Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari jawaban responden atas pertanyaan yang berhubungan dengan faktor keperilakuan terhadap
Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah SUBOSUKAWONOSRATEN. Data Penelitian ini dikumpulkan dengan cara mengirim kuesioner ke responden secara
langsung.
C. Populasi dan Sampel.
Populasi dari Penelitian ini Pengelola SKPD di Pemerintah Daerah SUBOSUKAWONOSRATEN Kotamadya Surakarta, Kabupaten Boyoolali,
Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar Kabupaten Sragen, Kabupaten Klaten terdiri 1 kota dan 6 Kabupaten. Data Responden
Pengelola Keuangan SKPD di masing-masing Kotamadya dan Kabupaten sebagaimana dalam lampiran.
1. Devinisi Operasional dan Teknik Pengukuran
a. Variabel Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah. Variabel faktor organisasi ada tiga aspek, meliputi dukungan atasan, kejelasan, dan pelatihan. Dukungan atasan artinya sebagai
keterlibatan manajer dalam kemajuan proyek dan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Kejelasan tujuan didefinisikan sebagai kejelasan dari sasaran
dan tujuan digunakan sistem akuntansi keuangan daerah di semua level organisasi. Sedangkan pelatihan merupakan suatu usaha pengarahan dan
pelatihan untuk meningkatkan pemahaman mengenai sistem Chenhall, 2004
Faktor organisasional terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah diukur dengan menggunakan 9 item instrument yang dibangun oleh Shield
dan Young 1989 dan Shield 1995 yang dimodifikasi. Skor dari item dari 1 = Sangat Tidak Sesuai hingga 5 = Sangat Sesuai.
b. Konflik Kognitif dan Afektif
Konflik merupakan kesenjangan antara ide individu dan lawannya. Hal ini seringkali dihubungkan dengan situasi dimana sumber daya yang tersedia
terbatas sehingga individu organisasi berusaha saling menghalangi tercapainya tujuan dari yang lain Robbins, 1989 . Menurut Swhweig dkk berpendapat
bahwa konflik disatu pihak dapat meningkatkan kualitas keputusan, namun dilain pihak dapat menurunkan kemampuan individu untuk kerjasama. Konflik
yang mempunyai efek menguntungkan disebut konflik kognetif sedangkan yang menimbulkan penyimpangan disebut konflek afektif Amason dan Schweiger,
1994 . Konflik kognitif dan afektif diukur dengan menggunakan 6 item yang dikembangkan oleh Jehn 1994 dan digunakan oleh Jehn 1994 dan Amason
1996. Skala 1 = Sangat Tidak Sesuai hingga 5 = Sangat Sesuai. c.
Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Adapun Kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah ini diharapkan dapat memenuhi tuntutan dari
masyarakat tentang transparansi dan akuntabilitas dari lembaga sector public. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dapat berguna untuk mengelola dana
secara transparan, ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel. Pengukuran kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah berdasarkan item yang