2.2 Pengertian Pelumasan
Gesekan dan keausan dalam elemen mesin harus dikendalikan, supaya mesin tersebut dapat bekerja optimal baik pada saat stasioner maupun pada saat
beban puncakmaksimum. Dengan mengendalikan gesekan pada elemen juga dapat memperpanjang masa hidup atau masa pakai mesin tersebut. Cara yang
paling efektif dan banyak digunakan untuk mengendalikan gesekan tersebut
adalah dengan suatu teknik yang disebut pelumasan. Pelumasan adalah suatu cara untuk mengurangi dan memperkecil
gesekan dan keausan diantara permukaan-permukaan yang bergerak relatif satu sama lain dengan menempatkan bahan pelumas diantara kedua permukaan yang
bergerak tersebut.Bahan pelumas yang umum adalah berupa cairan liquids dan semi-liquid, tapi dapat juga berupa padat atau gas, atau kombinasi cair, padat dan
gas. Bahan pelumas dalam wujud cairan sering disebut dengan minyak pelumas.
2.3 Fungsi Bahan Pelumas
Bahan pelumas banyak digunakan seperti pada motor bakar, baik untuk pembakaran dengan busi siklus Otto maupun untuk pembakaran dengan tekanan
siklus Diesel dan siklus Dual. Bahan pelumas juga digunakan pada sektor industri, misalnya untuk bantalan,
roda gigi pompa maupun kompresor, turbin dan lain-lain. Dalam hal ini termasu pemanasan dan pendinginan pada industri baja, pertambangan, industri kertas,
industri tekstil, dan sebagai pendingin dan pelumas untuk mata pahat mesin perkakas.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pada beberapa penggunaan diperlukan minyak pelumas yang dapat bekerja pada interval temperatur yang besar, dengan kata lain diperlukan indeks kekentalan
minyak pelumas yang besar, misalnya pada turbin gas. Bahan pelumas umumnya mempunyai kekentalan yang relatif tinggi, karenanya
fluiditas atau kemampuannya untuk mengalir relatif rendah. Dengan demikian sifat ini dapat dimanfaatkan untuk melindungi sistem dari kontaminasi udara luar.
Dengan kata lain, bahan pelumas dapat berperan sebagai paking seal.
2.4 Tipe-Tipe Pelumasan 2.4.1 Pelumasan Hidrodinamis
Pelumasan hidrodinamis Hydrodynamic Lubrication adalah tipe pelumasan dimana gerakan relatif dari gerakan meluncur pada sebuah permukaan
menyebabkan formasi tekanan lapisan pelumas memisahkan sepenuhnya permukaan yang bergesekan. Dengan kata lain lapisan tipis pelumas dibangkitkan
oleh gerakan relatif dari salah satu atau kedua permukaan itu sendiri. Penggambaran dari prinsip pelumasan hidrodinamis dapat dilihat pada gambar 2.1.
Pada gambar 2.1, salah satu permukaan slider bergerak relatif terhadap suatu permukaan yang diam, gerakannya disebut gerakan meluncur. Lapisan tipis
minyak pelumas oil film terbentuk akibat adanya gerakan meluncur dari slider terhadap permukaan yang diam yang membangkitkan pressure wedge. Begitu
juga halnya dengan roller yang bergerak pada relatif pada permukaan rata gambar 2.2
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pelumasan hidrodinamis umumnya diaplikasikan pada permukaan bidang dengan gerakan meluncur, misalnya poros yang menggunakan bantalan luncur journal
bearing. Teori pelumasan hidrodinamis yang sekarang berkembang adalah hasil penelitian
Beauchamp Tower pada awal tahun 1880-an di Inggris, yang menyelidiki gesekan pada bantalan luncur pada roda kereta api dan mempelajari tipe pelumasan yang
terbaik pada bantalan luncur tersebut. Hasil yang diperoleh oleh Beauchamp Tower mempunyai keteraturan dan kesamaan karakteristik seperti yang
disimpulkan Osborne Reynolds bahwa harus ada persamaan defenitif yang terbatas dalam hubungan gesekan, tekanan dan kecepatan. Berdasarkan penelitian
Beauchamp Tower tersebut, Osborne Reynolds mengembangkan teori matematis untuk menjelaskan eksperimen yang dilakukan Beauchamp Tower, dan
dipublikasikan pada tahun 1886.
