PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap T
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh ASNI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(2)
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh ASNI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(3)
(4)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Diagram hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat... 8 2. Desain pretest-postest kelompok non ekuivalen... 24 3. Rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen
dan kontrol……… 41 4. Penguasaan materi oleh siswa kelas eksperiman pada setiap
indikator kognitif……… 42 5. Contoh soal dan jawaban siswa pada soal indikator C1
(LKS pertemuan 1 kelas eksperimen)...43 6. Contoh soal dan jawaban siswa pada soal indikator C1
(LKS pertemuan 1 kelas kontrol)... 44 7. Contoh soal dan jawaban siswa pada soal indikator C2
(LKS pertemuan 1 kelas eksperimen)... 44 8. Contoh soal dan jawaban siswa pada soal indikator C2
(LKS pertemuan 1 kelas kontrol)... 44 9. Contoh soal dan jawaban siswa pada soal indikator C3
(LKS pertemuan 2 kelas eksperimen )... 45 10. Contoh soal dan jawaban siswa pada soal indikator C3
(LKS pertemuan 2 kelas kontrol)...46 11. Contoh soal dan jawaban siswa pada soal indikator C4
(LKS pertemuan 2 kelas eksperimen)... 46 12. Contoh soal dan jawaban siswa pada soal indikator C4
(LKS pertemuan 2 kelas kontrol)... 46
(5)
13. Siswa sedang mengerjakan pretes... 120
14. Siswa sedang berdiskusi mengerjakan LKS……… 120
15. Guru sedang membimbing siswa yang mengalami kesulitan……. 121
16. Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok……….. 121
17. Siswa sedang mengerjakan postes……….……. 122
18. Siswa sedang mengerjakan pretes... 122
19. Siswa sedang berdiskusi mengerjakan LKS ……….……. 123
20. Guru sedang membimbing siswa yang mengalami kesulitan……. 123
21. Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok ………. 124
22. Siswa sedang mengerjakan postes ……….……. 124
(6)
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
F. Kerangka Pikir ... 6
G. Hipotesis ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 9
B. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Biologi ... 14
C. Penguasaan Materi ... 16
D. Materi Pokok Ekosistem... 19
III.METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ...23
B. Populasi dan Sampel ...23
C. Desain penelitian ...23
D. Prosedur Penelitian 1. Prapenelitian ...24
2. Pelaksanaan Penelitian ...25
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data ...29
2. Teknik Pengambilan Data ...29
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas Data ...32
2. Uji Kesamaan Dua Varians ... 33
3. Pengujian Hipotesis... 33
(8)
A. Hasil Penelitian ... 35
B. Pembahasan... 38
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ...49
LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran ... 52
2. Data Hasil Penelitian ... 95
3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 107
4. Foto-Foto Penelitian... 120
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 30 2. Klasifikasi IndeksAktivitas Siswa... ... 32 3. Hasil persentase tiap aspek aktivitas siswa kelas eksperimen dan
kontrol ... 35 1. Hasil uji normalitas dan homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol...
... 36 2. Hasil uji t indikator kognitif (C1, C2, C3, dan C4) N-gain siswa kelaseksperimen
dan kelas kontrol... ... 38
3. Daftar Nilai Pretes, Postes, dan N-Gain Siswa Kelas Eksperimen
(VII1)... ... 95 4. Daftar Nilai Pretes, Postes, dan N-Gain Siswa Kelas Kontrol
(VII2)... ... 96 5. Data indikator kognitif (C1, C2, C3, dan C4) pretes kelaseksperimen...
... 97 6. Data indikator kognitif (C1, C2, C3, dan C4) pretes kelas
kontrol... 98 7. Data Nilai Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen/VII1 Pertemuan
Ke-1 ... 99 8. Data Nilai Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen/VII1 Pertemuan
Ke-2... 101 9. Data Nilai Aktivitas Siswa Kelas Kontrol/VII2 Pertemuan
(10)
x
10.Data Nilai Aktivitas Siswa Kelas Kontrol/VII2 Pertemuan
Ke2... 105
11.Data statistik uji normalitas N-Gain kelas eksperimen dan kontrol... ... 107
12.Hasil uji normalitas N-Gain kelas eksperimen dan kontrol... ... 107
13.Data statistik uji normalitas N-Gainkelas eksperimen dan kelas kontrol... 108
14.Data statistikN-Gain... . 108
15.Uji t N-Gain... ... 108
16.Data statistik uji satu pihakN-Gain... ... 109
17.Uji pihak N-Gain... ... 109
18.Data statistik uji normalitas pretes kelas eksperimen dan kontrol... ... 110
19.Hasil uji data pretes kelas elsperimen dan kontrol ... 110
20.Data statistik uji homogenitas pretes kelas eksperimen dan kontrol... 111
21.Data statistik pretes... ... 111
22.Uji t pretes... . 112
23.Data statistik uji normalitas postes kelas eksperimen dan kelas kontrol... 113
24.Hasil uji data postes kelas eksperimen dan kontrol... . 113
25.Data statistikuji homogenitas postes kelas eksperimen dan kontrol... 114
26.Data statistik postes... 114
(11)
28.Data statistik uji satu pihak postes... ... 115
xi 29.Uji satu pihak postes... ... 115
30.Data statistik skor indikator kognitif C1 pada N-Gain... . 116
31.Uji t skor indikator kognitif C1 pada N-Gain... ... 116
32.Data statistik skor indikator kognitif C2 pada N-Gain... . 117
33.Uji t skor indikator kognitif C2 pada N-Gain... ... 117
34.Data statistik skor indikator kognitif C3 pada N-Gain... . 118
35.Uji t skor indikator kognitif C3 pada N-Gain... ... 118
36.Data statistik skor indikator kognitif C4 pada N-Gain... . 118
(12)
8
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh ASNI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(13)
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh ASNI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(14)
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK
EKOSISTEM
(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)
Nama : Asni
Nomor Pokok Mahasiswa : 0543024007
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd. NIP. 19570803 198603 1004 NIP. 19770715 200801 2002
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
(15)
MENGESAHKAN
1. Tim PengujiKetua : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ____________
Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. ____________
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1003
(16)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Asni
Nomor Pokok Mahasiswa : 0543024007 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Yang menyatakan
Asni
(17)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 7 Mei 1985. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Mardi SJ (Alm) dan Ibu Gufniar.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Wonomarto Kotabumi tahun 1997, kemudian di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Hang Tuah Kotabumi pada tahun 2000, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Abung Timur pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Hang Tuah Kotabumi diselasaikan pada tahun 2003.
