Buku Siswa Kelas Buku S
is is
wa K K
K el
as
81
Buku Siswa Kelas 6
Jamaluddin Al-usain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali Qasam bin Alwi bin
Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin sa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja far Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-
usain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.
2. Kepribadian Sunan Kudus
Meskipun beliau bernama Sunan Kudus, namun sebenarnya bukan asli dari Kudus. Beliau pendatang dari daerah Jipang Ponolan yang merupakan daerah di sebelah utara
Blora. Di sana, ia dilahirkan dan diberi nama Ja far Shodiq. Ja far Shodiq tidak merasa asing ketika bertanggung jawab sebagai Senopati.
Karena saat beliau masih remaja, beliau tidak hanya mempelajari ilmu agama, namun juga ilmu ilmu yang lain, seperti ilmu kemasyarakatan, politik, budaya, seni dan
perdagangan. Selain kepada ayahnya, ia juga pernah menimba ilmu kepada Sunan Ampel dan Kiai Telingsing. Sebenarnya nama asli dari Kiai Telingsing adalah Tai Link
Tsing, ia berasal dari China. Ketika itu China sudah dikenal sebagai Negara yang maju. Bahkan, negara China sudah maju sejak dulu.
Pada kenyataannya, Ja far Shodiq sebagai senopati kerajaan Demak Bintoro, mampu membuktikan kehebatannya yang tak kalah dengan kepiawaian ayahnya
di medan perang. a berhasil mengembangkan wilayah kerajaan Demak ke arah timur hingga mencapai Madura, dan arah barat hingga Cirebon. Kemudian sukses
ini memunculkan cerita kesaktiannya. Misalnya, sebelum perang, Ja far shodiq diberi badong, semacam rompi, oleh Sunan Gunung Jati. Badong itu dibawahnya berkeliling
arena perang. Dari badong sakti itu, keluarlah jutaan tikus yang juga sakti. Kalau dipukul maka
tikus itu tidak mati, namun mereka semakin mengamuk sejadi-jadinya. Pasukan Majapahit ketakutan sehingga mereka lari tunggang langgang. Ja far Shodiq juga
mempunyai sebuah peti, yang bisa mengeluarkan jutaan tawon. Banyak prajurit Majapahit yang tewas disengat tawon itu. Pada akhirnya, pemimpin pasukan majapahit,
yaitu adipati Terung menyerah pada pasukan Ja far Shodiq. Kesuksesannya mengalahkan Majaphit membuat posisi Ja far Shodiq semakin
kuat. Kemudian ia meninggalkan Demak karena ingin hidup merdeka dan membaktikan seluruh hidupnya untuk kepentingan agama slam. Lalu, ia pergi menuju ke Kudus.
Namun, kedatangannya di Kudus tidak jelas. Ketika ia menginjakkan kaki di Kudus, kota itu masih bernama Tajug, konon orang yang mula-mula mengembangkan slam di