D. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan metode
cross sectional
sehingga penelitian ini tidak dapat menggambarkan perjalanan atau prognosis dari neuropati
perifer.
2. Pemeriksaan laboratorium seperti trigliserida, HbA1c, kadar kolesterol,
dan HDL tidak dilakukan dalam penelitian ini sehingga faktor risiko terjadinya neuropati tidak dapat dilihat dari faktor-faktor tersebut.
3. Bentuk analisis yang digunakan dalam penelitian ini hanya
menggunakan analisis univariat dengan tabel distribusi frekuensi. Penelitian serupa dapat dilakukan lebih baik jika menggunakan analisis
bivariat sehingga dapat membandingkan kejadian neuropati perifer dengan faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya.
4. Penelitian ini belum dapat mengidentifikasi kejadian neuropati perifer
pada diabetisi yang mempunyai dua atau lebih penyakit penyerta.
5. Item pemeriksaan dalam penelitian ini belum dapat mengidentifikasi ri-
wayat kesehatan secara detail.
6. Saat peneliti melakukan pemeriksaan neuropati perifer di Puskesmas,
sering kali diabetisi lain memberikan pertanyaan seputar tanda dan gejala dari neuropati perifer sehingga peneliti tidak bisa fokus dalam
melakukan penelitian.
90
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini antara lain: 1.
Diabetisi yang mendapatkan pemeriksaan neuropati perifer di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang terdiri dari berbagai
karakteristik demografi seperti usia, jenis kelamin, lama menderita DM, hasil pengecekan gula darah sewaktu, riwayat merokok, riwayat
penyakit penyerta, riwayat amputasi, dan riwayat DFU.
2. Lebih banyak ditemukan kulit pecah di kedua kaki untuk jenis
kerusakan fungsi saraf otonom. Selain itu, mayoritas diabetisi menunjukkan sensasi normal baik dari segi sensitivitas, sensasi vibrasi,
dan sensasi nyeri pada jenis kerusakan fungsi saraf sensorik. Sedangkan pada jenis kerusakan motorik, ditemukan lebih banyak hasil penilaian
baik dengan bentuk
hammer toes
sebagai deformitas yang paling sering
muncul pada diabetisi.
3. Mayoritas diabetisi mengalami neuropati ringan, kemudian neuropati
sedang, dan beberapa mengalami neuropati berat.
B. Saran