas, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran (Slameto, 1995:36). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rousseau dalam Sardiman (1994:96) bahwa segala

pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.

Diedrich (dalam Sardiman, 2004:101) mengelompokkan aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawan cara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6. Motor activities, yang temasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.


(36)

19

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Aktivitas-aktivitas dalam belajar juga dapat dibedakan menjadi aktivitas yang relevan dengan pembelajaran (on task) dan aktivitas yang tidak relevan (off task). Aktivitas yang relevan dengan pembelajaran (on task) contohnya adalah memperhatikan penjelasan guru, bertanya, mengemukakan pendapat, aktif memecahkan masalah, berdiskusi, dan bekerja sama. Aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran (off task) contohnya adalah tidak memperhatikan penjelasan guru, mengobrol dengan teman, dan keluar masuk

kelas. Aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran (off task) akan lebih mudah diamati ketika proses pembelajaran berlangsung, jika dibandingkan aktivitas yang relevan dengan pembelajaran (on task), dengan demikian siswa dikatakan aktif dalam kegiatan pembelajaran jika siswa sedikit melakukan aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran (Hamalik, 2004:57).

Kegiatan atau aktivitas siswa dalam pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa menurut Hamalik (2004:74) yaitu siswa memperoleh pengalaman langsung, memupuk kerja sama, disiplin dalam belajar, kemampuan berfikir kritis, dan suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan dinamis.

Siswa dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberikan tanggapan terhadap suatu


(37)

20 peristiwa yang terjadi, dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya, untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan

menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi (Anonim, 2011:1).

Dari jenis aktivitas tesebut untuk mengidentifikasi aktivitas belajar siswa penulis membatasi penelitian ini pada oral activities, listening activities, writing activities, dan mental activities dengan aspek dan indikator yang disesuaikan dengan keperluan pembelajaran dan penelitian, sedangkan untuk menentukan klasifikasi aktivitas siswa, dalam penelitian ini menggunakan skala persentase yang dimodifikasi dari Hidayati (2011:17) pada tabel berikut ini.


(38)

21 Tabel 1. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa

Persentase (%) Kategori 87,50-100 Sangat baik 75,00-87,49 Baik 50,00-74,99 Cukup

0-49,99 Kurang

C. Penguasaan Konsep oleh Siswa

Materi pembelajaran yang disampaikan guru memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Awaluddin, 2010:1).

Salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa ketika mempelajari materi pembelajaran yakni mengetahui konsep. Hamalik (2001:161) menyatakan bahwa konsep merupakan suatu kelas stimuli yang memiliki sifat-sifat (atribut-atribut) umum. Prinsip - prinsip untuk mempelajari konsep, seperti halnya mempelajari informasi fakta, dinyatakan sebagai kondisi-kondisi atau pengerjaan (operations) yang dilaksanakan siswa untuk

memudahkannya dalam mempelajari konsep-konsep. Penguasaan informasi adalah penting untuk mempelajari konsep dan informasi tentang konsep serta penerapannya dapat diperoleh melalui membaca dan mempelajari bahan-bahan tertulis (Slameto, 1995:150).


(39)

22 Apabila sebuah konsep telah dikuasai siswa, menurut Slameto (1995:141) ada empat kemungkinan untuk menggunakannya yakni:

1. Siswa dapat menggolongkan apakah contoh konsep yang dihadapi sekarang termasuk konsep yang sama atau dalam konsep lain. 2. Siswa dapat mengenal konsep-konsep lain.

3. Siswa dapat menggunakan konsep tersebut untuk memecahkan masalah. 4. Penguasaan konsep memudahkan siswa untuk mempelajari konsep lain. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Hamalik (2001:164) tentang kegunaan konsep yaitu:

1. Konsep-konsep mengurangi kerumitan lingkungan.

2. Konsep membantu kita untuk mengidentifikasi sejumlah konsep. 3. Konsep membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih

luas,dan lebih maju.

4. Konsep mengarahkan kita untuk menentukan tindakan apa yang selanjutnya perlu dikerjakan.

5. Konsep memungkinkan kita untuk pelaksanaan pengajaran, pengajaran bisa berlangsung secara efektif jika peserta didik telah memiliki konsep berbagai mata pelajaran sebelumnya.

6. Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda. Penguasaan konsep merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah


(40)

23 dipelajari, tetapi menguasai lebih dari itu yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2008).

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hierarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 2001:131).

Berdasarkan rumusan Bloom yang dikutip oleh Hajarto (dalam Hanafiah dan Suhana, 2010:21) indikator aspek kognitif terdiri dari enam jenis prilaku yakni:

1. Ingatan atau pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan mengingat bahan yang dipelajari.

2. Pemahaman (comprehension), yaitu kemampuan menangkap pengertian, menterjemahkan, dan menafsirkan.

3. Penerapan (application), yaitu kemampuan menggunakan bahan yang telah dipelajari dalam situasi baru dan nyata.

4. Analisis (analisys), yaitu kemampuan menguraikan, mengidentifikasi dan mempersatukan bagian yang terpisah, menghubungkan antarbagian guna membangun suatu keseluruhan.

5. Sintesis (synthesis), yaitu kemampuan menyimpulkan, mempersatukan bagian yang terpisah guna membangun suatu keseluruhan, dan


(41)

24 6. Penilaian (evaluation), yaitu kemampuan mengkaji nilai atau harga

sesuatu, seperti pernyataan atau laporan penelitian yang didasarkan suatu kriteria.

Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Arikunto (2008:25) evaluasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran sudah tercapai. Untuk mengukur sejauh mana ketercapaian tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi pembelajaran dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Daryanto (1999:11) mengatakan bahwa tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Salah satu instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2008:32).

Bila evaluasi dilakukan disekolah, khususnya disuatu kelas, maka tes mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengukur siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam


(42)

25 memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut

dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 1999:195). Melalui hasil tes kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan konsep siswa.

Pencapaian penguasaan konsep dapat diukur dengan menggunakan tes formatif. Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan pelajaran secara menyeluruh. Tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran, sehingga dapat

diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah guru berikan. Dengan mengetahui hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses pembelajaran (Arikunto,

2006:36).

Taraf penguasaan konsep siswa dapat diketahui dengan kriteria yang digunakan sekolah yaitu:

Tabel 2. Kriteria Penguasaan Konsep Taraf Nilai Rata-Rata Kualifikasi Nilai

≥ 70 Baik

6,5 – 70 Cukup

≤ 6,5 Kurang

Sumber : Dokumentasi penilaian SMA Negeri 07 Bandar Lampung

D. Materi Sistem Pernapasan

Pernapasan adalah kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui paru-paru. Pernapasan manusia dan sebagian besar vertebrata lainnya, termasuk pernapasan langsung, artinya udara pernapasan yang diperlukan


(43)

26 tubuh tidak dapat langsung masuk ke dalam sel melalui permukaan tubuh, tetapi melalui selaput tipis yang terdapat didalam saluran pernapasan, yaitu didalam gelembung paru-paru. Pada pernapasan manusia udara dari atmosfer masuk kedalam tubuh dengan perantara organ-organ pernapasan selanjutnya oksigen yang diperlukan dalam proses pernapasan masuk kedalam sel-sel darah kapiler menuju ke sel-sel jaringan tubuh dengan bantuan sistem transpor.

Organ pernapasan manusia dan mamalia lain: 1. Rongga hidung,

2. Faring/tekak,

3. Batang tenggorokan/trakea,

4. Paru-paru,terdiri atas bronkus, bronkiolus, dan alveolus.

Pada hakikatnya bernapas adalah proses masuknya udara pernapasan dari udara bebas kedalam tubuh serta mengeluarkan gas sisa ke udara bebas. Proses pemasukan uadar pernapasan ini dikenal dengan inspirasi, sedangkan pengeluarnya dikenal dengan ekspirasi. Seruap satu menit kita mampu melakukan insipirasi dan ekspirasi 15 sampai 18 kali pernapasan dibagi menjadi dua yaitu: pernapasan dada dan pernapasan perut (Prawirohartono dan Hidayati, 2007:201).

