Kesadaran Menabung Masyarakat Menengah Ke Bawah Di Bank Rakyat Indonesia Melalui Gerakan Indonesia Menabung (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

(1)

Lampiran 1

KUESIONER

Medan, Juni 2015 Kepada Yth

Bapak/Ibu/Saudara/i Di

Medan Johor

Perihal : Kuesioner Penelitian

Dengan hormat, saya beritahukan kepada Bapak/Ibu/Saudara/i bahwasanya saya Muhamad Wahyudi adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Salah satu tugas seorang mahasiswa adalah melakukan penelitian akademik guna menyelesaikan masa studi.

Sehubungan dengan itu, saya memohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/i kiranya bersedia membantu menjadi responden penelitian saya yang membahas tentang “Kesadaran Menabung Masyarakat Menengah Ke Bawah Di Bank

Rakyat Indonesia Melalui Gerakan Indonesia Menabung (Studi Kasus di Kecamatan Medan Johor)“. Penelitian ini semata – mata hanya untuk keperluan

akademik saja.

Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih

Hormat Saya

Muhamad Wahyudi


(2)

a. Identitas Responden Nama :

Alamat :

b. Karakteristik Responden

Beri tanda ( X ) pada pilihan jawaban dibawah yang sesuai dengan keadaan anda.

a. Umur : a. 17 – 19 tahun c. 30 – 39 tahun b. 20 – 29 tahun d. > 40 tahun b. Jenis kelamin : a. Laki – Laki b. Perempuan

c. Pekerjaan : a. PNS d. Wirausaha b. Pegawai Swasta e. Lain-Lain c. Profesional

d. Pendidikan : a. SD/MI d. Diploma b. SMP/Mts e. Sarjana c. SMA/SMK/MA

e. Pendapatan / Bulan : a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 1.650.000

f. Apakah anda memiliki tabungan di Bank Rakyat Indonesia (BRI)? a. Ya (lanjut ke poin berikutnya)

b. Tidak (berhenti sampai disini)

g. Apakah anda mengetahui tentang adanya program Gerakan Indonesia Menabung?

a. Ya (lanjut ke halaman selanjutnya) b. Tidak (berhenti sampai disini)


(3)

Untuk mengisi kuesioner ini, anda diminta memberikan sebuah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia di samping setiap pernyataan dengan nilai yang menurut anda sesuai dengan kondisi riil secara umum di masyarakat.

Adapun skala penilaian dibuat dengan skala Likert, dengan rincian : STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju R : Ragu-ragu S : Setuju

SS : Sangat Setuju

B.1. Kesadaran Masyarakat Menabung

di BRI STS TS R S SS

1. Memiliki tabungan adalah hal penting bagi Anda

2. Menabung di bank lebih baik daripada menabung di rumah.

3. BRI merupakan pilihan utama Anda dalam menentukan bank tempat Anda menabung

4. Kehadiran BRI di kecamatan Anda membuat masyarakat (khususnya Anda) menjadi lebih giat dalam menabung.


(4)

B.2. Motif Menabung di BRI pada

Masyarakat STS TS R S SS

1. Anda menabung di BRI karena lokasi kantor BRI cabang Medan Johor yang

strategis.

2. Anda menabung di BRI karena pengaruh iklan di media massa, baik media cetak atau digital.

3. Anda menabung di BRI karena BRI memberikan respons dan pelayanan yang baik dan sesuai dengan etika yang berlaku di masyarakat.

4. Anda menabung di BRI karena fasilitas fisik BRI (gedung , ATM) tersedia

dengan baik.

B.3. Persepsi GIM pada Masyarakat STS TS R S SS

1. Program GIM telah disosialisasikan

dengan baik.

2. Program GIM sudah berjalan dengan

baik di masyarakat.

3. Program GIM memiliki manfaat bagi

masyarakat secara umum.

4. Program GIM mempengaruhi minat

anda menabung di bank.

5. Setelah mengetahui program GIM, anda menjadi lebih sering menabung di


(5)

Lampiran 2

Distribusi Jawaban Responden

No Identitas Pernyataan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 B B B D C 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 C B E A B 4 3 4 3 5 4 4 4 3 3 3 3 2 3 B B E E D 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 B A E C D 5 4 3 4 4 4 5 4 2 3 2 3 3 5 C B D C C 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 6 C A B E D 4 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2 7 A B B C B 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 3 8 B A B E D 5 3 3 3 4 4 4 5 3 2 4 4 3 9 A A E A A 4 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 2 2 10 C B A E D 4 4 4 3 4 3 5 4 2 2 4 3 3 11 B B E C B 4 4 3 3 5 4 4 5 3 3 3 4 4 12 D B E A A 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 13 A B E C C 4 3 5 4 4 5 5 5 3 3 4 5 4 14 D A D C D 5 5 4 4 2 3 3 3 3 3 5 5 4 15 A A E C B 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 16 C B D B D 4 4 3 4 5 3 4 5 4 3 3 3 4 17 D A E A C 4 3 3 4 4 4 4 5 3 2 4 3 4 18 B A A E D 3 3 2 3 4 3 5 4 3 4 4 4 3 19 C B B C B 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 5 20 C B E C A 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 3 21 C B E C E 4 5 4 3 4 5 4 4 3 2 4 3 4 22 B A C D D 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 23 D A C B B 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 24 C B E C A 5 4 3 4 5 5 4 4 3 2 3 2 3 25 D A E A D 5 4 4 4 4 3 4 3 2 2 3 4 3 26 C B D C A 4 4 5 5 4 3 4 4 2 2 3 4 4 27 C B E A A 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 5 4 28 A A E B B 5 4 4 4 4 3 5 5 3 3 3 4 3 29 D A D B D 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 30 D B E C D 5 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4


(6)

Lampiran 3

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Melalui SPSS 20 Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.771 13

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 42.83 23.040 .398 .733

P2 43.47 21.154 .541 .657

P3 43.60 20.041 .587 .631

P4 43.47 19.844 .579 .634

P5 43.10 22.714 .414 .623

P6 43.60 21.283 .404 .634

P7 43.10 22.783 .486 .580

P8 43.07 21.582 .500 .565

P9 44.17 19.799 .552 .734

P10 44.30 20.838 .535 .740

P11 43.53 20.326 .640 .705

P12 43.53 19.430 .583 .724


(7)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

P5 30 2 5 4.03 .122 .669

P6 30 2 5 3.53 .133 .730

P7 30 3 5 4.03 .112 .615

P8 30 3 5 4.07 .126 .691

Valid N (listwise) 30

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

P9 30 2 4 2.97 .140 .765

P10 30 1 4 2.83 .145 .791

P11 30 2 5 3.60 .141 .770

P12 30 2 5 3.60 .163 .894

P13 30 2 5 3.30 .137 .750

Valid N (listwise) 30 Lampiran 4

Output Uji Statistik Melalui SPSS 20

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

P1 30 3 5 4.30 .098 .535

P2 30 2 5 3.67 .130 .711

P3 30 2 5 3.53 .150 .819

P4 30 2 5 3.67 .130 .711


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Afiff, Faisal, Yoso Aripurnomo, Rosti Setiawati, Lely Savitri, dan Iwan Mulyana 1996. Strategi Operasional Bank. Bandung: P.T ERESCO.

Badan Pusat Statistik, 2014. Statistik Kecamatan Medan Johor 2014. http://medankota.bps.go.id/index.php?hal=publikasi_detil&id=230 (10 Januari 2015)

Banerjee, A., and E. Duflo. 2008. What is Middle Class About the Middle Classes Around the World? Journal of Economic Perspectives, Massachusetts

Institute of Technology.page 3-4.

Bank Indonesia, 2010. Keuangan inklusif : Gerakan Indonesia Menabung dan

TabunganKu.http://bi.go.id/id/perbankan/keuanganinklusif/program/gimta

b/Contents/Default.aspx (10 Januari 2015).

Birdsall, N. 2007. Reflections on the Macro Foundations of the Middle Class in the Developing World. Working Paper No. 130, Center for Global Development, Washington, DC. Page 20

Boulding, Kenneth E., 1966. Macroeconomics. New York: Harper & Row Publisher.

Chandler, Lester V., 1962. Ekonomi Tentang Uang dan Bank. Jakarta: Bharatara. Chun, Natalie, 2010. Middle Class Size in the Past, Present, and Future: A

Description of Trends in Asia. ADB Economics Working Paper Series No.

217. Page 4.

Darmawan, Indra, 1992. Pengantar Uang dan Perbankan. Jakarta : Rineka Cipta. Deliarnov, 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: UI-Press.

Easterly, W. 2001. Middle Class Consensus and Economic Development. Journal

of Economic Growth, World Bank. Page 3.

Heilbroner, Robert L., 1968. The Economic Problem. New Jersey: Prentice Hall. Kasmir, 2012. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2010. Sambutan Presiden

Republik Indonesia pada Acara Pencanangan Gerakan Indonesia Menabung dan Peluncuran Produk TabunganKu.

www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4327 (10 Januari 2015)


(9)

Keynes, J.M, 2007. The General Theory of Employment, Interest and Money. United Kingdom : Palgrave Macmillian.

Nazir, Moh., 2013. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Noor, Henry Faizal, 2009. Investasi : Pengelolaan Bisnis dan Pengembangan

Ekonomi Masyarakat. Jakarta : PT indeks Permata Puri Media.

Pramana, I Made Satria, 2012. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen

dalam Keputusan Menjadi Nasabah Pada BPR Pusaka Denpasar. Skripsi

pada Universitas Udayana Denpasar

Rahman, Arif, 2011. Investasi Cerdas. Jakarta: Gagas Media.

Republik Indonesia. 1968. Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 Tentang Bank Sentral.

Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Rosannia, Soetanto Lily, 2009. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya

Terhadap Iklan Layanan Masyarakat “AYO Ke Bank”. Skripsi pada

Universitas Kristen Petra Surabaya

Samuelson dan Nordhaus, 2004. Ilmu Makroekonomi. Jakarta: P.T Media Global Edukasi.

Saputri, Giska Intan, 2012. Pengaruh Pemahaman Mengenai Bank dan Faktor

Pribadi Terhadap Keputusan Menabung pada Bank Syari’a (Survey Pada Nasabah Di Bank Syari’ah Mandiri Cirebon). Skripsi pada IAIN Syekh

Nurjati Cirebon

Simorangkir, O.P., 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank. Bogor: Ghalia Indonesia.