Pada tahun 2005, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Unila melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2011, penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Surya Dharma 2 Bandar Lampung.
(18)
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, ku
persembahkan karya kecilku ini untuk :
Papaku Mardi SJ (Alm) dan Mamaku Gufniar tercinta, yang
sangat kusayangi, sosok mulia yang telah membesarkanku,
mendidikku, memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan, dan
senantiasa mendoakan keberhasilan dan kebahagiaan untukku.
Kakak-kakakku yang kusayangi, Yelly Fauzi, SH,
Erzi Fauzi, S.Pd, M.Pd, Hamdan Fauzi Tanjung, A.Md,
Asna, S.Pd, dan Andriyanto, ST (Alm), atas doa dan
dukungannya.
Keponakan ku Rahma Nur Jannati, M. Rizki Rahmatullah,
dan Andriana Azmi Dzakiyya yang selalu membuatku
tersenyum.
Para pendidik yang telah memberikan ilmunya kepadaku.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
(19)
MOTTO
“Hai manusia, sembahlah tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”
(Qs. Albaqarah:21)
“Tuliskan rencanamu dengan pensil dan berikan penghapusnya kepada
Allah SWT, agar Allah SWT menghapus yang salah
dan menggantinya dengan rencana-Nya
yang jauh lebih Indah.”
(Asni)
“Resep sukses adalah belajar di saat orang lain tidur, bekerja di saat
orang lain bermalas-malasan, mempersiapkan di saat orang lain
bermain, dan bermimpi di saat orang lain berkinginan”.
(William A Ward).
(20)
SANWACANA
Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi Pokok Ekosistem” (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Suyra Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Drs. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Pramudiyanti, S.Si, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan selaku Pembimbing Akademik atas kesabaran, saran, dan motivasinya. 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I, atas bimbingan, motivasi,
arahan dan masukannya kepada penulis.
5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan, motivasi, arahan, dan masukannya kepada penulis.
6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas atas saran dan masukannya.
(21)
7. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Biologi atas saran dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
8. Drs. Munziri, selaku Kepala SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.
9. Maisaroh, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian.
10. Siswa-siswi kelas VII1 dan kelas VII2 SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung atas kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian.
11. Papaku, mamaku, kakak-kakakku, dan keponakanku yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, kesabaran, doa, dan materi demi keberhasilan penulis. 12. Rekan-rekanku di Pendidikan Biologi Ani Puji Rahayu, S.Pd., Eka Sulastri,
S.Pd., Melinda Dwi Puspitasari, S.Pd., Septina Wijayanti, S.Pd., Suhaena, S.Pd., Tora Jelita Sari, S.Pd., Adhitian, Elka Ayu Setianingsih, Novita Syarah Rosti, Nyoman Marteyani, dan adik tingkat angkatan 06, angkatan 07,
angkatan 08 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk persaudaraan, semangat dan motivasi, nasehat, kritik dan bantuannya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
13. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Bandar Lampung, Oktober 2012
Penulis
(22)
(23)
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)
Nama : Asni
Nomor Pokok Mahasiswa : 0543024007
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd.
NIP.19570803 198603 1004 NIP.19770715 200801 2002
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si. NIP. 19671004 199303 1004
(24)
MENGESAHKAN
1. Tim PengujiKetua : Drs. ArwinAchmad, M.Si.____________
Sekretaris :Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. ____________
Penguji
Bukan Pembimbing: Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1003
(25)
(26)
MOTTO
“Haimanusia, sembahlahtuhanmu yang telahmenciptakanmudan orang-orang yang
sebelummu, agar kamubertakwa”
(Qs. Albaqarah:21)
“Tuliskan rencanamu dengan pensil dan berikan penghapusnya kepada Allah SWT,
agar Allah SWT menghapus yang salah
dan menggantinya dengan rencana-Nya
yang jauh lebih Indah.”
(Asni)
“Resep sukses adalah belajar disaat orang lain tidur, bekerja di saat orang lain
bermalas-malasan, mempersiapkan disaat orang lain bermain, dan bermimpi di saat
orang lain berkinginan”.
(William A Ward).
(27)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Asni
Nomor Pokok Mahasiswa : 0543024007 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Yang menyatakan
Asni
(28)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 7 Mei 1985. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Mardi SJ (Alm) dan Ibu Gufniar.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Wonomarto Kotabumi tahun 1997, kemudian di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Hang Tuah Kotabumi pada tahun 2000, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Abung Timur pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Hang Tuah Kotabumi diselasaikan pada tahun 2003.
Pada tahun 2005, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Unila melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2011, penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Surya Dharma 2 Bandar Lampung.
(29)
SANWACANA
Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi Pokok Ekosistem” (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Suyra Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untukitupenulismengucapkanterimakasihkepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Drs. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Pramudiyanti, S.Si, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan selaku Pembimbing Akademik atas kesabaran, saran, dan motivasinya. 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I, atas bimbingan, motivasi,
arahan dan masukannya kepada penulis.
5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan, motivasi, arahan, dan masukannya kepada penulis.
6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas atas saran dan masukannya.
(30)
7. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Biologi atas saran dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
8. Drs. Munziri, selaku Kepala SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.
9. Maisaroh, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian.
10. Siswa-siswi kelas VII1 dan kelas VII2 SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung atas kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian.
11. Papaku, mamaku, kakak-kakakku, dan keponakanku yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, kesabaran, doa, dan materi demi keberhasilan penulis. 12. Rekan-rekanku di Pendidikan Biologi Ani Puji Rahayu, S.Pd., Eka Sulastri,
S.Pd., Melinda Dwi Puspitasari, S.Pd., Septina Wijayanti, S.Pd., Suhaena, S.Pd., Tora Jelita Sari, S.Pd., Adhitian, Elka Ayu Setianingsih, Novita Syarah Rosti, Nyoman Marteyani, dan adik tingkat angkatan 06, angkatan 07,
angkatan 08 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk persaudaraan, semangat dan motivasi, nasehat, kritik dan bantuannya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
13. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis
(31)
(32)
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)
ASNI
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap aktivitas siswa di SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung; (2) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi pokok ekosistem oleh siswa di SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung.
