DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat esensial dalam proses pemanusiaan dalam masyarakat yang berbudaya Tilaar, 2009: 3. Sumber
Daya Manusia yang berkualitas hanya dapat diperoleh melalui pendidikan yang bermutu unggul. Dari sistem pendidikan yang unggul inilah muncul
generasi dan budaya yang unggul. Namun demikian, munculnya globalisasi juga telah menambah masalah baru, bagi dunia pendidikan. Bagaimana tidak,
disatu sisi sistem pendidikan yang diterapkan harus berimplikasi pada pemenuhan nasionalisme siswa. Namun di sisi lain pemenuhan kebutuhan
global harus ditunaikan, agar para lulusannya dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global. Di sinilah guru dituntut untuk bisa
mengembangkan sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Pada kenyataannya, praktek pendidikan kita mengalami banyak
permasalahan seperti yang diungkapkan Kunandar 2007: 68 pendidikan kita dewasa ini menunjukkan kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut:
Pertama, memperlakukan siswa sebagai objekklien, guru berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indokrinator; kedua,
materi ajar bersifat subject oriented; ketiga, manajemen pendidikan masih baru dalam transisi sentralistik ke desentralistik, akibatnya
pendidikan kita mengisolasi diri dari kehidupan riil yang berada diluar sekolah, kurang relevan antara yang diajarkan dengan kebutuhan
dalam pekerjaan, terlalu terkonsentrasi pada pengembangan individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan berkepribadian; keempat, proses
pembelajaran di dominasi dengan tuntutan untuk menghafalkan dan menguasai pelajaran sebanyak mungkin guna menghadapi ujiantes,
dan pada kesempatan tersebut siswa harus mengeluarkan apa yang telah dihafalkan. Akibat dari praktek pendidikan semacam itu
muncullah berbagai kesenjangan dalam hal akademik, okupasional kesenjangan antardunia pendidikan dengan dunia kerja, dan kultur.
Lasmawan 2010: 17 yang menyatakan permasalahan pembelajaran
IPS di SD sebagai berikut. Pertama, bahwa pendekatan proses yang menjadi salah satu acuan
kurikulum PIPS di SD masih kering. Terutama untuk SD-SD yang sangat jauh komunikasinya dengan sekolah-sekolah lainnya,
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pelaksanaan kurikulum kadang stagnan jalan di tempat. Hal ini mengingatkan besarnya jumlah SD yang jauh dari jangkauan
komunikasi ideal. Kedua, bahwa persepsi PIPS sebagai pelajaran yang tidak terlalu penting, atau kadang disepelekan karena terlalu mudah,
menggiring pembelajaran IPS hanya menekankan aspek kognitif. Aspek afektif dan psikomotor jarang dibuat parameter secara lebih
tegas. Ketiga, bahwa pembelajaran IPS pada tingkat SD belum begitu besar peranannya secara realita sebagai problem solving dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran IPS, penekanan bukan pada meletakkan kemampuan kognitif sebagai tujuan pembelajaran, tetapi melakukan
keseimbangan kompetensi antara domain afektif dan psikomotor. Lasmawan, 2010. Melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan untuk
dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang siswa
akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu pembelajaran
IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis Supriatna, 2007: 22. Selain itu guru juga memiliki peran penting, guru harus mampu melibatkan lingkungan
sebagai stimulus bagi terciptanya kegiatan belajar terutama dalam pembelajaran IPS. Guru juga memberikan stimulus agar siswa memberikan
respon atas stimulus yang diberikannya. Namun demikian, proses pembelajaran yang terjadi tidak hanya terletak pada konsep stimulus, respon,
dan konsekuensi, melainkan juga melibatkan kognisi. Sapriya 2009: 12 mengemukakan
“IPS di tingkat Sekolah Dasar bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara
yang menguasai pengetahuan knowledges, keterampilan skills, sikap dan nilai attitudes and values yang dapat digunakan sebagai
kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi masalah sosial dan kemampuan mengambil keputusan serta berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.