Volume udara yang digunakan dalam pernapasan dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu sebagai berikut:

a. Udara Pernapasan (tidal volume), b. Udara Komplementer,


(44)

27 d. Udara Residu,

e. Kapasitas vital paru-paru, f. Volume Total Paru-paru.

(Prawirohartono dan Hidayati, 2007:203)

Sistem alat pernapasan pada manusia dapat mengalami berbagai kelainan dan penyakit, antara lainnya ialah asfiksi, pembengkakan kelenjar limfa di daerah hidung, penyakit akibat infeksi (TBC, Difteri, Pneumnia, Bronkitis,

Tonsilitis, Faringitis, Pleuritis, SARS), penyakit yang tidak disebabkan infeksi (asma, rinitis, kanker paru-paru, emfisema) (Saktiyono, 2008:79). Sistem pernapasan pada hewan berbeda-beda sesuai dengan strukstur tubuh dan tempat hidupnya. Sistem pernapasan pada mamalia sama dengan

pernapasan pada manusia, sebab manusia termasuk mamalia. Pada materi ini dibahas juga mengenai sistem pernapasan pada hewan serangga, ikan, katak, dan burung (Prawirohartono dan Hidayati, 2007:201).


(45)

1

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei semester genap di SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI semester genap SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas XI4 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 40 siswa dan siswa kelas XI1 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 40 siswa.Cluster random

sampling digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu

melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu misalnya kelas (Zuriah, 2007:124).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan


(46)

29 menggunakan model kooperatif tipe TAI, sedang kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Kedua kelas mendapatkan soal tes yang sama, yaitu pretes dan postes. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok kelas ini

dibandingkan.

Keterangan:

R1 = Kelas eksperimen dengan model TAI

R2 = Kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah

O1 = Pretes O2 = Postes

X = Perlakuan eksperimen dengan model pembelajaranTAI

C = Perlakuan kontrol dengan menggunakan metode ceramah

Gambar 3. Desain pretes-postes tak ekuivalen (modifikasi Sugiyono, 2009:76) D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut: 1. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah tempat

diadakannya penelitian.

2. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

3. Menetapkan sampel penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). R1 O1 X O2


(47)

30 5. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes serta lembar

observasi aktivitas siswa.

6. Melakukan uji ahli pada tiap butir soal yang akan digunakan pada pretes/postes.

7. Membentuk kelompok diskusi bersifat heterogen pada kelas eksperimen

berdasarkan nilai akademik siswa, dua siswa dengan nilai tinggi, satu siswa dengan nilai sedang, dan dua siswa dengan nilai yang rendah. Setiap kelompok terdiri dari lima sampai enam orang siswa (Lie, 2004:42). Nilai akademik yang digunakan berdasarkan nilai dari dokumentasi pada guru kelas.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran untuk mengukur penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Penelitian ini direncanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pertemuan I membahas sub materi organ-organ pada sistem pernapasan manusia dan mekanisme pernapasan pada manusia, Pertemuan II membahas sub materi volume dan kapasitas paru-paru serta gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia, pertemuan III membahas sistem pernapasan hewan vertebrata (misalnya burung dan ikan). Langkah – langkah pada pembelajarannya adalah sebagai berikut:


(48)

31 Kelas Eksperimen

Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan I untuk materi organ-organ pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan

vertebrata, mekanisme pernapasan pada manusia, volume dan kapasitas paru-paru, serta gangguan/kelainan pada sistem pernapasan pada manusia.

2. Siswa mendengarkan guru membacakan tujuan pembelajaran.

3. Siswa menjawab apersepsi yang diberikan guru:

Pertemuan I: “Coba kalian tarik napas lalu hembuskan, apa yang kalian lakukan tadi adalah bernapas. Taukah kalian organ apa saja yang terlibat pada sistem pernapasan?

Pertemuan II: “Perlukah kalian menutup hidung ketika melintasi jalan yang berdebu?”

Pertemuan III “ Pernahkah kalian melihat burung terbang? Apakah ketika burung terbang tetap bernapas? Organ apa saja yang terlibat pada sistem pernapasannya?”

4. Siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru:

Pertemuan I: “Setiap saat kita bernapas, dalam keadaan tidak sadarpun kita tetap bernapas, karena dengan bernapas kita memperoleh oksigen yang digunakan untuk melakukan oksidasi makanan sehingga kita bisa mendapatkan energi untuk melakukan semua aktivitas. Apabila terjadi gangguan dalam sistem


(49)

32

lainnya. Untuk itu penting bagi kita mempelajari tentang sistem pernapasan pada tubuh kita agar dapat melakukan semua aktivitas, salah satunya belajar. Siap belajar hari ini?”

Pertemuan II: “Siapa yang belum pernah terkena flu? Flu atau influenza disebabkan infeksi virus pada saluran pernapasan. Selain flu masih ada beberapa penyakit pada sistem pernapasan yang perlu kita waspadai. Hari ini kita akan membahas penyakit pada sistem pernapasan tersebut”.

Pertemuan III: “Kalian pasti pernah melihat burung, organ pernapasannya berbeda dengan manusia. Burung memiliki organ yang khas pada sistem pernapasannya yakni memiliki pundi-pundi udara. Pertemuan kali ini kita akan membahas keunaikan tersebut”.

5. Siswa mendengarkan penjelasan langkah – langkah model

pembelajaran kooperatif tipe TAI yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

6. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok heterogen berdasarkan

nilai dokumentasi guru. Siswa kelas XI4 berjumlah 40 siswa yang akan dibagi kedalam 8 kelompok. Siswa diminta duduk dalam kelompoknya masing-masing.

Kegiatan Inti

1. Siswa diberi LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi ringkasan

materi tentang organ-organ dan mekanisme pernapasan pada manusia (pertemuan I), volume dan kapasitas paru – paru serta


(50)

33 gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia (pertemuan II), sistem pernapasan pada hewan (pertemuan III), dan soal latihan sebagai bahan diskusi. Siswa membaca lembar materi dalam kelompok masing-masing, mereka melakukan tugas individual yang berupa kegiatan mengerjakan soal latihan dengan tetap berada dalam kelompoknya.

2. LKS yang telah dikerjakan kemudian dikoreksi dengan bertukar lembar LKS antar kelompok yang berbeda. Ketua kelompok memimpin anggota kelompoknya untuk mengoreksi LKS kelompok lain berdasarkan buku literatur. Pada tahap ini terjadi kerja sama antara anggota kelompok, pemahaman tiap anggota kelompok dalam memahami materi pelajaran akan menjadi tanggung jawab kelompok. Jika kelompok mempunyai jawaban yang berbeda maka akan menjadi bahan diskusi untuk mencari jawaban yang benar. Siswa dapat meminta bantuan dengan teman satu kelompok atau guru jika mengalami kesulitan. Pada tahap ini guru hanya sebagai fasilitator dan memberikan bantuan jika siswa mengalami kesulitan.

3. Setelah LKS dikoreksi, ketua kelompok mengumpulkan LKS

anggota kelompoknya untuk dikumpulkan kepada guru. LKS ini akan dipakai guru untuk melihat siswa yang belum menguasai materi pelajaran yang diberikan. Dari setiap kelompok heterogen yang belum menguasai materi pelajaran akan dikelompokkan menjadi kelompok homogen. Siswa yang masuk kedalam


(51)

34 kelompok homogen yakni siswa yang tidak dapat menjawab dengan tepat pada soal nomor tertentu. Siswa tersebut akan dibimbing oleh siswa lain yang dapat menjawab dengan tepat soal tersebut. Jika penjelasannya masih kurang maka akan ditegaskan lagi oleh guru. Siswa yang telah menguasai materi pelajaran dapat melanjutkan membaca materi berikutnya.

Kegiatan Penutup

1. Beberapa siswa diminta membuat kesimpulan dalam setiap

pertemuan untuk mengetahui penguasaan konsepnya.