Desain penelitian ini adalah pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Sampel pada penelitian adalah siswa kelas VII1 (38 siswa) dan VII2 (38 siswa) yang dipilih secara acak dengan teknik clusster random sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif yaitu penguasaan materi yang diperoleh dari pretes dan postes pada setiap pertemuan. Data kualitatif yaitu aktivitas siswa yang diperoleh dari lembar observasi. Analisis data kuantitatif menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% dengan menggunakan program SPSS 17 dan data kualitatif menggunakan
persentase aktivitas siswa dengan menghitung rata-rata skor aktivitas siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-gain siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
(33)
(39,77) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata N-gain siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi (18,41). Dengan demikian penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh nyata terhadap peningkatan penguasaan materi pokok ekosistem. Selanjutnya aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen (pertemuan I) yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan rata-rata (82,63) juga lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi dengan rata-rata (76,83). Sedangkan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen (pertemuan II) yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan rata-rata (87,10) juga lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi dengan rata-rata (80,79). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh nyata terhadap aktivitas dan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok ekosistem.
Kata kunci: STAD, Penguasaan materi, Aktivitas siswa, dan Materi Pokok Ekosistem.
(34)
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret semester genap tahun pelajaran 2011/2012 di SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII1 sebagai kelompok
eksperimen (38 siswa) dan siswa kelas VII2 sebagai kelompok kontrol
(38 siswa). Sampel tersebut dipilih dari populasi dengan teknik cluster random sampling.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengandesain pretes-postes kelompok non ekuivalen. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen. Pada desain penelitian ini kelompok eksperimen (VII1) diberi perlakuan penggunaan model pembelajaran
(35)
24
metode diskusi. Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
mendapat tes pretes dan tes postes pada setiap pertemuan sehingga struktur desainnya adalah sebagai berikut:
Kelompok pretes perlakuan postes
I O1 X O2 II O1 C O2
Keterangan : I = Kelompok eksperimen
II = Kelompok kontrol
O1 = Pretes O2 = Postes
X = Perlakuan eksperimen (model pembelajaran kooperatif tipe STAD)
C = Perlakuan kontrol (metode diskusi) (Riyanto, 2001:43).
Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
1. Prapenelitian
Persiapan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke fakultas untuk observasi ke sekolah.
b. Melakukan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
d. Membentuk kelompok yang heterogen berdasarkan jenis kelamin dan nilai akademik semester ganjil.
(36)
25
f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas eksperimen dan metode diskusipada kelas kontrol.
g. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dikerjakan dalam kelompok dan membuat instrumen evaluasi kognitif berupa soal pretes dan soal postes dalam bentuk pilihan jamak.
h. Membuat Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam bentuk skala likert.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kelas Eksperimen
a. Pendahuluan
1. Guru memberikan soal pretes berupa soal pilihan jamak. 2. Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada siswa :
Pertemuan I : Sebutkan komponen-komponen dari ekosistem!
Pertemuan II : Apakah pengertian dari rantai makanan? 3. Guru memberikan motivasi dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada siswa.
Pertemuan I : Guru menyampaikan manfaat materi ekosistem dengan komponen-komponen penyusun ekosistem?
Pertemuan II : Guru menyampaikan manfaat materi
ekosistem dengan rantai makanan dan jaring-jaring makanan?
4. Guru menyajikan SK (standar kompetensi), KD (kompetensi dasar), indikator, dan tujuan pembelajaran.
(37)
26
b. Kegiatan inti
1. Guru membentuk kelompok belajar terdiri dari 4-5 orang siswa.
2. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS dengan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa.
4. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.
Tugas dikerjakan secara berkelompok, setiap anggota kelompok harus membantu satu sama lain dan bertanggung jawab agar setiap anggota kelompoknya memahami materi yang dipelajari karena keberhasilan individu mempengaruhi keberhasilan kelompok.
5. Guru membimbing dan menjadi fasilisator kelompok belajar yang mengalami kesulitan.
6. Salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas.
7. Kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi.
8. Guru membahas kembali dan membenahi hasil diskusi LKS
yang telah dipresentasikan.
c. Penutup
1. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang telah dipelajari.
(38)
27
2. Guru memberikan perintah kepada siswa agar mempelajari
materi selanjutkan.
3. Guru memberikan soal postes berupa soal pilihan jamak.
Kelas Kontrol
a. Pendahuluan
1. Guru memberikan soal pretes berupa soal pilihan jamak. 2. Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada siswa :
Pertemuan I : Sebutkan komponen-komponen dari ekosistem!
Pertemuan II : Apakah pengertian dari rantai makanan? 3. Guru memberikan motivasi dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada siswa.
Pertemuan I : Guru menyampaikan manfaat materi ekosistem dengan komponen-komponen penyusun ekosistem?
Pertemuan II : Guru menyampaikan manfaat materi
ekosistem dengan rantai makanan dan jaring-jaring makanan?
4. Guru menyajikan SK (standar kompetensi) , KD (kompetensi dasar), indikator, dan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
1. Guru membentuk kelompok belajar terdiri dari 4-5 orang siswa.
2. Guru membagikan lembar kerja siswa.
(39)
28
4. Guru membimbing dan menjadi fasilisator kelompok belajar
yang mengalami kesulitan.
5. Salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas.
6. Kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi.
7. Guru membahas kembali dan membenahi hasil diskusi LKS
yang telah dipresentasikan.
c. Penutup
1. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang telah disampaikan.
2. Guru memberikan perintah kepada siswa agar mempelajari materi selanjutkan.
3. Guru memberikan soal postes berupa soal pilihan jamak.
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
1. Jenis Data
a. Aktivitas Siswa
Jenis data aktivitas siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa.
b. Penguasaan Materi
Jenis data penguasan materi berupa data kuantitatif yang diperoleh dari nilai pretes dan postes pada materi pokok ekosistem siswa dengan menggunakan soal pilihan jamak.
