PENGOLAHAN DATA

1.5.3 Membuat Tabel Frekuensi atau Tabel Silang

Pekerjaan peneliti sesudah memasukkan data kedalam paket progam komputer adalah membuat tabel frekuensi dan tabel silang. Untuk mempermudah pekerjaan sebaiknya peneliti membuat daftar variabel yang memuat nama variabel, format variabel, nomor kartu, dan nomor kolom. Variabel yang akan dianalisis disusun berdasarkan hipotesis penelitian. Dengan kemajuan teknologi, penggunaan komputer semakin cepat dan kemampuannya semakin tinggi. Pengolahan data yang mencakup jumlah variabel banyak dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

Pusbindiklat Peneliti - LIPI

Pengolahan Data

1.5.4 Menyunting dengan Cara Mengoreksi Kesalahan- Kesalahan dengan Menggunakan Tabel Frekuensi

atau Tabulasi Silang

Pekerjaan berikutnya dalam pengolahan data adalah menyunting data hasil tabel frekuensi dan tabulasi silang. Apabila ditemui frekuensi data maupun tabulasi silang yang tidak konsisten antara satu tabel dengan tabel lainnya, maka data perlu disunting lagi. Kemungkinan kesalahan terjadi pada waktu mengisi kuesioner, memberi kode, dan memindahkan data dari lembaran kode ke komputer. Untuk menghilangkan kesalahan tersebut maka data perlu disunting baik secara manual maupun dengan komputer. Penyuntingan dilakukan dengan cara:

1.5.4.1 Untuk Tabel Frekuensi: Manual Misalnya pertanyaan dalam kuesioner adalah “Apakah ibu sedang hamil?” Responden yang menjawab “Ya” (Hamil) 27 orang, kemudian menjawab “Tidak Hamil” sebanyak 741 orang, dan yang menjawab “Tidak Tahu” empat orang. Responden yang menjawab “Tidak Hamil” dan “Tidak Tahu” seharusnya tidak memberikan jawaban untuk pertanyaan tentang jumlah bulan hamil. Jadi pertanyaan “Sudah berapa bulan hamil” hanya berlaku bagi responden yang menjawab “Ya” pada pertanyaan sebelumnya.Tabel frekuensinya adalah sebagai berikut.

40 Modul DJFP. Tingkat Pertama

Pengolahan dan Analisis Data (Bidang IPSH)

Contoh 1: “Apakah ibu sedang hamil?”

3 Tidak tahu

772 Contoh 2

Jika “Ya”, “sudah berapa bulan hamil?” Jumlah bulan hamil

772 Dari tabel frekuensi contoh 2 pada kolom 1 ternyata ada

kesalahan. Dalam contoh 1 yang Tidak Tahu dan Tidak Hamil sebanyak 745 orang terdiri Tidak Hamil 741 orang dan Tidak Tahu empat orang. Setelah dicek ternyata ada dua responden yang salah kode. Kode 99 ditulis 07 dan diperbaiki di kolom 2. Kode 20 seharusnya 02, karena tidak mungkin seorang wanita hamil 20 bulan. Kesalahan pada kolom (1) dalam contoh 2 dapat dibetulkan dengan memeriksa kembali kartu tabulasi dan jika perlu memeriksa kembali jawaban pada kuesioner.

Pusbindiklat Peneliti - LIPI

Pengolahan Data

1.5.4.2 Penyuntingan Tabel Silang Tabel silang dapat digunakan untuk mengoreksi

hubungan yang tidak masuk akal antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel tidak bebas (dependent variable). Tabel-tabel yang akan diedit disusun

berdasarkan variabel yang mempunyai hubungan. Sebagai contoh hubungan antara jumlah anak kandung lahir hidup dengan jumlah anak masih hidup seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4. Jumlah Anak Lahir Hidup dan Jumlah Anak Masih Hidup

Jumlah anak msh hidup 0 1 2 3 Jumlah Jumlah anak Lahir hidup

Tabel 4. mengandung beberapa kesalahan, yaitu sepuluh responden tidak mempunyai anak lahir hidup. Seharusnya juga tidak mempunyai anak masih hidup, tetapi satu responden dicatat mempunyai tiga anak masih hidup. Kesalahan lain adalah sepuluh responden mempunyai satu anak lahir hidup. Seharusnya mereka tidak mempunyai anak masih hidup lebih dari satu, tetapi

42 Modul DJFP. Tingkat Pertama

Pengolahan dan Analisis Data (Bidang IPSH)

ada satu responden mempunyai dua anak masih hidup. Dari kesalahan itu kita dapat melakukan penyuntingan dengan mengecek kembali ke kartu tabulasi atau kuesioner.