2. Setelah semua siswa memahami materi pelajaran yang telah

diberikan maka guru akan memberikan evaluasi yang berupa tes akhir (postes) pada pertemuan III yang dikerjakan siswa secara individu, soal yang digunakan sama dengan tes awal (pretes). 3. Setelah dilaksanakan tes formatif maka dilakukan penilaian

kelompok. Penilaian berdasarkan prestasi belajar yang dicapai anggota kelompoknya. Penilaian ini akan menjadi motivator siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

Kelas Kontrol

Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan I untuk materi

organ-organ pada sistem pernapasan manusia dan hewan vertebrata, mekanisme pernapasan pada manusia, volume dan kapasitas


(52)

paru-35 paru serta gangguan/kelainan pada sistem pernapasan pada

manusia. Pretes ini digunakan untuk memperoleh skor awalnya

2. Siswa mendengarkan guru membacakan tujuan pembelajaran.

3. Siswa menjawab apersepsi yang diberikan guru:

Pertemuan I: “Coba kalian tarik napas lalu hembuskan, apa yang kalian lakukan tadi adalah bernapas. Taukah kalian organ apa saja yang terlibat pada sistem pernapasan?

Pertemuan II: “Perlukah kalian menutup hidung ketika melintasi jalan yang berdebu?”

Pertemuan III: “ Pernahkah kalian melihat burung terbang? Apakah ketika burung terbang tetap bernapas? Organ apa saja yang terlibat pada sistem pernapasannya?”

4. Siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru:

Pertemuan I: “Setiap saat kita bernapas, dalam keadaan tidak sadarpun kita tetap bernapas, karena dengan bernapas kita memperoleh oksigen yang digunakan untuk melakukan oksidasi makanan sehingga kita bisa mendapatkan energi untuk melakukan semua aktivitas. Apabila terjadi gangguan dalam sistem

pernapasan kita, maka dapat mengganggu sistem kerja tubuh yang lainnya. Untuk itu penting bagi kita mempelajari tentang sistem pernapasan pada tubuh kita agar dapat melakukan semua aktivitas, salah satunya belajar. Siap belajar hari ini?”

Pertemuan II: “Siapa yang belum pernah terkena flu? Flu atau influenza disebabkan infeksi virus pada saluran pernapasan.


(53)

36 Selain flu masih ada beberapa penyakit pada sistem pernapasan yang perlu kita waspadai. Hari ini kita akan membahas penyakit pada sistem pernapasan tersebut”.

Pertemuan III: “Kalian pasti pernah melihat burung, organ pernapasannya berbeda dengan manusia. Burung memiliki organ yang khas pada sistem pernepasannya yakni memiliki pundi-pundi udara. Pertemuan kali ini kita akan membahas keunaikan tersebut”.

Kegiatan Inti

1. Siswa mendengarkan guru menyajikan materi tentang

organ-organ dan mekanisme pernapasan pada manusia (pertemuan I), volume dan kapasitas paru–paru serta gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia (pertemuan II), sistem pernapasan pada hewan (pertemuan III).

2. Siswa diberi tugas untuk materi organ-organ dan mekanisme

pernapasan pada manusia (pertemuan I), volume dan kapasitas paru – paru serta gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia (pertemuan II), sistem pernapasan pada hewan (pertemuan III) yang dikerjakan secara individu. Kegiatan Penutup

1. Beberapa siswa diminta guru untuk membuat kesimpulan setiap

pertemuan untuk mengetahui penguasaan konsepnya.

2. Setelah semua siswa memahami materi pelajaran yang telah


(54)

37 akhir (postes) pada pertemuan ke III yang dikerjakan siswa secara individu, soal yang digunakan sama dengan soal tes awal (postes).

E. Jenis Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: 1. Jenis Penelitian

Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah penguasaan konsep siswa materi Sistem Pernapasan yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada awal pertemuan I sedang nilai postes diambil pada akhir pertemuan III.

Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a) Pretes dan Postes

Data penguasaan konsep siswa berupa nilai pretes diambil pada pertemuan ke I dan postes diambil pada pertemuan ke III. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal esei. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

S = R x 100 N

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari) R = jumlah skor soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112)


(55)

38 b) Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang akan diamati.

F. Teknik Analisis Data

1. Data Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake (Loranz, 2008:3) sebagai berikut:

X – Y

Z - Y

Keterangan : X = Nilai rata-rata postes Y = Nilai rata-rata pretes Z = Skor maksimal

Tabel 3. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa Nilai rata-rata

N-gain (g) Kriteria

g > 70 Tinggi

30 < g ≤ 70 Sedang

g < 30 Rendah

Dimodifikasi dari Hake (dalam Loranz, 2008:3) 2. Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Berikut ini merupakan rancangan


(56)

39 lembar observasi yang akan diamati pada pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran TAI yaitu: Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan:

A.Mengerjakan LKS

1. Siswa tidak mengerjakan LKS karena tidak memahami materi

pembelajaran.