Gambar 2.1 Pelumasan hidrodinamis untuk gerakan meluncur pada bidang rata
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 2.2 Pelumasan hidrodinamis pada roller yang bergerak relatif pada bidang rata
2.4.2 Pelumasan Elastohidrodinamis
Pelumasan elastohidrodinamis Elastohydrodynamic Lubrication juga merupakan bentuk dari pelumasan hidrodinamis, tetapi pada pelumasan
elastohidrodinamis deformasi elastis dari permukaan yang dilumasi menjadi sangat besar. Artinya terjadi kontak bidang permukaan yang bergesekan sangat
kecil, sehingga timbul tekanan yang demikian besar pada lapisan tipis minyak pelumas yang membatasi kedua permukaan itu. Misalnya pada bantalan gelinding
roller bearing, mimis ballroller akan menekan cincin sehingga terjadi deformasi elastis biarpun gaya yang diberikan demikian kecilnya.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.4.3 Pelumasan Bidang Batas
Pelumasan bidang batas Boundary Lubrication mengacu pada situasi kombinasi geometri kontak, beban relatif besar, kecepatan rendah , kuantitas
pelumas yang tidak cukup sehingga tidak dimungkinkan untuk membangkitkan lapisan tipis minyak pelumas yang sempurna pada bagian yang bersinggungan.
Pada beberapa kasus pelumasan bidang batas masih terjadi kontak asperity
permukaan kasar pada suatu permukaan yang dilihat di bawah mikroskop. Pada situasi normal, asperity setiap logam dilapisi oleh lapisan oksida, misalnya besi
oksida pada besi atau baja, aluminium oksida alumina pada aluminium dan sebagainya. Ketika asperities tersebut saling bergesekan, kecenderungan
asperities tersebut untuk melekat relatif lembut. Namun, bila lapisan oksida tersebut aushabis akibat gesekan yang berat maka permukaan-permukaan yang
bersinggungan memiliki kecenderungan untuk melakukan kontak langsung. Maka sangat penting untuk mempertahankan lapisan oksida tersebut, agar terjadi
gesekan yang relatif lembut. Dan jika permukaan logam tersebut kehilangan
lapisan oksidanya maka akan terjadi gesekan dan keausan yang parah. Dan pada kasus tersebut diatas pelumasan bidang batas dapat mengurangi gesekan dan
keausan yang terjadi. Mekanisme dari pelumasan bidang batas sendiri adalah misalnya dengan physical adsorption, chemical adsorption, maupun chemical
reaction.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.4.4 Pelumasan Tekanan Ekstrim
Pelumasan tekanan ekstrim mengacu pada kondisi apabila kontak yang terjadi di bawah pengaruh kerja paling hebatekstrim, seperti pada pemotongan
logam atau roda gigi yang mengalami beban kejut, sehingga aditif tekanan ekstrim EP additive digunakan untuk melumasi. EP Extreem Pressure additive ini
merupakan sennyawa minyak yang dapat larut dan biasanya mengandung zat belerang, chlorin atau fosfor yang bereaksi dengan permukaan bantalan pada
temperatur tinggi yang timbul dimana lapisan tipis minyak pelumas pecah, membentuk zat lapisan tipis yang titik cairnya tinggi antara permukaan-
permukaan yang berkontak.
2.4.5 Pelumasan Padat
Pelumasan padat Solid Lubrication adalah sistem pelumasan dimana diantara
permukaan kontak saling melumasi sendiri oleh bahan padat yang dilapisi dan kadang menyatu pada elemen tersebut.
