HUBUNGAN SELF CONTROL PENGGUNAAN UANG DENGAN INTENSI MENABUNG PADA WANITA KARIR
SKRIPSI
Oleh:
Ekadyanti Vidya Rahmani 201210230311103
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
(2)
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
Ekadyanti Vidya Rahmani 201210230311103
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
(3)
i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Skripsi : Hubungan Self Control Penggunaan Uang dengan Intensi Menabung pada Wanita Karir
2. Nama Peneliti : Ekadyanti Vidya Rahmani
3. NIM : 201210230311103
4. Fakultas : Psikologi
5. Perguruan Tingggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 16 Desember 2015 – 16 Januari 2016 Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal
Dewan Penguji :
Ketua Penguji : Dr. Nida Hasanati, M.Si ( )
Anggota Penguji : 1. Muhammad Shohib, S.Psi. M.Si ( )
2. Yudi Suharsono, S.Psi, M. Si ( )
3. Adhyatman Prabowo, M.Psi ( )
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Nida Hasanati, M. Si Muhammad Shohib, S.Psi. M.Si. Malang, 02 Februari 2016
Mengesahkan
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
(4)
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ekadyanti Vidya Rahmani
NIM : 201210230311103
Fakultas / Jurusan : Psikologi / Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :
Hubungan Self control Penggunaan Uang dengan Intensi Menabung pada Wanita Karir
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak
Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Mengetahui Ketua Program Studi,
Yuni Nurhamida, S.Psi. M.Si.
Malang, 02 Februari 2016 Yang Menyatakan,
(5)
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Self Control Penggunaan Uang Dengan Intensi Menabung Pada Wanita Karir”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan serta dukungan langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Yuni Nurhamida, M.Psi selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. Nida Hasanati., M.Si. dan Muhammad Shohib, S.Psi., M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing II sekaligus dosen wali yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Seluruh jajaran Dosen serta para staff Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang banyak memberikan pengetahuan baru dan memberi pelajaran berharga serta dukungan sehingga penulis bisa termotivasi dalam menyelesaikan skripsi.
5. Keluarga kecilku tercinta di Laboratorium Psikologi, kepala Lab. Siti Maimunah, S.Psi, M.M, MA. Staff Lab. Mbak Santi, serta seluruh teman Asisten, teman-teman Part time yang selalu memberi dukungan serta motivasi dan tempat berkeluh kesah serta bercandaan yang selalu memberikan kebahagiaan.
6. Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang yang membantu dalam memberikan perijinan dalam penelitian di Kota Malang, sehingga penelitian dapat terlaksana dengan lancar. 7. Seluruh Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Blimbing Kota Malang yang sudah
berpartisipasi sebagai subyek penelitian.
8. Mama, Ayah, Papa, Adik-adik tercinta Alfido Rizky Darmawan, Chyntia Vindy Rahmani, Nindya Dewantono dan Nabila Haura Putri yang selalu memberikan dukungan serta do`a dan kasih sayang sepanjang masa dan tidak pernah putus sehingga penulis selalu termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Special Thank`s for you all!
9. Pandu Eka Putra yang selalu memberikan semangat dengan melimpahkan bantuan dan meluangkan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta sahabat-sahabat tercinta 4 sekawan (Tama, Ucha, Dewi), Sahabat-sahabat 5 sekawan (Huda, Nova, Oyib dan Faza), Sahabat wanita sholehah (Tia, Puput, Kiki), serta Saudara jauh tercinta Gama, Arini,Wati dan keponakan tercinta yang dengan sukarela mendoakan dan membantu dalam proses penelitian ini, sehingga penelitian selesai tepat waktu.
10.Teman-teman “payung menabung” Ade, Yuni, Denis, Ayulia, Ayu, Ellin, Mimin yang selalu memberikan dukungan serta memberi semangat satu sama lain sehingga dengan kedekatan kita semua menjadikan waktu yang dilewati bersama selalu dihadiri dengan semangat untuk saling menunggu dan selesai secara bersama.
(6)
iv
11.Teman-teman angkatan 2012 khususnya Psikologi Kelas B yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi.
12.Teman-teman Jurusan Manajemen (Juan, Annisa, Riska, Elza, Faris, Agung, Didin, Momo) yang telah memberikan dukungan dan semangat tiada henti kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak memberikan bantuan dan semangat pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik-Nya, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 02 Februari 2016 Penulis
(7)
v DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAK ... 1
PENDAHULUAN ... 2
Intensi Menabung ... 5
Self Control Penggunaan Uang ... 6
Wanita Karir ... 8
Self control Penggunaan Uang dengan Intensi Menabung ... 8
Hipotesa ... 10
METODE PENELITIAN ... 10
Rancangan Penelitian ... 10
Subjek Penelitian ... 11
Variabel dan Instrumen Penelitian ... 11
Prosedur Penelitian dan Analisa Data Penelitian ... 12
HASIL PENELITIAN ... 12
DISKUSI ... 16
SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 18
REFERENSI ... 19
(8)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian ... 11 Tabel 2. Indeks Reliabilitas ... 12 Tabel 3. Deskripsi Subjek ... 13 Tabel 4. Perhitungan T-Score Self Control Penggunaan Uang Berdasarkan
Kategori Usia ... 13 Tabel 5. T-Score Intensi Menabung Berdasarkan Kategori Usia ... 13 Tabel 6. T-Score Self Control Penggunaan Uang Berdasarkan
Kelompok Gaji pokok ... 14 Tabel 7. T-Score Intensi Menabung Berdasarkan Kelompok Gaji Pokok ... 14 Tabel 8. Rata-rata nilai Self Control Penggunaan uang dan Intensi Menabung
Berdasarkan Kategori usia ... 14 Tabel 9. Rata-rata Self Control Penggunaan Uang dan Intensi Menabung
Berdasarkan Kelompok Gaji Pokok ... 15 Tabel 10. Hasil Analisa Uji Product Moment ... 15
(9)
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
Skala Penelitian
Skala Penelitian Try Out. Self Control Penggunaan Uang (Skala A) dan Skala
Intensi Menabung (Skala B) ... 24
Skala Penelitian Turun Lapang. Self Control Penggunaan Uang (Skala A) dan Skala Intensi Menabung (Skala B) ... 28
Lampiran II Uji Validitas dan Reliability Tabel 11. Blueprint Skala Self Control Penggunaan Uang Sebelum Try Out ... 31
Tabel 12. Uji Validitas Skala Self Control Penggunaan Uang ... 31
Tabel 13. Blueprint Skala Self Control Penggunaan Uang Setelah Try Out ... 31
Tabel 14. Blueprint Skala Intensi Menabung Sebelum Try Out ... 31
Tabel 15. Uji Validitas Skala Intensi Menabung ... 32
Tabel 16. Blueprint Skala Intensi Menabung Setelah Try Out ... 32
Tabel 17. Validitas Instrumen ... 32
Tabel 18. Reliabilitas Instrumen (Keseluruhan Aspek) ... 32
Lampiran III Uji Asumsi Uji Normalitas ... 33
Uji Linieritas ... 33
Lampiran IV Input dan Hasil Analisa Data Tabulasi Data Self Control Penggunaan Uang ... 34
Tabulasi Data Intensi Menabung ... 40
Input Data Subjek Penelitian ... 48
Deskriptif Subjek ... 54
Tabulasi Analisis Self Control Penggunaan Uang ... 55
Tabulasi Analisis Intensi Menabung ... 56
Hasil Analisa Product Moment ... 58
(10)
1
Ekadyanti Vidya Rahmani
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang [email protected]
Menurunnya niat menabung menandakan tingkat konsumtif masyarakat Indonesia semakin meningkat. Akibatnya, mayoritas guru melakukan kredit pinjaman ke bank untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Padahal dalam rumah tangga, tabungan keluarga berfungsi sebagai cadangan untuk membiayai kebutuhan di masa mendatang. Besarnya kebutuhan rumah tangga menuntut pengelola keuangan keluarga mengambil keputusan mengenai penggunaan uang yaitu menabung atau mengutamakan konsumsi. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui hubungan self control penggunaan uang dengan intensi menabung pada wanita karir. Pengukuran dilakukan pada 185 wanita karir berumah tangga yang berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Blimbing Malang dengan teknik cluster random sampling. Jenis penelitian yang digunakan yaitu causal comparative research. Data penelitian diperoleh menggunakan skala self control penggunaan uang dan skala intensi menabung. Teknik analisis data menggunakan Product moment. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara self control penggunaan uang dengan intensi menabung pada wanita karir (r=0.299; p=0.000<0.01). Individu dengan self control penggunaan uang tinggi, memiliki intensi menabung tinggi. Sebaliknya, individu dengan self control penggunaan uang rendah, memiliki intensi menabung rendah. Sumbangan efektif self control penggunaan uang dalam penelitian ini (r2=0.089) sebesar 8.9%.