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Objek

Objek penelitian adalah masyarakat menengah ke bawah di Kecamatan Medan Johor. Masyarakat menengah ke bawah dipilih karena dianggap dapat menggambarkan keadaan umum di Indonesia sebagai Negara berkembang.

2. Lingkup Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Johor . Lokasi ini dipilih karena Kecamatan Medan Johor merupakan daerah pemukiman penduduk yang luas areal keseluruhannya yaitu 1.696 Ha, yang terdiri dari 6 Kelurahan dan memiliki 81 lingkungan, dengan segmentasi penduduk yang beragam.

3. Bank

Penelitian ini berfokus pada masyarakat menengah ke bawah yang menabung pada bank pemerintah, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI dipilih karena bank ini identik dengan masyarakat menengah ke bawah.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Johor Kota Medan dengan 6 kelurahan, yakni kelurahan Gedung Johor, Pangkalan Mansyur, Kwala Bekala,


(11)

Titi Kuning, Sukamaju, dan Kedai Durian. Penelitian dimulai pada April 2015 hingga selesai.

3.3 Definisi Operasional

Defenisi operasional variabel memberikan tuntunan dalam memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Defenisi variabel yang ada di dalam penelitian ini antara lain;

1. Menabung

Menabung adalah menyisihkan uang untuk diakumulasikan guna mencapai target dana tertentu supaya kelak bisa dipakai untuk tujuan tertentu di masa yang akan datang.

2. Bank Rakyat Indonesia (BRI)

BRI merupakan salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. BRI memiliki banyak cabang hingga ke daerah dengan 170 Kantor Cabang (dalam negeri) dan 145 Kantor Cabang Pembantu.

3. Gerakan Indonesia Menabung

Gerakan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran pelajar dan masyarakat akan pentingnya kebiasaan menabung sejak usia dini. GIM dilakukan dengan berbagai promosi baik melalui acara maupun melalui bank-bank pendukung gerakan ini. Juga salah satunya adalah dengan gencar mempromosikan TabunganKu, yaitu sebuah tabungan dengan persyaratan mudah dan ringan, antara lain tidak dibebani dengan biaya administrasi.


(12)

4. Masyarakat Menengah Ke bawah

ADB (2010) mendefinisikan mendefinisikan kelas menengah dengan rentang pengeluaran perkapita perhari sebasar US$ 2-20, yang dibagi lagi ke dalam tiga kelompok, yaitu masyarakat kelas menengah bawah (lower middle class) dengan pengeluaran perkapita perhari sebesar US$ 2-4 (Rp 780.000 – Rp 1.608.000 / bulan); kelas menengah tengah (middle-middle class) sebesar US$ 4-10 / hari (Rp. 1.560.000 – Rp 3.900.000 / bulan); dan kelas menengah atas (upper-middle class) US$ 10-20 / hari (Rp. 3.900.000 – Rp 7.800.000 / bulan). Definisi ini dianggap yang paling tepat untuk menggambarkan keadaan masyarakat Indonesia.

3.4 Populasi dan Sampel

Peneliti memilih pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling,

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini didasarkan pada Central Limit Theorema yang mengatakan bahwa jumlah sampel untuk mencapai kurva normal minimal 30 responden. Alasan penentuan jumlah sampel dengan Central Limit Theorema adalah karena jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui. Dalam penelitian ini responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang diberikan.

Adapun hal-hal yang menjadi kriteria dalam penentuan responden haruslah sesuai dengan topik permasalahan dan akan memberikan keterangan yang tepat mengenai perumusan masalah. Kriteria tersebut yaitu:


(13)

1. Kepala keluarga dan / atau pekerja yang mempunyai tempat tinggal baik rumah pribadi maupun rumah sewa atau kos dengan pengeluaran perkapita perhari sebesar US$ 2-4 (Rp 27.000 – Rp 54.000/ hari atau Rp 810.000 – Rp 1.62.000 / bulan).

2. Penduduk yang benar-benar berdomisili di Kecamatan Medan Johor pada saat penelitian ini dilakukan.

3. Penduduk yang memiliki rekening tabungan di bank BRI sebagai salah satu bank yang mendukung Gerakan Indonesia Menabung. Bank BRI dipilih sebagai kriteria karena Bank BRI merupakan bank pemerintah yang identik dengan nasabah dari kalangan masyarakat menengah ke bawah.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh melalui serangkaian pertanyaan/ pernyataan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner dan kemudian diolah oleh penulis. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Bank Indonesia cabang Medan, Badan Pusat Statistik Medan dan Kantor Kecamatan Medan Johor. Data sekunder yang digunakan yaitu data jumlah simpanan menurut jenisnya di Sumatera Utara tahun 2004 – 2014 dan data jumlah simpanan di Kota Medan 2009 – 2014 (data diperoleh dari Bank Indonesia); serta data jumlah penduduk Sumatera Utara 2013 dan komposisi penduduk Kecamatan Medan Johor 2014 (data diperoleh dari Badan Pusat Statistik).


(14)

3.6 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode analisis deskriptif. Tujuan dari metode analisis deskriptif adalah meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Penelitian deskriptif membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2014). Data yang nantinya diperoleh dari hasil penelitian lapangan akan dikumpulkan serta dianalisis menggunakan tabel tunggal, sehingga data dapat dibaca dengan mudah untuk mengetahui jawaban yang dari masalah yang diteliti.

Sementara untuk menguji skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji validitas dan reliabilitas, dengan rincian :

1. Uji validitas dihitung menggunakan software SPSS dengan membandingkan nilai r hasil corrected item total correlation dengan

r tabel. Skala pengukuran dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel.

2. Uji reliabilitas juga dihitung menggunakan software SPSS dengan membandingkan koefisien Cronbach’s Alpha dengan r tabel. Butir pertanyaan dikatakan reliabel bila koefisien Cronbach’s Alpha > r tabel.


(15)

0 2 4 6 8 10 12

17 - 19 Tahun

20 - 29 Tahun

30 - 39 Tahun

> 40 Tahun

Jumlah Responden

Rentang Umur

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.5 Karakteristik Responden 4.1.1. Umur

Melihat dari data primer yang didapat melalui kuesioner, diketahui rentang umur responden yang mendominasi dalam penelitian ini adalah responden berusia 30-39 tahun, yaitu 11 orang atau 36%. Sedangkan untuk rentang umur 20-29 tahun dan >40 tahun masing-masing 7 orang responden atau 23%. Sementara rentang umur 17-19 tahun 5 responden atau 16%.

4.1.2. Jenis Kelamin

Pada bagian jenis kelamin, perempuan lebih banyak menjadi responden dengan jumlah 17 orang atau 56%, sedangkan laki-laki 13 orang atau 44%.

Gambar 4. 1


(16)

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Laki-Laki Perempuan Jumlah Responden Jenis Kelamin 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 PNS Pegawai Swasta

Profesional Wirausaha Lain-lain

Jumlah Responden

Jenis Pekerjaan

4.1.3. Pekerjaan

Dari segi pekerjaan, didominasi oleh responden yang memiliki pekerjaan lain-lain yaitu sebanyak 16 responden atau 53%. Berdasarkan pengamatan langsung penulis saat menyebarkan kuesioner, pilihan profesi lain-lain mencakup beberapa profesi seperti ibu rumah tangga, pensiunan, ataupun pembantu rumah tangga.

Gambar 4. 3

Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan

Gambar 4. 2


(17)

0 2 4 6 8 10 12 14

SD/MI SMP/Mts SMA/SMK/MA Diploma Sarjana

Jumlah Responden

Pendidikan Terakhir

4.1.4. Pendidikan

Dari segi pendidikan, didapati bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA/SMK/MA yaitu sebanyak 13 orang responden atau sebesar 43%. Selanjutnya responden dengan tingkat pendidikan SD/MI sebanyak 7 orang atau sebesar 23%.

4.1.5. Pendapatan

Tingkat pendapatan dari responden yang telah dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan ternyata menunjukkan bahwa angka pendapatan masyarakat sudah cukup tinggi, serta sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi masyarakat di Kecamatan Medan Johor yang sudah mulai keluar dari zona menengah ke bawah. Hal ini dilihat dari banyaknya responden yang memiliki pendapatan pada batas atas definisi menengah ke bawah, yakni Rp 1.500.000 – Rp 1.650.000 sebanyak 12 orang responden atau 40%, lebih tinggi sekitar 13% dari responden yang

Gambar 4. 4


(18)

0 2 4 6 8 10 12 14

< Rp 500.000 Rp 500.000 - Rp 1.000.000

Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000

Rp 1.500.000 - Rp 1.650.000

Jumlah Responden

Kelas Pendapatan

memiliki pendapatan Rp 500.000 – Rp 1.000.000, yang diwakili oleh 8 orang atau sekitar 26% dari jumlah total responden.

4.1.6. Kepemilikan Tabungan BRI

Responden yang diteliti merupakan responden yang didapat dengan metode Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Dimana salah satu keriteria nya adalah memiliki tabungan di Bank Rakyat Indonesia, oleh karena itu kepemilikan tabungan BRI pada responden adalah 100%.

4.1.7. Pengetahuan Mengenai Gerakan Indonesia Menabung

Sesuai dengan metode Purposive Sampling yang diterapkan penulis, maka pengetahuan akan Gerakan Indonesia Menabung juga mutlak diperlukan sebagai kriteria. Maka pengetahuan mengenai GIM pada responden adalah 100%.

Gambar 4. 5


(19)

1.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu instrumen penelitian yang baik harus memiliki tingkat validitas serta reliabiltas yang tinggi. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen penelitian tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Dalam kuesioner yang dibuat, ada 18 pernyataan yang harus dijawab sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dari responden. Uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan dengan SPSS akan menunjukkan pernyataan yang valid dengan mengukur jawaban dari 10 responden diluar sampel.

Nilai r-tabel untuk N=30; df=28; tingkat signifikansi=5% adalah 0.374. Dari tabel 4.1 dibawah dapat dilihat bahwa beberapa butir pernyataan memiliki

r-hitung>r-tabel, menandakan bahwa pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan

pada penelitian. Akan tetapi pernyataan yang tidak valid karena r-hitung<r-tabel akan di-drop agar tidak mengganggu pengukuran. Dalam tabel di bawah, pernyataan yang tidak valid dicetak tebal (bold). Tiap pernyataan yang valid memiliki Cronbach’s Alpha>r-tabel yang menandakan bahwa masing-masing pernyataan dapat dikatakan reliabel.