1.5.4.3 Menyunting Data dengan Komputer Sebelum dianalisis data perlu dicek ulang dengan komputer. Pengecekan dapat

dilakukan dengan memeriksa konsistensi antara variabel dengan variabel lainnya maupun hubungan antarvariabel. Paket program komputer menghasilkan tabel frekuensi dan tabel silang untuk semua variabel penelitian. Tabel-tabel tersebut dibandingkan dengan buku kode atau variabel yang satu dengan lainnya sehingga konsistensi antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dilakukan. Tabulasi silang antarvariabel juga dapat ditunjukkan melalui print out komputer sehingga hubungan antarvariabel yang tidak masuk akal dapat segera dikoreksi.

Contoh tabulasi silang untuk memeriksa ketidaksesuaian antarvariabel.

Pusbindiklat Peneliti - LIPI

Pengolahan Data

DATA INPUT ___________________________________________ Responden

Jumlah Anak ____________________________________________________________________________ _______

Umur

Status Kawin

____________________________________________________________________________ Hasil print out komputer adalah sebagai berikut. The raw data or transformation pass is proceeding

10 cases are written to uncompressed active file. ______________________________________________ Page 2

SPSS/PC+ 11/7/91

ID VAR1

VAR2

CEK 1.00 1.00 0.0 0.0 2.00 1.00 0.0 0.0 3.00 2.00 1.00 0.0 4.00 2.00 2.00 0.0 5.00 2.00 3.00 0.0 6.00 1.00 2.00 1.00 7.00 2.00 4.00 0.0 8.00 1.00 1.00 1.00 9.00 2.00 5.00 0.0

10.00 2.00 5.00 0.0 Number of cases read = 10

Number of cases listed = 10 __________________________________________________________________________ Page 3

SPSS/PC+ 11/7/91 This procedure was completed at 11:03:06

Keterangan: ID : Nomor responden VAR1 : Status Kawin (Kode 1 = tidak kawin; 2 = kawin)

44 Modul DJFP. Tingkat Pertama

Pengolahan dan Analisis Data (Bidang IPSH)

VAR2 : Jumlah anak CEK : Variabel tambahan untuk mencek data

Misalnya ingin mengecek konsistensi antara variabel status kawin (VAR1) dengan jumlah anak (VAR2) dan menunjukkan nomor responden (ID) yang salah. Ketidaksesuaian antara VAR1 dan VAR2 ditunjukkan oleh variabel CEK. Apabila variabel CEK sama dengan 1 berarti ada ketidaksesuaian antara VAR1 dengan VAR2. Kesalahan data terletak pada responden nomor 6 dan nomor 8. Seharusnya responden yang tidak kawin

(VAR1=1) tidak mempunyai anak (VAR2=0), tetapi untuk responden nomor 6 tercatat 2 (VAR2=2) dan responden nomor 8 tercatat 1 (VAR2=1). Untuk mengetahui kesalahan ini kita harus mengecek kembali lembaran data atau kuesioner.

Pusbindiklat Peneliti - LIPI

Pengolahan Data

Latihan 1.

A. Gunakan kertas terpisah untuk menjawab pertanyaan berikut. J awablah dengan singkat dan jelas.

Teknik pengolahan data ada dua cara, yaitu:

2. .............. Tiga pertanyaan yang sebaiknya diajukan dalam penyuntingan data adalah:

6. Buku kode adalah ......................................................

7. Struktur buku kode adalah ................

13. Sebutkan salah satu perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif?

14. Silverman mengatakan ada beberapa sumber data kualitatif, sebutkan dan beri contohnya?

46 Modul DJFP. Tingkat Pertama

Pengolahan dan Analisis Data (Bidang IPSH)

B. Di bawah ini adalah Bagian Kuesioner dari Penelitian tentang Persepsi Masyarakat terhadap Iptek, Sebanyak Sepuluh Responden yang akan Diolah:

I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Responden:

2. Jenis Kelamin: a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Umur : Tahun

4. Pendidikan formal terakhir:

b. Diploma c. S1 d. S2

a. ≤ SMU

e. S3 5. Pekerjaan

Pegawai Negeri Pegawai Swasta

Wirausaha

Lainnya, sebutkan

II. PERSEPSI TERHADAP IPTEK Apakah pendapat Saudara mengenai iptek dan media dalam negeri berikut ini?

(Pilihlah jawaban dalam kotak dibawah dengan memberi tanda ( √)

