TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

4 jumlah tertentu dan pada waktu tertentu pula biasanya harian yang harus diberikan kepada pemilik ojek maupun becak motor. Dengan karakter tersebut, penghasilan riil yang diterima oleh tukang ojek dan pemilik becak motor juga pas-pasan atau dapat dikatakan relatif rendah. Jumlahnya pun tidak pasti. Hal ini dapat digunakan sebagai penjelas mengapa sektor usaha tersebut memiliki tingkat persaingan yang tinggi, walaupun agak terselubung, yang tidak jarang berakhir dengan tindakan kekerasan, seperti perkelahian atau pembunuhan, baik antarjasa ojek maupun antarjasa becak motor dengan pengguna konsumen atau pelanggan. Tingkat kompetisi tersebut makin terasa untuk kawasan operasi yang tidak memiliki aturan atau kesepakatan bersama tentang pengelolaannya. Dampak negatifnya juga dirasakan oleh pengguna, misalnya kurang terjaminnya kenyamanan dan keselamatan karena perilaku kebut-kebutan guna mengejar setoran ataupun terjadi penipuan terhadap pengguna yang tidak pernah ke Bengkalis, misalnya ada penumpang tujuan ke Kelapapati diputar-putar ke Desa Sungai Alam diminta biaya yang besar. Untuk menghindari kondisi tersebut, beberapa pangkalan menegakkan aturan main sendiri. Misalnya, sistem antrian dan penentuan tarif. Aturan tersebut bersifat mengikat ke dalam maupun ke luar. Artinya, baik tukang ojek yang menjadi anggota maupun tukang ojek dan becak motor dari pangkalan lain, serta pengguna harus mentaati aturan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dalam kajian ini adalah 1 bagaimanakah faktor-faktor yang memengaruhi motivasi jasa ojek dan becak motor di kawasan Pelabuhan Bandar Sri Laksamana Kota Bengkalis?; dan bagaimanakah signifikansi faktor pendapatan, motivasi, dan keterampilan terhadap motivasi jasa ojek becak motor di kawasan Pelabuhan Bandar Sri Laksamana Kota Bengkalis?

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Kajian mengenai kelompok profesi tertentu ditemukan dalam tulisan Prembayun Miji Lestari yang berjudul Studi Pemakaian Bahasa Kelompok Profesi di Surabaya. Dalam tulisan ini, penulis mengkaji register pengamen kelompok profesi di Surakarta dan memaparkan pola interaksi verbal atau karakteristik pemakaian bahasa yang digunakan para pengamen dalam kegiatan mengamen dan berkomunikasi sehari-hari. 5 Kajian yang mengambil topik analisis faktor ditemukan dalam tulisan Suryo Utomo dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Internal Auditor untuk Mengikuti Program Sertifikasi Profesi Internasional Studi pada PT Bank Negara Indonesia Persero tbk. Pada tulisan ini penulis mengkaji pengaruh faktor prestasi individu, faktor pengakuan, faktor tanggung jawab karyawan, faktor kesempatan pengembangan dan faktor usia terhadap motivasi internal auditor untuk mengikuti program sertifikasi profesi internasional. Kajian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja suatu jasaprofesi juga ditemukan dalam tulisan Yuliani Indrawati yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Matematika dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK pada Sekolah Menengah Atas Kota Palembang. Pada tulisan ini penulis mengkaji pengaruh kemampuanpengetahuan, keterampilan, dan motivasi terhadap kinerja guru matematika dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Sekolah Menengah Atas Kota Palembang. Selain itu tulisan ini juga mengkaji faktor–faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja guru matematika dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Sekolah Menengah Atas Kota Palembang. Dalam subjudul ini akan dibahas mengenai 1 penelitian yang relevan dengan kajian ini dan 2 kerangka teori yang digunakan sebagai dasar dari analisi data dalam kajian ini. Abraham Maslow 1943;1970 dalam http:supiani.staff.gunadarma.co.id. diunduh pada 5 November 2011, pukul 15.30 Wib mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam lima tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkatan kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai dengan motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. Aktualisasi diri penghargaan sosial keamanan Fisiologis 6 • Kebutuhan fisiologis rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya • Kebutuhan rasa aman merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya • Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki • Kebutuhan akan penghargaan berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan • Kebutuhan aktualisasi diri kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya. Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman. Menurut Herzberg 1966 dalam http:supiani.staff.gunadarma.co.id. diunduh pada 5 November 2011, pukul 15.30 Wib, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene faktor ekstrinsik dan faktor motivator faktor intrinsik. Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya faktor ekstrinsik, sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb faktor intrinsik. Teori dari Vroom 1964 dalam http:supiani.staff.gunadarma.co.id. diunduh pada 5 November 2011, pukul 15.30 Wib tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. 7 Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: • Ekspektasi harapan keberhasilan pada suatu tugas • Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu. • Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

3. METODA PENELITIAN