Berikut merupakan tabel output hasil uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan SPSS 20:


(20)

Tabel 4. 1

Hasil Uji Validitas dan Uji Relibialitas

No. Variabel r-hitung Cronbach's

Alpha 1 Memiliki tabungan adalah hal penting bagi Anda 0.398 0.733 2 Menabung di bank lebih baik daripada menabung di

rumah.

0.541 0.657

3 Prosedur menabung di bank cukup mudah dipahami oleh masyarakat

0.287 0.651

4 BRI merupakan pilihan utama Anda dalam menentukan bank tempat Anda menabung

0.587 0.631

5 BRI memberikan respon yang baik terhadap masyarakat yang ingin membuka tabungan.

0.222 0.664

6

Kehadiran BRI di kecamatan Anda membuat masyarakat (khususnya Anda) menjadi lebih giat dalam menabung.

0.579 0.634

7 Anda selalu berusaha menyisihkan uang untuk menabung.

0.303 0.650

8 Anda selalu berusaha menyisihkan sebagian pendapatan anda untuk menabung.

0.085 0.695

9 Anda menabung di BRI karena lokasi kantor unit BRI cabang Medan Johor strategis.

0.414 0.623 10 Anda menabung di BRI karena pengaruh iklan di

media massa, baik media cetak atau digital.

0.404 0.634 11 Anda menabung di BRI karena BRI memberikan

respons dan pelayanan yang baik pada Anda

0.486 0.580

12

Anda menabung di BRI karena produk / jenis tabungan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan Anda.

-0.08 0.669

13 Anda menabung di BRI karena fasilitas fisik BRI (gedung , ATM) baik.

0.500 0.565 14 Program GIM telah disosialisasikan dengan baik. 0.552 0.734 15 Program GIM sudah berjalan dengan baik di

masyarakat.

0.535 0.740 16 Program GIM memiliki manfaat bagi masyarakat

secara umum.

0.640 0.705 17 Program GIM mempengaruhi minat anda menabung

di bank.

0.583 0.724 18 Setelah mengetahui program GIM, anda menjadi

lebih sering menabung di bank.

0.446 0.768 Sumber : Data Primer (Diolah)


(21)

1.7 Kesadaran Masyarakat Menengah Ke Bawah Menabung pada Bank Rakyat Indonesia

4.3.1. Pentingnya Memiliki Tabungan Bagi Masyarakat

Kesadaran masyarakat untuk menabung pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) dapat mulai dilihat dengan sikap masyarakat akan pentingnya memiliki tabungan. Data primer dari pernyataan yang bertujuan mengetahui hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2

Persepsi Responden Mengenai Pentingnya Memiliki Tabungan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya ada satu responden yang menjawab ragu-ragu atas pernyataan yang diajukan. Sementara sebanyak 19 orang atau sekitar 64% responden menjawab setuju, diikuti 10 responden yang menjawab sangat setuju. Maka didapat rata-rata jawaban bernilai 4,3, yang bisa dikatakan bahwa responden sangat setuju akan pernyataan pentingnya masyarakat memiliki tabungan.

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Ragu-ragu 1 3

4 Setuju 19 64

5 Sangat Setuju 10 33


(22)

4.3.2. Keutamaan Menabung di Bank

Bank menawarkan kelebihan-kelebihan tertentu dalam hal tabungan jika dibandingkan dengan menabung di rumah. Dalam butir pernyataan kuesioner yang kedua, akan dapat diketahui pandangan masyarakat mengenai hal ini, yakni sebagai berikut:

Tabel 4.3

Persepsi Responden Mengenai Keutamaan Menabung di Bank Dibandingkan di Rumah

Dari tabel diatas dapat dilihat ada satu responden yang tidak setuju mengenai pernyataan tersebut. Sementara 11 responden menjawab ragu-ragu, dan 3 responden menjawab sangat setuju. Jawaban responden didominasi jawaban setuju yaitu sebanyak 15 orang atau 50% dari jumlah responden. Setelah itu didapatkan hasil perhitungan rata-rata dari seluruh jawaban responden yaitu sebesar 3,6, yang artinya sebagian besar responden setuju bahwa kegiatan menabung akan lebih baik jika dilakukan di bank.

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 1 3

3 Ragu-ragu 11 37

4 Setuju 15 50

5 Sangat Setuju 3 10


(23)

4.3.3. Keutamaan BRI Sebagai Bank Pilihan Masyarakat

Bank Rakyat Indonesia (BRI) hadir di berbagai kecamatan di Indonesia sebagai salah satu pilihan dari banyaknya bank baik negeri maupun swasta yang ada di Indonesia. Seberapa besar kecenderungan masyarakat memilih BRI sebagai bank pilihannya dapat diketahui dengan jawaban responden berikut:

Tabel 4.4

Persepsi Responden Mengenai BRI Sebagai Bank Pilihan Utama Masyarakat

Dari tabel diatas ada 3 responden tidak setuju BRI sebagai bank tempat pilihan utama untuk menabung. Sementara 11 responden menjawab ragu-ragu dan 3 responden menjawab sangat setuju. Jawaban responden didominasi jawaban setuju yaitu sebanyak 13 orang atau sekitar 43% dari total jumlah responden. Dari data tersebut dapat dihitung rata-rata jawaban responden berjumlah 3,5, yang artinya sebagian besar responden setuju bahwa BRI adalah pilihan utama mereka untuk menabung.

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 3 10

3 Ragu-ragu 11 37

4 Setuju 13 43

5 Sangat Setuju 3 10


(24)

4.3.4. Kesadaran Masyarakat Untuk Lebih Giat Menabung Dengan Adanya BRI

Setelah hadirnya BRI di kecamatan Medan Johor, perlu diketahui bagaimana kesadaran masyarakat sekitar untuk menabung di BRI, yang dapat dilihat dari data berikut:

Tabel 4.5

Persepsi Responden Mengenai Kesadaran Menabung Dengan Adanya BRI

Dapat dilihat dari tabel diatas, bahwa pilihan setuju yang paling banyak dipilih, yaitu oleh 15 orang atau 50% dari jumlah responden. Sementara 11 responden lebih memilih ragu-ragu, 3 responden sangat setuju, dan 1 responden tidak setuju. Tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, baik di pernyataan ini ataupun tiga pernyataan sebelumnya. Dengan data diatas didapat rata-rata jawaban responden bernilai 3,6, yang artinya masyarakat yang diwakili oleh jawaban responden menjawab setuju bahwa dengan adanya kantor cabang BRI di Kecamatan Medan Johor membuat mereka menjadi lebih giat menabung.

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 1 3

3 Ragu-ragu 11 37

4 Setuju 15 50

5 Sangat Setuju 3 10


(25)

Setelah melihat hasil penelitian dalam tabel-tabel yang disajikan dalam bahasan diatas, maka pembahasan mengenai perumusan masalah yang menjadi alasan penelitian akan lebih mudah dilakukan. Diketahui bahwa responden yang mewakili populasi masyarakat menengah ke bawah sangat setuju akan pentingnya menabung, terutama di bank. Hal ini mengindikasikan bahwa kesadaran masyarakat untuk menabung pada lembaga perbankan ternyata sudah cukup baik, yang dapat dilihat dari rata-rata jawaban responden lebih banyak menjawab setuju dari seluruh pernyataan, yakni 51.6% dibandingkan pilihan lain.

Tabel 4.6

Rekapitulasi Data Jawaban Kuesioner Bagian 1 Mengenai Kesadaran Masyarakat Menabung di BRI Kesadaran Masyarakat

Menabung di BRI STS TS R S SS Mean

1. Memiliki tabungan adalah hal penting bagi Anda

0 0 1 19 10 4,3

2. Menabung di bank lebih baik daripada menabung di rumah.

0 1 11 15 3 3,6

3. BRI merupakan pilihan utama Anda dalam menentukan bank tempat Anda menabung

0 3 11 13 3 3,5

4. Kehadiran BRI di kecamatan Anda membuat masyarakat (khususnya Anda) menjadi lebih giat dalam menabung.

0 1 11 15 3 3,6

Persentase Keseluruhan Item Pernyataan 0 (0/120= 0%) 5 (5/120= 4,1%) 34 (34/120= 28,3%) 62 (62/120= 51,6%) 19 (19/120= 15,8%)


(26)

Kesadaran akan pentingnya memiliki tabungan ternyata menjadi faktor penentu akan sikap masyarakat terhadap menabung, karena nilai rata-rata jawaban responden mengenai hal ini adalah yang paling tinggi dibandingkan jawaban lain, yakni sebesar 4,3 dari skala 5. Dari jawaban rata-rata responden pada pernyataan 3 dan 4, responden yang telah diketahui memiliki pemahaman yang baik pada perbankan ternyata setuju pada pernyataan BRI merupakan pilihan utama untuk menabung. Menabung juga lebih giat dilakukan dengan adanya Bank Rakyat Indonesia yang hadir di tengah masyarakat Medan Johor. Pernyataan responden tertuang dalam nilai rata-rata pernyataan 3 dan 4 berturut-turut sebesar 3,5 dan 3,6 dari skala 5. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saputri (2012) yang memaparkan bahwa pemahaman mengenai bank berpengaruh signifikan terhadap keputusan menabung.

1.8 Motif Masyarakat Menengah Ke Bawah di Kecamatan Medan Johor Untuk Menabung di Bank Rakyat Indonesia

4.4.1. Kantor BRI Cabang Medan Johor yang Strategis

Salah satu faktor yang dipertimbangkan penulis untuk diukur dengan butir pernyataan kuesioner yaitu letak kantor cabang BRI. Kantor Cabang BRI di Kecamatan Medan Johor sendiri terletak di jalan Karya Jaya No. 256, Gedung Johor, dengan lima unit mesin ATM yang tersebar di sekitar kawasan Medan Johor. Berikut rincian jawaban responden:


(27)

Tabel 4.7

Persepsi Responden Mengenai Letak Kantor Cabang BRI Strategis

Dari data tabel diatas terlihat lebih dari separuh responden memilih jawaban setuju yakni ada 20 orang atau sekitar 67% dari jumlah responden. Sementara sangat setuju dipilih 6 responden, diikuti 3 responden untuk jawabn ragu-ragu dan hanya 1 responden menjawab tidak setuju. Nilai rata-rata dari jawaban responden atas pernyataan ini berjumlah 4,03, yang dapat dikategorikan setuju bahwa kantor BRI cabang Medan Johor berlokasi dengan strategis bagi masyarakat yang ingin menabung.

