Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi

18 mengekspresikan kenyamanan contohnya senang, gembira. Sedangkan emosi yang diwakili oleh perilaku yang mengekspresikan ketidaknyamanan seperti takut, sedih, marah, cemburu, cemas dan lain sebagainya. Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan ekspresi dari perasaaan seseorang. Ekspresi perasaan seseorang dipengaruhi oleh faktor biologis dan psikologis. Ekspresi perasaan seseorang bermacam-macam bentuknya, ada yang positif seperti gembira, senang, simpati, tetapi bisa dalam konteks negatif seperti sedih, takut, cemas, trauma dan lain sebagainya. Hal ini juga tergantung pada intensitasnya seperti kecemasan yang berlebihan, luapan kegembiraan yang berlebihan, dan lain sebagainya.

h. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi

Emosi dipengaruhi oleh minimal 3 hal yakni faktor biologis, pengalaman masa lalu dan budaya. Sebagaimana dikemukakan oleh Darwin dalam Santrock, 2007 bahwa ekspresi wajah manusia merupakan sesuatu yang bersifat bawaan dan bukan hasil pembelajaran. Lebih lanjut dikemukakan bahwa ekspresi tersebut bersifat universal dalam berbagai budaya di seluruh dunia. Demikian pula para psikolog masa kini juga masih percaya bahwa emosi memiliki dasar biologis yang kuat. Contohnya, anak yang tuna netra, yang tidak pernah melihat orang lain tersenyum, ternyata mereka juga dapat mengekspresikan perasaannya dengan tersenyum. Hal ini menunjukkan bahwa emosi dimiliki oleh setiap individu dan merupakan faktor bawaan sejak lahir. Faktor kedua yang mempengaruhi emosi adalah pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu yang negatif pada seseorang akan berdampak pada ekspresi emosinya pada masa kini dan masa mendatang. Contoh, ketika masa kanak-kanak mengalami pengalaman negatif tentang kegelapan, maka begitu pada malam hari listrik padam, maka anak akan merasa cemas bahkan ketakutan. Implikasi dari hal ini, para pendidik PAUD dan orang tua hendaknya memberikan pengalaman-pengalaman positif pada masa-masa awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor ketiga yang mempengaruhi emosi anak adalah budaya yang berlaku di mana seseorang itu tinggal. Triandis dalam Santrock, 2007 mengemukakan bahwa emosi tersebut tidak bersifat universal. Sebagaimana dicontohkan oleh Trandis, bahwa pada masyarakat 19 individualis seperti di Amerika Serikat, tampilan emosi biasanya lama dan intens. Sementara itu di wilayah Asia, orang cenderung menutupi emosi mereka jika ada kehadiran orang lain di dekatnya. Hal ini karena pada masyarakat Asia, lebih menonjolkan hubungan sosial yang intens, sehingga memunculkan ekspresi emosi seperti empati, simpati, hormat dan malu. Sementara itu faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi ditinjau dari faktor diri anak adalah kematangan, dan hasil belajar. Faktor kematangan meliputi: 1 kematangan intelektual yang memungkinkan seseorang mengerti arti-arti baru yang sebelumnya tidak dipahami, dan memusatkan ketegangan emosional pada suatu objek tertentu; 2 perkembangan imajinasi dan pengetahuan di mana anak meningkatkan kemampuan untuk mengingat dan membuat antisipasi, di mana berpengaruh terhadap respon-respon emosional anak tersebut; dan 3 perkembangan kelenjar endoktrin sangat berpengaruh terhadap perkembangan respon emosi anak. Faktor hasil belajar, dibedakan menjadi: 1 proses belajar mencoba-coba yakni anak belajar melalui proses trial and error. Berdasarkan pada pengalaman di masa lalu, anak mencoba-coba melakukan suatu kegiatan yang memberikannya ptantangan. Proses belajar secara khusus mempengaruhi aspek respon pola emosi untuk memperoleh cara pengungkapan emosi yang paling memuaskan baginya. 2 Proses belajar melalui imitasi. Hal ini dilakukan anak dengan cara mengamati orang-orang lain di sekitarnya dalam bereaksi terhadap situasi tertentu. Proses bealjar ini mempengaruhi aspek respon pola emosi. Melalui proses ini anak belajar stimulus-stimulus apa saja yang diberi respon emosional, dan respon apa saja yang diberikan terhadap stimulus tersebut. Imitasi emosi ini dipengaruhi ketergantungan anak, sugesti, dan penerimaan lingkungan sosial terhadap pola emosi tersebut. 3 Proses belajar melalui pengkondisian. Anak memunculkan respon-respon emosional terhadap objek-objek atau situasi-situasi yang pada mulanya tidak memunculkan respon-respon tersebut. Emosi yang merupakan hasil proses belajar menyebar pada stimulus sejenis melalui proses generalisasi.

i. Pengaturan Emosi