Gambar 1. Scanning electron microskop terhadap beberapa jenis serat. A Woven bidirectional fiber, B
Undirectional fiber
21
2.3 Klasifikasi pasak Fiber Reinforce Composite
Pasak FRC dapat dikelompokkan menjadi pasak buatan pabrik prefabricated dan pasak customized pita polyethylene fiber.
20
2.3.1 Prefabricated Fiber Reinforce Composite
Pasak prefabricated memiliki ukuran dan dimensi pasak yang telah ditentukan oleh pabrik. Pasak carbon fiber merupakan jenis pasak yang pertama kali digunakan.
Pasak carbon fiber memiliki fatigue dan tensile strength yang tinggi, resisten terhadap korosi dan modulus elastisitas yang mendekati dentin. Namun pasak carbon
fiber memiliki warna yang gelap sehingga memberikan estetis yang kurang bagus.
20
Pasak glass dan quarts fiber kemudian dikembangkan karena memiliki estetis yang lebih bagus dibandingkan pasak carbon fiber. Tampilannya yang trasparan cocok
digunakan pada bahan dengan kebutuhan estetis tinggi, misalnya untuk pasak saluran akar pada gigi anterior. Pasak ini memiliki tensile strength, flexural strength dan
compressive strength yang sama seperti pasak carbon fiber.
2,20
Kemudian dikenalkan juga pasak polyaromatic polyamide aramid fiber atau disebut juga dengan serat
Kevlar. Namun serat ini memiliki warna yang kuning dan sulit untuk dipolis sehingga penggunaanya sangat terbatas pada bahan kedokteran gigi.
Oleh karena pasak prefabricated masih memerlukan preparasi dentin untuk mnegadaptasikan pasak
maka risiko fraktur pada gigi tersebut masih tetap ada.
20
A B
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Customized pita polyethylene fiber
Sebagai usaha untuk mengurangi kekurangan pasak FRC jenis prefabricated maka dikembangkan konsep baru untuk membangun sistem pasak secara langsung.
Konsepnya menggunakan pasak yang dapat mengikuti bentuk anatomi saluran akar, menggunakan preparasi minimal sehingga risiko fraktur menjadi rendah dan pasak
dapat mengisi saluran akar hingga mahkota secara sempurna. Polyethylene fiber dinyatakan sebagai serat yang dapat dijadikan untuk pasak dengan konsep alternatif
tersebut.
20
Polyethylene fiber awalnya digunakan untuk splinting periodontal, retainer pada alat ortodonti cekat, space maintainers dan stabilisasi gigi yang terkena trauma.
6
Oleh karena kemampuannya sebagai reinforce fiber maka digunakan untuk bahan pasak saluran akar.
Pasak ini terdiri atas serat polyethylene yang berbentuk seperti pita sehingga dapat direstorasi untuk membentuk pasak individu.
7
Polyethylene fiber merupakan serat pengikat yang terdiri atas serat polyethylene kekuatan ultrahigh yang dapat memperkuat dentin. Serat ini memiliki
kekuatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan serat kaca berkualitas tinggi sehingga dibutuhkan gunting khusus untuk memotongnya. Kunci keberhasilan dari
polyethylene fiber adalah seratnya yang berupa anyaman dengan desain lock-stitch threads yang secara efektif menyalurkan tekanan melalui anyaman tanpa
menyalurkan kembali ke resin. Prosedur peletakan pita yang tidak tepat dapat menimbulkan gelembung voids atau komposit yang berlebihan pada bagian serat
yang tertarik sehingga dapat menimbulkan fraktur gigi.
22
Desain restorasi yang ideal untuk suatu sistem pasak membutuhkan bahan dengan modulus elastisitas yang mendekati dentin. Penambahan bahan dengan
modulus yang berbeda dengan dentin akan mempengaruhi kekakuan antara gigi dengan restorasi dan menghasilkan tekanan interfasial. Tekanan interfasial tersebut
menghasilkan gangguan thermal, fisik atau strain shrinkage pada bahan restorasi. Pasak polyethylene fiber memiliki modulus elastisitas yang menyerupai dentin
sehingga distribusi tekanan lebih merata ke struktur dentin yang tersisa. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan fraktur akar dan meningkatkan keberhasilan klinis dari
suatu restorasi kompleks.
23
Universitas Sumatera Utara
Sistem restorasi dengan pasak juga harus menggunakan bahan yang memiliki sifat biomekanikal yang sama dengan jaringan gigi. Bahan penguat pada pasak
polyethylene fiber meliputi jalinan serat polyethylene yang diberi perlakuan dengan cold-gas plasma. Serat penguat ini meningkatkan aspek mekanis dari kompleks gigi-
restorasi dengan meningkatkan kekuatan flexural dan tensile.
23
Leno-weave dari Ribbon
®
Ribbon, Inc dilaporkan mampu menahan pergeseran dibawah tekanan lebih banyak dari jalinan sederhana. Jalinan anyamannya dapat meminimalkan
perjalanan crack yang dapat menyebabkan kegagalan restorasi. Serat ini memberikan distribusi tekanan yang efisien dengan mengabsorbsi tekanan pada restorasi yang
kompleks sehingga meminimalkan risiko fraktur akar.
20
Sifat optik sekunder dari pasak polyethylene fiber juga memungkinkan cahaya melewati gigi dan material
restorasi untuk merefleksikan, membiaskan, mengabsorbsi dan meneruskan cahaya sesuai dengan kepadatan optik dari kristal hydroxyapatite, enamel rod dan tubulus
dentin. Oleh sebab itu pasak polyethylene fiber memiliki nilai estetis yang lebih baik dibandingkan pasak metal.
23
Penggunaan luting semen resin dual cure dengan pasak polyethylene fiber menghasilkan interaksi fisik dan kimia yang baik dengan dentin saluran akar sehingga
meningkatkan kontinuitas adhesi interfasial. Penggunaan semen resin di antara sistem adhesif dan bahan reinforcement memastikan kontak yang lebih kuat dengan dentin.
Viskositas semen resin yang lebih rendah meningkatkan kemampuan wettability dan menghasilkan adaptasi permukaan internal yang lebih sempurna. Adaptasi ini
mengurangi pembentukan ruang kosong yang dapat memperlemah kekuatan perlekatan diantara permukaan. Terbentuknya ruang kosong menjadi awal dari initial
crack dan menjadi crack propagation ketika tekanan terus berlangsung pada gigi. Crack tersebut terus berkembang dan berlanjut sampai akhirnya mengakibatkan
fraktur gigi.
23
1.4 Sistem monoblock pada saluran akar