Hubungan antara faktor organisasional dan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
Keuangan Daerah tidak berhasil dibuktikan. Konflik Kognetif tidak berhubungan positif dengan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Konflik Afektif berhubungan
negative dengan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Penelitian ini mendukung dari penelitian Chenhall 2004 dimana factor konflik
afektif berhubungan dengan kegunaan sistem ABCM. Hubungan tidak langsung antara faktor organisasional dengan sistem yang dimediasi dengan konflik kognetif ada
perbedaan yang sangat kecil. Dan saran untuk peneliti lanjutan dengan lebih banyak dan tidak terbatas pada Dinas dan kantor dan Badan Pengelola Keuangan Daerah saja.
Namun diperluas untk seluruh Dinas di Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Kota. Perlu dilakukan pengembangan istrumen yaitu disesuaikan denga kondisi dan lingkungan
dari objek yang dteliti.
Chenhall 2004 dalam penelitiannya tentang peran kognetif dan afektif dalam
implementasi ABCM menunjukkan bahwa faktor perilaku selama implementasi sangat berpengaruh signifikan terhadap kegunaan ABCM pada perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam pengimplementasian sistem baru, perlu dipertimbangkan faktor-faktor organisasional seperti komitmen dari sumber daya yang terlibat, dukungan
atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan. Dari beberapa penelitian tersebut dapat dijadikan dasar untuk membangun Hipotesis sebagai berikut :
H1a : Pelatihan berhubungan positif dengan kegunaan Sistim Akuntansi Keuangan Daerah
H1b : Kejelasan Tujuan berhubungan positif dengan kegunaan Sistim Akuntansi Keuangan Daerah
H1c : Dukungan Atasan berhubungan positif dengan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
2. Hubungan antara faktor organisasional dalam Implementasi dengan Konflik Kognetif dan Afektif.
Penelitian ini menggunakan tiga dimensi faktor organisasional dalam implementasi yang akan diuji meliputi dukungan atasan, kejelasan tujuan dan
pelatihan.Memaksimalkan konflik kognetif dan meminimalkan konflik afektif selama implementasi dapat dilakukan apabila terjadi beberapa kondisi berikut terdapat
keanekaragaman kemampuan dan orientasi, didukung oleh suatu komitmen, dibangun hubungan yang baik dalam tim untuk bekerjasama setiap waktu Amason, 1996 dalam
Chenhall, 2004. Perhatian terhadap faktor organisasional dapat mengembangkan kondisi ketiga hal tersebut sehingga akan meningkatkan konflik kognetif dan meminimalkan
konflik afektif. H2a : Pelatihan berhubungan positif dengan konflik kognetif
H2b : Kejelasan Tujuan berhubungan positif dengan konflik kognetif H2c : Dukungan Atasan berhubungan positif dengan konflik kognetif
H3a : Pelatihan berhubungan positif dengan konflik afektif H3b : Kejelasan Tujuan berhubungan positif dengan konflik afektif
H3c : Dukungan Atasan berhubungan positif dengan konflik afektif