Evaluasi model strukturalstructural inner model

Hubungan Konstruk Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV Standard Error STERR T Statistics |OSTERR| KI - KP 0,3933 0,4090 0,0659 0,0659 5,9705 KI - PG -0,5777 -0,6068 0,2189 0,2189 2,6388 KS - KP 0,5390 0,5230 0,0650 0,0650 8,2892 KS - PG 0,8325 0,8452 0,1991 0,1991 4,1817 PG - KP -0,0657 -0,0534 0,0422 0,0422 1,5562 PG - DI 0,1017 0,0778 0,0801 0,0801 1,2696 KP - DI 0,7107 0,7210 0,0450 0,0450 15,7784 DI - DO 0,7280 0,7342 0,0380 0,0380 19,1618 Keterangan: = tidak signifikan Sumber: Data Primer Diolah 2009 Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kualitas informasi terhadap kepuasan pemakai memiliki nilai koefisien jalur 0,43 untuk model 1 dan 0,39 untuk model 2 dan signifikan pada p ≤ 0,001 T statistik T tabel 2,93 . Kualitas informasi memiliki pengaruh negatif terhadap penggunaan dengan koefisien jalur -0,46 model 1 dan -0,57 model 2 signifikan pada p ≤ 0,05 T statistik T tabel 1,96 . Kualitas sistem memiliki pengaruh positif dengan kepuasan pemakai dengan koefisien jalur 0,49 model 1 dan 0,54 model 2 dan signifikan pada p ≤ 0,001 T statistik T tabel 2,93. Kualitas sistem memiliki pengaruh positif dengan penggunaan dengan koefisien jalur 0,96 model 1 dan 0,83 model 2 dan signifikan pada p ≤ 0,001 T statistik T tabel 2,93. Untuk model 1, kepuasan pemakai tidak terbukti signifikan terhadap penggunaan ditunjukan dengan nilai T statistik sebesar 1,44 T statistik T tabel 1,96. Demikian juga untuk model 2, penggunaan juga tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pemakai ditunjukan dengan nilai T statistik sebesar 1,55 T statistik T tabel 1,96. Penggunaan juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dampak individu baik untuk model 1 maupun model 2 ditunjukan dengan nilai T statistik 1,47 untuk model 1 dan 1,27 untuk model 2 dimana nilai keduanya lebih rendah dari T tabel 1,96. Kepuasan pemakai memiliki pengaruh signifikan positif terhadap dampak individu pada p ≤ 0,001 T statistik T tabel 2,93 dengan koefisien jalur 0,71 baik untuk model 1 maupun model 2. Dampak individu juga memiliki pengaruh yang signifikan positif dengan dampak organisasi dengan p ≤ 0,001 T statistik T tabel 2,93 dan koefisien jalur untuk model 1 dan model 2 sebesar 0,73. Kekuatan untuk menjelaskan explanatory power yang dimiliki model, atau validitas nomologis nomological validity, dapat dinilai dengan melihat R- Square R 2 dari konstruk-konstruk endogen atau variabel dependen yakni: variabel kepuasan pemakai, variabel penggunaan, variabel dampak individu, dan variabel dampak organisasi. Nilai R-Square di gunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen, apakah mempunyai pengaruh yang substantif. Tabel 19 menunjukkan R-Square untuk konstruk-konstruk dependen. Tabel 19 R-Square R Square R 2 Konstruk Model 1 Model 2 Kepuasan Pemakai KP 0,7902 0,7938 Penggunaan PG 0,1889 0,1752 Dampak Individu DI 0,5397 0,5400 Dampak Organisasi DO 0,5299 0,5300 Sumber: Data Primer Diolah 2009 Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa kedua model penelitian menjelaskan sekitar 53 dari variabilitas total dampak organisasi, sekitar 54 dampak individu, 18 penggunaan dan menjelaskan sekitar 79 varian pada pengukuran keseluruhan kepuasan pemakai. Untuk meringkas analisis di atas, Gambar 10 dan Gambar 11 menggambarkan model estimasi PLS dari 2 model penelitian yang diusulkan. Gambar tersebut menunjukkan varian R 2 di konstruk-konstruk dependen dan koefisien-koefisien jalur serta tingkat signifikansinya dengan notasi bintang . Keterangan: p ≤ 0,001, p ≤ 0,05 Gambar 10 Hasil Pengujian Model Struktural Model 1 0,96 0,43 -0,26 -0,47 0,49 0,71 0,10 0,73 R 2 = 0,19 R 2 = 0,53 R 2 = 0,54 R 2 = 0,79 KI PG DO DI KS KP Keterangan: p ≤ 0,001, p ≤ 0,05 Gambar 11 Hasil Pengujian Model Struktural Model 2 Hasil empiris dari pengujian kedua model ini menunjukkan bahwa kualitas sistem, kualitas informasi mempengaruhi kepuasan pemakai. Faktor-faktor tersebut menjelaskan sekitar 79 varian di pengukuran keseluruhan kepuasan pemakai. Demikan juga kualitas sistem dan kualitas informasi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan dengan menyumbangkan sekitar 17 dari total variabilitas pengukurannya, dengan catatan kualitas informasi memberikan pengaruh yang negatif. Dalam model penelitian tidak ditemukan pengaruh yang signifikan, baik kepuasan pemakai terhadap penggunaan model 1 maupun penggunaan terhadap kepuasan pemakai model 2. Dampak individu terbukti secara signifikan dipengaruhi oleh kepuasan pemakai akan tetapi tidak signifikan dipengaruhi oleh penggunaan dengan nilai R square sebesar 0,54 yang berarti bahwa dampak individu dapat dijelaskan oleh 0,83 0,39 -0,07 -0,58 0,54 0,71 0,10 0,73 R 2 = 0,17 R 2 = 0,53 R 2 = 0,54 R 2 = 0,79 KI PG DO DI KS KP kepuasan pemakai sebesar 54. Sedangkan dampak individu mempengaruhi dampak organisasi dengan nilai R square sebesar 0,53 atau 53.

