sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang nienunjukkan situasi ataupun tokoh dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-situasi tertentu, antara gambar satu dengan
lainnya tidak menunjukkan kesinambungan Musfiroh, 2005. Sesuai penjelasan di atas, dapat disimpulkan pengertian media gambar berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh
guru yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan.
3. Pendekatan Psikologi Teori Perkembangan Bahasa Menurut Vygotsky
Teori Vygotsky menarik banyak perhatian karena teorinya mengandung pandangan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh situasi dan bersifat kolaboratif. Artinya, pengetahuan
didistribusikan di antara orang dan lingkungan Fischer, 1982. Hal ini menunjukkan bahwa memperoleh pengetahuan dapat dicapai dengan baik melalui interaksi dengan orang lain dalam
kegiatan bersama. Ia mengungkapkan pandangannya bahwa anak-anak memulai pengetahuan berpikirnya dari peran aktif dunia di sekitarnya. Pengalaman sosial berperan sebagai dasar
perkembangan kognitif. Keunikan dari teori Vygotsky adalah membantu kita dalam memahami beraneka macam budaya dalam pengaruhnya dengan kemampuan kognitif. Teori Vygotsky
menunjukan harapan yang besar terhadap variabel perkembangan tergantung pada masyarakat dan pengalaman budaya yang dimiliki seorang anak.
Sebagai contoh, aktivitas membaca, menulis dan kemampuan matematika seorang anak yang sekolah pada lingkungan terpelajar akan menghasilkan kapasitas kognitif yang berbeda
dengan mereka yang sekolah di lingkungan yang bukan terpelajar. Meskipun Vygotsky menyatakan peran bermacam- macam simbol sistem seperti
lukisan, peta, dll dalam perkembangan proses kognitif yang lebih tinggi, ia menempatkan bahasa sebagai bagian yang paling penting Bjorklund, 2005.
Kaitannya dengan penggunaan media gambar berseri dalam meningkatkan keterampilan mengarang siswa dapat dijelaskan bahwa media tersebut dapat menjadi petunjuk atau panduan
bagi siswa dalam mengembangkan imajinasinya mengenai suatu hal. Menurut Vygotsky proses perkembangan bahasa juga ditentukan oleh lamanya latihan yang disodorkan oleh latihan,
dalam hal ini guru memberikan stimulus berupa media gambar berseri sebagai panduan bagi siswa untuk menuangkan keterampilan menulis dalam bentuk suatu karangan Fenton, 1967.
4. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Menurut Piaget Santrock, 2004 mengemukakan bahwa anak umur 7-11 tahun termasuk dalam tahap operasional konkret, yaitu kemampuan berfikir secara logis meningkat. Anak
mampu mengklasifikasikan, memilih, dan mengorganisir fakta untuk menyelesaikan masalah. Mereka mulai mengerti situasi yang berbeda secara simultan.
Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa
sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa,
perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak Bloom, 1976. Ekblad 1990 mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar tertarik terhadap pencapaian
hasil belajar. Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara
perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar. Piaget Santrock, 2007 mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu: a tahap
sensorik motor usia 0-2 tahun, b tahap operasional usia 2-6 tahun, c tahap opersional kongkrit usia 7-12 tahun, d tahap operasional formal usia 12 tahun ke atas. Berdasarkan uraian
di atas, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta perseptual, artinya anak
mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi.
Bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan psikososial siswa sekolah dasar, hal ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai karakteristik sendiri, di mana dalam proses
berfikirnya, mereka belum dapat dipisahkan dari dunia konkret atau hal-hal yang faktual, sedangkan perkembangan psikososial anak usia sekolah dasar masih berpijak pada prinsip yang
sama di mana mereka tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang dapat diamati, karena mereka sudah diharapkan pada dunia pengetahuan Bloom, 1976.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa SD kelas V usia 11-13 tahun anak sedang memasuki fase perkembangan yang
dinamakan fase operasional konkret yaitu kemampuan berfikir logis meningkat namun pikiran anak terbatas pada obyek-obyek yang mereka jumpai dari pengalaman langsung. Untuk
membantu pemahaman akan sesuatu maka diperlukan sebuah media dan dalam dunia pendidikan dikenal dengan media pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa akan materi
yang disampaikan.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini tergolong jenis penelitian kuasi-eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan media gambar berseri dalam meningkatkan kemampuan mengarang
narasi siswa kelas V Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini desain penelitiannya adalah control group pre-test post-test design. Apabila digambarkan adalah sebagai berikut :
Yb X1 Ya Eksperimen RA -----------------------------
Yb X2 Ya Kontrol
Gambar 1. Rancangan Penelitian Kerlinger, 1994 Keterangan :
Ya = pengukuran kemampuan mengarang pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan
X1 = pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen berupa strategi pengurutan gambar berseri
X2 = pemberian perlakuan pada kelompok kontrol berupa strategi konvensional Yb = pengukuran kemampuan mengarang pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
setelah diberikan perlakuan Variabel dalam penelitian ini adalah: variabel bebas yaitu media gambar berseri dan
variabel terikat yaitu kemampuan mengarang narasi. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah dasar di Klaten. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September, tahun ajaran
20122013 semester I, dan eksperimen yang dilakukan berupa pemberian pretest tugas
mengarang narasi pada kedua kelompok dengan metode konvensional, postest tugas mengarang
narasi dengan kelompok eksperimen menggunakan media gambar berseri.