2. Siswa mengerjakan LKS tapi belum tepat, tidak sesuai dengan printas pada LKS, dan masih minta bantuan siswa lain.

3. Siswa mengerjakan LKS dengan tepat, sesuai perintah pada LKS, dan mampu mengerjakan sendiri.

B. Mendiskusikan jawaban LKS

1. Tidak berdiskusi karena tidak mengerti materi pembelajaran, malas. 2. Kurang serius dalam berdiskusi karena masih sering bermain-main. 3. Serius dalam berdiskusi karena ingin memecahkan masalah yang ada.

C.Membimbing teman satu kelompok

1. Siswa tidak mampu membimbing teman satu kelompok karena tidak

menguasai materi pelajaran.

2. Siswa kurang mampu membimbing dengan baik teman satu kelompok

karena masih ada materi yang sulit dipahami sehingga kurang menguasai materi pelajaran.

3. Siswa mampu membimbing dengan baik teman satu kelompok karena

telah menguasai materi pelajaran.

D. Bertukar informasi

1. Siswa tidak berkomunikasi untuk bertukar informasi/pendapat dengan teman satu kelompok (diam saja).

2. Siswa berkomunikasi dalam betukar informasi/pendapat dengan teman

satu kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan dalam LKS.

No Nama A B Aspek yang diamati C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 Xi Xi


(57)

40 3. Siswa berkomunikasi dalam bertukar informasi/pendapat dengan teman

satu kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKS. E. Menguasai materi pelajaran

1. Siswa tidak menguasai materi pembelajaran sehingga masih banyak pertanyaan yang tidak dapat dikerjakan maka dari itu masuk kedalam kelompok homogen.

2. Siswa kurang menguasai materi pembelajaran sehingga masih ada beberapa pertanyaan yang tidak dapat dikerjakan maka dari itu masuk juga kedalam kelompok homogen.

3. Siswa menguasai materi pembelajaran sehingga semua pertanyaan

dapat dikerjakan.

Data lembar observasi kemudian dianalisis dengan menggunakan persentase aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

% 100 x n xi

  Keterangan:

= Rata-rata skor aktivitas siswa xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum

(Sudjana, 2002:69)

Untuk menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada Tabel 2.

Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

a. Uji normalitas data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji lilliefors dengan program SPSS versi 17.


(58)

41 1. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal 2. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan, dan Marzuki, 2002:118).

b. Kesamaan dua varian

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS versi 17. 1. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda 2. Kriteria Uji

-Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima - Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:18).

c. Pengujian hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data diuji dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata, kemudian data dimasukkan dalam uji t1 untuk uji kesamaan dua rata-rata, dan t2 untuk uji perbedaan dua rata-rata.

1. Uji kesamaan dua rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama


(59)

42 2. Kriteria Uji

- Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:12)

2. Uji perbedaan dua rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol

H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol

2. Kriteria Uji:

- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10)

3. Uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney U 1. Hipotesis

Ho = Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama H1 = Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak

sama 2. Kriteria Uji

Ho ditolak jika sig < 0,05 dalam hal lainnya Ho diterima (Pidekso, 2009:166)


(60)

53

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe TAI berpengaruh

secara signifikan terhadap penguasaan konsep siswa.

2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis menyampaikan beberapa saran berikut.

1. Pemilihan asisten dalam kelompok tidak hanya berdasarkan nilai

dokumentasi guru mitra saja hendaknya diberikan tes penempatan. Nilai hasil tes tersebut dicocokkan dengan nilai dokumentasi guru mitra untuk menentukan asisten dalam kelompok.

2. Pembagian waktu pengerjaan LKS dan pengoreksian hendaknya

dipertimbangkan dengan kemampuan siswa dalam menjawab LKS sehingga sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Agar waktu yang


(61)

54 dialokasikan sesaui hendaknya menerapkan model pembelajaran TAI dengan materi lain supaya siswa terbiasa dengan model yang digunakan.