3. Pengujian hipotesis

a. H1 : Kualitas informasi persepsian berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai Dari hasil olah data menggunakan SmartPLS didapatkan nilai original sampel O yang merupakan nilai koefisien jalur dan nilai T statistik untuk menunjukan signifikansinya pada tabel 17 dan 18. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kualitas informasi persepsian terhadap kepuasan pemakai memberikan nilai koefisien jalur sebesar 0,43 untuk model 1 dan 0,39 untuk model 2 dengan nilai T statistik 3,95 model 1 dan 5,97 model 2 yang berarti signifikan pada 0,001 T statistik T tabel 3,29. Dengan demikian H1 terbukti secara empiris dan dinyatakan diterima. b. H2 : Kualitas sistem persepsian berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai Kualitas sistem persepsian terhadap kepuasan pemakai memberikan nilai koefisien jalur sebesar 0,49 untuk model 1 dan 0,54 untuk model 2 dan signifikan pada 0,001 yang ditunjukan dengan nilai T statistik sebesar 4,33 untuk model 1 dan 8,29 untuk model 2 T statistik T tabel 3,29. Hasil ini menunjukan bahwa H2 terbukti secara empiris dan dinyatakan diterima. c. H3 : Kualitas informasi persepsian berpengaruh positif terhadap penggunaannya Kualitas informasi persepsian terhadap penggunaan memberikan nilai -0,47 untuk model 1 dan -0,58 untuk model 2 dengan signifikansi pada 0,05, ditunjukan dengan nilai T statistik sebesar 2,24 untuk model 1 dan 2,64 untuk model 2 T statistik T tabel 1,96. Hasil negatif koefisien jalur tersebut menunjukan bahwa kualitas informasi persepsian memiliki pengaruh yang negatif terhadap penggunaan sistem informasi. Dengan demikian kualitas informasi berbanding terbalik terhadap penggunaan, semakin tinggi menurut pengguna kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem informasi, semakin enggan atau sedikit penggunan sistem oleh pemakai sistem informasi. Hasil yang negatif ini dapat dijelaskan bahwa kualitas informasi yang diukur oleh 6 skala pengukuran yakni kelengkapan, ketepatan, akurasi, konsistensi, kekinian dan bentuk mengindikasikan bahwa menurut persepsi pengguna sistem, kualitas informasi yang baik, yang tercermin misalnya dari kelengkapan output laporan justru malah membingungkan pemakai sistem yang pada akhirnya akan membuat mereka enggan untuk menggunakan sistem informasi. Alasan lainnya adalah variabel penggunaan sistem informasi dalam kasus di rumah sakit ini merupakan penggunaan yang mandatory, artinya sistem informasi biling sistem wajib digunakan oleh semua pegawai khususnya operator biling sistem karena merupakan mandattugas dari atasan. Oleh karenanya, penggunaan sistem informasi itu tidak dapat dijadikan ukuran untuk menilai penggunaan nyata sebuah sistem informasi. Hal ini diperkuat dengan hasil estimasi PLS bahwa salah satu dari 2 indikator yang membentuk konstruk penggunaan yakni PG_2 terbukti tidak memiliki validitas yang cukup sehingga harus dikeluarkan dari model. Dengan hasil diatas, maka H3 yang berbunyi “kualitas informasi persepsian berpengaruh positif terhadap penggunaan” tidak terbukti dan dinyatakan ditolak. Hasil uji hipotesis yang menunjukan tidak adanya pengaruh antara kualitas informasi dengan penggunaan dapat juga dilihat pada penelitian Roldan dan Leal 2003, McGill et al. 2003, Livari 2005, Radityo dan Zulaikha 2007. Hasil ini sepertinya memberikan pemahaman bahwa implementasi sistem informasi pada konteks mandatory dan voluntary memiliki hasil yang berbeda khususnya pada pengukuran variabel penggunaan. d. H4 : Kualitas sistem persepsian berpengaruh positif terhadap penggunaannya Kualitas sistem persepsian terhadap penggunaan memberikan nilai koefisien jalur sebesar 0,96 untuk model 1 dan 0,83 untuk model 2 dengan nilai T statistik 4,01 untuk model 1 dan 4,18 untuk model 2 yang berarti signifikan pada 0,001 T statistik T tabel 3,29. Dengan demikian H4 terbukti secara empiris dan dinyatakan diterima. e. H5 a : Kepuasan pemakai sistem infomasi berpengaruh positif terhadap penggunaannya Kepuasan pemakai terhadap penggunaan memberikan nilai koefisien jalur sebesar -0,26 dengan nilai T statistik 1,44 yang berarti tidak signifikan T statistik