4.4.2. Pengaruh Iklan di Media Massa

Iklan di media massa, baik cetak maupun elektronik adalah sebuah alat bagi badan usaha yang bertujuan untuk menarik pelanggan, atau dalam dunia perbankan disebut nasabah. Pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner mengenai hal ini akan diketahui dengan melihat data primer sebagai berikut:

Tabel 4.8

Persepsi Responden Mengenai Iklan BRI

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 1 3

3 Ragu-ragu 3 10

4 Setuju 20 67

5 Sangat Setuju 6 20


(28)

di Media Massa

Ternyata dari jawaban responden seperti terlihat diatas, sebanyak 13 orang atau 50% dari total responden menjawab ragu-ragu, sementara sisanya 11 responden menjawab setuju, 3 responden menjawab sangat setuju, dan 1 responden menjawab tidak setuju. Nilai rata-rata dari pernyataan ini adalah 3,5, yang artinya sebagian besar masyarakat setuju bahwa selain dari faktor lokasi dalam pernyataan sebelumnya, iklan juga mempengaruhi mereka untuk menabung di BRI.

4.4.3. Respons dan Pelayanan yang Baik dari Petugas BRI

Respons dan pelayanan yang baik tentunya merupakan sebuah nilai tersendiri di mata nasabah. Pernyataan berikutnya dimaksudkan untuk mengukur apakah respons dan pelayanan BRI dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan jasa perbankan merupakan sebuah motif yang kuat untuk menabung di BRI.

Tabel 4.9

Persepsi Responden Mengenai Respons

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 1 3

3 Ragu-ragu 15 50

4 Setuju 11 37

5 Sangat Setuju 3 10


(29)

dan Pelayanan Petugas BRI

Seperti terlihat pada tabel diatas, ada 19 orang atau sekitar 64 % dari jumlah responden yang menjawab setuju. Sementara 6 responden menjawab sangat setuju, 5 responden menjawab ragu-ragu. Tidak ada responden menjawab tidak setuju atau sangat tidak setuju. Nilai rata-rata dari penyataan ini adalah 4,03 yang mengindikasikan bahwa masyarakat menabung di BRI karena mendapatkan respons dan pelayanan yang baik dan sesuai etika yang berlaku saat melakukan kegiatan perbankan.

4.4.4. Fasilitas Fisik BRI (Gedung, ATM) Tersedia dengan Baik

Fasilitas fisik seperti gedung kantor dan unit ATM tentunya mutlak diperlukan untuk memudahkan kelancaran kegiatan perbankan. Data primer yang sudah diolah berikut menunjukkan seberapa besar motif ini mempengaruhi masyarakat yang diwakili oleh responden untuk menabung di BRI.

Tabel 4.10

Persepsi Responden Mengenai Fasilitas

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Ragu-ragu 5 6

4 Setuju 19 64

5 Sangat Setuju 6 20


(30)

Fisik BRI

Dari tabel diatas didapatkan data bahwa 16 orang atau sekitar 54% dari jumlah responden menjawab setuju, sementara 8 responden menganggap kondisi fasilitas fisik BRI merupakan hal utama yang mempengaruhi mereka menabung dengan memilih sangat setuju. 6 responden lain memilih menjawab ragu-ragu. Dari data tersebut dapat dihitung rata-rata dari jawaban responden adalah 4.07, yang berarti mayoritas responden setuju bahwa fasilitas fisik BRI seperti gedung dan ATM yang tersedia dengan baik menjadi salah satu motif yang membuat mereka menabung di BRI.

Ada empat faktor pribadi yang dipilih sebagai motif bagi masyarakat menengah ke bawah untuk menabung di BRI, yakni lokasi, iklan, pelayanan, dan ketersediaan fasilitas fisik. Dengan data yang ada, didapat rata-rata jawaban responden adalah setuju dengan faktor-faktor pribadi yang menjadi motif bagi mereka untuk menabung, yakni sebesar 55% dari total jawaban responden. Jika melihat keseluruhan nilai rata-rata dari butir pernyataan, didapati ternyata ketersediaan fasilitas fisik BRI merupakan faktor yang terpenting bagi masyarakat

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Ragu-ragu 6 20

4 Setuju 16 54

5 Sangat Setuju 8 26


(31)

untuk menentukan menabung di BRI, yaitu dengan nilai 4,07. Sementara lokasi kantor yang strategis serta respons dan pelayanan yang baik dari petugas BRI menjadi faktor pilihan selanjutnya dengan nilai masing-masing sama yaitu 4,03. Iklan media massa ternyata menjadi faktor terendah bagi masyarakat untuk menabung di BRI, jika dibandingkan faktor lain, dengan jawaban responden rata-rata hanya bernilai 3,5.

Tabel 4.11

Rekapitulasi Data Jawaban Kuesioner Bagian 2 Mengenai Motif Menabung di Bank BRI pada Masyarakat

B.2. Motif Menabung di

BRI pada Masyarakat STS TS R S SS Mean

1. Anda menabung di BRI karena lokasi kantor BRI cabang Medan Johor yang strategis.

0 1 3 20 6 4.03

2. Anda menabung di BRI karena pengaruh iklan di media massa, baik media cetak atau digital.

0 1 15 11 3 3.53

3. Anda menabung di BRI karena BRI memberikan respons dan pelayanan yang baik dan sesuai dengan etika yang berlaku di masyarakat.

0 0 5 19 6 4.03

4. Anda menabung di BRI karena fasilitas fisik BRI (gedung , ATM) tersedia dengan baik.

0 0 6 16 8 4.07

Persentase Keseluruhan Item Pernyataan 0 (0/120= 0%) 2 (2/120 = 1,6%) 29 (29/120 = 24.1%) 66 (66/120 = 55%) 23 (23/120 = 19,1%)

Melalui perhitungan dari seluruh item pernyataan didapati bahwa masyarakat setuju bahwa keempat faktor yang ada pada item pernyataan kuesioner


(32)

mempengaruih motif menabung mereka, dengan nilai rata-rata persentase 55% masyarakat menjawab setuju.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Saputri (2012) yang menunjukkan selain adanya faktor pemahaman, ternyata faktor pribadi juga berpengaruh terhadap keputusan menabung. Begitupula dengan penelitian dari Pramana (2012) yang memaparkan lebih rinci ada lima faktor pribadi yang menjadi pertimbangan calon nasabah sebelum menabung, yaitu: lokasi, pendidikan, produk, domisili, dan usia. Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian antara penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian sebelumnya yang menjadi bahan rujukan, yakni pengaruh beberapa faktor pribadi seperti nyamannya fasilitas atau lokasi dan pelayanan masih merupakan suatu persoalan yang menjadi pertimbangan masyarakat untuk menabung di BRI.

1.9 Persepsi Masyarakat Menengah Ke Bawah Mengenai Program Gerakan

Indonesia Menabung di Kecamatan Medan Johor

4.5.1. Sosialisasi Program Gerakan Indonesia Menabung (GIM)

Untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai program Gerakan Indonesia Menabung (GIM), perlu pula diketahui apakah GIM sendiri telah disosialisasikan dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Hal ini tentunya penting untuk diketahui karena sosialisasi merupakan sebuah sarana untuk mengenalkan suatu program yang akan dijalankan.


(33)

Tabel 4.12

Persepsi RespondenMengenai Keberhasilan Sosialisasi Program Gerakan Indonesia Menabung

Dari tabel diatas, jawaban responden yang paling banyak adalah ragu-ragu yaitu 13 orang atau 44% dari jumlah responden. Lalu tidak setuju dipilih oleh 9 responden. Sementara setuju hanya dipilih 8 responden saja. Dari data tersebut didapat rata-rata jawaban responden bernilai 2,9, yang artinya masyarakat masih ragu-ragu bahwasanya program GIM telah disosialisasikan dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Bahkan jika melihat data yang ada, ada lebih banyak responden yang menjawab tidak setuju daripada setuju bahwa program GIM telah disosialisasikan dengan baik.

4.5.2. Keberlangsungan GIM di Masyarakat

Gerakan Indonesia Menabung sudah berjalan lebih dari 5 tahun semenjak pertama kali peluncurannya pada Februari 2010, yang mana program ini merupakan lanjutan dari program Ayo ke Bank yang terlebih dahulu di selenggarakan BI. Setelah berlangsung beberapa tahun, perlu adanya pengukuran pada sampel populasi mengenai kesinambungan

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 9 30

3 Ragu-ragu 13 44

4 Setuju 8 26

5 Sangat Setuju 0 0


(34)

program GIM ini. Berikut adalah data primer dari butir pernyataan yang membahas masalah tersebut:

Tabel 4.13

Persepsi Responden Mengenai Keberlangsungan Program GIM

Dari data yang telah dikumpulkan dari responden, sebanyak 14 responden atau 47% dari total responden menjawab ragu-ragu 9 responden menjawab tidak setuju dan 6 responden menjawab setuju. Sementara ada 1 responden yang merasa sangat tidak setuju bahwasanya program GIM telah berlangsung dengan baik. Nilai rata-rata dari jawaban responden adalah 2,8, sehingga dapat dikatakan masyarakat masih ragu-ragu mengenai keberlangsungan program GIM, apakah sudah berjalan baik atau tidak.

4.5.3. GIM Memberikan Manfaat Pada Masyarakat

Sebuah program tentunya memiliki manfaat tertentu untuk dijalankan. Begitupula GIM, yang memiliki tujuan meningkatkan kesadaran pelajar dan masyarakat akan pentingnya kebiasaan menabung sejak usia dini. Untuk itu pernyataan berikutnya mencoba mengukur

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 1 3

2 Tidak Setuju 9 30

3 Ragu-ragu 14 47

4 Setuju 6 20

5 Sangat Setuju 0 0


(35)

apakah keberadaan program GIM akan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat. Berikut ini adalah data primer yang telah dikumpulkan:

Tabel 4.14

Persepsi Responden Mengenai Manfaat dari Program GIM

Dari tabel diatas didapati 14 responden menjawab setuju jika GIM akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Sementara 11 responden menjawab ragu-ragu, 3 menjawab sangat setuju dan 2 menjawab tidak setuju. Setelah dicari nilai rata-ratanya, maka didapati angka 3,6, yang mengindikasikan masyarakat merasa setuju bahwa Program GIM bermanfaat bagi masyarakat.