Subjek dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa kelas V di 2 Sekolah Dasar di Klaten yang masing-masing terdiri dari 35 siswa, sehingga total sampelnya berjumlah 70 siswa.
Penentuan kelas yang akan dijadikan sampel pada tiap sekolah dilakukan secara random. Dari 2 kelompok tersebut yaitu kelompok A sebanyak 35 siswa sebagai kelompok kontrol tidak diberi
metode gambar berseri dan kelompok B sebanyak 35 siswa sebagai kelompok eksperimen dengan diberi metode pengurutan gambar berseri. Penentuan kelas atau kelompok kontrol dan
kelas eksperimen juga dilakukan secara acakrandom. Dalam penelitian ini prosedur penelitian yang dipakai adalah sebagai berikut:
1 Pengukuran sebelum eksperimen pre-experiment measurement;
Sebelum dilakukan ekperimen terhadap subjek, sebelumnya dilakukan pretes dulu untuk mengetahui kemampuan awal mengarang narasi dari kedua kelompok subjek.
2 Pelaksanaan treatment;
Setelah diberikan
pre-test maka tahap selanjutnya diadakan treatment untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis siswa. Tindakan ini melibatkan empat unsur pokok, yaitu
media, peserta didik, guru dan peneliti. Instruktur atau guru sebagai pelaku manipulasi proses belajar-mengajar, manipulasi yang dimaksud adalah memberikan perlakuan dengan
menggunakan media gambar berseri pada kelompok eksperimen. Siswa sebagai unsur yang menjadi sasaran manipulasi. Peneliti sebagai pengamat yang mengamati secara langsung
proses pemberian manipulasi. Pada kelompok eksperimen, siswa yang menggunakan media gambar berseri dapat mengembangkan sendiri konsep dan fakta dalam menyimpulkan
pelajaran yang diajarkan oleh guru. Pada kelompok kontrol siswa mendapatkan pengajaran tanpa menggunakan media gambar berseri. Selama perlakuan treatment, tema yang
diambil sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Dasar 20062007, Garis Besar Program Pengajaran GBPP kelas V SD untuk pelajaran Bahasa Indonesia seperti yang telah
tercantum dalam tema-tema SD semester 1. Menurut rencana, pelaksanaan treatment berlatih mengarang dengan media gambar berseri dalam penelitian ini akan dilaksanakan
sebanyak 4 kali.
3 Pengukuran sesudah eksperimen post-experiment measurement.
Sebagai langkah terakhir setelah mendapat perlakuan, pada kedua kelompok diberikan postes dengan materi yang sama antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Pemberian postes ini dimaksudkan untuk melihat pencapaian peningkatan kemampuan mengarang siswa setelah diberi perlakuan. Selain itu juga untuk membandingkan dengan
nilai yang dicapai siswa saat pretes, apakah hasil kemampuan mengarang siswa semakin meningkat, sama atau justru menurun.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data kemampuan mengarang narasi siswa adalah pedoman observasi yang diungkapkan oleh Hartfield dalam
Nurgiyantoro, 1995. Pedoman observasi tersebut berisi aspek-aspek yang perlu dinilai beserta perincian skor untuk setiap aspek.
Sebelum suatu instrumen digunakan, perlu dilakukan ujicoba untuk mengetahui validitas keshahihan dan reliabilitas keterpercayaan alat ukur tersebut. Ujicoba dilakukan
terhadap siswa yang telah memperoleh materi mengarang narasi. Ujicoba telah dilakukan terhadap 39 siswa kelas V SD Negeri 3 Barenglor, Klaten pada Agustus 2013.
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan rumus uji t atau t-test. Namun sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang ada dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu. Uji persyaratan analisis yang akan dilakukan meliputi 1 uji normalitas, yang berfungsi untuk menguji normal tidaknya sebaran data penelitian, dan 2 uji homogenitas
varian, yang berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi mempunyai varian yang sama dan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok. Hasil pengujian hipotesis dengan pengolahan data yang menggunakan rumus uji t tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai-nilai t dengan taraf signifikansi 5 . Jika
t hitung lebih besar daripada t tabel maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan kemampuan antara kedua kelompok yang dibandingkan.
Untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan mengarang siswa yang paling efektif antara yang menggunakan media gambar berseri dengan yang tanpa menggunakan media
gambar berseri dapat diketahui dengan cara mencari selisih nilai rata-rata kedua kelompok.
A. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Hasil Penelitian