Sangat

Setuju

Kurang Tidak Sangat tidak

setuju setuju setuju Tidak ada dukungan positif dari

setuju

media dalam

upaya

pengembangan Iptek

Jawablah dengan singkat dan jelas:

1. Sebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyunting data!

2. Buat kode dari jenis pertanyaan-pertanyaan di atas ?

Pusbindiklat Peneliti - LIPI

Pengolahan Data

Ringkasan

Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data probalistik, cara penarikkan sampel dengan cara random. Data dioleh dengan menggunakan statistik. Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah penelitian menggunakan data nonprobabilistik yang datanya diolah dengan berbagai macam cara seperti wawancara, foto, teks, dan sebagainya. Penelitian kuantitatif memberikan gambaran umum dan memungkinkan menarik generalisasi. Sedangkan penelitian kualitatif menggambarkan dengan detail tentang masyarakat atau kelompoknya tetapi tidak ditujukan untuk menarik kesimpulan yang general.

Pengolahan data didahului dengan penyuntingan data tahap awal, pemberian kode, dan entry data. Penyuntingan data bertujuan untuk memeriksa kelengkapan data, konsistensi data, kesesuaian data jawaban dengan pertanyaan, dan jawaban yang tidak ada isiannya. Pemberian kode bertujuan untuk memudahkan pengolahan data dengan komputer baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Pemberian kode harus berpedoman kepada buku kode. Entry data dilakukan dengan paket-paket program pengolahan data sehingga memudahkan dalam penyajian dan analisis.

Tidak mengganti atau mengubah pertanyaan-pertanyaan, jawaban menjadi konsisten, sesuai, dan cocok untuk tujuan tertentu merupakan wujud menjunjung prinsip kejujuran

48 Modul DJFP. Tingkat Pertama

Pengolahan dan Analisis Data (Bidang IPSH)

intelektual. Setelah tahap pengolahan selesai dilakukan penyuntingan tahap ke dua. Penyuntingan tahap ke dua ini dilakukan dengan memeriksa tabel frekuensi, tabulasi silang, baik manual maupun dengan komputer.

Metode kualitatif berkembang sebagia reaksi terhadap paparan data yang diperoleh dari para pelancong. Ke sejarahnya metode ini berkembang sesuai dengan perkembangan mobilitas manusia yang menemukan daerah baru dan juga kolonialisme. Oleh karena itu posisi lian selalu menjadi pembicaraan yang menarik.

Memahami kesejarahan tersebut, metode ini mengangkat suara dari subjek penelitian, dari individu yang ditelitinya. Selain itu perkembangan metode ini juga sebagai kesempurnaan metode dimana suara individu tidak akan terlihat jika menggunakan metode kuantitatif. Oleh karena itu perbedaan ke duanya dapat dilihat mulai dari perspektifnya hingga hal yang teknis seperti pengambilan sampel.

Penggunaan metode kualitatif dapat dilakukan terpisah dari metode penelitian kuantitatif. Salah satu alasannya adalah untuk memperlihatkan sisi yang tidak terlihat dari metode lainnya. Akan tetapi ada juga kelompok yang berusaha untuk menggunakannya ke dua metode ini untuk kebutuhan dari penelitian yang dilakukan.

Pusbindiklat Peneliti - LIPI

Pengolahan Data

1. Jika Anda dapat menyelesaikan Latihan 1 dan menjawab seluruhnya dengan bena r maka Anda dianggap telah dapat menguasai PB-Satu ini. Selamat, Anda diperkenankan melanjutkan ke PB-Dua .

2. Jika Anda hanya dapat menyelesaikan Latihan 1 kurang dari 12 soal , Anda dianjurkan untuk mengkaji ulang PB- Satu ini. Cobalah berkonsultasi dengan fasilitator.

3. Selanjutnya, Anda dan tim belajar berlatih mengolah data yang telah Anda siapkan sebelumnya.

Akhir PB- Satu

50 Modul DJFP. Tingkat Pertama

Pengolahan dan Analisis Data (Bidang IPSH)

Penyajian Data

Pengertian

Komponen Penyajian Data

Pusbindiklat Peneliti - LIPI

Penyajian Data

Komponen penyajian data, pembuatan tabel, substansi tabel. pembuatan grafik, analsisi tabel, analisis grafik