4.5.4. GIM Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk Menabung

Sesuai dengan tujuan dari GIM yang telah dibahas sebelumnya, maka diperlukan suatu pengukuran apakah GIM telah mempengaruhi minat masyarakat dalam menabung, yang hasilnya diwakili oleh jawaban responden dalam data kuesioner sebagai berikut:

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 2 6

3 Ragu-ragu 11 37

4 Setuju 14 47

5 Sangat Setuju 3 10


(36)

Tabel 4.15

Persepsi Responden Mengenai Minat Menabung

Setelah Adanya Program GIM

Dari data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner, maka didapat hasilnya masing-masing 11 responden menjawab ragu-ragu dan setuju dengan persentase masing-masing 37%. Sementara sisanya 5 responden menjawab sangat setuju dan 3 menjawab tidak setuju. Dengan data diaats, didapat rata-rata jawaban responden sebesar 3,6. Dapat dikatakan sebagian besar sampel masyarakat menengah ke bawah setuju bahwa program GIM telah mempengaruhi minat mereka untuk menabung.

4.5.5. GIM Membuat Masyarakat Lebih Giat Menabung

Setelah adanya program GIM ditengah masyarakat, tentuya Bank Indonesia sebagai penyelenggara Gerakan Indonesia Menabung memiliki harapan kebiasaan menabung masyarakat semakin berkembang, yang artinya masyarakat dari segala lapisan akan lebih giat dalam menyisihkan pendapatannya dan mempercayakan tabungannya pada lembaga perbankan. Untuk itu butir terakhir pernyataan kuesioner penelitian dimaksudkan untuk mengukur berapa besar antusiasme masyarakat untuk lebih giat

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 3 9

3 Ragu-ragu 11 37

4 Setuju 11 37

5 Sangat Setuju 5 17


(37)

menabung dilihat dari jawaban kuesioner yang telah diberikan, dengan data hasil sebagai berikut:

Tabel 4.16

Persepsi Responden Mengenai Lebih Giatnya

Masyarakat Dalam Menabung Dengan Adanya Program GIM

Dari data diatas, yang paling banyak dijawab oleh responden adalah pilihan jawaban ragu-ragu dengan 13 responden atau sekitar 47%. Sedangkan setuju dijawab 11 responden, tidak setuju 4 responden, dan sangat setuju 1 responden. Nilai rata-rata jawaban responden adalah 3,3. Dapat dikatakan bahwa masyarakat yang diwakilkan oleh responden, setuju dengan adanya GIM, mereka lebih giat dalam menabung.

Gerakan Indonesia Menabung (GIM) tentunya menjadi perhatian utama dalam penelitian ini. Penulis mendapatkan hasil ternyata GIM belum berlangsung ataupun disosialisasikan dengan cukup baik di tengah masyarakat. Hal ini dapat disimpulkan dari rata-rata persentase jawaban responden yang paling tinggi berada pada posisi ragu-ragu, yakni sebesar 57,5%. Sementara jika dilihat dari gerakan pendahulu dari GIM, yaitu Ayo ke Bank juga dinilai oleh Rosannia (2009) masih rendah tingkat pemahamannya ditengah masyarakat. Hal ini merupakan suatu

No. Jawaban frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 4 13

3 Ragu-ragu 14 47

4 Setuju 11 37

5 Sangat Setuju 1 3


(38)

indikasi masih adanya kelemahan dalam program yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, baik itu program Ayo Ke Bank maupun Gerakan Indonesia Menabung. Lebih lanjut, masyarakat masih ragu-ragu akan sosialisasi program GIM, dengan rata-rata jawaban responden sebesar 2,9. Keberhasilan program GIM juga masih dipertanyakan, melihat hasil nilai rata-rata dari jawaban responden adalah 2,8 dari skala 5. Untuk lebih jelasnya, berikut tabel rekapitulasi data pada pernyataan kuesioner bagian ketiga:

Tabel 4.17

Rekapitulasi Data Jawaban Kuesioner Bagian 3

Mengenai Persepsi Gerakan Indonesia Menabung pada Masyarakat

B.3. Persepsi GIM pada

Masyarakat STS TS R S SS Mean

1. Program GIM telah disosialisasikan dengan baik.

0 9 13 8 0 2.97

2. Program GIM sudah berjalan dengan baik di masyarakat.

1 9 14 6 0 2.83

3. Program GIM memiliki manfaat bagi masyarakat secara umum.

0 2 11 14 3 3.60

4. Program GIM

mempengaruhi minat anda menabung di bank.

0 3 11 11 5 3.60

5. Setelah mengetahui program GIM, anda menjadi lebih sering menabung di bank.

0 4 14 11 1 3.30

Persentase Keseluruhan Item Pernyataan 1 (1/120= 0.83%) 27 (27/120 = 22,5%) 69 (69/120 = 57,5%) 50 (50/120 = 41,6%) 9 (9/120 = 7,5%)


(39)

Meskipun begitu, masyarakat menyetujui bahwa program GIM memiliki manfaat bagi masyarakat secara umum (pernyataan ketiga dengan mean 3,6). Manfaat ini tertuang dalam poin selanjutnya yakni program GIM mempengaruhi minat masyarakat yang telah mengetahui program GIM untuk menabung di bank serta membuat mereka menjadi lebih giat menabung di bank, dengan mean masing-masingnya 3,6 dan 3,3.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, analisis, dan pembahasan yang sudah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Masyarakat menengah ke bawah yang diwakili oleh responden merasa sangat penting untuk memiliki tabungan. Artinya kesadaran mengenai hal ini ternyata tidak hanya dimiliki oleh lapisan masyarakat yang memiliki pendapatan di level yang lebih tinggi, melainkan seluruh lapisan masyarakat hingga kepada masyarakat menengah ke bawah sudah memahami bahwa tabungan itu penting. Sampel yang juga merupakan nasabah BRI membenarkan bahwa dengan adanya BRI mereka menjadi lebih giat menabung. Hal ini mengindikasikan BRI telah berhasil dalam upaya memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk lebih giat menabung sebagai bentuk kesadaran pribadi masyarakat.

2. Motif yang paling penting bagi masyarakat untuk mempercayakan BRI sebagai pilihan bank tempat dilaksanakannya kegiatan perbankan mereka adalah ketersediaan fasilitas fisik BRI yang baik dan memadai. Sementara iklan di media massa ternyata tidak berpengaruh banyak bagi masyarakat.

3. Gerakan Indonesia Menabung (GIM) masih menyisakan keragu-raguan pada masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi


(41)

dan keseriusan dari Bank Indonesia selaku penyelenggara utama dari program GIM di tengah masyarakat, sehingga informasi mengenai GIM tidak sampai ke masyarakat secara maksimal. Meskipun demikian, masyarakat yang mengenal GIM menyetujui bahwasanya GIM sesungguhnya bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan bahkan mempengaruhi minat mereka untuk menabung serta membuat mereka lebih giat menabung.

5.2. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat memberikan saran yaitu:

1. Untuk Bank Indonesia selaku penyelenggara program GIM, perlunya keseriusan Bank Indonesia untuk mewujudkan salah satu fungsinya yakni sebagai pengatur kebijakan moneter dengan lebih menggencarkan program-program yang sejenis dengan Gerakan Indonesia Menabung. demi mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya tabungan.

2. Untuk masyarakat menengah ke bawah, perlunya pemahaman yang lebih lanjut mengenai program-program pemerintah ataupun pihak terkait yang ditujukan kepada mereka yang mana semata-mata dijalankan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup seluruh lapisan masyarakat. Tentunya hal ini dapat bersinergi dengan maksimal apabila program-program tersebut dijalankan dengan


(42)

baik oleh penyelenggara, dan juga disambut dengan baik pula oleh objek sasaran, dalam hal ini seperti Gerakan Indonesia Menabung dan kesadaran masyarakat dalam menabung.

3. Untuk Bank Rakyat Indonesia, penulis menyarankan untuk lebih meningkatkan kualitas dari semua lini, agar masyarakat lebih tertarik untuk menabung di BRI.

4. Untuk peneliti lain yang mempunyai rumusan permasalahan yang serupa, maka penulis menyarankan untuk lebih memberi perhatian pada motif-motif masyarakat untuk menabung, serta diperlukan kajian yang lebih mendalam untuk mendefinisikan masyarakat menengah ke bawah, dikarenakan fluktuasi kondisi ekonomi Indonesia yang mungkin terjadi akan mengaburkan definisi yang sesungguhnya di lapangan mengenai kondisi masyarakat menengah ke bawah.


(43)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tabungan

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menjalankan berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya. Bermacam kegiatan tersebut tak bisa dipisahkan dari aspek-aspek ekonomis. Setiap rumah tangga secara rutin akan mengeluarkan sejumlah pengorbanan, baik dari waktu maupun penghasilan untuk mencapai pemenuhan kebutuhan yang didasari pada pengalaman dan ekspektasi sehari-hari. Akan tetapi terkadang ada beberapa hal yang tak diduga yang bisa saja memaksa untuk mengorbankan lebih dari yang rumah tangga tersebut biasa hadapi sehari-hari, dikarenaka sifatnya yang datang tiba-tiba dan tidak terduga, seperti misalnya bencana, penyakit atau kebutuhan mendadak lainnya.

Untuk itu, rumah tangga yang baik, bahkan bisa dibilang individu yang baik harusnya sudah siap sedia mengantisipasi hal tersebut. Salah satu caranya tentunya dengan menyediakan dana yang telah disisihkan sebelumnya dari penghasilan. Sisihan dana ini kita kenal dengan nama tabungan.

