Pengolahan Data
Jumlah Masing-masing Item
Untuk famili I Untuk N =1 472,561 ≤ [1,098(198 + 43 – 43 )] + [0,863(191 + 32 – 32)] 472,561 ≤473,541
E = 473,541 – 472,561 = 0,98
Jumlah Masing-masing Item
Untuk Item A
Untuk Item B
Untuk famili II Untuk N = 1 270,439 ≤ [1(271 + 34 – 34)] 270,439 ≤271
E = 271 – 270,439 = 0,561
Jumlah Masing-masing Item
Untuk Item C
= (271 + 34 – 34) - ( ( ) )
= 271 - ( ) = 271 – 0,561
= 270,439 ≈ 271 unit
Posisi Inventory Periode 23
Tabel 2.52 merupakan posisi inventory item A, B dan C untuk periode 23.
Tabel 2.52 Posisi Inventory Periode 23 (unit)
Inventory Famili
Inventory
Item
Demand Produksi
Penentuan Famili yang Akan Diproduksi Pada Periode 24
Exp. Quantity untuk item A = I 0 – Demand = 43 - 250 = - 207
Tabel 2.53 Penentuan Famili yang Akan Diproduksi Periode 24
Famili Item Demand Inventory Safety Stock Exp. Demand
Status
D ij,t
I ij(t-1)
S Sij,t
Qij = Iij(t-1) D ij,t
A 250
Produksi I B 242
43 43 -207
Produksi II C 277
Menentukan Batas Atas (UB) dan Batas Bawah (LB)
LB I =∑ ∀∈ [0,
Asumsikan : Perhitungan UB sampai n = 2 UB I =∑ ∀∈
Asumsi : Perhitungan UB sampai n=2 UB II =∑ ∀∈
X⃰ (Perencanaan Agregat) = 758 ∑ ∀∈
Karena X⃰ tidak terdapat pada range ∑ ∀∈ dan ∑ ∀∈ , melainkan ∑ ∀∈
> X⃰ maka diperlukan penyesuaian. Jika ∑ ∀∈
> X⃰ maka perlu dilakukan penyesuaian karena melanggar batas bawah, tingkat inventory < safety stock dan menimbulkan biaya stock out maka penyesuaian dilakukan dengan asumsi biaya konstan dan terdapat risiko back order dengan rumus :
Jika Σ ∀ < X⃰ maka perlu dilakukan penyesuaian karena melanggar batas atas, dengan rumus :
Sehingga Σ ∀ ≤ X⃰ ≤ Σ ∀
Menghitung Jumlah Famili yang Akan Diproduksi Dengan Menggunakan Penyesuaian
Total LB = LB I + LB II = 483,346 + 277 = 760,346
X⃰ (Perencanaan Agregat) = 758
Jumlah Masing-masing Item
Untuk famili I
E = 483,346 – 481,855 = 1,491
Jumlah Masing-masing Item
Untuk Item A
Untuk Item B
Untuk famili II Untuk N = 1 276,145 ≤ [1(277 + 34 – 34)] 276,145 ≤277
E = 277 – 276,145 = 0,855
Jumlah Masing-masing Item
Untuk Item C
Posisi Inventory Periode 24
Tabel 2.54 merupakan posisi inventory item A, B dan C untuk periode 24.
Tabel 2.54 Posisi Inventory Periode 24 (unit)
Inventory Famili
Inventory
Item
Demand Produksi
2.2.8 Jadwal Produksi Induk Disagregasi
Jadwal Produksi Induk (JPI) merupakan hasil disagregasi dari sebuah rencana agregasi yang menggabungkan produk-produk yang sama ke dalam kelompok produk. Tabel 2.55 adalah tabel yang menunjukkan rekapitulasi jadwal produksi induk untuk item A, B, C pada periode 13 sampai dengan 24.
Tabel 2.55 Rekapitulasi Jadwal Induk Produksi (unit)
Periode
Famili Item 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
2.2.9 Posisi Inventory
Inventory adalah simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi. Fungsi produksi tidak dapat berjalan tanpa adanya persediaan yang mencukupi. Tabel 2.56 adalah tabel yang menunjukkan rekapitulasi posisi inventory untuk item A, B, C pada periode 13 sampai dengan 24.