” Pembelajaran IPS di sekolah dasar tidak lagi sekedar kegiatan
mentransfer ilmu pengetahuan transfer of knowledge dari guru kepada
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
siswa, akan tetapi pembelajaran merupakan suatu proses yang bisa membantu perkembangan siswa secara utuh, baik aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotornya. Perkembangan tersebut bisa tercapai dengan baik jika dilakukan berbagai usaha perbaikan dalam pembelajaran. Salah satunya usaha
perbaikan dalam pembelajaran adalah kemampuan dalam memilih model dan metode pembelajaran yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil
belajar siswa Jarolimek, 1993. Hal ini tentu saja belum banyak dilakukan pada sekolah-sekolah di Indonesia terutama di SD Negeri Bantarjati 9 Kota
Bogor. Menurut National Council for the Social Studies 1994 tujuan utama
IPS adalah membantu siswa agar dapat bersikap, berperilaku dan membuat keputusan untuk kepentingan umum sebagai warga Negara yang memiliki
kebudayaan yang berbeda, masyarakat demokratis dalam dunia yang saling ketergantungan. Tujuan yang dirumuskan oleh NCSS selaras dengan tujuan
pembelajaran IPS yang tercantum dalam KTSP 2006 Depdiknas 2006: 193 yaitu:
1 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2 Memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis; 3 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4 Memiliki kemampuan
berkomunikasi bekerjasama, berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Dilihat
dari tujuan
pembelajaran IPS,
terlihat pentingnya
mengembangkan kemampuan perspektif global, oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
perspektif global. Dalam buku Preparing Teacher to Teach Global Perspectives, Merryfield 1997 mengatakan, ada tiga syarat yang harus
dimiliki guru dalam mengembangkan pendidikan yang berspektif global: kemampuan konseptual, pengalaman lintas budaya dan keterampilan
pedagogis. Kemampuan konseptual berkenaan dengan peningkatan pengetahuan guru dalam konteks isu-isu global. Guru harus memiliki
wawasan tentang isu, dinamika, sejarah, dan nilai-nilai global agar siswa memiliki keterampilan mengapresiasi persamaan dan perbedaan budaya
dalam masyarakat dunia. Syarat berikutnya adalah pengalaman lintas budaya
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
interculturalism. Dalam proses globalisasi terjadi transionalisasi sehingga apa yang bersifat lokal dapat menembus batas-batas teritorial dan mengalami
pemaknaan yang berbeda-beda bagi umat manusia. Sedangkan keterampilan pedagogis dalam perspektif global adalah
“the practice of teaching and learning globally oriented content in ways that support diversity and social
justice interconnected world”. Keterampilan pedagogis menyangkut metode mengajar yang tepat dilakukan oleh guru agar siswa dapat memahami suatu
masalah dalam konteks yang luas dan komprehensif global. Berdasarkan
pernyataan di
atas, seorang
guru harus
mempertimbangkan strategi pembelajaran yang dirancang secara sistematis bersifat konseptual tetapi praktis realistik dan fleksibel yang dapat
mewujudkan aktivitas pembelajaran yang kondusif, harus memberikan peluang kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, Sanjaya
2004: 23 menegaskan: “Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan metal-fisik-
sosial siswa secara aktif supaya memberi peluang siswa untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab
pertanyaan dan mempertanyakan jawaban, menjelaskan sambil
memberikan argumentasi dan sejumlah kegiatan penalaran lainnya.” Kegitan pembelajaran yang berpusat kepada guru hanya akan
mengabaikan siswa sebagai subjek pembelajaran yang berdampak pada aktivitas siswa, sehingga siswa terlihat kurang aktif, tidak terlatih untuk
berpikir kritis, dan kurang memiliki pandangan yang luas perspektif terhadap lingkungan di sekitarnya.
Berdasarkan hasil kajian proses pembelajaran dan observasi proses pembelajaran IPS sebagai studi pendahulu yang dilakukan di sekolah-sekolah
di Kota Bogor, ditemukan adanya beberapa kesenjangan yang terjadi, diantaranya: pertama materi buku teks IPS penuh dengan konsep-konsep
yang abstrak; kedua guru tidak memotivasi siswa untuk berpikir kritis; ketiga guru tidak melatih siswa untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan
masalah-masalah sosial yang cukup luas dan melatih kemampuan perspektif global; keempat kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Jika kita hubungkan dengan fakta-fakta yang sudah terurai,
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menunjukkan suatu kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa proses pembelajaran di sekolah dasar khususnya pembelajaran IPS, kurang variatif
dan tidak menyinggung sedikit pun tentang peningkatan kemampuan perspektif global. Pembelajaran yang hanya mengajarkan konsep, hafalan dan
hanya sekedar mengajar, serta mengejar penyampaian materi yang akan disampaikan Tinning dan Macdonald Mahendra dkk, 2008: 39
…teacher in school are not developing a reflective thinking, thus their teaching task is
solely run as something routine, without any attempts to facilitate learning with various teaching and strategies and method artinya adalah guru di
sekolah tidak mengembangkan berpikir reflektrif, sehingga tugas mengajarnya hanya sebagai rutinitas, tanpa mencoba memfasilitasi
pembelajaran dengan berbagai jenis metode dan strategi pengajaran. Guru harus mampu memilih dan menggunakan model dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. R. Ibrahim dan Sukmadinata dalam Suparno, 2013: 5-6 mengemukakan bahwa setiap
metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun penting bagi guru menggunakan model yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Salah satu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mampu memecahkan masalah melalui proses berpikir, sehingga
mampu mengkonstruksi makna pembelajaran bagi kehidupan adalah Problem Based Learning PBL.
