Pengertian Sistem dan Prosedur Penatausahaan Barang dan Jasa Langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem dan Prosedur

Istilah sistem menimbulkan gambaran mental tentang komputer dan program. Kenyataannya , istilah ini memiliki makna yang lebih luas. Sebagian sistem muncul secara alami, sementara sebagian lain secara artifisial . Sistem alam berkisar dari atom , suatu sistem yang terdiri atas elektron, proton dan netron. Sistem artifisial merupakan buatan manusia , sistem ini meliputi segala sesuatu dari jam ke kehidupan bawah laut dan dari sistem sosial ke sistem informasi. menurut Harnanto 1992:40 ” Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur – prosedur yang diintegrasikan dan diciptakan untuk dapat mengikuti dan mengawasi pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan salah satu bidang akuntansi dalam sautu perusahaan”. Menurut Nugroho 2001:40 ” Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian – bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui 3 tahapan yaitu input, proses, dan output”. Dari definisi diatas dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sisitem sebagai berikut: 1. Setiap sistem terdiri dari unsur -unsur , 2. Unsur - unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan, 3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem, Sedangkan yang dimaksud dengan Prosedur menurut Mulyadi 2001,5 ”Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang -ulang ”.

B. Pengertian Barang dan jasa

Menurut Jay Heizer dan Barry Render yaitu ”Barang yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk yang nyata sedangkan jasa yaitu kegiatan ekonomi yang tidak menghasilkan produk yang tidak nyata.” Berikut ini merupakan ciri- ciri barang dan jasa: Ciri – ciri Barang Ciri – ciri Jasa a. Barang dapat dijual kembali, b. Barang dapat dijadikan persediaan, c. Beberapa aspek kualitas dapat diukur, d. Penjualan berbeda dari produksi, e. Barang dapat dipindahkan, f. Lokasi fasilitas sangat mempengaruhi biaya, g. Mudah dibuat secara otomatis,

h. Penghasilan dihasilkan dari barang nyata

a. Penjualan kembali tidak dapat dilakukan, b. Banyak jasa tidak dapat disimpan, c. Banyak aspek kualitas tidak dapat diukur, d. Penjualan seringkali merupakan bagian dari jasa, e. Penyedia jasa, bukan jasanya dapat dipindahkan f. Lokasi fasilitas penting untuk hubungan dengan pelanggan, g. Jasa seringkali sulit untuk dibuat secara otomatis, h. Penghasilan dihasilkan dari jasa yang tidak nyata. Menurut Keputusan Menteri Dalam negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman pengurusan , pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan dan belanja derah, pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan penyusunan pehitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah yaitu Barang dan jasa mempunyai prinsip – prinsip , • Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan yang diisyaratkan ditetapkan • Terarah dan terkendali sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanankan pokok dan fungsi perangkat daerah. • Menggunakan produksi dalam negeri • Memberikan kesempatan berusaha bagi pengusaha kecil, menengah dan koperasi.

C. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 mengenai penatausahaan keuangan daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri PERMENDAGRI Nomor 13 tahun 2006 adalahpedoman pengelolaan keuangan daerah yaitu merupakan pengganti dari Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 29 tahun 2002, PERMENDAGRI Nomor 13 mengatur tentang penatausahaan yang meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan data, penggolongan data, dan peringkasan atas transaksi danatau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pelaksanaan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Untuk menyelenggarakan penatausahaan pemerintah daerah, kepala daerah menetapkan sistem penatausahaan pemerintah daerah dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok – pokok pengelolaan keuangan daerah, disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern an standar akuntansi pemerintahan. Dalam sistem akuntansi pemerintahan ditetapkan entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPKD pada Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah PPK-SKPD. Sisitem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri dari empat prosedur akuntansi yaitu prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas,selain kas dan aset.

1. Prosedur akuntansi penerimaan kas

Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi danatas kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD danatau SKPKD.

a. Fungsi terkait:

Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsiakuntansi pada SKPKD.

b. Dokumen yang digunakan.

Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD danatau SKPKD terdiri atas: b.1 Surat ketetapan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas wajib pajak yang dibuat oleh PPKD. b.2 Surat Ketetapan Retribusi Daerah SKRD, digunakan untuk menetapkan retribusi daerah atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran. b.3 Surat Tanda Bukti Penerimaan STBP, digunakan untuk mencatat setiap penerimaan pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan . b.4 Surat Tanda Setoran STS, digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD. b.5 Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah. b.6 Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang masuk ke rekening kas. b.7 Buku jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan denagn penerimaan kas. b.8 Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atas kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan. b.9 Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

c. Laporan yang dihasilkan

c.1 Laporan yang dihasilkan dalam prosdur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD terdiri dari : • Laporan Realisasi Anggaran LRA • Neraca • Catatan atas Laporan Keuangan CALK c.2 Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntasi pengeluaran kas pada SKPKD terdiri atas: • Laporan Realisasi Anggaran LRA • Neraca • laporan Arus kas • Catatan atas Laporan keuangan CALK

d. Uraian prosedur

d.1 Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan olehfungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. d.2 Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas melakukan pencatatan ke dalam jornal penerimaan kas, disertai rekening lawan asal penerimaan kas tersebut. d.3 Bukti – bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain: • Surat Tanda Bukti Pembayaran STBP • Surat Tanda Setoran STS • Bukti transfer • Nota kredit • Bukti penerimaan lainnya. d.4 Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik atau berkala melakukan posting ke buku besar. d.5 Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol. d.6 Pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas, buku besar, dan buku besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. d.7 Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PPK-SKPKD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD menyusun laporan keuangan.

2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi danatau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD danatau SKPKD.

a. Fungsi terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

b. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD danatau SKPKD terdiri atas: b.1 Surat Penyediaan Dana SPD, merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPKD sebagai media atau surat yang yang menunjukkan tersediannya dana untuk diserap direalisasi. b.2 Surat Perintah Membayar SPM, merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna anggaran untuk mengajukan Surat Perintah pencairan dana SP2D yang akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah BUD atau Kuasa BUD. b.3 Kuitansi pembayaran dan bukti pembayaran lainnya, merupakan dokumen sebagai tanda bukti pembayaran. b.4 SP2D merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau Kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk. b.5 Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah. b.6 Nota debit bank, merupakan dokumen , atas bukti dari bankyang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah. b.7 Buku jurnal pengeluaran kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas. b.8 Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar untuk setiap rekening aset , kewajiban, ekuitas, dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan. b.9 Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

c. Laporan yang dihasilkan

c.1 Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD terdiri atas: • Laporan Realisasi anggaran LRA • Neraca • Catatan atas Laporan Keuangan CALK c.2 Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPKD terdiri atas : • Laporan Realisasi Anggaran LRA • Neraca • Laporan arus kas • Catatan Atas Laporan Keuangan CALK

d. Uraian prosedur

d.1 Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. d.2 Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas melakukan pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas, disertai rekening lawan asal pengeluaran kas tersebut. d.3 Bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain: • SP2D • Bukti transfer • Nota Kredit • Bukti penerimaan lainnya d.4 Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik atau berkala melakukan posting ke buku besar. d.5 Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol. d.6 Pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas, buku besar,da buku besar pembantu dilaksanakn oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dab fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. d.7 Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD menyusun laporan keuangan.

3. Prosedur akuntansi selain kas

Prosedur akuntansi selain kas adalah meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjwaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi danatau kejadian keuangan selain kas pada SKPD danatau SKPD. Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi danatau kejadian yang berupa: • Pengesahan pertanggungjawaban SPJ pengeluaran dana yang merupakan pengesahan atas pengeluaranbelanja melalui mekanisme uang persediaanganti uang tambahan. • Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnalyang telah diposting ke buku besar. • Penerimaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber ekonomi non kas yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung konsekuensi ekonomi bagi pemda. • Pembelian secara kredityang merupakan transaksi pembelian aset tetap yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang. • Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetapbarang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan aset tetap kepada pihal ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas. • Penerimaan aset tetapbarang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar rulslaag dengan pihak ketiga.