(40)
29
Kemudian dihitung selisih antara nilai pretest dengan postest,
Sehingga diperoleh N-gain. Selisih tersebut disebut sebagai skor gain. N-gain kemudian diolah dan dianalisis secara statistik.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda check list (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Keterangan :
A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ide
1. Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja)
2. Mengemukakan pendapat/ide
B. Bekerjasama dengan teman anggota kelompok
1. Tidak mau bekerjasama dengan teman (diam saja)
2. Bekerjasama dengan teman anggota kelompok sehingga
semua anggota kelompok itu menguasai materi pembelajaran
No. Nama A B C D E Aspek yang diamati xi
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1. 2. 3. 4. 5. Jumlah
(41)
30
C.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
2. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
D. Kemampuan bertanya
1. Tidak mengajukan pertanyaan (diam saja)
2. Mengajukan pertanyaan
E. Kemampuan menjawab pertanyaan
1. Tidak menjawab pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan (dimodifikasi dari Hake, dalam
Belina, 2008:36)). b. Penguasaan Materi
Data penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes diambil pada setiap pertemuan. Nilai pretes diperoleh sebelum
pembelajaran baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, sedangkan nilai postes diperoleh setelah pembelajaran baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal pilihan jamak, dengan jumlah sebanyak 20 soal. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :
x100
N R
S
Keterangan :
S = Nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut
(Purwanto dan Arinto, 2008 :112).
(42)
31
F. Teknis Analisis Data
a. Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
100
x n
x
X
iKeterangan: X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh;
n = Jumlah skor maksimum (Hake (dalam Belina,
2008:37).
Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Interval Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37). b. Penguasaan Materi
Untuk mendapatkan N-Gain pada setiap pertemuan menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008:3) sebagai berikut :
(43)
32
X – Y
Z –Y
Keterangan : X = Nilai rata-rata postest
Y = Nilai rata-rata pretest
Z = Skor Maksimum (dimodifikasi dari Loranz,
2008:3).
Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan N-Gain pada kelompok eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :
1. Uji normalitas data
Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan menggunakan softwere SPSS versi 17.
a. Rumusan hipotesis
H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
b. Kriteria pengujian
Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0
untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).
2. Uji kesamaan dua varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.
X 100 N-gain =
(44)
33
a. Rumusan Hipotesis
H0 = kedua data mempunyai varians yang sama
H1 = kedua data mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji - Jika χ2
hitung < χ2tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0
diterima. - Jika χ2
hitung > χ2 tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0
ditolak (Pratisto, 2004:18).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama
2) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak
(Pratisto, 2004:18) b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = rata-rata N-Gainpada kelompok eksperimen sama
(45)
34
H1 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen lebih
tinggi dari kelompok kontrol. 2) Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
(46)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh
terhadap aktivitas belajar siswa kelas VII pada materi pokok ekosistem di SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung secara signifikan.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh
terhadap penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok ekosistem di SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung secara signifikan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti menyarankan:
1. Guru biologi hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD sebagai salah satu cara mengoptimalkan aktivitas siswa
khususnya pada aspek aktivitas mengemukakan pendapat dan bekerjasama dengan teman sekelompok.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan oleh guru
biologi sebagai salah satu sumber belajar alternatif dalam meningkatkan penguasaan materi oleh siswa khususnya pada indikator kognitif C1 (Pengetahuan) dan C3 (Penerapan).
(47)
(48)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya yang sengaja untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Proses pendidikan berperan dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia. Proses pendidikan di sekolah didasari interaksi antara guru dan siswa. Guru berperan penting mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Tujuan pendidikan yaitu menghasilkan generasi muda yang produksi, kreatif, mandiri serta dapat membangun dirinya dan masyarakatnya (Hasbullah, 1999:139). Hanafiah dan Suhana (2009:107) menyatakan bahwa guru dalam melaksanakan tugasnya harus mampu pemberdayakan potensi siswa sesuai dengan kecerdasan, bakat, dan minatnya sehingga siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan mendorong potensi dan mobilisasi siswa dalam belajar. Menurut Sardiman (2003:20) belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik jika subjek belajar itu mengalami atau melakukannya sehingga tidak bersifat verbalistik.
(49)
2
Berdasarkan bukti empirik dilapangan, mutu pendidikan di Indonesia belum
beranjak naik. Laporan Human Developmen Report (HDR) yang disusun setiap
tahun oleh UNDP. Dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yaitu tahun 1997 Indonesia pada peringkat 99, tahun 2000 peringkat 109, tahun 2001 peringkat 102. (Hanafiah dan Suhana, 2009:1). Hal ini karena sekolah belum optimal
menyiapkan pendidikan yang bermutu bagi siswa. Prestasi belajar siswa yang bermutu akan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia (Hanafiah dan Suhana, 2009:93).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi di SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung, dalam kegiatan belajar mengajar guru masih menggunakan metode diskusi. Aktivitas siswa juga cenderung pasif, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting saja. Menurut Sardiman (2007:95), aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja tetapi pendidikan sekarang mengutamakan aktivitas atau
keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran.
Penguasaan materi Biologi yang diserap siswa diduga belum optimal sehingga tidak langsung dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Data ulangan harian siswa kelas VII semester ganjil SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung pada materi ekosistem tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa rata-rata nilai yang diperoleh siswa mencapai 55, sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai yaitu ≥ 60. Selain penguasaan materi yang rendah, aktivitas siswa juga cenderung pasif, siswa hanya mendengar penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
(50)
3
Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Oleh karena itu digunakan model
pembelajaran yang diduga dapat mengoptimalkan penguasaan materi biologi oleh siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dianggap sesuai dengan situasi di SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung, karena model ini memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompoknya yang heterogen sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat merangsang penguasaan materi biologi oleh siswa secara optimal.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya, model ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengacu pada kelompok belajar siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam satu kelas dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4 – 5 orang. Setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah (Ibrahim, Sardiyanto, dan Syrodih, 2000:20).