Chandler (1962) mengemukakan bahwa tabungan pribadi adalah sebagian dari pendapatan pribadi yang tersedia dan tidak dibelanjakan untuk konsumsi. Sementara menurut Bank Indonesia (2010) menabung adalah menyisihkan uang untuk diakumulasikan guna mencapai target dana tertentu supaya kelak bisa dipakai untuk tujuan tertentu di masa yang akan datang.


(44)

Menurut Keynes (1936) ada 8 motif yang berbeda dalam menabung yaitu :

a. Precaution (tindakan pencegahan), berimplikasi pada menambah cadangan

untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga;

b. Foresight (tinjauan masa depan), untuk mengantisipasi perbedaan antara

pendapatan dengan pengeluaran belanja di masa depan (the life-cycle

motive);

c. Calculation (perhitungan), ingin memperoleh keununtungan (bunga uang);

d. Improvement (perbaikan), meningkatkan standar hidup untuk waktu yang

lama;

e. Independence (kebebasan), menunjukkan adanya kebutuhan akan

kebebasan dan memiliki kekuasaan untuk melakukan sesuatu;

f. Enterprise (usaha), adanya kebebasan untuk menanamkan uang ketika ia

memungkinkan (mendukung);

g. Pride (kebanggaan), lebih tertuju pada menempatkan uang untuk ahli waris

(the bequest motive);

h. Avarice (keserakahan harta) atau kekikiran yang sesungguhnya.

Sedangkan menurut Sumarni (1996), terdapat beberapa faktor yang menentukan keputusan seseorang untuk menabung, yaitu:

a. Produk

Produk tabungan merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap keputusan menabung dimana produk ini harus sesuai dengan kebutuhan konsumen.


(45)

b. Promosi

Promosi merupakan suatu penawaran yang diberikan oleh pihak penyedia jasa kepada nasabah untuk membuat nasabah tertarik untuk menabung. c. Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan salah satu factor yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan yang prima akan membuat nasabah semakin tertarik untukmenabung pada lembaga tersebut.

d. Lokasi

Lokasi yang dekat, dan mudah dijangkau membuat nasabah semakin tertarik untuk menabung.

Berdasarkan Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Dari sisi perbankan, Affif, Aripurnomo, Setiawati, Savitri, dan Mulyana (1996) menuturkan bahwa tabungan merupakan salah satu sumber bagi bank untuk menghimpun dana masyarakat, dipergunakan untuk kegiatan opersional aktif bagi suatu bank untuk memperoleh pendapatan. Kasmir (2012) mendefinisikan tabungan sebagai simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).


(46)

Sementara Samuelson dan Nordhaus (2004) menjelaskan lebih terperinci dan matematis dalam buku Ilmu Makroekonomi-nya, diawali dengan memberikan penjelasan melalui kurva fungsi konsumsi. Sebagaimana ditampilkan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Fungsi Konsumsi

Sumber : Samuelson-Nordhaus, 2004

Garis dengan titik A – G merupakan fungsi konsumsi. Garis horizontal merupakan tingkat pendapatan setelah pajak (disposable income = DI). Garis 45° menunjukkan apakah pengeluaran konsumsi sama dengan, atau lebih besar daripada, atau lebih kecil daripada tingkat pendapatan setelah pajak.

Garis 45° menunjukkan kepada kita bahwa ke arah kiri dari titik B, rumahtangga membelanjakan lebih banyak daripada pendapatannya, sehingga


(47)

jumlah tabungan adalah 0. Sementara jika rumahtangga tersebut memiliki

disposable income yang semakin tinggi, maka fungsi konsumsi berada dibawah

garis 45° . Jarak vertikal antara fungsi konsumsi dengan garis 45° inilah yang kemudian menjadi tabungan.

Lebih lanjut, Samuelson-Nordhaus memaparkan bahwa fungsi tabungan diperoleh dengan mengurangi konsumsi dari pendapatan setelah pajak, yang dijelaskan dalam gambar berikut bahwa fungsi tabungan merupakan bayangan terbalik dari fungsi konsumsi.

Gambar 2.2

Fungsi Tabungan Merupakan Bayangan Terbalik Fungsi Konumsi

Sumber : Samuelson-Nordhaus, 2004

Apa yang tidak dibelanjakan oleh rumah tangga, itulah yang disebut dengan tabungan. Kita bisa melihat secara manual dari gambar, bahwa semakin


(48)

tinggi pendapatan, maka akan semakin tinggi pula tabungan, atau yang kita kenal dengan nama Marginal Propensity to Save.

Heilbroner (1968) berpendapat, menabung adalah tindakan yang dilakukan masyarakat dengan melepaskan sumber daya yang dahulunya mungkin digunakan untuk konsumsi, sehingga membuatnya tersedia untuk aliran dana bagi pertumbuhan modal. Ia juga melanjutkan, menabung menimbulkan dilema. Di satu sisi, tabungan akan merusak circular flow dan menciptakan demand gap. Tapi di sisi lain, jika tidak ada tabungan maka tidak ada investasi. Dan jawaban dari dilema tersebut adalah menabung –yang merupakan hal penting dari pertumbuhan, haruslah digantikan dengan pengeluaran tambahan dari sektor lain melebihi pendapatannya.

Uang yang ditabung oleh masyarakat akan kembali lagi dalam bentuk pembiayaan kredit untuk masyarakat, baik perorangan maupun dalam lingkup badan usaha. Simorangkir, (2004), menjelaskan siklus uang ditinjau dari segi tabungan masyarakat dapat dipahami dengan tahap-tahap:

1. Tabungan disimpan di bank berupa giro, deposito, dan tabungan. 2. Tabungan ini disalurkan oleh bank kepada perusahaan berupa kredit.

3. Kredit yang diterima oleh perusahaan-perusahaan dipergunakan untuk membiayai produksi. Uang kredit (pinjaman) ini jika tidak dibutuhkan oleh perusahaan maka akan dikembalikan ke bank.

4. Tabungan masyarakat disimpan berupa giro, deposito dan tabungan. Akan tetapi, dapat juga dibelikan surat-surat berharga.


(49)

5. Pembelian surat-surat berharga, yaitu saham, obligasi, dan lain-lain biasanya dilakukan melalui pasar modal (bursa saham) yang menerima dari perusahaan yang menerbitkan surat berharga.

6. Bursa saham (security exchange) menerima uang tabungan dari masyarakat, kemudian menyerahkan surat-surat berharga.

7. Surat-surat berharga diserahkan kepada masyarakat.

8. Hasil penjualan surat-surat berharga diterima oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga tersebut. Hasil penjualan surat-surat berharga ini berupa uang, dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam proses produksi untuk memperbesar produksi nasional.

Gambar 2.3

Arus Uang Ditinjau dari Segi Tabungan Masyarakat

Sumber : Simorangkir, 2004

Rahman (2011) berpendapat, menabung tidaklah sama dengan investasi, dan memiliki sisi lemah karena bunga tabungan tidak mampu melawan tingginya inflasi. Tabungan atau saving merupakan tindakan menyimpan daya beli untuk


(50)

tujuan jangka panjang. Sementara investasi lebih berorientasi pada penanaman dana atau aset untuk mengalami kenaikan atau menghasilkan dari waktu ke waktu. Sementara Darmawan, (1992) menjelaskan, faktor-faktor yang menentukan saving tergantung secara pasif pada income, sedangkan investasi tergantung pertama-pertama pada faktor-faktor ‘autonomus’ dari perkembangan dinamika.

Faizal (2009) menjelaskan, bahwa masyarakat menabung atau berinvestasi untuk dua sebab, yaitu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa, lalu untuk memenuhi keinginan masyarakat akan barang dan jasa. Sekilas terlihat mirip, akan tetapi ada perbedaan mendasar pada kata kebutuhan dan keinginan. Dimana kebutuhan merupakan sesuatu hajat yang tak bisa ditinggalkan kecuali terpaksa oleh pemiliknya, sementara keinginan lebih kepada minat seseorang akan sesuatu yang belum atau sedang tidak dimilikinya.

Menabung atau saving merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan konsumsi. Menilik hal ini, Boulding (1966) pernah mengoreksi teori Keynes dalam konsep menabung. Ia mengatakan bahwa konsep menabung Keynes yang dituangkan dalam bukunya General Theory, kurang sesuai dengan keadaan dunia ekonomi yang berkembang, dimana Keynes mengatakan saving adalah kelebihan pendapatan terhadap pengeluaran konsumen. Menurutnya, pengeluaran konsumen berbeda dengan konsumsi, yakni lebih mengarah kepada durable goods,dan

household purchases.Boulding sendiri berpendapat, bahwa menabung adalah

kelebihan pendapatan terhadap konsumsi sehari-hari, dimana menabung adalah sebuah proses untuk menentukan bagian mana yang harus di akumulasi dan dikorbankan dari konsumsi seseorang.


(51)

Deliarnov (1995) menerangkan tabungan dimulai dari sisi konsumsi, dimana Konsumsi ( C ) = a + bY, maka C = a jika Y = 0 (pendapatan [Y] tidak ada atau sama dengan 0) . konsumsi sebesar a bisa diperoleh dengan ‘mengorek’ tabungan (dissaving) sebesar –a. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sifat hemat memang baik bagi segilintir orang, sebab dengan adanya tabungan, kita lebih mampu menanggulangi keadaan pada saat ditimpa musibah atau ada pengeluaran mendadak. Tetapi terhadap pendapatan nasional secara keseluruhan dampak sifat hemat ini tidak menguntungkan, sebab dapat menyebabkan berkurangmya konsumsi agregat. Jika pengeluaran agregat berkurang, maka pada giliran selanjutnya menyebabkan pendapatan nasional berkurang.

Akan tetapi, walau bagaimanapun juga menabung merupakan sebuah cerminan sikap perencanaan rumah tangga yang tanggap dalam menjalani kegiatan ekonomi sehari-hari. Dalam perkembangannya dari masa ke masa, tabungan kini tak lagi hanya ada di celengan maupun bawah bantal. Hadirnya perbankan sebagai penyedia jasa keuangan memberikan kemudahan bagi masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah untuk menyisihkan sebagian pendapatannya untuk dialokasikan pada tabungan.

2.2 Masyarakat Menengah Ke Bawah

Seperti yang sudah disinggung pada bagian awal, kelas menengah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia yang merupakan negara berkembang. Easterly (2001) mengatakan, Kelas menengah adalah ukuran yang membedakan keberhasilan pembangunan dari kegagalan. Ia melanjutkan, kelas


(52)

menengah juga berpengaruh terhadap hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi setelah adanya polarisasi budaya dalam sebuah negara.