a. Fungsi terkait

Fungsi terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

b. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD danatau SKPKD terdiri atas : • Berita acara penerimaan barang • Surat keputusan penghapusan barang • Surat keputusan mutasi barang • Berita acara pemusnahan barang • Berita acara serah terima barang • Berita acara penilaian • Bukti memorial • Buku jurnal umum • Buku besar • Buku besar pembantu

c. Laporan yang dihasilkan

c.1. Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD terdiri atas : • Laporan Realisasi Anggaran LRA • Neraca • Catatan Atas Laporan Keuangan CALK c.2. Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD terdiri atas : • Laporan Realisasi Anggaran LRA • Neraca • Laboran Arus Kas • Catatan Atas Laporan Keuangan CALK

d. Uraian Prosedur

d.1 Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungís akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungís akuntani pada SKPKD. d.2 Transaksi dan atau kejadian selain kas antara lain sebagai berikut : • Pengesahan pertangungjawaban SPJ pengeluaran dana. • Koreksi kesalahan pencatatan • Penerimaan hibahdonasio selain kas • Pembelian secara kredit • Retur pembelian kredit • Pelepasan hak atas asetbarang milik daerah tanpa konsekuen kas. • Penerimaan aset tetapbarang milik daerah tanpa konsekuensi kas. d.3 Bukti transaksi danatau kejadian selain kas antara lain: • Berita acara penerimaan barang • Surat keputusan penghapusan barng • Surat pengiriman barang • Surat keputusan mutasi barang • Berita acara pemusnahan barang • Berita acara serah terima barang • Berita acara penilaian barang d.4 Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti transaksi danatau kejadian melakukan pencatatn bukti memorial. d.5 Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti memorial mencatat ke dalam buku jurnal umum. d.6 Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik melakukan posting ke buku besar. d.7 Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan kontrol. d.8 Pencatatan ke dalam buku jurnal umum dan buku besar pembantu dilaksanakna oleh fungsi akuntansi pada SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4. Prosedur Akuntansi Aset

Prosedur akuntansi aset meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, sehingga pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset yamg dikuasaidigunakan SKPD danatau SKPKD. Prosedur akuntansi digunakan sebagai alat pengendali dalam pengelolaan aset yang digunakan dikuasaiSKPD danatau SKPKD.

a. Fungsi terkait

Fungsi terkait yang dalam prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

b. Dokumen yang digunakan

b.1 Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset pada SKPD terdiri atas : • Berita acara penerimaan barang • Berita acara serah terima barang • Berita acara penyelesaian pekerjaan • Bukti memorial, merupakan dokumen yang memuat informasi mengenai jenis nama aset tetap , kode rekening , klasifikasi , aset tetap, nilai aset tetap, dan tanggal transaksi danatau kejadian sebagai dasar pencatatan ke dalam buku jurnal umum. • Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi danatau kejadian yang berhubungan dengan aset. • Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPDuntuk memosting semua transaksi danatau kejadian dari buku jurnal umum ke buku besar untuk setiap rekening aset , kewajiban, ekuitas dana, pendapatan , belanja, dan pembiayaaan. • Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. b.2 Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset pada SKPKD terdiri atas: • Berita acara penerimaan barang • Surat keputusan penghapusan barang • Surat keputusan mutasi barang antar SKPD • Berita acara pemusnahan barang • Berita acara serah terima barang • Berita acara penilaian • Berita acara penyelesaian pekerjaan • Bukti memorial, merupakan dokumen yang memuat informasi mengenai jenis nama aset tetap , kode rekening , klasifikasi , aset tetap, nilai aset tetap, dan tanggal transaksi danatau kejadian sebagai dasar pencatatan ke dalam buku jurnal umum. • Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi danatau kejadian yang berhubungan denagn aset. • Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPDuntuk memosting semua transaksi danatau kejadian dari buku jurnal umum ke buku besar untuk setiap rekening aset , kewajiban, ekuitas dana, pendapatan , belanja, dan pembiayaaan • Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

c. Laporan yang dihasilkan

c.1. Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD terdiri atas : • Laporan Realisasi Anggaran LRA • Neraca • Catatan Atas Laporan Keuangan CALK c.2. Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD terdiri atas : • Laporan Realisasi Anggaran LRA • Neraca • Laporan Arus Kas • Catatan Atas Laporan Keuangan CALK