(51)
4
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga meningkatkan hasil belajar siswa, dikemukakan oleh Hermawan (2010:26) nilai rata-rata siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebin tinggi
dibandingkan dengan nilai siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya menurut Sariani (2007:4) menyatakan bahwa hasil belajar siswa diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa diajarkan tanpa model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa selalu diberi motivasi untuk saling membantu dan membelajarkan teman sekelompok dalam memehami materi pelajaran selain itu dapat membantu sikap pada konsep-konsep IPA yang sulit, serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir kreatif, mengembang kan siskap sosial siswa, dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang rendah belajarnya. Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah prestasi belajar akademik siswa
meningkatkan dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD terhadap aktivitas siswa?
2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
(52)
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD terhadap aktivitas siswa.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi pokok ekosistem oleh siswa.
D. Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Bagi peneliti, yaitu dapat memberikan pengalaman sebagai calon guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas.
2. Bagi guru, yaitu menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
sebagai alternatif model pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran biologi.
3. Bagi siswa, yaitu dapat memberikan pengalaman belajar berbeda yang dapat
menumbuhkan rasa kerjasama yang positif antar siswa.
4. Bagi sekolah, yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan
mutu pembelajaran biologi disekolah dengan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
(53)
6
2. Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung yaitu kemampuan mengemukakan pendapat,
bekerjasama dengan teman anggota kelompok, mempresentasikan hasil diskusi kelompok, kemampuan bertanya, dan kemampuan menjawab pertanyaan.
3. Penguasaan materi yang diamati pada penelitian ini diukur berdasarkan nilai
yang diperoleh dari rata-rata hasil (pretes, postes, dan N-Gain) pada materi
pokok ekosistem.
4. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII1 sebagai kelompok
eksperimen dan kelas VII2 sebagai kelompok kontrol pada tahun pelajaran
2011/2012.
5. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekosistem.
F. Kerangka Pikir
Ilmu Biologi merupakan ilmu yang dikembangkan melalui kemampuan pemahaman dan menganalisa dan memecahkan masalah yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Suatu proses pembelajaran tidak semua sistem belajar akan berjalan seperti apa yang diinginkan. Keanekaragaman sifat dan perilaku siswa adalah salah satu faktor penyebab ketidaktuntasan didalam proses pembelajaran.
Ada pun dalam proses pembelajaran perlu ditambahkan aktivitas belajar pada siswa. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, aktivitas itu harus selalu berkait. Di dalam belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk
(54)
7
ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar – mengajar. Dengan demikian jelas bahwa aktivitas itu dalam arti luas, baik yang bersifat fisik maupun mental kaitan antara keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada siswa dengan harapan terjadinya respon yang positif pada diri siswa. Guru harus mampu memberi stimulus dalam proses pembelajaran agar siswa memberi respon positif. Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan juga akan berpengaruh pada penguasaan materi yang diserap siswa akan optimal. Model pembelajaran yang dipakai dalam proses belajar juga mempunyai dampak yang sangat besar terhadap aktivitas belajar dan penguasaan materi yang diserap oleh siswa.
Dewasa ini, ditawarkan macam-macam model pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk mengajar di dalam kelas, belajar akan lebih mudah bila dilakukan
secara berkelompok (Cooperative). Pembelajaran kooperatif beragam jenisnya,
salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang sangat sederhana dan dapat membantu siswa memahami konsep-konsep sulit yang sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan
kerjasama, kreativitas, berpikir kritis, serta ada kemauan membantu teman. Model ini juga menekankan pada aktivitas interaksi diantara siswa untuk saling
(55)
8
Variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah varibel bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD sedangkan variabel terikatnya adalah aktivitas dan penguasaan materi pokok ekosistem oleh siswa. Hubungan antara variabel tersebut di gambarkan dalam diagram berikut ini :
Keterangan: X = Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Y1 = Aktivitas siswa
Y2 = Penguasaan Materi Pokok Ekosistem
Gambar 1. Diagram Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.
G. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD terhadap penguasaan materi pokok ekosistem oleh siswa.
H1 : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap penguasaan materi pokok ekosistem oleh siswa. X
Y2
(56)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperafit Tipe STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman temannya, model ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengacu pada kelompok belajar siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam satu kelas dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4 – 5 orang. Setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah (Ibrahim, Sardiyanto, dan Syrodih, 2000:20).
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995:2) yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil. 1. Penghargaan Kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok
(57)
10 dalam menciptakan hubungan antarpersonal yang saling mendukung, saling membantu dan saling peduli.
2. Pertanggungjawaban Individu
Keberhasilan kelompok bergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri dan tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3. Kesempatan yang Sama untuk Mencapai Keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode scoring yang mencakup nilai perkembangan yang mencakup prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode scoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995:71) yaitu presentasi kelas, belajar kelompok, kuis/tes, skor peningkatan individu, dan penghargaan kelompok.
1. Persentasi Kelas
Materi yang disampaikan pada saat persentasi kelas biasa menggunakan pembelajaran langsung atau diskusi yang dipimpin oleh guru. Persentasi kelas ini sama dengan pembelajaran biasa hanya berbeda pada pemfokusan terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(58)
11 2. Belajar Kelompok
3. Siswa belajar dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dan untuk lebih memantapkan pemahaman terhadap materi yang telah diberikan oleh guru.
4. Kuis/tes
Kuis/tes diberikan setelah melaksanakan 1 atau 2 kali pertemuan (1 atau 2 kali kegiatan kelompok). Pada saat kuis/tes siswa tidak boleh saling membantu satu sama lain dan harus mengerjakan soal secara individu.
5. Skor Peningkatan Individu
Hasil tes setiap siswa diberi skor peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor tes terdahulu (skor tes awal dan skor tes akhir). Skor individu setiap anggota kelompok memberi sumbangan kepada skor kelompok. 6. Penghargaan Kelompok
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok tersebut.
Hanafiah dan Suhana (2009:44) mengemukakan bahwa ada tujuan langkah dalam model pembelajaran kooperetif tipe STAD yaitu:
1. Siswa diberikan tes awal dan diperoleh skor awal.
2. Siswa dibagi kedalam kelompok kecil 4-5 orang secara heterogen menurut prestasi, jenis kelamin, ras atau suku.
3. Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
4. Guru menyajikan bahan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim. 5. Guru membimbing kerja kelompok siswa.