Kata Kunci : Self control penggunaan uang, intensi menabung, wanita karir, rumah tangga Declining saving intention indicates the level of consumption of Indonesian society is increasing. Consequently, the majority of teachers do credit loans to banks to meet the needs of the family. Whereas in the household, the family's savings serve as a backup to finance future needs. The amount of household financial management requires families to make decisions about the use of money that is saved up or give priority to consumption. The purpose of this study, the relationship self control with the intention of using the money saved on women's careers. Measurements were performed on 185 married career women who work as an elementary school teacher in the district Blimbing, Malang using cluster random sampling method. Research type the used is causal comparative research.The data were collected using self control scale and the scale of the use intention of saving money. Data were analyzed using Product moment. The results showed a significant relationship between self control with the intention of using the money saved on career women (r = 0.299; p = 0.000 <0.01). Individuals with high self control the use of money; have a high intention of saving. In contrast, individuals with low self control the use of money, have a low saving intention. The effective contribution of self-control the use of money in this study (r2 = 0089) amounted to 8.9%.
(11)
Pola konsumsi mencerminkan tingkat pengeluaran seseorang dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya. Hal ini tidak terlepas dari pendapatan yang diterima. Pendapatan merupakan faktor utama yang memberikan pengaruh besar terhadap perilaku konsumsi seseorang. Dalam sebuah rumah tangga penting untuk mengelola pendapatan yang diperoleh. Mengingat tidak semua rumah tangga memiliki pendapatan yang cukup atau lebih. Cahyono (2007) dalam penelitiannya menjelaskan rata-rata alokasi pengeluaran rumah tangga penyadap pinus per tahun antara lain 58.08% untuk pangan, 10.01% untuk pakaian, 23.80% untuk pendidikan,1.47% iuran sosial, 5.63% pajak PBB dan 1.01% untuk tabungan.
Suci dkk (2014) dalam penelitiannya menjelaskan rata-rata konsumsi rumah tangga buruh untuk pangan Rp. 620.000, pemenuhan papan Rp. 56.633, kesehatan Rp. 37.000, pendidikan Rp. 94.420 dan sosial Rp. 75.200 per bulan dari total gaji pokok dan sampingan sekitar Rp. 1.270.000 – Rp. 3.000.000. Tidak hanya itu, Alpharesy dkk (2012) menjelaskan pendapatan nelayan 49% berkontribusi terhadap total pengeluaran rumah tangga yang terdiri atas pangan dan non pangan seperti sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Besarnya tingkat konsumsi rumah tangga, mendorong inisiatif perempuan sebagai istri atau ibu rumah tangga untuk bekerja mencari pendapatan tambahan dan menjalankan fungsi ekonomi dalam keluarga yaitu membantu suami mencari nafkah untuk semua anggota keluarga (Iklima, 2014). Sehingga pengelola keuangan rumah dituntut untuk lebih mengatur pengeluaran kebutuhan rumah tangga.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan masyarakat Indonesia semakin konsumtif dan mulai meninggalkan kebiasaan menabung. Hal tersebut tercermin dari menurunnya Marginal Prospensity to Save (MPS) dalam 3 tahun terkahir dan naiknya Marginal Prospensity to Consume (MPC). Artinya, saat masyarakat memiliki uang, mereka akan lebih cenderung mengutamakan belanja atau konsumsi ketimbang menabung. Berdasarkan Dana Moneter Internasional (IMF), rasio Gross National Savings per GDP, Indonesia berada di level 30.87% dibawah Tiongkok, Singapura dan Korea. Dewi (2010) menjelaskan bahwa gubernur Sementara Bank Indonesia juga menjelaskan bahwa kesadaran menabung masyarakat Indonesia masih terbilang rendah, terbukti 138 juta penduduk berusia dewasa 80 juta orang diantaranya belum memiliki tabungan.
Irianto (2014) menjelaskan berdasarkan The Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions, melakukan riset perilaku konsumen Indonesia dan menyimpulkan bahwa keinginan konsumen Indonesia untuk menabung pada tahun 2014 menurun. Hasil riset menunjukkan sebanyak 57% konsumen menggunakan dana cadangan untuk berlibur dan adanya peningkatan pembelian barang-barang. Hal tersebut juga berlaku pada guru sebagai seorang wanita karir yang memberikan kontribusi naiknya Marginal Prospensity To Consume (MPS), dimana Dinas Pendidikan Musi Rawas mencatat, hampir 99% atau sebanyak 3.533 Surat Keputusan (SK) PNS guru digadaikan ke bank. Langkah tersebut dilakukan tenaga pengajar untuk mendapatkan pinjaman dana segar guna mendapatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Stefanus, 2015). Tidak hanya itu, Rufaidah (2015) menjelaskan bahwa sampai saat ini masih banyak ditemui guru yang bersikap konsumtif akibatnya niat untuk menabung menjadi semakin turun. Dimana dana Tunjangan Profesi Guru (TPG) dan pinjaman dari bank digunakan untuk membeli barang mewah. Bahkan masih banyak guru dengan gaji minus karena dipotong cicilan bank.