Pelumasan padat dapat dipahami misalnya pada sebuah contoh, misalnya debu pasir dan kerikil pada permukaan jalan dapat menyebabkan kendaraan tergelincir
karena debu, pasir dan kerikil mengurangi gesekan antara ban dan permukaan jalan. Teknisnya, debu, pasir dan kerikil tersebut bertindak sebagai pelumas,
namun tentu saja tidak ada yang merekomendasikan debu, pasir dan kerikil sebagai pelumas padat pada elemen mesin.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Walaupun telah banyak dikembangkan bahan inorganik untuk pelumasan padat, seperti misalnya mica, talc, dan chalk namun sangat sedikit yang digunakan
secara umum untuk permesinan. Bahan-bahan yang umum dan paling banyak digunakan sebagai pelumas padat adalah grafit dan molybdenum disulfida dan
PTFE Polytetrafluoroethylene teflon. Adapun karakterisitik bahan yang baik digunakan sebagai pelumas padat adalah
sebagai berikut : •
Mempunyai koefisien gesek rendah namun konstan dan terkendali •
Memiliki stabilitas kimia yang baik sepanjang temperatur yang diperlukan •
Tidak memiliki kecenderungan untuk merusak permukaan bantalan •
Lebih diutamakan yang memiliki daya adhesi yang kuat terhadap permukaan bantalan, sehingga tidak mudah hilangaus dari permukaan
bantalan. •
Memiliki daya tahan terhadap keausan dan umur yang relatif panjang •
Mudah diaplikasikan pada permukaan yang bergesekan terutama bantalan •
Tidak beracun dan ekonomis Bahan inorganik seperti grafit dan molybdenum disulfida memiliki sifat mampu
membentuk lapisan tipis pada permukaan logam yang bergeser dengan mudah dan menahan penetrasi oleh permukaan-permukaan yang bergesek. Senyawa-senyawa
demikian dapat digunakan sendiri-sendiri atau disuspensikan dalam tempat cairan atau minyak gemuk. Jenis plastikpolimer seperti PTFE dapat digunakan sebagai
permukaan bantalan
yang dalam penggunaan tidakmenggunakan atau
membutuhkan pelumasan lanjutan ataupun lainnya.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Beberapa bahan yang digunakasebagai pelumas padat dapat dilihat pada tabel 2.1
sumber : Lubrication and Lubricant Selection :A Practical Guide, Third Edition by A.R. Lansdow
2.4.6 Pelumasan Hidrostatis
Pada pelumasan hidrodinamis, seperti pada penjelasan diatas permukaan yang bergesekan dipisahkan secara sempurna oleh lapisan tipis pelumas. Lapisan
tipis pelumasn
tersebut dicapai
dengan akibat gerakan luncuran yang
membangkitkan lapisan baji minyak pelumas oil-wedge untuk membangkitkan
tekanan minyak pelumas di dalam bantalan misalnya. Namun pada mesin-mesin yang mempunyai beban besar dan kecepatan putaran rendah tidak dimungkinkan
lagi terjadi pelumasan hirodinamis pada saat start. Untuk itu diperlukan tekanan yang lebih besar agar terjadi lapisan tipis minyak pelumas diantaraporos dan
bantalan misalnya. Tekanan demikian diperoleh dengan menggunakan pompa tekanan tingi yang akan menekan minyak pelumas ke bagian-bagian yang bergesek,
bukan sekedar pompa tekanan rendah yang berfungsi hanya sebagai pendistribusi
Kelompok Bahan Nama Bahan
Layer-lattice compounds Molybdenum disulphide Graphite
Tungsten diselenide Tungsten disulphide Niobium diselenide Tantalum disulphide
Calcium fluoride Graphite fluoride
Polymers PTFE Nylon
PTFCE Acetal PVF
2
Polyimide FEP Polyphenylene sulphide
PEEK Metals
Lead Tin Gold Silver
Indium Other Inorganics
Molybdic oxide Boron trioxide Lead monoxide Boron nitride
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
atau pensirkulasi minyak pelumas. Pelumasan sedemikian disebut pelumasan hidrostatis Hidrostatic Lubrication.
Pelumasan hidrostatis disebut juga pelumasan tekanan luar externally pressurize karena tekanan yang timbul diakibatkan pengaruh kerja dari luar sistem. Dalam
beberapa kasus, setelah poros berputar dengan kecepatan tinggi biasanya pompa tekanan tinggi yang digunakan dapat dihentikan sementara pompa tekanan rendah
sebagai pensuplai minyak pelumas tetap difungsikan. Dalam kasus ini, pada operasi normal yang terjadi bukan pelumasan hidrostatis lagi, melainkan pelumasan
hidrodinamis.
2.5 Kekentalan Minyak Pelumas Viscosity