(59)
12 6. Siswa diberi tes tentang materi yang telah diajarkan.
7. Memberikan penghargaan.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikemukakan oleh Zainurie (2006:8) yaitu :
1. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa.
2. Guru memberikan tes kepada siswa secara individual sehingga akan diperoleh skor awal.
3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
4. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar.
5. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. 6. Guru memberikan tes kepada siswa secara individual.
7. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatkan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD juag meningkatkan hasil belajar siswa. Dikemukakan oleh Hermawan (2010:26) nilai rata-rata siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
(60)
13 Media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyaluran pesan pembelajaran, sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
LKS adalah media pemahaman siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS dapat berupa pemahaman untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperiman atau demonstrasi menurut Trianto (2007:73).
Lembar Kerja Siswa adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaiakan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran (Sriyono, 1992:87).
LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar yang harus di tempuh. Karena dalam KTSP suatu media harus benar-benar untuk pencapaian hasil belajar. Komponen LKS eksperimen menurut Trianto (2007:74), meliputi: judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, dan pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi.
Adapun manfaat dan tujuan LKS menurut Prianto dan Harnoko (1997) dalam Suryono (2008:2), adalah a) mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar, b) menbantu siswa dalam mengembangkan konsep, c) melatih siswa untuk
(61)
14 menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar, d) membantu guru dalam menyusun pembelajaran, e) sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, f) membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran; dan g) membantu siswa untuk menambahkan informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis).
Berdasarkan uraian diatas, LKS merupakan suatu media pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman dan proses pembelajaran kepada siswa. Hal tersebut dapat terjadi jika siswa terlibat secara akti di dalamnya, misalnya : dalam melakukan percobaan-percobaan, menjawab pertanyaan, menyelesaiakn perhitungan dan memberi kesimpulan. Penggunaan LKS sebagai media pembelajaran di harapkan dapat menarik motivasi siswa dalam pembelajaran Biologi, sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.
B. Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran Biologi
Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung ketercapaian kompetensi pembelajaran siswa. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2002:172).
Belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proes belajar mengajar merupakam rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir,
(62)
15 membaca dan segala kegiatan yang dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat (Sardiman, 2003:100).
Berikut ini adalah daftar macam-macam kegiatan siswa menurut Diendrich (Sardiman, 2003:101) dan Whipple (Hamalik, 2002:173) sebagai berikut: 1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listeningactivities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.
5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram, charta, poster.
6. Motor activities, yang masuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Mental activities, sebagai contoh, misalnya: mencari informasi, menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, berani, tegang, gugup.
(63)
16
C. Penguasaan Materi
Pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran diharapkan bagi siswa
mampu menguasai materi pelajaran. Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan materi bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2008:115). Selanjutnya Awaluddin (2008:1)
menyatakan bahwa materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku yang dikemukakan oleh Sudijono (2008:50-52) sebagai berikut:
1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunakannya.
2. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain mamahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sisi. Seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
3. Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
(64)
metode-17 metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.
4. Analisis (analyze) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lain.
5. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang
memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
6. Penilaian atau evaluasi (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Adapun enam ranah kognitif yang dikemukakan oleh Anderson, dkk (2000:67-68) terdiri atas:
1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.
2. Understand mencakup kemampuan memahami arti dan makna hal yang
dipelajari.
3. Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
(65)
18
4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang telah kecil.
5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu.
6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Arikunto (2008:53) menyatakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran
(66)
19
D. Materi Pokok Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Setiap organisme sangat bergantung pada organisme lain dan sumber daya alam yang ada disekitarnya. Sumber daya alam tersebut digunakan untuk keperluan pangan, pertumbuhan, perlindungan dan perkembangbiakan. Hubungan antar organisme dengan lingkungan baik
lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik merupakan hubungan timbal balik yang rumit dan kompleks. Ekosistem terdiri atas semua organisme hidup (biotik) beserta lingkungan tak hidup (abiotik) yang mengelilinginya dan dapat menopang semua kebutuhan hidupnya dengan bantuan energi cahaya matahari (Kadaryanto, Sarmini, dan Harsono, 2006:151).
Energi yang dihasilkan oleh tumbuhan dari hasil fotosintesis merupakan sumber energi untuk seluruh organisme yang ada dalam ekosistem. Selanjutnya, beredar melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Sebuah ekosistem tidak sepenuhnya dalam keadaan mantap atau stabil, tetapi keseimbangan suatu ekosistem akan berubah apabila terjadi gangguan pada salah satu komponen penyusunnya. Untuk mengetahui lebih banyak tentang ekosistem dan hubungan saling ketergantungan komponen penyusunnya, perhatikan uraian materi berikut : 1. Satuan Makhluk Hidup Dalam Ekosistem
Ekosistem disusun oleh makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Untuk mempermudah pemahaman tentang ekosistem digunakan berbagai macam
(67)
20 istilah. Antara lain individu, populasi, komunitas, dan ekosistem. Istilah-istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut: (a) individu adalah makhluk hidup tunggal dan hidupnya dapat berdiri sendiri, (b) populasi adalah sekumpulan individu makhluk hidup sejenis yang hidup di suatu daerah tertentu, (c) komunitas adalah sekumpulan populasi berbagai jenis makhluk hidup yang hidup bersama disuatu habitat tertentu, (d) ekosistem adalah komunitas atau beberapa komunitas dan lingkungan tak hidup bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi yang dinamakan ekosistem (Kadaryanto, Sarmini, dan Harsono, 2006:151-152).
2. Komponen Penyusun Ekosistem
Berdasarkan sifatnya, komponen penyusun ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen biotik dan abiotik.
a. Komponen Biotik merupakan bagian dari suatu ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup. Komponen biotik terdiri dari:
1) Produser adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia makanan untuk makhluk hidup yang lain.
2) Konsumer adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan bergantung pada organisme lain dalam hal makanan. 3) Dekomposer adalah organisme yang menguraikan organisme mati.