Birdsall (2007) mendefinisikan middle class atau kelas menengah yaitu orang-orang yang memiliki penghasilan US$ 10/hari atau diatasnya, dan dibawah 90% dari distribusi pendapatan di negaranya. Definisi ini menyiratkan bahwa kelas menengah cenderung absolut pada masyarakat bawah, tetapi bersifat relatif pada masyarakat kelas atas.

Banerjee dan Duflo (2007) mengemukakan, middle class atau kelas menengah adalah orang-orang yang konsumsi perkapita hariannya berkisar antara US$ 2 - US$ 4, atau antara US$ 6 - US$ 10. Masih menurut mereka, Data-data yang ada menitik-beratkan perbedaan dan persamaan antara kelas menenngah dan miskin, juga membantu membedakan berbagai teori mengenai kelas menengah dalam kaitannya dengan proses pembangunan. Ia menambahkan, bahwa satu karakteristik penting dari kelas menengah yaitu mereka lebih cenderung memiliki pekerjaan tetap. Mungkin karena itu, masyarakat menengah punya tingkat kesehatan dan pendidikan anak yang rendah.

Sedangkan Asian Development Bank (ADB) (2010) mendefinisikan kelas menengah melalui ukuran pengeluaran. Yaitu dengan rentang pengeluaran perkapita perhari sebasar US$ 2-20. Rentang inilah yang kini banyak dipakai untuk mengukur jumlah kelas menengah di Indonesia. Rentang pengeluaran perkapita tersebut dibagi lagi ke dalam tiga kelompok yaitu masyarakat kelas menengah bawah (lower middle class) dengan pengeluaran perkapita perhari


(53)

sebesar US$ 2-4 (Rp 780.000 – Rp 1.560.000 / bulan); kelas menengah tengah (middle-middle class) sebesar US$ 4-10 / hari (Rp. 1.560.000 – Rp 3.900.000 / bulan); dan kelas menengah atas (upper-middle class) US$ 10-20 / hari (Rp. 3.900.000 – Rp 7.800.000 / bulan). Definisi ini dianggap yang paling tepat untuk menggambarkan keadaan masyarakat Indonesia.

2.3.Perbankan

2.3.1 Definisi Perbankan

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.Sementara Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Kamus Perbankan yang disusun oleh Kertopati (1980 : 12) mengartikan bank sebagai “badan usaha di bidang keuangan yang menraik uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat teruatama dengan memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”

2.3.2 Jenis – Jenis Bank 1. Bank Sentral

Pertama kali diatur dalam UU No. 11 Tahun 1953 tentang Undang-undang Pokok Bank Indonesia, yang kemudian diganti menjadi UU No. 13 Tahun


(54)

1968 tentang Bank Sentral, Bank Indonesia merupakan Bank Sentral yang dimiliki oleh negara dan merupakan badan hukum. Masih menurut UU No. 13 Tahun 1968, Bank Indonesia mempunyai dua tugas pokok dalam membantu pemerintah, yaitu:

• Mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah

• Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

2. Bank Umum

Bank Umum ialah bank yang dalam usahanya menghimpun dana terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya. di dalam usahanya bank umum terutama memberikan kredit berjangka pendek. Bank Umum dapat dibagi lagi dalam beberapa jenis, yakni :

• Bank Pemerintah

Bank pemerintah adalah bank dimana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah. Contoh bank pemerintah antara lain Bank Mandiri, BNI, dan BRI

• Bank Swasta Nasional

Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta dari dalam negeri. Contoh bank swasta nasional yaitu Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Niaga, dan sebagainya.


(55)

• Bank Asing dan Campuran

Bank asing dan campuran artinya sebagian besar atau bahkan seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak swasta asing. Bank asing biasanya hanya merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, contohnya City Bank, AMRO Bank, dan lain-lain.

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan atau tabungan pada bank lain.

2.4.Gerakan Indonesia Menabung

Kegiatan Edukasi Keuangan dan Kampanye Gerakan Indonesia Menabung (GIM) dicanangkan pada tanggal 20 Februari 2010 oleh Presiden Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia. Pencanangan GIM dilakukan bersamaan dengan peluncuran produk TabunganKu. Sebagai bagian dari pelaksanaan GIM, Bank Indonesia dan perbankan telah melakukan kampanye bersama pada tanggal 27 Juni 2012, dimana pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono telah menetapkan Hari Rabu setiap awal bulan sebagai Hari Rajin Menabung.

Untuk tahun 2013, Bank Indonesia bekerja sama dengan 21 Bank yang bergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Edukasi Keuangan dan TabunganKu serta Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) telah dan akan melaksanakan kampanye GIM pada 9 wilayah di bawah Koordinator Kantor Perwakilan Bank Indonesia, yaitu Makassar, Banjarmasin, Denpasar, Surabaya,


(56)

Semarang, Bandung, Palembang, Pekanbaru, dan Medan. Keseluruhan rangkaian acara GIM tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesadaran pelajar dan masyarakat akan pentingnya kebiasaan menabung sejak usia dini.

TabunganKu adalah tabungan dengan persyaratan mudah dan ringan, antara lain tidak dibebani dengan biaya administrasi. Produk TabunganKu diselenggarakan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung. TabunganKu diharapkan dapat menjangkau penduduk dewasa Indonesia yang belum memiliki tabungan di bank. Program TabunganKu merupakan perwujudan kepedulian perbankan dan Bank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk tabungan yang sesuai dan sebagai salah satu untuk meningkatkan budaya menabung. Fitur produk TabunganKu dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Fitur Standar (Mandatory) adalah fitur produk TabunganKu yang harus diterapkan secara seragam oleh seluruh bank yang meluncurkan produk TabunganKu.

2. Fitur Customized (Optional) adalah fitur produk TabunganKu yang dapat dipilih untuk diterapkan oleh bank. Bank dapat memberikan tambahan fitur lainnya kepada produk TabunganKu seperti buku tabungan, lembar statement, kartu ATM atau layanan jasa perbankan lainnya, selama tidak melanggar kesepakatan bersama.


(57)

Tabel 2.1 Fitur TabunganKu

Fitur Standar Bank Umum BPR/Bank Syariah

Nama Produk TabunganKu TabunganKu

Biaya Administrasi Rp. 0,- Rp. 0,-

Minimum Setoran Awal (pembukaan rekening)

Rp. 20.000,- Rp. 10.000,-

Minimum Setoran Tunai Rp. 10.000,- -

Saldo Minimum Rp. 20.000,- Rp. 10.000,-

Biaya Pinalti Saldo Dorman* Rp. 2000,-/bulan Rp. 1000,-/bulan Minimum Penarikan Tunai di

Counter

Rp. 100.000,- Rp. 50.000,-

Biaya Penutupan Rekening

Rp. 20.000,- Rp. 5000,-

Suku Bunga/Bonus Wadiah**

• Rp. 0 – Rp. 500.000 (tanpa bunga) • Rp. 500.000 s/d Rp. 1000.000

(bunga 0,25% / tahun)

• Diatas Rp. 1000.000 (bunga 1% / tahun)

• Bank Umum Syariah bonus Maksimal setara dengan 1% / tahun

• BPR 4%/ tahun

• BPRS nisbah bagi hasil dengan indicate rate sekitar 4%/ tahun

Biaya Penggantian Buku Rp. 0,- Rp. 0,-

Sumber : Bank Indonesia, 2010

*) Rekening Dorman adalah rekening yang tidak melakukan transaksi selama 6 (enam) bulan berturut-turut. Apabila saldo rekening mencapai < Rp20.000,00 (Bank Umum) atau < Rp10.000,00 (BPR/Syariah), maka rekening akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening sebesar sisa saldo

**) Bunga/Bonus Wadiah dihitung berdasarkan saldo harian dan tidak progresif dan dibayarkan mengikuti periode pembayaran masing-masing bank.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2010) menegaskan dalam sambutan Presiden Republik Indonesia pada acara pencanangan Gerakan Indonesia Menabung dan peluncuran produk TabunganKu di JI Expo Kemayoran, 20 Februari 2010, bahwa beliau ingin mengajak dan menyeru kepada seluruh


(58)

masyarakat. Yang pertama, bagi yang mampu untuk menabung, maka dianjurkan menabung, berapa pun yang bisa ditabung, termasuk masyarakat yang berpenghasilan masih rendah melalui scheme Produk Tabunganku. Yang kedua, bagi Bank Indonesia dan kalangan perbankan, haruslah memberikan kemudahan dan pelayanan terbaik bagi rakyat.

2.5 Penelitian Terdahulu

Saputri (2012), menuliskan dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pemahaman Mengenai Bank dan Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Menabung pada Bank Syariah, memaparkan bahwa pemahaman mengenai bank terhadap keputusan menabung secara parsial sebesar 44,4%. Hal ini berarti bahwa pemahaman mengenai bank berpengaruh signifikan terhadap keputusan menabung. Pengaruh variabel faktor pribadi terhadap keputusan menabung secara parsial sebesar 32,7%. Dapat dikatakan bahwa faktor pribadi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan menabung. Diketahui pengaruh variabel pemahaman mengenai bank dan faktor pribadi secara simultan sebesar 84,1%. Sedangkan besarnya pengaruh variabel–variabel lain terhadap keputusan menabung sebesar 15,9%.

Rosannia (2009) dalam hasil penelitiannya berjudul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Mengenai Iklan Layanan Masyarakat “AYO Ke Bank” menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat “AYO ke Bank” termasuk rendah meskipun perbandingan jumlah antara tingkat pengetahuan rendah dan sedang tidak terlalu besar. Hal ini


(59)

bisa disebabkan beberapa faktor antara lain iklan hanya muncul pada bersamaan dengan iklan bank lainnya, sehingga informasi yang diberikan tidak dapat maksimal selain itu letak beberapa papan iklan spanduk yang tidak strategis sehingga mempersulit masyarakat Surabaya untuk melihat secara detail iklan tersebut sehingga pada akhirnya tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat “AYO ke Bank” tidak maksimal serta kata-kata yang digunakan terlalu sedikit dan tidak ada keterangan tentang informasi-informasi penting.

