Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
3
mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali pengetahuan baru dan akhirnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari
– hari. Dari pengamatan awal di SD Negeri Bonagung I kelas IV jumlah siswa 18
anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Dalam proses pembelajaran IPA kurang adanya penggunaan pendekatan, media dan metode
yang tepat, sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif. Kenyataan dilapangan tujuan pembelajaran IPA yang dirumuskan dalam
kurikulum 2004 tersebut belum dicapai dengan optimal. Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati,
diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang
bersifat abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda.
Dari uraian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di SD memiliki prestasi rendah ini tidak terlepas dari sistem pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
IPA merupakan pembelajaran yang mengembangkan konsep dan sikap ilmiah sebagai landasan untuk menguasai konsep
– konsep berikutnya. Agar pembelajaran IPA memberikan pengalaman yang utuh dan bermakna bagi siswa
serta memberikan hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka guru harus dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan
tingkatan perkembangan fisik dan psikis anak terutama di kelas IV, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Atas dasar uraian dan pemasalahan
– permasalahan yang ada peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul
―Peningkatan pemahaman konsep energi panas dalam mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kuantum pada siswa kelas IV di SDN Bonagung I
Tanon Sragen.‖