Menurunnya niat dan aktifitas menabung memberikan dampak jangka panjang dan jangka pendek bagi perekonomian rumah tangga. Pendapatan yang menurun dan tidak tersedianya
(12)
tabungan menyebabkan tidak semua kebutuhan rumah tangga terpenuhi. Aktifitas menabung dapat dilakukan apabila pendapatan yang diperoleh tidak dibelanjakan secara keseluruhan atau dikonsumsi secara keseluruhan. Tabungan keluarga (rumah tangga) memiliki fungsi utama sebagai cadangan untuk membiayai kebutuhan di masa yang akan datang, baik yang sudah dapat diperkirakan maupun yang bersifat mendadak. Dalam memunculkan perilaku menabung, didahului oleh kemauan/intensi seseorang untuk melakukan sebuah perilaku. Jika tidak ada kemauan/intensi maka untuk melakukan hal tersebut sangatlah mustahil terjadi. Seseorang yang menyusun rencana pengeluaran keuangan memiliki pengaruh kuat dalam memunculkan intensi menabung, dimana intensi menabung secara nyata juga mempengaruhi munculnya perilaku menabung seseorang (Yasid, 2009; Robinovich & Webley, 2006). Dijelaskan, ibu rumah tangga memiliki sikap menabung yang positif yaitu untuk biaya pendidikan, berjaga-jaga dalam menghadapi musibah dan menyiapkan hari tua atau pensiun (Yasid, 2009). Puspitasari (2015) menjelaskan bahwa semakin tinggi penghindaran ketidakpastian yang dimiliki seseorang dimana akan mengakibatkan munculnya perasaan gelisah, cemas, dan ketakutan maka akan semakin tinggi pula intensi untuk menabung. Pada masyarakat cina, pendapatan yang tinggi namun tidak ada kepastian pengeluaran di masa depan mendorong mereka untuk lebih kuat termotivasi menyimpan uangnya (Yao,Wang, Weagley & Liao, 2011). Disebutkan, otonomi, ketersediaan uang, spekulasi, pembelian, keamanan, liburan, proyek, tindakan pencegahan, kebiasaan menabung & nilai uang, harga diri, rumah tangga, kesenangan diri, pensiun, menghindari hutang dan masa tua/sakit merupakan tujuan seseorang menabung.
Wiguna (2008) menjelaskan bahwa mengatur uang sebenarnya merupakan hal yang paling penting. Melalui pengelolaan uang yang baik maka uang yang terbataspun dapat dikendalikan penggunaannya, sehingga membawa kesejahteraan bagi keluarga. Keluarga dengan pendapatan pas-pasan, sangatlah penting dalam memanajemen keuangannya karena dengan uang yang dimiliki akan sangat sedikit kebutuhan yang akan tercukupi. Namun, keluarga dengan dua pintu pendapatan memungkinkan untuk memiliki pendapatan yang cukup atau lebih. Dengan memiliki pendapatan lebih, memungkinkan untuk melakukan pengeluaran keuangan yang lebih besar. Hal tersebut dikarenakan keinginan seseorang bersifat tidak terbatas dan sangat memungkinkan terjadi pengeluaran yang tidak terkontrol. Padahal terdapat pilihan lain yaitu menyimpan uang yang dimiliki dengan menabung dan melakukan pembelian sesuai kebutuhan.
Menurut Frankel (2006) perempuan jauh lebih cenderung melakukan pembelian tidak berdasarkan pada kebutuhan dibanding laki-laki, sehingga hal ini menjadikan berbelanja sebagai sebuah metode perayaan, membeli barang tanpa perencanaan dan membeli barang sesering mungkin. Diketahui ibu rumah tangga yang bekerja melakukan pembelian barang tanpa adanya perencanaan, membeli barang atas pertimbangan harga yang mahal atau barang dengan merek ternama akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi serta membeli barang untuk menjaga simbol status (Astuti, 2013). Padahal, manajemen keuangan keluarga merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang ibu sebagai pemegang keuangan keluarga (Salirawati,2004)
Perempuan yang menjalankan peran gandanya sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir memiliki hambatan berupa waktu dan tenaga dalam menjalankan perannya. Namun dengan pendapatan yang diperoleh sendiri membuat wanita karir memiliki kesempatan menggunakan uangnya untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi guna tetap menjaga penampilan tanpa harus menggunakan pendapatan suami. Fitria (2015) dalam penelitiannya menyatakan perempuan
(13)
berkarir yang shopaholic di samarinda menjadi lebih konsumtif dalam berbelanja melalui media online untuk memenuhi kebutuhan yang didasari karena keinginan untuk menjaga penampilan sebagai wujud identitas diri. Tidak hanya itu, Wisal (2013) dalam penelitiannya menjelaskan terdapat hubungan antara motivasi dengan intensi membeli tas branded pada perempuan dengan status sosial menengah ke atas. Hal ini menunjukkan dengan memiliki pendapatan sendiri, wanita karir akan lebih leluasa menggunakan uangnya, baik untuk kebutuhan pribadi ataupun untuk kebutuhan keluarga. Namun, agar tidak terjadi pengeluaran yang tidak terkontrol, maka dibutuhkan faktor psikologi untuk mengendalikannya yaitu self control penggunaan uang.
Self control merupakan hal yang penting sebelum seseorang memutuskan untuk mengambil keputusan dalam berperilaku. Ketika seseorang memiliki self control yang tinggi maka akan cenderung mengendalikan penggunaan uangnya dan dapat melakukan pengelolaan uang dengan lebih baik dan cenderung memunculkan niat untuk menabung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Schmeichel, Cindy, dan Eddie (2010) menunjukkan bahwa orang yang sering berlatih mengendalikan diri akan memiliki motivasi yang lebih baik dan lebih positif dibandingkan dengan orang yang tidak pernah berlatih mengendalikan diri. Sedangkan seseorang yang jarang melatih self control cenderung tidak dapat mengendalikan perilakunya. Youn Rha, dkk (2006) menjelaskan bahwa mengidentifikasi tujuan menabung, pengeluaran yang akan datang, dan aturan dalam menabung merupakan mekanisme kontrol diri dalam rumah tangga. Perilaku menabung rumah tangga sangat dipengaruhi oleh mekanisme keluarga dalam melatih kontrol dirinya. Dengan adanya aturan dalam rumah tangga untuk menabung memungkinkan untuk menyimpan pendapatan dari pada yang tidak memiliki aturan menabung dalam rumah tangga.
Orang yang memandang mengontrol pengeluaran sebagai sebuah tugas yang mudah, akan berhasil untuk mengontrol pengeluarannya karena memiliki lebih banyak kontrol diri, hal tersebut bergantung pada besar tuntutan yang harus dipenuhi dan seberapa besar kontrol diri yang dimiliki (Robinovich & Webley, 2006). Menurut Naomi dan Iin (2013) faktor yang menyebabkan seseorang untuk melakukan pembelian konsumtif adalah kurangnya self control yang dimiliki. Ketika seseorang memiliki self control yang rendah, maka dia akan cenderung tidak mampu mengendalikan perilaku konsumsinya sehingga jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus maka akan memunculkan perilaku berhutang dalam memenuhi kebutuhan di masa depan dibanding mempersiapkan finansial dengan cara menabung. Semakin tinggi self control seseorang dan memiliki locus of control internal maka semakin rendah perilaku berhutangnya, namun semakin rendah self control dan semakin tinggi locus of control ekstrernal maka semakin tinggi perilaku berhutangnya (Feriska, 2015; Pratama, 2015).
Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan self control penggunaan uang dengan intensi menabung pada wanita karir. Diharapkan penelitian ini dapat melengkapi referensi yang telah ada di bidang Psikologi khususnya Psikologi Ekonomi. Selain itu dapat memberikan informasi dan pengetahuan pada masyarakat khususnya wanita karir mengenai pentingnya self control penggunaan uang untuk kepentingan masa mendatang dan meningkatkan intensi menabung sehingga dapat mempersiapkan finansial untuk kebutuhan yang mendesak.
(14)
Intensi Menabung
Intensi dapat dijelaskan melalui teori perilaku terencana yang merupakan pengembangan dari teori tindakan beralasan oleh Fishbein dan Ajzen (Ajzen, 2005). Teori perilaku terencana didasarkan pada asumsi bahwa individu dapat berperilaku secara bijaksana, sehingga mereka memperhitungkan semua informasi yang ada baik secara implisit maupun eksplisit dan mempertimbangkan akibat dari perilaku mereka.
Teori ini mengatakan bahwa intensi seseorang untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan suatu perilaku adalah faktor yang paling menentukan apakah suatu perilaku terjadi atau tidak. Niat dimaksudkan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku. Niat juga menunjukkan, bagaimana orang-orang akan mencoba berbagai upaya untuk merencanakan dan berperilaku (Ajzen, 1991).
Menabung adalah aktifitas yang berkaitan dengan penyimpanan, penyisihan dari sebagian pendapatan dan konsumsi. Penyisihan tersebut dilakukan dengan beberapa tujuan yaitu untuk disimpan atau bahkan penanaman modal yang produktif (Sadono & Sukirno, 2000). Dalam kamus bahasa Indonesia menabung diartikan sebagai aktifitas menyimpan yang dilakukan oleh seseorang baik berupa materil atau non materil di tempat yang aman seperti bank, pos, celengan dan lain sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa intensi menabung adalah kemauan/niat seseorang untuk menyisihkan, tidak membelanjakan, atau menyimpan pendapatan di tempat yang aman.
Intensi lebih dari sekedar sikap, intensi harus dipandang sebagai fenomena bebas dan khusus, meskipun individu satu dengan yang lainnya memiliki sikap sama, namun memiliki intensi yang berbeda. Dalam teori perilaku terencana (Theory of Plannned Behavior), terdapat tiga komponen penentu niat yaitu sikap terhadap tindakan (attitude toward the behavior), norma subjektif (subjective norm) dan kontrol terhadap perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control), tiga komponen tersebut merupakan aspek dalam intensi. Ajzen (2005) mengemukakan bahwa intensi terdiri dari tiga aspek, yaitu:
1. Attitude toward the behavior (sikap terhadap tindakan): Penilaian individu baik positif atau negatif terhadap benda, orang, institusi, kejadian, atau perilaku tertentu (Ajzen, 2005). Sikap seseorang ini akan berhubungan dengan adanya keyakinan. Sikap individu terhadap suatu perilaku diperoleh dari keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut, yang diistilahkan dengan behavioral belief (keyakinan terhadap perilaku). Keyakinan terhadap perilaku menghubungkan perilaku dengan hasil tertentu atau beberapa atribut lainnya seperti biaya atau kerugian yang terjadi saat melakukan suatu perilaku.
2. Subjective norm (Norma subjektif): Persepsi individu terhadap tekanan sosial yang dirasakan untuk menunjukkan atau tidak suatu perilaku. Individu memiliki keyakinan bahwa individu atau kelompok tertentu akan menerima atau tidak menerima tindakan yang dilakukannya. Ajzen (2005) mengasumsikan bahwa norma subjektif ditentukan oleh adanya keyakinan normatif (normative belief) dan keinginan untuk mengikuti (motivation to comply). Keyakinan normatif berkenaan dengan harapan-harapan yang berasal dari referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya,
(15)
tergantung pada perilaku yang terlibat. Sedangkan keinginan untuk mengikuti (motivation to comply), motivasi ini lebih pada untuk memenuhi
3. Perceived behavior control (Kontrol terhadap perilaku yang dirasakan): Persepsi seseorang terhadap kemudahan atau kesulitan untuk melakukan perilaku yang diinginkan, terkait dengan keyakinan akan tersedia atau tidaknya sumber daya dan kesempatan yang di perlukan untuk mewujudkan perilaku tertentu. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu individu dan juga perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan suatu perilaku. Pengalaman masa lalu individu terhadap suatu perilaku bisa dipengaruhi oleh informasi yang didapat dari orang lain, misalnya dari pengalaman orang-orang yang dikenal seperti keluarga, pasangan dan teman.
Menurut teori perilaku terencana, faktor penentu utama niat cukup dapat dipahami melalui sikap terhadap tindakan, norma subjektif, dan kontrol keyakinan. Ajzen (2005) membagi tiga kategori faktor yang melatarbelakangi munculnya intensi dan perilaku yaitu faktor personal, sosial, dan informasi. (1) faktor personal meliputi sikap secara umum, kepribadian, nilai, emosi dan intelegensi, (2) faktor sosial meliputi usia, jenis kelamin, etnik budaya, pendidikan, pendapatan dan agama dan (3) faktor informasi meliputi pengalaman dan pengetahuan.
Self Control Penggunaan Uang
Self control adalah tenaga kontrol atas diri, oleh dirinya sendiri. Dijelaskan bahwa self control adalah kemampuan individu untuk menahan diri atau mengarahkan diri ke arah yang lebih baik ketika dihadapkan pada godaan-godaan (Baumeister, 2012). Self control perlu dimiliki oleh seseorang ketika dihadapkan pada situasi dimana harus menyimpan uangnya atau menghamburkan uang. Menurut Higgins (2007) orang-orang yang cenderung memiliki self control rendah akan lebih cenderung mengabaikan efek jangka panjang untuk keputusan diri mereka sendiri maupun orang lain.
Sebagai salah satu komponen kepribadian, self control pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki self control tinggi dan ada individu yang memiliki self control rendah. Individu yang memiliki self control tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa pada konsekuensi positif. Menurut Averill (dalam Aini & Mahardayani, 2010), kemampuan self control mencakup: mengontrol perilaku yang meliputi kemampuan mengatur stimulus, mengontrol kognitif yang meliputi kemampuan untuk memperoleh informasi, kemampuan melakukan penilaian dan mengontrol keputusan.
Calhoun dan Acocella (dalam Amiril, 2013) mendefinisikan self control sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologi dan perilaku seseorang. Dengan kata lain self control merupakan serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Self control juga berkaitan dengan mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan yang ada dalam dirinya.
Self control penggunaan uang yaitu kemampuan individu untuk mengatur, mengendalikan, membuat keputusan dan melakukan tindakan efektif ketika dihadapkan pada godaan dalam menggunakan uang untuk keperluan konsumsi dan membawa individu tersebut ke arah konsekuensi positif. Keinginan individu yang bersifat tidak terbatas dan kontrol diri
(16)
penggunaan uang yang rendah memungkinkan untuk terjadi pengeluaran yang tidak terkontrol. Hal inilah yang menjadi pentingnya melakukan kontrol diri dalam menggunakan uang. Kontrol diri perlu dimiliki oleh seseorang ketika menghadapi situasi pembelian yang bersifat impulsif. Perilaku ini merupakan sesuatu yang tidak teratur dan diakibatkan oleh dorongan yang tidak direncanakan dan spontan. Perilaku ini dianggap sebagai pembelian yang tidak disertai dengan pertimbangan yang matang, sesuai dengan tujuan jangka panjang dan rasionalitas.