Contoh pengurai adalah jamur dan bakteri.
b. Komponen Abiotik merupakan bagian ekosistem yang terdiri atas makhluk tak hidup. Komponen abiotik terdiri atas cahaya, udara, air, tanah, suhu, dan mineral (Kadaryanto, Sarmini, dan Harsono, 2006:155-158).
(68)
21 3. Macam-Macam Ekosistem
Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ekosistem alamiah dan ekosistem buatan.
a. Ekosistem Alamiah
Merupakan ekosistem yang terbentuk secara alamiah sebagai akibat adanya pengaruh dari alam di sekitarnya. Contoh : sungai, danau, gunung, laut, hutan.
b. Ekosistem Buatan
Merupakan ekosistem buatan manusia. Contoh : sawah, ladang, akuarium, kebun (Kadaryanto, Sarmini, dan Harsono, 2006:154).
4. Interaksi Dalam Ekosistem
a. Interaksi antara komponen Biotik dan Abiotik
Di antara komponen- komponen abiotik (tak hidup) seperti udara, tanah, air, dan cahaya serta komponen-komponen biotik (hidup), yaitu padi dan cacing terjadi interaksi atau hubungan sehingga terjadi saling ketergantungan. b. Interaksi antar komponen Biotik
Interaksi antarkomponen biotik dapat terjadi antara individu dalam populasi maupun individu dalam komunitas. Semua makhluk hidup dipengaruhi oleh makhluk hidup lainnya. Makhluk hidup akan berinteraksi satu sama lain. Beberapa hubungan atau interaksi antar mahkluk hidup dapat terjadi secara simbiosis. Berbagai pola interaksi antarorganisme adalah simbiosis
mutualisme, simbiosis komensalisme, simbiosis parasitisme, netral, kompetisi dan predasi. (a) simbiosis mutualisme adalah hubungan saling menguntungkan kedua belah pihak, (b) simbiosis komensalisme adalah
(69)
22 hubungan yang hanya menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan maupun dirugikan, (c) simbiosis parasitisme adalah hubungan dimana satu pihak mendapat keuntungan, sedangkan pihak lain mendapat kerugian, (d) netral adalah hubungan yang tidak saling
mempengaruhi, meskipun organisme-organisme hidup pada habitat yang sama, (e) kompetisi adalah hubungan antar individu dimana masing-masing individu bersaing mendapatkan sarana untuk tumbuh dan berkembang, dan (f) predasi adalah hubungan antara pemangsa (Sukirman, 2006:110-113). 5. Proses Penting Dalam Ekosistem
Terdapat dua proses penting yang terjadi pada setiap ekosistem, yaitu aliran energi dan siklus materi. Kedua proses ini sesungguhnya berlangsung
bersamaan dengan kejadian makan dan dimakan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam ekosistem selalu terjadi proses makan dan dimakan. Pada saat makhluk hidup makan, sesungguhnya pada saat itu sedang terjadi
perpindahan materi dan energi. Peristiwa aliran energi dimulai dari ditangkapnya energi matahari oleh tumbuhan. Selanjutnya, energi dari matahari diubah oleh tumbuhan menjadi energi kimia dan disimpan dalam bentuk struktur tubuh tumbuhan. Suatu aliran energi akan berlangsung seimbang jika produser lebih banyak daripada konsumer. Jika digambarkan dalam bentuk diagram, dari jumlah individu produser hingga konsumer puncak akan membentuk sebuah piramida. Piramida ini disebut dengan piramida makanan. Pada piramida makanan, produser menempati tingkat trofik I, konsumer I menempati tingkat trofik II, konsumer II menempati tingkat trofik III, dan seterusnya.
(70)
49
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Anderson, L. K., David. A. P., C, Kathleen, M. Ricard, P. Paul, R. James., dan W.
Merlin. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition) Longman. New York.
Awaluddin, A. 2008. Materi Ajar. [Online]. http://andhysastera.blogspot.com/. (10 Desember 2010).
Belina. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model
Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/ (online) (13 januari 2011)
Daryanto, H. 2007. Evaluasi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Hadjar, I. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan.
PT Grafindo Persada. Jakarta
Hamalik, O. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.
Hanafiah, N dan C. Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.
Handayani, F. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis KPS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.
Hasan, H. 1996. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal. 20. PT Gramedia. Surabaya.
Hasbullah. 1999. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Hake. 1999. Analyzing chango/gain scores. Indiana University. USA.
(71)
50 Hermawan, R. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. (Skripsi). UNILA.
Bandar Lampung.
Ibrahim, R, Sardiyanto dan N. Syaodih. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Kadaryanto. Jati, W. Mukido. Chalsum, U. Sarmini, S. dan Harsono. 2006. Seri IPA Biologi 1. PT Yudhistira. Jakarta.
Loranz, D. 2008. Gain Score. [Online].
http://www.tmcc.edu/vp/octsu/assessment/downloads/documents/reports/archive s/discipline/0708/SLOAP.HYSDiscipline Rep0708.pdf. (10 Desember 2010). Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 17 . Garmedia. Jakarta.
Purwanto, B dan Arinto, N. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 2 Untuk Kelas VIII SMP dan MTS. Platinum. Solo.
Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya.
Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogyakarta.
Sariani, A.Y. 2007. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung. Slavin, R. E. 1995. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. PT.INDEK. Jakarta . Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.
Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Sulastri, E. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi oleh Siswa pada Materi Pokok Ekosistem. (Skripsi ). UNILA. Bandar Lampung.
Sunyono. 2008. Teknik Evaluasi Pendidikan. Hal. 2. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sriyono. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rhieneka Cipta.
Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif. PT Kencana. Jakarta.
(72)
51 Zainurie. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif.
(1)
istilah. Antara lain individu, populasi, komunitas, dan ekosistem. Istilah-istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut: (a) individu adalah makhluk hidup tunggal dan hidupnya dapat berdiri sendiri, (b) populasi adalah sekumpulan individu makhluk hidup sejenis yang hidup di suatu daerah tertentu, (c) komunitas adalah sekumpulan populasi berbagai jenis makhluk hidup yang hidup bersama disuatu habitat tertentu, (d) ekosistem adalah komunitas atau beberapa komunitas dan lingkungan tak hidup bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi yang dinamakan ekosistem (Kadaryanto, Sarmini, dan Harsono, 2006:151-152).
