11
2.4 Reaksi Oksidasi-Reduksi
Oksidasi adalah pengurangan elektron dan reduksi adalah penambahan elektron. Sedangkan pada kimia organik, oksidasi adalah pengurangan
hidrogen, penambahan oksigen atau penambahan halogen. Oleh karena itu, oksidasi dapat didefinisikan sebagai reaksi yang menambah elemen yang lebih
elektronegatif daripada karbon. Reduksi adalah penambahan hidrogen, pengurangan oksigen atau pengurangan halogen Sarker dan Nahar, 2007.
Agen pengoksidasi adalah senyawa yang mencari elektron, dan merupakan spesies yang kekurangan elektron. Oleh karena itu, agen
pengoksidasi termasuk elektrofil. Dalam proses penambahan elektron, agen pengoksidasi tereduksi. Hasil dari oksidasi adalah peningkatan jumlah ikatan
C–O atau pengurangan jumlah ikatan C–H Sarker dan Nahar, 2007. Sedangkan, agen pereduksi adalah senyawa yang memberikan elektron,
dan merupakan spesies yang kaya akan elektron. Oleh karena itu, agen pereduksi termasuk nukleofil. Dalam proses pemberian elektron, agen
pereduksi teroksidasi. Hasil dari reduksi adalah penambahan jumlah ikatan C– H atau pengurangan jumlah ikatan C–O Sarker dan Nahar, 2007.
2.5 Reaksi Ag Ammoniakal
Pereduksi akan mereduksi Ag
+
menjadi Ag sehingga terbentuk cermin perak pada bagian dalam tabung reaksi. Reaksi yang terjadi adalah Vogel,
1974: 2 AgNO
3
+ 2 NaOH → Ag
2
O ↓ + 2 NaNO
3
+ H
2
O Ag
2
O ↓ + 4 NH
3
+ H
2
O → 2 AgNH
3 2
OH
Universitas Sumatera Utara
12
O O
OH HO
H HO
HO O
O O
O H
HO HO
2.6 Reaksi Fehling
Bila pereduksi direaksikan dengan larutan Fehling, kompleks cupri tartrat, Cu
2+
direduksi menjadi Cu
+
yang tidak kompleks dan mengendap pada larutan basa yang panas sebagai Cu
2
O yang berwarna merah Joseph, 1957. Larutan Fehling dapat ditunjukkan sebagai ekivalen terhadap larutan CuO dan
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut Kamm, 1923:
O O
OH HO
H HO
HO O
O O
O H
HO HO
2.7 Metode Fosfomolibdenum
Metode fosfomolibdenum merupakan metode spektrofotometri untuk menentukan kapasitas antioksidan secara kuantitatif. Metode ini berdasarkan
reduksi dari MoVI menjadi MoV oleh analit sampel dan pembentukan kompleks fosfatMoV yang berwarna hijau. Metode ini telah dioptimasi dan
dikarakterisasi terhadap interval linearitas, keterulangan dan koefisien absorpsi molar untuk kuantitasi dari beberapa antioksidan. Metode fosfomolibdenum
merupakan alternatif untuk metode-metode evaluasi kapasitas antioksidan lainnya yang telah ada karena metode ini mudah dan pereaksinya murah
Prieto, et al., 1999. + AgNH
3 2
OH →
+ 2 Ag ↓ + 3 NH
3
↑ + H
2
O
+ 2CuO →
+ Cu
2
O ↓
Universitas Sumatera Utara
13
2.8 Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin larut dalam air selain vitamin B kompleks. Selain menjalankan fungsinya sebagai nutrisi bagi tubuh, vitamin C juga
merupakan antioksidan sekunder sekaligus sebagai antioksidan tersier Lingga, 2012
Vitamin C merupakan donor elektron yang menyumbang elektron ke dalam reaksi biokimia intra dan ekstra seluler. Keberadaannya mampu
mereduksi oksigen reaktif dalam sel monosit, netrofil, lensa dan retina mata. Vitamin C sanggup mereduksi radikal superoksida, peroksida, hidroksil, asam
klorida, dan oksigen reaktif dari netrofil dan monosit yang teraktivasi Lingga, 2012.
2.9 Spektrofotometri