Pembelian impulsive atau kompulsif sebenarnya bisa ditahan bila seseorang mempunyai kapasitas untuk menahannya, sehingga dibutuhkanlah Self control dalam pengelolaan keuangan yang merupakan aktivitas yang mendorong seseorang untuk melakukan penghematan dengan menurunkan pembelian impulsive (Otto, Davies & Charter, 2004). Seseorang yang tidak memiliki self control lebih memprioritaskan konsumsi yang bersifat hedonis daripada fungsional karena memang menginginkan sesuatu yang bersifat luas, seperti hasrat untuk mendapatkan kemewahan dan kesenangan (Philps, Olson & Baumgartner, 1995). Dalam mengontrol penggunaan uang, seorang individu harus mampu mengendalikan respon terhadap sesuatu dengan hal lainnya. Tidak hanya itu individu yang memahami apa yang diinginkannya akan mampu melakukan pembelian terencana. Self control dalam menggunakan uang berfungsi untuk menjaga alur pembelian agar tetap pada perilaku yang relevan. Saat individu menjaga dengan hati-hati arah pola belanja mereka, maka pembelian yang tidak terencana jarang muncul.
Tangney, Baumeister dan Boone (2004) menyatakan bahwa self control terdiri atas lima aspek berikut ini: Pertama, Self discipline yaitu mengacu pada kemampuan individu dalam melakukan disiplin diri. Artinya, individu mampu memfokuskan diri disaat melakukan suatu tugas. Individu dengan self discipline mampu menahan dirinya dari hal-hal yang dapat menggangu konsentrasinya. Kedua, Deliberate/non impulsive yaitu kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu dengan pertimbangan tertentu, bersifat hati-hati dan tidak tergesa-gesa. Ketika individu sedang bekerja, ia cenderung tidak mudah untuk dialihkan. Individu yang tergolong non impulsive mampu bersifat tenang dalam mengambil keputusan dan bertindak.
Ketiga, Healthy habits yaitu kemampuan mengatur pola perilaku menjadi kebiasaan yang menyehatkan bagi individu. Oleh karena itu individu dengan healthy habits akan menolak sesuatu yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi dirinya meskipun hal tersebut menyenangkan. Individu dengan healthy habits akan mengutamakan hal-hal yang memberikan dampak positif bagi dirinya meski dampak tersebut tidak diterima secara langsung. Keempat, work ethnic yang berkaitan dengan penilaian individu terhadap regulasi diri mereka di dalam layanan etnik kerja. Individu mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik tanpa dipengaruhi oleh hal-hal diluar tugasnya meskipun hal tersebut bersifat menyenangkan. Individu dengan work ethic mampu memberikan perhatiannya pada pekerjaan yang sedang dilakukan.
Kelima, Reliability, yaitu dimensi yang terkait dengan penilaian individu terhadap kemampuan dirinya dalam pelaksanaan rancangan jangka panjang untuk pencapaian tertentu. Individu ini secara konsisten akan mengatur perilakunya untuk mewujudkan setiap perencanaannya.
(17)
Wanita Karir
Wanita karir berarti wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesional sesuai dengan bidang yang dilakukan baik di bidang politik ekonomi, pemerintahan, ilmu pengetahuan, ketentaraan sosial, budaya pendidikan, maupun bidang-bidang lainnya yang dilandasi pendidikan keahlian seperti keterampilan, kejujuran dan sebagainya yang menjanjikan untuk mencapai kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan atau jabatan (Muri`ah, 2011). Maka, dapat dirumuskan bahwa wanita karir yaitu wanita yang menekuni sesuatu atau pekerjaan yang dilandasi oleh keahlian tertentu yang dimilikinya untuk mencapai suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan.
Peran wanita karir adalah bagian yang dimainkan dan cara bertingkah laku wanita di dalam pekerjaan untuk memajukan dirinya sendiri. Wanita karir yang berumah tangga mempunyai peran rangkap, yaitu peran yang melekat pada kodrat dirinya yang berkaitan dengan keluarga dan hakikat keibuan serta pekerjaannya di luar rumah. Dengan demikian seorang wanita karir harus memenuhi berbagai persyaratan dan tidak mungkin dimiliki oleh setiap wanita. Prabuningrat (1993) menjelaskan persyaratan menjadi wanita karir meliputi pertama, adanya kesiapan mental. Artinya, dalam berkarir wanita harus memiliki wawasan yang memadai tentang bidang yang digelutinya dan kaitannya dengan aspek-aspek lain, serta memiliki keberanian memikul tanggung jawab dan tidak bergantung pada orang lain, kedua, kesiapan jasmani, seperti kesehatan serta stamina yang memadai untuk menekuni bidang pekerjaan tertentu.
Ketiga, kesiapan mental meliputi (a) kemampuan mengembangkan keharmonisan hubungan antara karir dan kegiatan rumah tangga, (b) mampu menumbuhkan saling pengertian dengan keluarga dekat dan tetangga, (c) memiliki pergaulan yang luas tetapi dapat menjaga martabat diri sehingga terhindar dari fitnah dan gosip, (d) memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan tempat kerja. Keempat, memiliki kemampuan untuk selalu meningkatkan prestasi kerja demi kelangsungan karir di masa depan. Kelima, menggunakan peluang dan kesempaan dengan baik. Keenam, mempunyai pendamping yang mendukung dengan gagasan baru. Asyiek, dkk (dalam Artini dan Handayani, 2009) menjelaskan beberapa motivasi wanita untuk bekerja antara lain suami tidak bekerja, pendapatan rumah tangga rendah sedangkan jumlah tanggungan keluarga cukup tinggi, mengisi waktu luang, ingin mencari uang sendiri dan ingin mencari pengalaman.
Hubungan Self Control Penggunaan Uang dengan Intensi Menabung
Self control adalah tenaga kontrol atas diri, oleh dirinya sendiri. Self control merupakan kemampuan individu untuk menahan diri atau mengarahkan diri ke arah yang lebih baik ketika dihadapkan pada godaan-godaan (Baumeister, 2012). Otto, Davies & Chater (2004) mengemukakan dalam konteks keuangan, self control merupakan sebuah aktivitas yang dapat berfungsi untuk mendorong penghematan (tujuan yang bermanfaat) serta menekan pembelian impulsif (tujuan untuk kesenangan semata). Mempertegas hal ini, Nofsinger (2005) mengatakan bahwa seseorang yang mengontrol pengeluarannya dengan melawan keinginan atau dorongan untuk membelanjakan uang memiliki hubungan lebih baik sehingga kecenderungan untuk menabung lebih kuat.
(18)
Ajzen mengembangkan theory of planned behavior menjadi lebih detail dengan menambahkan background factor. Banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya intensi yang dikemukaan oleh Ajzen. Salah satunya yaitu faktor personal yang meliputi sikap secara umum, kepribadian, nilai, emosi dan intelegensi. Sebagai salah satu komponen kepribadian, self control pada satu individu dengan individu yang lainnya tidaklah sama. Maka hal itu dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk memunculkan intensi dalam melakukan suatu perilaku tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa self control penggunaan uang memiliki kaitan dengan munculnya intensi menabung seseorang karena merupakan salah satu satu faktor yang melatarbelakangi munculnya intensi seseorang untuk berperilaku.