Sementara itu, Pramana (2012) dalam hasil penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen dalam Keputusan Menjadi Nasabah Pada BPR Pusaka Denpasar, menyatakan ada lima faktor yang dipertimbangkan calon nasabah/konsumen sebelum mengambil keputusan untuk menjadi nasabah, yakni: Lokasi, Pendidikan, Produk, Domisili, dan Usia.

2.5. Kerangka Konseptual

Sesuai dengan latar belakang dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa jumlah nasabah dari tabungan bank pemerintah di Sumatera Utara adalah sekitar sekitar 40,5% dari jumlah penduduk Sumatera Utara. Program Gerakan Indonesia Menabung pada tahun 2010 menggencarkan budaya menabung pada setiap lapisan masyarakat, bersamaan dengan peluncuran produk perbankan yaitu TabunganKu. Penelitian ini akan mendeskripsikan bagaimana kesadaran untuk menabung pada bank pemerintah setelah adanya “Gerakan Indonesia Menabung” pada masyarakat menengah ke bawah di Kecamatan Medan Johor.


(60)

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual

Gerakan Indonesia Menabung

Masyarakat Menengah Ke Bawah di Medan

johor

Kesadaran Menabung


(61)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan berbagai macam interaksi ataupun tindakan demi memenuhi kebutuhannya. Semua tindak-tanduk manusia dalam rangka pemenuhan kebutuhan semata-mata demi mendapatkan kesejahteraan. Dalam lingkup yang lebih besar, manusia secara berkelompok sebagai suatu masyarakat akan memiliki regulasi dan tatanan yang padu, hingga sampai pada tingkat sebuah negara. Artinya, negara yang baik tentunya adalah negara yang dapat memberi jaminan akan kebutuhan masyarakat.

Salah satu tujuan dan cita-cita utama sebuah negara adalah kesejahteraan masyarakatnya. Terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. Berbicara mengenai kesejahteraan, maka konteks yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pendapatan perkapita bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga. Lalu akan muncul pertanyaan, bagaimana bila pendapatan saja tidak cukup? Tentu rumah tangga yang bijak akan memikirkan sebuah cadangan yang diharapkan menjadi tambahan dana bila sewaktu-waktu diperlukan. Hal inilah yang mendasari masyarakat untuk menyisihkan pendapatannya untuk menabung.

Menabung dapat dilakukan siapa saja, baik di rumah secara tradisional menggunakan celengan, ataupun dengan lebih terstruktur dan terjamin yakni menggunakan jasa perbankan. Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda sudah mengenal institusi perbankan, walau semuanya masih dikendalikan pihak asing.


(62)

Bank Indonesia sebagai bank sentral negara Indonesia, dahulunya adalah institusi perbankan Belanda yang bernama De Javasche Bank. Setelah melewati proses Nasionalisasi pada 6 Desember 1951, De Javasche Bank menjadi Bank Sentral Indonesia berdasarkan UU No. 13 Tahun 1968 dengan nama Bank Indonesia.

Melihat sejarahnya yang sudah cukup lama di Indonesia, tentu kebiasaan dan pengetahuan mengenai perbankan di tengah masyarakat sudah menjadi hal yang lumrah. Akan tetapi menurut data statistik dari BI (2014) , jumlah nasabah dari tabungan bank pemerintah di Provinsi Sumatera Utara (yang diasumsikan paling sering digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah) adalah sekitar 5.539.376, atau sekitar 41,5% dari jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah sekitar 13.326.307 orang (BPS 2013).

Tabel 1.1

Jumlah Simpanan Tabungan Menurut Jenis Bank di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004 - 2014

Sumber : BI 2014

*Nominal Tabungan dalam jutaan Tahun

Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing &

Campuran BPR

Nominal Jumlah

Rekening Nominal

Jumlah

Rekening Nominal

Jumlah

Rekening Nominal

Jumlah Rekening

2004 9266390 2784593 9433161 800026 130136 9791 48110 638

2005 8944108 2915000 8436618 840920 288642 17152 79912 861

2006 10239133 2411817 9641429 829009 260197 12535 101863 108969

2007 13579247 2574260 12311592 883391 281910 12307 130019 116555

2008 15308430 2737472 13530727 998081 548668 20511 149470 164488

2009 17829127 2834088 16382761 1051587 645639 21073 183146 131157

2010 20980689 3581086 20594987 1216905 800392 25431 216333 138601

2011 25463728 3691155 24787529 1365178 1022140 22168 258823 158914

2012 28985884 4192128 28868604 1584325 1125645 20673 300501 180552

2013 31453587 5497464 29345843 1685374 1141911 22166 334231 180552


(63)

Dapat dilihat bahwa ada tren meningkat baik untuk nominal maupun jumlah rekening pada tabungan di Provinsi Sumatera Utara. Untuk lebih jelasnya bisa lihat grafik dibawah ini:

Gambar 1.1 :

Perbandingan Rekening Tabungan Antar Bank di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004 - 2014

Sumber : BI, 2014

Pada gambar1.1 di atas ditunjukkan bahwa jumlah rekening paling banyak terdapat pada bank pemerintah. Perlu untuk diketahui, bank pemerintah contohnya yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN. Jumlah rekening pada bank pemerintah tampak tidak seimbang dibanding dengan bank asing dan campuran, serta BPR. Sementara bank swasta nasional hanya kira-kira setengah jumlah rekening bank

0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Bank Pemerintah

Bank Swasta Nasional

Bank Asing & Campuran


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Tabungan ... 12

2.2 Masyarakat Menengah Ke Bawah ... 20

2.3 Perbankan ... 22

2.3.1 Defenisi Perbankan ... 22

2.3.2 Jenis-Jenis Bank ... 22

2.4 Gerakan Indonesia Menabung (GIM) ... 24

2.5 Penelitian Terdahulu ... 27

2.6 Kerangka Konseptual ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Defenisi Operasioanl ... 31

3.4 Populasi dan Sampel ... 32

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.7 Metode Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Karakteristik Responden ... 35

4.1.1 Umur ... 35

4.1.2 Jenis Kelamin ... 35

4.1.3 Pekerjaan ... 36

4.1.4 Pendidikan ... . 35

4.1.5 Pendapatan ... 35

4.1.6 Kepemilikan Tabungan BRI ... 36


(2)

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

4.3 Kesadaran Masyarakat Menengah Ke Bawah Menabung pada Bank Rakyat Indonesia ... 41

4.3.1 Pentingnya Memiliki Tabungan Bagi Masyarakat 41 4.3.2 Keutamaan Menabung di Bank ... 42

4.3.3 Keutamaan BRI sebagai Bank Pilihan Masyarakat ... 43

4.3.1 Kesadaran Masyarakat Untuk Lebih Giat Menabung dengan Adanya BRI ... 44

4.4 Motif Masyarakat Menengah Ke Bawah di Kecamatan Medan Johor Menabung di BRI ... 46

4.4.1 Kantor Cabang BRI yang Strategis ... 46

4.4.2 Pengaruh Iklan di Media Massa ... 47

4.4.3 Respons dan Pelayanan yang Baik dari Petugas BRI ... 48

4.4.4 Fasilitas Fisik BRI (Gedung dan ATM) Tersedia Dengan Baik ... 49

4.5 Persepsi Masyarakat Menengah Ke Bawah Mengenai GIM di Kecamatan Medan Johor ... 52

4.5.1 Sosialisasi Program GIM ... 52

4.5.2 Keberlangsungan GIM di Masyarakat ... 53

4.5.3 GIM Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat ... 54

4.5.4 GIM Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk Menabung ... 55

4.5.5 GIM Membuat Masyarakat Lebih Giat Menabung ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(3)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Simpanan Menurut Jenisnya di Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2004 – 2014... 2

1.2 Jumlah Simpanan di Kota Medan Tahun 2009 – 2014 ... 5

2.1 Fitur TabunganKu ... 25

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

4.2 Persepsi Responden Mengenai Pentingnya Memiliki Tabungan . 41 4.3 Persepsi Responden Mengenai Keutamaan Menabung di Bank Dibandingkan di Rumah ... 42

4.4 Persepsi Responden Mengenai BRI Sebagai Bank Pilihan Utama Masyarakat ... 43

4.5 Persepsi Responden Mengenai Kesadaran Menabung Dengan Adanya BRI ... 44

4.6 Rekapitulasi Data Jawaban Kuesioner Bagian 1 Mengenai Kesadaran Masyarakat Menabung di BRI ... 45

4.7 Persepsi Responden Mengenai Letak Kantor Cabang BRI Strategis ... 47

4.8 Persepsi Responden Mengenai Iklan BRI di Media Massa ... 48

4.9 Persepsi Responden Mengenai Respons dan Pelayanan Petugas BRI ... 49

4.10 Persepsi Responden Mengenai Fasilitas Fisik BRI ... 50

4.11 Rekapitulasi Data Jawaban Kuesioner Bagian 2 Mengenai Motif Menabung di Bank BRI pada Masyarakat ... 51

4.12 Persepsi Responden Mengenai Keberhasilan Sosialisasi Program Gerakan Indonesia Menabung ... 53

4.11 Persepsi Responden Mengenai Keberlangsungan Program GIM 54

4.12 Persepsi Responden Mengenai Manfaat Dari Progarm GIM ... 55

4.13 Persepsi Responden Mengenai Minat Menabung Masyarakat Setelah Adanya Program GIM ... 56


(4)

4.14 Persepsi Responden Mengenai Lebih Giatnya Masyarakat

Dalam Menabung dengan Adanya Program GIM ... 57 4.15 Rekapitulasi Data Jawaban Kuesioner Bagian 3 Mengenai Persepsi


(5)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

1.1 Perbandingan Rekening Tabungan Antar Bank di Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2004 – 2014... 3

1.2 Perbandingan Nominal Tabungan Antar Bank di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004 – 2014... 4

1.3 Perkembangan Jumlah Rekening TabunganKu di Indonesia Tahun 2010 – 2014 ... 7

2.1 Fungsi Konsumsi ... 14

2.2 Fungsi Tabungan Merupakan Bayangan Terbalik Fungsi Konumsi ... 15

2.3 Arus Uang Ditinjau dari Segi Tabungan Masyarakat ... 17

2.4 Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Umur ... 35

4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36

4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 36

4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 37


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner ... 62

2 Distribusi Jawaban Responden ... 66

3 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 67