19 oleh warga setempat. Sehingga pada tahap implementasinya pun suatu
kebijakan selalu melibatkan masyarakat secara partisipastif.
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan masalah pengambilan keputusan dilakukan oleh Marfiah 2007 dengan judul “Peran Kepemimpinan Kepala
Sekolah Dalam Pengembangan Kultur Sekolah”. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah
Tsanawiyah Muhammadiyah
Kubangkondang Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten dengan tujuan untuk mengetahui: 1 peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan kultur sekolah 2
pelaksanaan kultur
sekolah yang
diterapakan 3
faktor-faktor yang
menghambat kultur sekolah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran kepemimpinan kepala sekolah sebagai manager, leader,
administrator, dan supervisor dalam pengembangan kultur sekolah telah terlaksana dalam hal bertanggungjawab terhadap semua kegiatan yang
berkaitan dengan perencanaan, pengembangan kebijakan sekolah, manajemen pengembangan sumber daya manusia yang ada di sekolah.
Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Hestika Aprilia Permatasari 2012 tentang Implementasi Kebijakan Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah Di SMA Negeri 1 Banguntapan. Hasil penelitian ini yaitu implementasi kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
MPMBS adalah: meningkatkan mutu melalui kemandirian, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan,
meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan
20 pemerintah tentang mutu sekolah, serta meningkatkan kompetisi yang sehat
antar sekolah.
Faktor pendukung
implementasi kebijakan
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah MPMBS meliputi: 1 kepala sekolah,
guru, karyawan, serta komite sekolah mempunyai keprofesionalan dalam bekerja. Selain itu mempunyai komitmen bersama untuk menjadikan SMA
Negeri 1 Banguntapan lebih baik, dan 2 sarana dan prasarana mencukupi seperti
kelengkapan fasilitas yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Sedangkan kendala yang dihadapi SMA Negeri 1 Banguntapan
dalam impelentasi kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah MPMBS meliputi: 1 kurangnya pemahaman warga sekolah tentang
kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah MPMBS, 2 guru belum mampu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai metode
pembelajaran belum bervariasi. Serta 3 kurangnya pemerataan sarana dan prasarana di dalam kelas.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang pertama di atas yakni sama-sama mengkaji mengenai kebijakan mutu sekolah serta implementasi
MPMBS yang diterapkan disekolah untuk penelitian yang kedua. Sedangkan perbedaannya yakni penelitian ini mengkaji pengambilan keputusan dalam
penentuan kebijakan mutu sekolah di SD Negeri Suryodiningratan 3.
E. Kerangka Pikir