Hal ini dipaparkan melalui penelitian yang dilakukan Tangney, Baumeister dan Boone (2004) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara self control dengan conscientiousnes. Dimana terdapat kaitan antara self control dengan conscientiousnes. Mowen (2000) mengungkapkan bahwa conscientiousnes merupakan kepribadian dasar seseorang yang tertuang dalam tindakan terorganisir, teliti dan rapi, suka bekerja keras dan dapat dipercaya dimana kapasitas seseorang untuk mengendalikan diri merupakan komponen penting dari perilaku seseorang. Conscientiousnes didasarkan pada self control yang dimiliki seseorang, perilaku terencana, perilaku terorganisir serta memprioritaskan tugas. Namun, dalam konteks keuangan, conscientiousnes merupakan kepribadian dasar seseorang yang menunjukkan pertimbangan yang mendalam sebelum menggunakan uang yang dimiliki (kecenderungan untuk berpikir cermat sebelum bertindak).
Seseorang yang memiliki conscientiousness tinggi juga memiliki self control yang tinggi sehingga mereka cenderung berpikir cermat sebelum menggunakan uang yang dimilikinya. Selain itu, dalam kegiatan berbelanja lebih didorong oleh faktor kebutuhan. Orang dengan karakter conscientiousnes akan memiliki self control penggunaan uang yang baik sehingga kecenderungan untuk memunculkan niat untuk mengelola keuangan lebih baik. Artinya, kecenderungan seseorang memiliki keinginan untuk menabung juga lebih kuat. Didukung oleh penelitain Putra, Handayani & Pambudi yang menjelaskan bahwa sikap conscientiousness berpengaruh secara langsung terhadap munculnya niat seseorang. Sebaliknya, individu yang tidak mampu mengontrol diri dalam menggunakan uang akan memiliki kecenderungan untuk bertindak impulsif.
Tangney, Baumeister dan Boone (2004) menyatakan self control terdiri atas lima aspek yaitu self discipline, Deliberate/non impulsive, Healthy habits, work ethic dan Reliability. Jika kelima aspek tersebut terpenuhi maka munculnya intensi untuk menabung lebih kuat. Hal tersebut dikarenakan ketika kelima aspek tersebut terpenuhi maka seseorang akan terdorong untuk melakukan penghematan pengeluaran dan menekan pembelian yang impulsif. Sehingga kesempatan untuk manabung lebih besar karena memiliki sisa hasil konsumsi dan pendapatan. Berdasarkan hal ini intensi menabung akan dimiliki ketika seseorang yakin akan kemudahan untuk melakukan suatu perilaku tertentu.
Ajzen (2005) menyatakan bahwa intensi berkaitan dengan keyakinan seseorang akan kemudahan dan kesulitan untuk menabung dalam aspek perceived behavior control. Artinya, ketika seseorang memiliki keyakinan akan kemudahan memiliki sumber daya dan kesempatan untuk memunculkan intensi menabung maka kecenderungan untuk melakukan perilaku menabung akan semakin kuat. Dimana sumber daya dan kesempatan yang dimiliki salah satunya yaitu tersedianya uang untuk ditabung. Munculnya intensi menabung seseorang ditandai dengan adanya sikap positif terhadap aktifitas menabung, adanya keyakinan dan
(19)
motivasi yang tinggi untuk menabung dan munculnya kepercayaan bahwa melakukan aktifias menabung adalah mudah.
Seseorang yang memiliki niat menabung kuat, memiliki kesadaran untuk mencapai tingkat kemakmuran konsumsi di masa depan. Sehingga self control penggunaan uang yang dimiliki juga tinggi. Self control biasanya melibatkan upaya untuk menghindari preferensi jangka pendek agar mencapai preferesi jangka panjang (Karlsson, 1998). Artinya, orang tersebut mampu untuk menahan atau menunda keinginannya serta mengontrol penggunaan uangnya sehingga akan memiliki kecenderungan besar untuk memunculkan intensi menabung karena uang yang dimiliki tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek namun juga kebutuhan jangka panjang sehingga barang yang dibeli memang merupakan kebutuhan yang diprioritaskan atau sesuatu yang mendesak bukan hanya untuk memenuhi keinginan sementara. Sedangkan seseorang yang memiliki self control penggunaan uang yang rendah dia tidak mampu menahan atau menunda keinginannya serta mengontrol penggunaan uang dalam membeli sesuatu sehingga dapat memicu perilaku konsumtif atau memiliki niat menabung yang rendah.
Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian Hipotesis
Ada hubungan yang positif antara self control penggunaan uang dengan intensi menabung pada wanita karir. Artinya, semakin tinggi self control penggunaan uang, maka semakin tinggi intensi menabung pada wanita karir, begitu pula sebaliknya.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu (Sugiyono, 2012). Jenis penelitian yang digunakan yaitu causal comparative research yang bertujuan menyelidiki kemungkinan
SELF CONTROLPENGGUNAAN UANG
- Kemampuan mengendalikan diri dari tindakan impulsif
- Kemampuan membuat keputusan dalam penggunaan uang
- Kemampuan mengatur pengeluaran keuangan.
- Kemampuan menanggapi stimulus penggunaan uang
- Kemampuan mengutamakan kebutuhan dibanding sesuatu yang sementara.
INTENSI MENABUNG - Sikap positif terhadap aktifitas
menabung.
- Adanya keyakinan dan motivasi yang tinggi untuk menabung. - Munculnya kepercayaan bahwa
melakukan aktifias menabung adalah mudah.
(20)
hubungan sebab akibat yang ada dengan melihat hubungan variabel X terhadap variable Y serta mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab atau mencari kontribusi variabel X melalui data tertentu (Suryabrata,2011).
Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah wanita karir yang berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar Negeri (SDN), menikah, berstatus PNS dan mengikuti sertifikasi di kecamatan Blimbing Malang dengan populasi 270 guru (sumber: Dinas Pendidikan Kota Malang). Wanita karir yang dimaksudkan yaitu guru perempuan yang mengikuti pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dalam pekerjaannya sesuai dengan alur yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat dilihat melalui pendidikan formal yang ditempuh, diklat jabatan, usia, masa kerja, pangkat/golongan ruang (Jabatan struktural: IIb, IIIa, IIIb, IIIc, IIId dan IVa), tingkat jabatan, pengalaman jabatan, penilaian prestasi kerja dan kompetensi jabatan (sumber: Badan Kepegawaian Negara). Adapun subjek yang menjadi sampel penelitian sebanyak 185 guru berdasarkan taraf kesalahan 5%. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel yaitu cluster sampling. Cluster random sampling ialah teknik untuk mengambil sampel dengan melakukan randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara keseluruhan (Azwar, 2001).