2. Komponen Penyusun Ekosistem
Berdasarkan sifatnya, komponen penyusun ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen biotik dan abiotik.
a. Komponen Biotik merupakan bagian dari suatu ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup. Komponen biotik terdiri dari:
1) Produser adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia makanan untuk makhluk hidup yang lain.
2) Konsumer adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan bergantung pada organisme lain dalam hal makanan. 3) Dekomposer adalah organisme yang menguraikan organisme mati.
Contoh pengurai adalah jamur dan bakteri.
b. Komponen Abiotik merupakan bagian ekosistem yang terdiri atas makhluk tak hidup. Komponen abiotik terdiri atas cahaya, udara, air, tanah, suhu, dan mineral (Kadaryanto, Sarmini, dan Harsono, 2006:155-158).
(2)
3. Macam-Macam Ekosistem
Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ekosistem alamiah dan ekosistem buatan.
a. Ekosistem Alamiah
Merupakan ekosistem yang terbentuk secara alamiah sebagai akibat adanya pengaruh dari alam di sekitarnya. Contoh : sungai, danau, gunung, laut, hutan.
b. Ekosistem Buatan
Merupakan ekosistem buatan manusia. Contoh : sawah, ladang, akuarium, kebun (Kadaryanto, Sarmini, dan Harsono, 2006:154).
4. Interaksi Dalam Ekosistem
a. Interaksi antara komponen Biotik dan Abiotik
Di antara komponen- komponen abiotik (tak hidup) seperti udara, tanah, air, dan cahaya serta komponen-komponen biotik (hidup), yaitu padi dan cacing terjadi interaksi atau hubungan sehingga terjadi saling ketergantungan. b. Interaksi antar komponen Biotik
Interaksi antarkomponen biotik dapat terjadi antara individu dalam populasi maupun individu dalam komunitas. Semua makhluk hidup dipengaruhi oleh makhluk hidup lainnya. Makhluk hidup akan berinteraksi satu sama lain. Beberapa hubungan atau interaksi antar mahkluk hidup dapat terjadi secara simbiosis. Berbagai pola interaksi antarorganisme adalah simbiosis
mutualisme, simbiosis komensalisme, simbiosis parasitisme, netral, kompetisi dan predasi. (a) simbiosis mutualisme adalah hubungan saling menguntungkan kedua belah pihak, (b) simbiosis komensalisme adalah
(3)
hubungan yang hanya menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan maupun dirugikan, (c) simbiosis parasitisme adalah hubungan dimana satu pihak mendapat keuntungan, sedangkan pihak lain mendapat kerugian, (d) netral adalah hubungan yang tidak saling
mempengaruhi, meskipun organisme-organisme hidup pada habitat yang sama, (e) kompetisi adalah hubungan antar individu dimana masing-masing individu bersaing mendapatkan sarana untuk tumbuh dan berkembang, dan (f) predasi adalah hubungan antara pemangsa (Sukirman, 2006:110-113).
5. Proses Penting Dalam Ekosistem
Terdapat dua proses penting yang terjadi pada setiap ekosistem, yaitu aliran energi dan siklus materi. Kedua proses ini sesungguhnya berlangsung
bersamaan dengan kejadian makan dan dimakan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam ekosistem selalu terjadi proses makan dan dimakan. Pada saat makhluk hidup makan, sesungguhnya pada saat itu sedang terjadi
perpindahan materi dan energi. Peristiwa aliran energi dimulai dari ditangkapnya energi matahari oleh tumbuhan. Selanjutnya, energi dari matahari diubah oleh tumbuhan menjadi energi kimia dan disimpan dalam bentuk struktur tubuh tumbuhan. Suatu aliran energi akan berlangsung seimbang jika produser lebih banyak daripada konsumer. Jika digambarkan dalam bentuk diagram, dari jumlah individu produser hingga konsumer puncak akan membentuk sebuah piramida. Piramida ini disebut dengan piramida makanan. Pada piramida makanan, produser menempati tingkat trofik I, konsumer I menempati tingkat trofik II, konsumer II menempati tingkat trofik III, dan seterusnya.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Anderson, L. K., David. A. P., C, Kathleen, M. Ricard, P. Paul, R. James., dan W.
Merlin. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition) Longman. New York.
Awaluddin, A. 2008. Materi Ajar. [Online]. http://andhysastera.blogspot.com/. (10 Desember 2010).
Belina. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model
Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/ (online) (13 januari 2011)
Daryanto, H. 2007. Evaluasi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Hadjar, I. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan. PT Grafindo Persada. Jakarta
Hamalik, O. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.
Hanafiah, N dan C. Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.
Handayani, F. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis KPS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.
Hasan, H. 1996. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal. 20. PT Gramedia. Surabaya.
Hasbullah. 1999. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Hake. 1999. Analyzing chango/gain scores. Indiana University. USA.
(5)
Hermawan, R. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.
Ibrahim, R, Sardiyanto dan N. Syaodih. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Kadaryanto. Jati, W. Mukido. Chalsum, U. Sarmini, S. dan Harsono. 2006. Seri IPA Biologi 1. PT Yudhistira. Jakarta.
Loranz, D. 2008. Gain Score. [Online].
http://www.tmcc.edu/vp/octsu/assessment/downloads/documents/reports/archive s/discipline/0708/SLOAP.HYSDiscipline Rep0708.pdf. (10 Desember 2010). Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 17 . Garmedia. Jakarta.
Purwanto, B dan Arinto, N. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 2 Untuk Kelas VIII SMP dan MTS. Platinum. Solo.
Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya.
Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogyakarta.
Sariani, A.Y. 2007. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung. Slavin, R. E. 1995. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. PT.INDEK. Jakarta . Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.
Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Sulastri, E. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi oleh Siswa pada Materi Pokok Ekosistem. (Skripsi ). UNILA. Bandar Lampung.
Sunyono. 2008. Teknik Evaluasi Pendidikan. Hal. 2. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sriyono. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rhieneka Cipta.
Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif. PT Kencana. Jakarta.
(6)
Zainurie. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. http://zainurie.files.wordpress.com/ (online) (4 Januari 2011)