dan shortening. Di samping itu, kegiatan usaha grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet, tebu, kakao dan teh.
• Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di
Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan produk – produk pihak ketiga.
Warisan Indofood terbesar saat ini adalah kekuatan merk – merk yang dimilikinya, bahkan banyak diantara merk tersebut melekat dihati
masyarakat Indonesia selama bertahun – tahun. Ini termasuk merk mi instan Indomie, Supermi dan Sarimi, tepung terigu Segitiga Biru, Kunci
Biru dan Cakra Kembar, minyak goreng Bimoli, margarin Simas Palmia. Meskipun menghadapi kompetisi ketat, merk – merk ini tetap
merupakan pemimpin pasar di masing – masing segmennya, dikenal atas produknya yang berkualitas dengan harga terjangkau.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Deskriptif Variabel Penelitian
a. Rasio Likuiditas
Penulis terlebih dahulu menghitung rasio yang terdapat pada likuiditas perusahaan berdasarkan Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi PT Indofood
Sukses Makmur Tbk periode 2004 – 2008 sebelum melakukan analisis mengenai hubungan antara likuiditas dengan rentabilitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun rasio yang terrdapat pada likuiditas diwakili atas current ratio, acid test ratio, dan cash ratio. Rasio – rasio tersebut dihitung mulai dari tahun
2004 – 2008. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada table 4. berikut:
Tabel 4.1 Deskriptif Rasio Likuiditas
PT Indofood Sukses Makmur Tbk Periode Tahun 2004 – 2008
Tahun 2004
2005 2006
2007 2008
Current Ratio 147,9
146,5 116,8
91,6 89,8
Acid Test Ratio 95,2
85,6 70,3
59,3 52,5
Cash Ratio 36,7
32,7 36,5
37,0 30,1
Sumber: Laporan Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tahun 2004 - 2008
Tabel 4.1 tersebut menggambarkan nilai variable rasio likuiditas secara umum berdasarkan laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk selama kurun
waktu penelitian lima tahun. 1
current Ratio Current Ratio mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan
current ratio dapat dilihat pada tabel 4.1 dimana tahun 2004 nilai current ratio yaitu sebesar 147,9 . Current ratio sebesar 147,9 memiliki arti bahwa
setiap hutang jangka pendek sebesar 1 rupiah maka akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar 1,479 rupiah. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat likuiditas
dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk ditinjau dari current ratio sangat baik
Universitas Sumatera Utara
dimana perusahaan mampu menutupi hutang jangka pendeknya dengan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Penurunan current ratio perusahaan terutama disebabkan karena meningkatnya hutang jangka pendek dari perusahaan. Current ratio
perusahaan terendah ada pada tahun 2008 yaitu sebesar 89,8 yang memiliki arti bahwa setiap 1 rupiah maka akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar 0,898
rupiah. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat likuiditas dari perusahaan ditinjau current ratio sangat buruk dimana perusahaan tidak mampu menutupi
menutupi hutang jangka pendeknya dengan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
2 Acid Test Ratio
Acid Test Ratio mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah hutang jangka pendek perushaan
yang tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah aktiva lancar. Nilai tertinggi dari rasio ini berada pada tahun 2004 yaitu sebesar
95,2. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 1 rupiah hutang jangka pendek dari perusahaan dapat dijamin dengan jumlah aktiva lancar yang terdiri dari
kas dan piutang perusahaan sebesar 0,952 rupiah. Hal ini memperlihatkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya
dengan menggunakan kas dan piutang perusahaan sangat buruk yaitu untuk setiap 1 rupiah hutang jangka pendeknya hanya mampu dijamin sebesar 0,952
rupiah dari kas dan piutang perusahaan. Sementara nilai terendah berada pada tahun 2008 yaitu sebesar 52,5.
Universitas Sumatera Utara
3 Cash Ratio
Cash ratio mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Rasio ini mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada periode 2005 – 2006 sebesar
3,8 36,5 - 32,7 dan periode 2006 – 2007 sebesar 0,5 0,370 – 0,365. Meningkatnya rasio ini disebabkan karena meningkatnya jumlah uang tunai
atau kas yang terdapat pada perusahaan. Tetapi untuk periode 2004 – 2005 dan 2007 – 2008 rasio ini mengalami penurunan yang disebabkan peningkatan
hutang jangka pendek yang tidak diimbangi dengan kenaikan jumlah kas yang ada pada perusahaan. Pada periode 2004 – 2005 rasio ini mengalami
penurunan sebesar 4 0,367 – 0,327 dan periode 2007 – 2008 sebesar 6,9 0,370 – 0,301.
Nilai tertinggi dari cash ratio perusahaan berada pada tahun 2007 yaitu sebesar 37 dimana hal ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah kas
yang ada pada perusahaan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 1 rupiah hutang lancar yang ada pada perusahaan
hanya dapat dijamin oleh uang tunai yang ada pada perusahaan sebesar 0,30 rupiah. Sementara itu nilai terendah dari rasio ini berada pada tahun 2008
dimana nilai cash ratio perusahaan adalah sebesar 30,1 dan hal ini terjadi disebabkan karena terjadinya peningkatanhutang jangka pendek dan terjadinya
penurunan dari jumlah kas yang ada pada perusahaan. Dari nilai cash ratio perusahaan dari tahun 2004 – 2008 menunjukkan bahwa cash ratio dari
perusahaan sangat buruk karena perusahaan tidak mampu menjamin atau
Universitas Sumatera Utara
menutup seluruh jumlah hutang lancarnya dengan uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan.
b. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROI. Adapun nilai rasio rentabilitas ROI PT
Indofood Sukses Makmur Tbk berdasarkan laporan keuangan perusahaan selama 5 tahun 2004 -2008 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Deskriptif ROI
PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tahun 2004 – 2008
Tahun ROI
2004 2005
2006 2007
2008 2,5
0,8 4,0
3,3 2,6
Sumber: Laporan Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode 2004 – 2008
Fluktuasi rentabilitas dapat dilihat dari tabel 4.2 dimana return on investmen perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2004 – 2005 sebesar
1,7 2,5 - 0,8 , tahun 2006 – 2007 sebesar 0,7 4,0 - 3,3 dan tahun 0,7 3,3 - 2,6. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan jumlah
keuntungan dan diikuti penurunan jumlah total aktiva. Sementara itu rasio ini
Universitas Sumatera Utara
mengalami kenaikan pada tahun 2005 – 2006. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah keuntungan perusahaan dan diikuti dengan
meningkatnya jumlah total aktiva perusahaan. Nilai tertinggi ROI berada pada tahun 2006 yaitu sebesar 4,0 dan
nilai terendah ROI pada tahun 2005 yaitu sebesar 0,8. Dari tahun 2005 – 2006 terlihat bahwa kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sangat
rendah. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak mampu memberdayakan seluruh aktivanya dalam memperoleh laba dan tidak mampu mengendalikan
biaya yang terjadi agar lebih efisien.
2. Analisis Data Statistik