Variabel dan Instrumen Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Self control penggunaan uang dan variable terikatnya adalah intensi menabung. Self control penggunaan uang merupakan kemampuan individu untuk mengatur, mengendalikan, membuat keputusan dan melakukan tindakan efektif ketika dihadapkan pada godaan dalam menggunakan uang untuk keperluan konsumsi yang dilihat melalui skor skala self-control penggunaan uang berdasarkan aspek Tangney, Baumeister dan Boone (2004). Intensi menabung adalah kemauan/niat yang dimiliki individu dalam menyisihkan, tidak membelanjakan, atau menyimpan uang di tempat aman yang dilihat melalui skor skala intensi menabung berdasarkan teori Ajzen (1991).
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert yang memiliki skor 4 = Sangat setuju, 3 = setuju, 2 = tidak setuju dan 1 = sangat tidak setuju, kedua skala terbagi menjadi item favorabel dan unfavorabel. Skala Self control penggunaan uang terdiri dari 37 item yang disusun peneliti berdasarkan 5 aspek yang dikemukakan Tangney, Baumeister dan Boone (2004) yaitu self-discipline, deliberate/non impulsive, healthy habits, work ethnic dan reliability. Sedangkan Intensi menabung menggunakan skala intensi menabung yang dikembangkan oleh Puspitasari (2015) yang terdiri dari 27 item berdasarkan teori Ajzen (1991).
Tabel 1. Indeks Validitas alat ukur penelitian Alat Ukur Jumlah Item yang
diujikan
Jumlah Item Valid Indeks Validitas
Skala Self control
penggunaan uang 42 37 0.302 – 0.662 Skala Intensi Menabung 30 27 0.308 – 0.595
(21)
Berdasarkan uji validitas, pada skala self control penggunaan uang yang terdiri dari 42 item, diperoleh 37 item valid dan 5 item gugur, sedangkan skala intensi menabung yang terdiri atas 30 item, diperoleh hasil 27 item valid. Item yang digunakan dalam penelitian ini hanya item yang valid dari dua skala tersebut.
Tabel 2. Indeks Reliabilitas
Alat Ukur Alpha Keterangan
Skala Self control penggunaan
uang 0.898 Reliabel
Skala Intensi Menabung 0.872 Reliabel
Berdasarkan uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen alat ukur layak digunakan untuk pengambilan data, karena nilai yang didapatkan untuk masing-masing alat ukur mendekati angka satu yaitu Self control penggunaan uang 0.898 dan intensi menabung sebesar 0.872.
Prosedur dan Analisa Data Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan analisa data. Tahap persiapan peneliti membuat proposal penelitian dengan menentukan subjek penelitian, lokasi tempat penelitian dan penyusunan instrumen berupa skala likert. Terdapat dua skala dalam penelitian ini yaitu skala self control penggunaan uang dan skala intensi menabung. Selanjutnya, dilakukan try out instrumen kepada subjek try out sebelum digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya. Setelah melakukan try out skala, peneliti melakukan uji validitas dan reliability, sehingga diketahui item valid dan item gugur serta apakah skala yang digunakan cukup layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian atau tidak.
Pada tahap pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menyebar skala self control penggunaan uang dan intensi menabung yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri di wilayah Kecamatan Blimbing Malang, Jawa Timur. Skala diberikan kepada subjek populasi yang sesuai dengan kriteria hingga jumlah subjek yang mewakili populasi terpenuhi. Subjek akan diberikan 2 skala sekaligus yaitu skala self control penggunaan uang dan skala intensi menabung. Setelah skala disebarkan, selanjutnya peneliti melakukan skoring dari keseluruhan item kedua skala untuk mengetahui skor total self control penggunaan uang dan intensi menabung setiap subjek. Selanjutnya pada tahap ketiga yaitu tahap analisa data, penelitian ini di analisis dengan bantuan statistical packages for social science (SPSS) versi 21.00. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu product moment dari Pearson yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara self control penggunaan uang dengan intensi menabung.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada guru perempuan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bilimbing Kota Malang Jawa Timur, sebanyak 185 guru. Maka, diperoleh hasil sebagai berikut:
(22)
Tabel 3. Deskripsi Subjek
Kategori Jumlah Persentase
Usia
Dewasa awal (18 – 40 tahun) 93 50.3% Dewasa madya (41 – 60 tahun) 92 49.7%
Total 185 100%
Gaji pokok
1JT – 3JT 54 29.2%
>3JT – 5 JT 116 62.7%
5JT KEATAS 15 8.1%
Total 185 100%
Berdasarkan Tabel 3 dari 185 subjek penelitian, diketahui bahwa subjek dengan rentang usia dewasa awal 18-40 tahun sebanyak 93 guru (50.3%) dan rentang usia dewasa madya 41-60 tahun sebanyak 92 guru (49.7%). Sedangkan jika dilihat dari besar gaji pokok, gaji pokok 1JT – 3JT sebanyak 54 guru (29.2%), gaji pokok >3JT – 5JT sebanyak guru 116 guru (62.7%), dan gaji pokok 5JT keatas sebanyak 15 guru (8.1%).
Tabel 4. T-Score Self Control Penggunaan Uang Berdasarkan Kategori Usia.
Kategori Usia Kategori Frekuensi Presentase
Dewasa awal (18-40) Tinggi 43 23.2 %
Rendah 50 27.0 %
Dewasa madya (41-60) Tinggi 49 26.5 %
Rendah 43 23.2 %
Total 185 100%
Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa subjek dengan kategori usia dewasa madya memiliki self control penggunaan uang tinggi lebih banyak dari pada dewasa awal. Hal ini terbukti dari jumlah guru dengan rentang usia 41 – 60 tahun yang memiliki self control penggunaan uang tinggi sebanyak 49 guru (26.5%) dan rentang usia 18 – 40 tahun dengan kategori tinggi sebanyak 43 guru (23.2%).
Tabel 5. T-Score Intensi Menabung Berdasarkan Kategori Usia.
Kategori Usia Kategori Frekuensi Presentase
Dewasa awal (18-40) Tinggi 37 20.0%
Rendah 56 30.3%
Dewasa madya (41-60) Tinggi 40 21.6%
Rendah 52 28.1%
Total 185 100%
Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa subjek dengan kategori usia dewasa madya memiliki intensi menabung lebih tinggi dari pada dewasa awal. Dapat dilihat bahwa jumlah guru dengan rentang usia 41 – 60 tahun yang memiliki intensi menabung tinggi sebanyak 40 guru
(23)
(21.6%), sedangkan guru dengan rentang usia 18 – 40 tahun yang memiliki intensi menabung tinggi sebanyak 37 guru (20.0%).
Tabel 6. T-Score Self Control Penggunaan Uang Berdasarkan Kelompok Gaji Pokok. Kategori Gaji Pokok Kategori Frekuensi Presentase
1JT – 3JT Tinggi 27 14.6%
Rendah 27 14.6%
>3JT-5JT Tinggi 60 32.4%
Rendah 56 30.3%
5JT KEATAS Tinggi 12 6.5%
Rendah 3 1.6%
Total 185 100%
Berdasarkan Tabel 6, jika dilihat dari kategori besar gaji pokok, guru dengan besar gaji pokok >3JT – 5JT dan 5 JT keatas memiliki self control penggunaan uang lebih tinggi. Dapat dilihat, guru dengan besar gaji pokok 5JT ke atas yang memiliki self control peggunaan uang tinggi sebanyak 12 guru (6.5%) dan 3 guru (1.6%) memiliki self control penggunaan uang rendah. Sedangkan guru dengan besar gaji pokok 1JT-3JT yang memiliki frekuensi self control penggunaan uang tinggi dan rendah sama yaitu 27 guru (14.6%). Guru dengan gaji pokok >3JT – 5 JT memiliki self control penggunaan uang tinggi sebanyak 60 guru (32.4%).
