Analisa Menurut Holdaway Analisa Menurut Steiner Analisa Menurut Subtelny Analisa Menurut Ricketts

a. Glabella G : titik paling anterior dari dahi pada dataran midsagital. b. Nasion kulit N’ : titik paling cekung pada pertengahan dahi dan hidung. c. Pronasale Pr : titik paling anterior dari hidung. d. Subnasale Sn : titik dimana septum nasal berbatasan dengan bibir atas. e. Labium superior Ls : titik perbatasan mukokutaneus dari bibir atas. f. Superior labial sulcus SLS : titik tercekung diantara Sn dan Ls. g. Stomion superius Stms : titik paling bawah dari vermillion bibir atas. h. Stomion inferius Stmi : titik paling atas dari vermillion bibir bawah. i. Labrale inferius Li : titik perbatasan dari membran bibir bawah. j. Inferior labial sulcus ILS : titik paling cekung di antara Li dan Pog’. k. Pogonion kulit Pog’ : titik paling anterior jaringan lunak dagu. l. Menton kulit Me’ : titik paling inferior dari jaringan lunak dagu. 18 Menurut Case cit. Rakosi, 1982 analisa profil wajah jaringan lunak adalah analisa yang didasarkan pada hubungan dahi, pipi, ujung hidung dan dagu. 14 Ada beberapa analisa jaringan lunak wajah diantaranya analisa menurut Holdaway, Steiner, Subtelny dan Ricketts.

2.3.1 Analisa Menurut Holdaway

Garis referensi yang dipakai adalah garis Harmoni. Garis Harmoni H adalah garis yang ditarik dari titik Pogonion kulit Pog’ ke Labium superior Ls. Holdaway melakukan 11 analisa profil jaringan lunak yang seimbang dan harmonis yaitu terdiri dari jarak puncak hidung, kedalaman sulkus labialis superior, kedalaman sulkus labialis inferior, jarak bibir bawah ke garis H, tebal bibir atas, kurvatura bibir atas, Universitas Sumatera Utara besar sudut fasial, tebal dagu, strain bibir atas, besar sudut H dan kecembungan skeletal Gambar 3. 18,19 Gambar 3. Analisa jaringan lunak wajah menurut Holdaway H line 20

2.3.2 Analisa Menurut Steiner

Garis referensi yang dipakai adalah garis yang ditarik dari titik tengah bentuk lengkung S yang terletak antara ujung hidung Pr dan subnasale Sn di bibir atas dengan pogonion kulit Pog’. Dalam keadaan normal, bibir atas dan bibir bawah terletak pada garis referensi tersebut Gambar 4. 21 Gambar 4. Analisa jaringan lunak wajah menurut Steiner S line 20 Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Analisa Menurut Subtelny

Subtelny cit. Rakosi, 1982 membagi analisa konveksitas profil wajah menjadi tiga yaitu analisa konveksitas skeletal N-A-Pog dengan nilai rata-rata 175 ˚, pada umur 12 tahun nilai rata-rata menjadi 177,5 ˚. Konveksitas jaringan lunak N’-Sn-Pog’ nilai rata-rata 161 ˚. Konveksitas jaringan lunak penuh N’-Pr-Pog’ nilai rata-rata 137 ˚ untuk laki-laki dan 133˚ untuk perempuan. Menurut Subtelny peningkatan kecembungan profil jaringan lunak wajah seiring dengan pertambahan usia Gambar 5. 14,22 1. 2. 3. Gambar 5. Analisa konveksitas wajah menurut Subtelny. 1 Sudut Konveksitas wajah skeletal N-A-Pog. 2 Sudut Konveksitas wajah jaringan lunak N’-Sn-Pog’. 3 Sudut Konveksitas wajah jaringan lunak penuh N’-Pr-Pog’ 14 Universitas Sumatera Utara

2.3.4 Analisa Menurut Ricketts

Ricketts menggunakan garis estetika Esthetic line yang merupakan garis yang ditarik dari pogonion kulit Pog’ ke ujung hidung Pr. Dalam keadaan normal, bibir atas atau labium superior Ls terletak 2-4 mm, dan bibir bawah atau labium inferior Li terletak 1-2 mm di belakang garis estetik. Titik Ls dan Li dapat berada di depan atau di belakang garis E maka diberi tanda negatif jika titik-titik ini terletak dibelakang garis E, sebaliknya tanda positif jika terletak di depan garis E. Ricketts mengambil titik-titik di dagu dan hidung karena bagian ini merupakan faktor penting dalam perkembangan wajah. Garis ini digunakan untuk meneliti dengan cermat keserasian mulut dan keseimbangan bibir Gambar 6. 13,18,19 Gambar 6. Analisa jaringan lunak wajah menurut Ricketts E line 20 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN