Pengendalian Mutu Selama Proses

31 penumpukan berselang-seling, membujur dan melintang. Pengaturan itu digunakan untuk mencegah tumpukan karung yang mudah dan jatuh dan longsor. Penataan dalam gudang diurutkan sesuai dengan tanggal dan hari produk masuk gudang penyimpanan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan dan agar terjadi sirkulasi antara penyimpanan dan pengambilan. Diagram alir proses pembuatan tapioka disajikan pada gambar 4.

2. Pengendalian Mutu Selama Proses

Mutu produk akhir sebenarnya dipengaruhi oleh bahan mentah sebelum proses. Jika bahan mentah sebelum proses dalam keadaan baik, maka produk akhir akan baik pula, begitu juga sebaliknya. Pengendalian mutu produk selama proses ini dilakukan untuk mempertahankan mutu dari produk akhir. Pengendalian ini dilakukan meliputi proses pengupasan, sortasi, pemotongan, ekstraksi dan penyaringan serta pada proses pengeringan. a. Proses Pencucian Agar proses pencucian berjalan dengan lancar dan menghasilkan ubi kayu yang benar-benar bersih, maka sebelum pencucian alat-alat pencucian dibersihkan terlebih dahulu dan air yang digunakan harus bersih terutama pada air untuk pencucian terakhir. b. Sortasi Dilakukan karena dapat mempengaruhi tepung yang dihasilkan. Sortasi yang dilakukan meliputi sortasi bonggol, karena bonggol dapat mempengaruhi efisiensi serta efektifitas penghancuran. Sortasi bonggol dilakukan setelah pencucian dengan air bersih. Sortasi terhadap bahan-bahan lain yang terikut seperti plastik, batu kerikil. c. Proses Pemotongan 32 Kecepatan putaran dikendalikan agar sesuai dengan kecepatan pemasukan bahan. Kecepatan terlalu rendah maka hasil pemotongan per satuan waktu lebih sedikit dan beban mesin menjadi berat. d. Proses Pemarutan Faktor yang harus dikendalikan adalah kecepatan putar alat dan jumlah air yang ditambah, agar bubur ubi kayu tidak terlalu encer maupun kental, sehingga “Rasping Effect” efek pemarutan mencapai optimal yaitu 80 – 90. e. Proses Ekstraksi dan Penyaringan Faktor yang harus dikendalikan adalah jumlah air yang ditambahkan untuk proses pencucian dan jumlah SO 2 yang ditambahkan serta kebersihan kain penyaring. f. Pengeringan Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap pati yang sudah kering dengan menggunakan alat pengontrol. Suhu untuk pengeringan adalah 50-60 . Jika pati yang telah dioven terlalu kering maka kecepatan pengeringan akan dinaikkan, tetapi jika pati terlalu basah maka kecepatan pengeringan akan diperlambat agar didapatkan pati tapioka seperti yang diharapkan. Kadar air tepung akhir diharapkan 9 – 12,5 agar dapat tahan dalam jangka waktu yang lama. 33

3. Diagram Alir Proses