Tabel 2.56 Rekapitulasi Posisi Inventory (unit)
Periode
Famili Item 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
B 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 II C 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
2.2.10 Perhitungan Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Kasar
Tabel 2.57 di bawah ini merupakan waktu operasi untuk setiap stasiun kerja yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.57 Waktu Operasi Setiap Stasiun Kerja (menit)
Waktu Operasi Per Item
Stasiun A B C
Perencanaan kebutuhan kapasitas kasar (RCCP) merupakan suatu teknik yang mengonversi JPI ke dalam kebutuhan-kebutuhan kapasitas secara kasar dari sumber daya utama yang digunakan setiap produk individual yang terangkum dalam JPI.
Perhitungan untuk periode 13 dengan pendekatan Bill of Labour. SK 1 = [(WO SK 1 Item A) × (JPI Item A Periode 13)] + [(WO SK 1 Item B) × (JPI Item B Periode 13)] + [(WO SK 1 Item C) × (JPI Item C Periode 13)] = ( 1,943 × 62 ) + ( 1,397 × 86 ) + ( 1,622 × 93 ) = 391,454 ≈391 menit
SK 2 = ( 0,958 × 62 ) + ( 0,958 × 86 ) + ( 0,958 × 93 ) = 230,878 ≈ 230 menit
SK 3 = ( 2,283 × 62 ) + ( 1,577 + 86 ) + ( 2,220 × 93 )
SK 4 = ( 1,276 × 62 ) + ( 1,120 × 86 ) + ( 1,276 × 93 ) = 294,1 ≈ 294 menit
SK 5 = ( 1,686 × 62 ) + ( 1,390 × 86 ) + ( 1,388 × 93 ) = 349,25 ≈ 349 menit
SK 6 = ( 0,868 × 62 ) + ( 0,580 × 86 ) + ( 0,797 × 93 ) = 177,817 ≈ 177 menit
SK 7 = ( 1,533 × 62 ) + ( 1,265 × 86 ) + ( 1,388 × 93 ) = 332,92 menit
Tabel 2.58 merupakan rekapitulasi kapasitas yang dibutuhkan untuk masing-masing stasiun kerja pada periode 13 sampai dengan 24.
Tabel 2.58 Rekapitulasi Kapasitas yang Dibutuhkan Untuk Masing-masing Stasiun Kerja (menit)
Periode
Item 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
SK 1 391 1006 1031 1058 1082 1112 1140 1167 1191 1220 1246 1273 SK 2
Perhitungan Kapasitas Tersedia
Perhitungan kapasitas Reguler Time (RT) untuk periode 13 (menit) : Kapasitas RT
= (hari kerja/bulan) × (jumlah jam kerja/hari) = 21 × 7 = 147 jam = 8820 menit
Perhitungan kapasitas Overtime (OT) untuk periode 13 (menit) : Kapasitas per item
= 30% dari kapasitas RT = 30% × 8820 = 2464 menit
Tabel 2.59 adalah tabel rekapitulasi kapasitas yang tersedia RT (Reguler Time ) dan OT (Overtime) untuk periode 13 sampai dengan 24.
Tabel 2.59 Rekapitulasi Kapasitas yang Tersedia (menit)
RT+OT 11466 10374 12012 11466 9828 11466 10920 10920 11466 11466 11466 11466
Gambar 2.1 di bawah ini menunjukkan grafik Rough Cut Capacity Planning ( RCCP) dengan metode Bill of Labour untuk periode 13 sampai dengan 24.
Gambar 2.1 Grafik RCCP Metode Bill of Labour
Berdasarkan gambar 2.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai pada stasiun kerja tidak melewati Reguler Time dan tidak melewati RT + OT, maka setiap stasiun kerja yang bekerja dapat dianggap normal. Pada kapasitas stasiun kerja 1 di periode
13 nilai kapasitasnya adalah 391 menit, nilai Reguler Time (RT) 8820 menit, dan nilai Over Time (OT) 2646 menit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa stasiun kerja tersebut bekerja dengan normal.