4
basaltik. Tubuh satuan batuan ini diperkirakan terbentuk sebagai tubuh kubah
lava. Berdasarkan hubungan relatif dengan satuan batuan lainya, satuan ini
diperkirakan berumur Pliosen.
k. Satuan Kubah Lava-2 Tpld2, terdapat di
bagian tengah hingga barat laut daerah penyelidikan, yang membentuk satuan
morfologi perbukitan kubah, membentuk bukit-bukit terisolir yang menerobos satuan
batuan yang lebih tua yang terdiri dari batuan sedimen dan vulkanik. Ketinggian
perbukitan kubah ini berketinggian antara 30 – 110 m, bentuknya menyerupai kerucut,
diameter maksimum perbukitan ini mencapai 700 m. Tersusun oleh batuan
beku berkomposisi andesitik di beberapa tempat memperlihatkan struktur kekar
berlembar sheeting joints dan sedikit columnar joints. Dari hasil pentarikhan
dating menggunakan metode jejak belah fission track menunjukkan bahwa umur
satuan ini adalah 1,8 ± 0,6 juta tahun atau pada Kala Pliosin – Plistosin dan
merupakan batuan vulkanik termuda di daerah penyelidikan.
l. Satuan Endapan Danau Qd, menempati
bagian tengah hingga ke timur daerah penyelidikan dan membentuk morfologi
pedataran yang sangat luas, berupa endapan sedimen berukuran lempung hingga pasir
sedang, berwarna hitam, kaya bahan-bahan organik dan tidak terkonsolidasi.
Berdasarkan hubungan serta kedudukannya dalam stratigrafi, satuan ini terbentuk
setelah proses depresi akibat pembentukan Sesar Normal Walanae yang ada di bagian
barat daerah penyelidikan. Proses pembentukannya sudah dimulai sejak
Pliosen dan menerus hingga sekarang Resen.
m. Satuan Aluvial Qa, merupakan endapan
sekunder hasil rombakan batuan yang lebih tua, terdiri dari material lempung, pasir,
bongkah-bongkah lava, yang bersifat lepas- lepas dengan tingkat kebundaran
membundar-membundar tanggung, tersebar di sepanjang tepi-tepi sungai dan dasar
sungai. Satuan aluvial ini berumur Resen.
Struktur Geologi a. Sesar Walanae, berarah relatif barat laut-
tengara, bersifat regional karena membentang mulai dari Watan Soppeng di sebelah tenggara
hingga ke Pangkajene. Sesar ini berjenis sesar normal, dengan bagian turun berada di sebelah
timurlaut, terjadi akibat gaya yang bersifat
tarikan
extension yang berarah timurlaut-baratdaya,
sebagai akibat aktivitas pergerakan dua sesar geser.
b. Sesar Kalampee, berarah relatif sama dengan sesar Walanae, yaitu baratlaut-tenggara dan
merupakan sesar geser menganan dextral. Indikasi di lapangan adalah adanya zona hancuran
di lereng tenggara Gn. Kalampee yang berupa kekar-kekar tektonik serta gores garis yang
membentuk sesar mikro, selain itu didukung juga oleh kelurusan lembah Sungai Kalampee.
c. Sesar Bulu Baka, berada di bagian baratdaya, dengan arah timurlaut-baratdaya, berupa sesar
geser mengiri sinistral, dengan pergerakan blok bagian baratlaut bergerak relatif ke sebelah
baratdaya terhadap blok lainnya. dijumpai berupa zona hancuran batuan, kekar-kekar, kelurusan
lembah sungai serta kelurusan pegunungan. Sesar ini membentuk pasangan sesar geser dengan Sesar
Gn. Kalampee yang diperkirakan merupakan pola- pola struktur tua yang terbentuk pada awal
tektonik di daerah ini.
d. Sesar Alakuang, relatif berarah utara-selatan,
berada di bagian tengah daerah penyelidikan, diperkirakan berupa sesar normal dengan blok
timur relatif bergerak turun terhadap blok sebelah barat. Dicirikan oleh adanya zona hancuran, kekar-
kekar gerus serta sesar-sesar mikro di sepanjang Sungai Pajalele, selain itu ditunjang juga oleh
adanya kelurusan lembah sungai di sebelah barat lereng Gn. Kalampee.
e. Sesar Massepe, berarah relatif utara-selatan, menempati bagian tengah daerah penyelidikan.