d. Uraian prosedur

d.1. Prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan olehfungsi akuntansi pada PPK-SKPD serta pejabat, pengurus,dan penyimpanan barang, sdeangkan pada SKPKD dilaksanakan olehfungsi akuntansi pada SKPKD d.2. Bukti transaksi dan atau kejadian akuntansi terdiri atas : • Berita acara penerimaan barang • Surat keputusan penghapusan barang • Surat pengiriman barang • Surat keputusan mutasi barang • Berita acara pemusnahan barang • Berita acara serah terima barang • Berita acara penilaian • Berita acara penyelesaian pekerjaan d.3. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti transaksi danatau kejadian melakukan pencatatan ke bukti memorial. d.4. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti memorial mencatat ke dalam buku jurnal umum. d.5 Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD danatau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik melakukan posting ke buku besar. d.6. Setiap akhir periode, semua buku besar di tutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD danatau SKPKD.

D. Penatausahaan Barang dan Jasa Langsung

Penatausahaan barang dan jasa termasuk dalam bentuk belanja, dimana belanja menurut PERMENDAGRI No.13 Tahun 2006 ada 2 jenis yaitu : • Belanja tidak langsung dan , • Belanja langsung. Belanja tidak langsung yaitu merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, Kelompok belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud yang terdiri dari: a. belanja pegawai; b. bunga; c. subsidi; d. hibah; e. bantuan sosial; f. belanja bagi hasil; g. bantuan keuangan; dan h. belanja tidak terduga Belanja Langsung yaitu merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan sebagaimana dimaksud yaitu: a. belanja pegawai; b. belanja barang dan jasa; dan c. belanja modal. Yang dimaksud belanja barang dan jasa langsung menurut Peraturan menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 yaitu Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelianpengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 duabelas bulan danatau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Pembelianpengadaan barang danatau pemakaian jasa sebagaimana dimaksud mencakup belanja barang pakai habis, bahanmaterial, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetakpenggandaan, sewa rumahgedunggudangparkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai. Sedangkan penatausahaan barang dan jasa langsung merupakan bagian tugas dari pada bendahara pengeluaran, berikut dalam skema dibawah ini digambarkan penatausahaan bendahara pengeluaran Berdasarkan skema diatas penatausahaan barang dan jasa langsung termasuk dari proses SPP-LS Surat Permintaan Pembayaran langsung, LS Langsung yaitu uang yang dibayarkan langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak atau berdasar surat perintah kerja, dimana SPP-LS terdiri atas: A. SPP LS belanja pegawai : . 1. Pembayaran gaji induk, gaji susulan, kekurangan gaji, gaji terusan, uang duka wafat, dengan lampiran sesuai peruntukannnya. 2. Pembayaran lembur 3. Pembayaran honor vakasi B. SPP LS non belanja pegawai belanja barang : 1. Pembayaran pengadaan barang dan jasa. 2. Pembayaran biaya langganan daya dan jasa 3. Pembayaran belanja perjalanan dinas. Dalam pembayaran pengadaan barang dan jasa harus dilampirkan hal berikut : 1. Kontrak SPK yang mencantumkan nomor rekening rekanan, 2. Surat pernyataan KPA mengenai penetapan rekanan. 3. Berita acara penyelesaiaan pekerjaan 4. Berita acara serah terima pekerjaan 5. Berita acara pembayaran 6. Kuitansi yang disetujui KPA 7. Faktur pajak dan SSP ditandatangani wajib pajak 8. Jaminan Bank Lembaga keuangan non Bank 9. Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari puhak lain. 10. Ringkasan Kontrak

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan berupa studi deskriptif dengan secara langsung mendatangi objek penelitian, yaitu Pemerintah Kota Medan guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Penelitian ini didasarkan pada teori –teori yang mendukung sebagai landasan teoritis dalam menganalisa data di lapangan.

B. Jenis Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang belum diolah yang diperoleh langsung dari sumber pertama yaituindividu atau perorangan sebagai objek penelitian, dimana data ini memerlukan pengolahan lebih lanjut Data sekunder adalah data yang telah diolah dan diperoleh langsung dari objek penelitian berkaitan dengan pembahasan yang dilakukan , serta bahan-bahan lain dari tempatpenelitian yang telah diolah.

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam usaha untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk dijadikan sebagai bahan dalam menganalisis masalah yang sedang diteliti adalah sebagai berikut :