PBL merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan perspektif global,
karena dilihat dari tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model PBL, tidak hanya memudahkan tercapainya
kompetensi untuk mengakuisisi memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga sejumlah keterampilan lainnya yang penting, misalnya keterampilan
berkomunikasi, kerjasama tim, pemecahan masalah, tanggung jawab untuk belajar mandiri, berbagi informasi dan menghargai orang lain. Dalam model
PBL siswa dihadapkan pada masalah sebagai stimulus yang menjadi fokus dan tanggap terhadap berbagai permasalahan yang ada, kemudian mencari
solusi dan membuat keputusan berdasarkan pengetahuan dan pemahaman
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mereka. Menurut Ramsay, J. dan Sorrell, E. 2006: 3-4: “Students possessing these skills and abilities will be well prepared
for professional occupations where critical thinking and problem solving skills are requisite for success. Ultimately, PBL attempts to
produce students who can: 1. Engage complex problems with initiative and enthusiasm. 2. Problem-solve effectively, employing
self-directed learning skills when needed. 3. Continuously assess and acquire knowledge. 4. Collaborate effectively as a group member.
” pernyataan ini dapat dimaknai bahwa siswa yang memiliki keterampilan dan
kemampuan akan siap untuk menjadi pekerjaan profesional dimana pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah diperlukan untuk sukses. Pada
akhirnya, PBL mencoba untuk menghasilkan siswa yang dapat: 1. Melibatkan masalah yang kompleks dengan inisiatif dan antusiasme; 2. Memecahkan
masalah secara efektif, mempekerjakan mandiri keterampilan pembelajaran bila diperlukan; 3. Terus menilai dan memperoleh pengetahuan; 4.
Berkolaborasi secara efektif sebagai anggota kelompok. Sejalan dengan itu, Arends 2008: 12 mengemukakan bahwa:
“Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik
sehingga siswa
dapat menyusun
pengetahuannya sendiri,
menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan
kepercayaan diri sendiri.” Diawali dengan kemampuan menyusun pengetahuannya sendiri, akan
membuat siswa lebih mudah memahami konsep, peka terhadap masalah yang terjadi sehingga dapat memahami dan menyelesaikan masalah yang akhirnya
akan menjadikan siswa memiliki bentuk kesadaran dan kepekaan bahwa mereka di dunia ini tidak berdiri sendiri tetapi berada sekaligus bergantung
dan dipengaruhi oleh budaya yang lain. Pada pembelajaran IPS, khususnya dalam konteks perspektif global,
sumber dan media pembelajaran utama adalah kehidupan masyarakat yang nyata. Sejalan dengan perkembangan Iptek, multimedia hasil kemajuan
teknologi yang melalui media cetak dan media elektronik, juga menjadi sumber serta media pembelajaran yang makin bermakna. Dalam
pembelajaran IPS pada konteks perspektif global, bukan hanya memanfaatkan sumber yang majemuk dan menggunakan multimedia,
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
melainkan juga menerapkan multi metode serta metode multi strategi sesuai dengan sifat perspektif global tersebut.
Beberapa hal di atas, menjadi dasar pemikiran mengapa perspektif global perlu diberikan kepada siswa di sekolah, termasuk di jenjang sekolah
dasar. Hal ini sejalan dengan posisi dari National Council for Social Studies 1994 tentang pendidikan global yang menyatakan bahwa untuk menjadi
agen yang lebih efektif untuk pendidikan warga negara dalam era global, maka sekolah pada umumnya dan IPS pada khususnya perlu melanjutkan
untuk memperluas upaya-upaya menglobalisasikan kurikulum. Bertolak dari kondisi di atas, penelitian ini mendorong perlunya guru
untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi globalisasi dengan cara meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan global. Meningkatkan
dan memperluas wawasan global merupakan unsur penting untuk memahami masalah global.
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar di dalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu
fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan- permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk
berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
perspektif yang berbeda di antara mereka.
Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai proses pembelajaran
berakhir. Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem Based Learning merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini dengan
judul: PENGARUH
MODEL PROBLEM
BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS”.
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi Masalah