(62)

55

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Diakses 26 November 2011: 12.24 WIB. http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/.

. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif. Diakses 26 November 2011: 11.45 WIB. http://mazjun.blog.uns.ac.id/2009/10/16/model-pembelajaran-kooperatif/.

. 2010. Cara MeningkatkanAktivitas Belajar Siswa. Diakses 26 November 2011: 12.46 WIB. www.google.com.

. 2011. Pengertian Aktivitas Belajar. Diakses 26 November 2011: 12.32 WIB. http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/ .

. 2012. Pengertian Keterlibatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar. Diakses 11 Juli 2012:17.50 WIB. http://belajarpsikologi.com/keterlibatan-siswa-dalam-proses-belajar-mengajar/

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Awaluddin, A. Materi Ajar. 2010. Diakses 11 Desember 2010: 16.35 WIB. http//

andhysastera.blogspot.com.

Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Diakses 13 Januari 2011: 08.50 WIB. Dalam

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rhineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Undang- Undang Sistem Pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003. http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf.23 november 2011, 09.10 WIB.

Fitriana. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X. Universitas lampung. Bandar Lampung.


(63)

56 Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Hanafiah dan Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Hidayati, A.N. Rustaman, N. Redjeki, S. dan Munandar. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila HEPI Bandar Lampung.

Isharni, C. M. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Terhadap Penguasaan Materi Belajar Siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Ngambur Bandar Lampung TP 2009/2010. (Skripsi) Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Lampung. Tidak diterbitkan.

Lestari, D. A. 2005. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Trigonometri pada Siswa Kelas X SemesterII SMU Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2005/2006. (Skripsi) FMIPA Universitas Negeri Semarang. Diakses 5 November 2011: 15.24 WIB. Dalam

http://goesbas.blogspot.com/2011/05/keefektifan-model-pembelajaran.html. Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas.

Gramedia. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google. Diakses 23 Agustus 2011: 11.45 WIB. http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/archi ves/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf.

Magdalena, N. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ( Team Assisted Individualization) terhadap Aktivitas dan Hasil belajar Matematika. FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Masrukhan. 2009. Inovasi Pembelajaran Dengan Pengunaan Media Power Point Untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Biologi Melalui Metode Student Team Achievement Divisions (STAD) Di SMA Muhammadiyah Purwodadi Tahun Ajaran 2008/2009 (skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Muhammad, A. R. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team

Assisted Individualization). Diakses 25 Juli 2012:09.33 WIB.

http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tai-team-assisted-individualization/

Muhfida. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Diakses 5 November 2011: 11.13 WIB. http://muhfida.com/model-pembelajaran-kooperatif/.


(64)

57 Nurgiantoro, B.,Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Pidekso, A. 2009. SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan perubahan dengan SPSS 12. Bumi Aksara. Jakarta.

Prawirohartono dan Hidayati. 2007. Sains Biologi 2. Bumi Aksara. Jakarta. Purwanto, M. N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT.

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi. Erlangga. Jakarta

Sanjaya, W. 2009. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sardiman, A. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. PT RajaGraFindo Persada. Jakarta.

Sardiman, A. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogjakarta.

Slameto.1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rhineka Cipta. Jakarta.

Slameto. 2001. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara: Jakarta

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning, Teori, Research dan Practise. Allyn Bacon. Boston.

Slavin, R. E. 2010. Cooperative Learning. Nusa Media. Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Wahyudi, H. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI. Diakses 3 November 2011: 16.37 WIB. www.google.com.

Zuriah, N. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.


(1)

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:12)

2. Uji perbedaan dua rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol

H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol

2. Kriteria Uji:

- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10)

3. Uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney U 1. Hipotesis

Ho = Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama H1 = Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak

sama 2. Kriteria Uji

Ho ditolak jika sig < 0,05 dalam hal lainnya Ho diterima (Pidekso, 2009:166)


(2)

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe TAI berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan konsep siswa.

2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis menyampaikan beberapa saran berikut.

