commit to user
7
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan
yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan
jerami sebagai bahan pengisi antara campuran tersebut atau bahan tambah lainnya additive. Kemudian dicetak melalui proses pemadatan sehingga menjadi bentuk
balok-balok dengan ukuran tertentu dan dimana proses pengerasannya tanpa melalui pembakaran serta dalam pemeliharaannya ditempatkan pada tempat yang
lembab atau tidak terkena sinar matahari langsung atau hujan, tetapi dalam pembuatannya dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat
digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding.
II.1.2 Batako Styrofoam
Dewasa ini pemakaian plastik di Indonesia telah meningkat. Hal ini dikarenakan pemakaiannya yang lebih ekonomis, fleksibel dan sebagainya.
Apalagi dalam pemakaian plastik berjenis polystyrene, yaitu styrofoam, telah banyak digunakan di Indonesia khususnya dalam hal packaging barang elektronik.
Namun dibalik dari keunggulan dalam menggunakan styrofoam, ternyata menyimpan banyak bahaya, khususnya bagi kesehatan manusia. Para ahli
lingkungan menyebutkan bahwa styrofoam sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Namun hal tersebut bukan berarti mengurangi
pemakaian styrofoam di Indonesia. Sebaliknya pemakaian styrofoam di Indonesia menjadi semakin meningkat, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya limbah
styrofoam bekas packaging dari bahan elektronik
Masalah lain yang akan muncul dalam penggunaan styrofoam adalah pada limbah styrofoamnya. Seperti yang telah diketahui, styrofoam merupakan
jenis plastik polystyrene yang memiliki sifat sangat sukar untuk didaur ulang. Adapun melalui proses pembakaran, tentunya akan mengeluarkan gas-gas toksik
yang tentunya akan berbahaya bagi kesehatan manusia dan juga lingkungan. Sampai saat ini pun masalah daur ulang dari styrofoam merupakan masalah serius
yang belum terpecahkan solusinya. Sehingga sampai saat ini sudah banyak negara-negara yang telah melarang penggunaanstyrofoam untuk beberapa
keperluan. Adapun di ITB, pemakaian styrofoam dalam berbagai kegiatan
commit to user
8
kemahasiswaan, unit, ataupun kegiatan himpunan telah dilarang oleh pihak rektorat, alasannya tidak lain karena masalah pendaur-ulangan dari material
styrofoam tersebut yang sangat sukar.
Namun, baru-baru ini limbah styrofoam bisa menjadi batako ataupun batu bata. Dengan proses sederhana, styrofoam dapat diubah menjadi produk yang
lebih bermanfaat dengan harga bersaing dengan batako biasa. Dalam pengolahannyajuga akan dapat lebih menghemat bahan baku untuk membuat
batako yang biasa. Pada pengolahannyastyrofoamdigiling seperti jagung, kemudian dicampur pasir dan ditambah semen, lalu dicetak. Dengan komposisi
50 styrofoam, 40 pasir, dan 10 semen. Sehingga dalam hal ini, penggunaan styrofoam
akan dapat menghemat pasir dan semen sekitar 50. Dalam hal kekuatannya, batako yang terbuat dari styrofoam ini cukup kuat, dan dari
sifatstyrofoam sendiri yang memiliki sifat hidrofob menolak air, sehingga membuat tanah tidak lembab. Pengolahan styrofoam menjadi batako ini
merupakan suatu terobosan dari masalah atas kesulitan daur ulang dari styrofoam di banyak negara,yang tentunya akan menimbulkan banyak keuntungan dari segi
ekonomi serta dari segi lingkungan hidup, serta dapat menjadi solusi alternatif atas masalah dari daur ulang limbah styrofoam.
Gambar 2.2 Batako Styrofoam Adapun keuntungan menggunakan Batako yang di campur dengan
limbah styrofoam : a. Lebih tahan guncang
b. Mampu meredam suara c. Menghemat 50 kebutuhan pasir
d. Bobotnya lebih ringan e. Mampu menolak air
commit to user
9
II.1.3 Limbah Botol Plastik