1. Pemilihan asisten dalam kelompok tidak hanya berdasarkan nilai

dokumentasi guru mitra saja hendaknya diberikan tes penempatan. Nilai hasil tes tersebut dicocokkan dengan nilai dokumentasi guru mitra untuk menentukan asisten dalam kelompok.

2. Pembagian waktu pengerjaan LKS dan pengoreksian hendaknya dipertimbangkan dengan kemampuan siswa dalam menjawab LKS sehingga sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Agar waktu yang


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Diakses 26 November 2011: 12.24 WIB. http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/.

. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif. Diakses 26 November 2011: 11.45 WIB. http://mazjun.blog.uns.ac.id/2009/10/16/model-pembelajaran-kooperatif/.

. 2010. Cara MeningkatkanAktivitas Belajar Siswa. Diakses 26 November 2011: 12.46 WIB. www.google.com.

. 2011. Pengertian Aktivitas Belajar. Diakses 26 November 2011: 12.32 WIB. http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/ .

. 2012. Pengertian Keterlibatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar. Diakses 11 Juli 2012:17.50 WIB. http://belajarpsikologi.com/keterlibatan-siswa-dalam-proses-belajar-mengajar/

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Awaluddin, A. Materi Ajar. 2010. Diakses 11 Desember 2010: 16.35 WIB. http//

andhysastera.blogspot.com.

Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Diakses 13 Januari 2011: 08.50 WIB. Dalam

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rhineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Undang- Undang Sistem Pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003. http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf.23 november 2011, 09.10 WIB.

Fitriana. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X. Universitas lampung. Bandar Lampung.


(5)

Hanafiah dan Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Hidayati, A.N. Rustaman, N. Redjeki, S. dan Munandar. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila HEPI Bandar Lampung.

Isharni, C. M. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Terhadap Penguasaan Materi Belajar Siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Ngambur Bandar Lampung TP 2009/2010. (Skripsi) Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Lampung. Tidak diterbitkan.

Lestari, D. A. 2005. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Trigonometri pada Siswa Kelas X SemesterII SMU Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2005/2006. (Skripsi) FMIPA Universitas Negeri Semarang. Diakses 5 November 2011: 15.24 WIB. Dalam

http://goesbas.blogspot.com/2011/05/keefektifan-model-pembelajaran.html. Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas.

Gramedia. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google. Diakses 23 Agustus 2011: 11.45 WIB. http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/archi ves/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf.

Magdalena, N. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ( Team Assisted Individualization) terhadap Aktivitas dan Hasil belajar Matematika. FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Masrukhan. 2009. Inovasi Pembelajaran Dengan Pengunaan Media Power Point Untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Biologi Melalui Metode Student Team Achievement Divisions (STAD) Di SMA Muhammadiyah Purwodadi Tahun Ajaran 2008/2009 (skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Muhammad, A. R. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team

Assisted Individualization). Diakses 25 Juli 2012:09.33 WIB.

http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tai-team-assisted-individualization/

Muhfida. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Diakses 5 November 2011: 11.13 WIB. http://muhfida.com/model-pembelajaran-kooperatif/.


(6)

Nurgiantoro, B.,Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Pidekso, A. 2009. SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan perubahan dengan SPSS 12. Bumi Aksara. Jakarta.

Prawirohartono dan Hidayati. 2007. Sains Biologi 2. Bumi Aksara. Jakarta. Purwanto, M. N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT.

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi. Erlangga. Jakarta

Sanjaya, W. 2009. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sardiman, A. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. PT RajaGraFindo Persada. Jakarta.

Sardiman, A. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogjakarta.

Slameto.1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rhineka Cipta. Jakarta.

Slameto. 2001. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara: Jakarta

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning, Teori, Research dan Practise. Allyn Bacon. Boston.

Slavin, R. E. 2010. Cooperative Learning. Nusa Media. Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Wahyudi, H. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI. Diakses 3 November 2011: 16.37 WIB. www.google.com.

Zuriah, N. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pela

1 12 64

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 55

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 7 57

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

0 6 47

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajara

0 23 54

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/201

0 9 48

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 26

EFEKTIVITAS MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 28

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semeste

0 14 68

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERTAHANAN TUBUH OLEH SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Bandar Sri

1 4 128