Tabel 7. T-Score Intensi Menabung Berdasarkan Kelompok Gaji Pokok
Kategori Gaji Pokok Kategori Frekuensi Presentase
1JT – 3JT Tinggi 27 14.6%
Rendah 27 14.6%
>3JT - 5JT Tinggi 54 29.2%
Rendah 62 33.5%
5JT KEATAS Tinggi 8 3.8%
Rendah 7 4.3%
Total 185 100%
Berdasarkan Tabel 7, jika dilihat dari kategori besar gaji pokok, guru dengan besar gaji pokok 5 JT keatas yang memiliki intensi menabung tinggi sebanyak 8 guru (3.8%). Selain itu, guru dengan besar gaji pokok 1JT – 3JT memiliki frekuensi yang sama antara kategori rendah dan tinggi yaitu sebanyak 27 guru (14.6%). Sedangkan guru dengan besar gaji pokok >3JT - 5JT yang memiliki frekuensi intensi menabung tinggi sebanyak 54 guru (29.2%) dan kategori rendah sebanyak 62 guru (33.5%).
Tabel 8. Rata-rata nilai self control penggunaan uang dan intensi menabung berdasarkan kategori usia
Kategori Usia Mean
Self control Penggunaan uang Intensi Menabung
Dewasa awal (18- 40 tahun) 109.25 82.63 Dewasa madya (41-60 tahun) 110.82 82.32
(24)
Berdasarkan Tabel 8, dari 185 subjek guru yang dijadikan subjek penelitian diketahui bahwa subjek kategori usia dewasa awal dengan rentang usia 18 – 40 tahun memiliki rata-rata intensi menabung lebih tinggi sebesar 82.63 dari pada dewasa madya sebesar 82.32. Sedangkan kategori usia dewasa madya dengan rentang usia 41 – 60 tahun memiliki rata-rata self control penggunaan uang lebih tinggi sebesar 110.82 dari pada dewasa awal sebesar 109.25.
Tabel 9. Rata-rata nilai self control penggunaan uang dan intensi menabung berdasarkan gaji pokok
Gaji Pokok Mean
Self control Penggunaan uang Intensi Menabung
1JT – 3JT 109.78 83.56
>3JT – 5JT 109.54 81.98
5JT KEATAS 114.67 82.40
Berdasarkan Tabel 9, dari 185 guru yang dijadikan subjek penelitian diketahui bahwa guru dengan besar gaji pokok 5 JT keatas memiliki rata-rata self control penggunaan uang lebih tinggi dan guru dengan gaji pokok 1JT – 3JT memiliki intensi menabung lebih tinggi sebesar 83.56.
Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas data skala self control penggunaan uang dengan nilai skewness sebesar -0.290 dan standar error of skewness sebesar 0.179, sehingga hasil dari -0.290/0.179 = -1.62, maka data self control penggunaan uang berdistribusi normal karena berada diantara ±1.96. Sedangkan data skala intensi menabung memperoleh nilai kurtosis sebesar 0.398 dan standar error of kurtosis sebesar 0.355 , sehingga hasil dari 0.398/0.355 = 1.12, maka data intensi menabung berdistribusi normal karena berada diantara ± 1.96. Selain itu, data ini bersifat linier karena nilai linearity menunjukkan angka sebesar 0.000 , karena nilai sig menunjukkan angka kurang dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa self control penggunaan uang dan intensi menabung terdapat hubungan yang linier.
Tabel 10. Self control penggunaan uang dengan intensi menabung
Variabel Intensi menabung
Koefisien (r) Determinan (r2) P Keterangan
Self control penggunaan uang 0.299 0.089 0.000 Signifikan
Hasil uji hipotesis berdasarkan analisa data yang dilakukan dengan uji korelasi pearson-product moment dalam Tabel 10, menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) antara self control penggunaan uang dengan intensi menabung adalah sebesar 0.299. Uji signifikansi menunjukkan hasil 0.000 (p<0.01) yang artinya korelasi kedua variabel signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara self control penggunaan uang dengan intensi manabung. Berdasarkan hasil penelitian, maka dinyatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu semakin tinggi self control penggunaan uang maka semakin tinggi pula intensi manabung pada wanita karir, sebaliknya semakin rendah self control penggunaan uang semakin rendah pula intensi menabung pada wanita karir.
(25)
DISKUSI
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.299 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 < 0.01. Artinya, ada hubungan dengan arah korelasi positif yang signifikan antara self control penggunaan uang dengan intensi menabung pada wanita karir. Sehingga apabila semakin tinggi self control penggunaan uang, maka semakin tinggi pula intensi menabung pada wanita karir. Sebaliknya, apabila semakin rendah self control penggunaan uang , maka semakin rendah intensi menabung pada wanita karir. Selain itu variabel self control penggunaan uang memberikan sumbangan efektif terhadap intensi menabung sebesar (r2) = 8.9% dan sisanya 91.1% dipengaruhi oleh faktor lain.
Penelitian ini mendukung penelitian Wahana (2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara literasi keuangan, self control, motif menabung dan pendapatan terhadap kecenderungan untuk menabung. Ketika seseorang memiliki self control yang tinggi maka kecenderungan untuk menabung juga akan tinggi. Hal tersebut dapat meningkatkan intensi untuk menabung dan meningkatkan perasaan nyaman dan aman akan pemenuhan kebutuhan dimasa mendatang.
Penelitian lain yang mendukung penelitian ini, Laibson (1994) yang menunjukkan bahwa self control sukses dalam menghentikan pembelian besar-besaran dan mengarahkannya pada perilaku menabung meskipun tidak dapat dipastikan besar prosentase menabung yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa self control terutama self control penggunaan uang merupakan komponen yang memberikan andil dalam munculnya aktivitas menabung seseorang. Dimana sebelum aktivitas menabung muncul, didahului adanya intensi atau niat yang berkaitan dengan keyakinan seseorang untuk melakukan aktifitas menabung.
Seseorang yang memiliki self control penggunaan uang yang baik, maka cenderung dapat menahan keinginannya untuk menggunakan atau membelanjakan uang secara berlebihan, dalam kata lain melakukan pembelian berdasarkan prioritas kebutuhan sehingga dapat menyimpan atau menyisihkan sebagian pendapatan dan konsumsi. Dengan adanya tabungan, seseorang akan terhindar dari perasaan cemas akibat ketidakpastian pemenuhan kebutuhan dimasa mendatang. Hal tersebut menjadi faktor munculnya intensi menabung, karena tersedianya sumber daya akan kemudahan untuk melakukan aktivitas menabung. Sedangkan, orang dengan self control penggunaan uang yang kurang baik, akan kesulitan untuk menahan diri dalam menggunakan uangnya, dalam kata lain melakukan pembelian tidak terkontrol dan berdasarkan hasrat semata serta akan memicu munculnya perilaku konsumtif.
Menurut Otto, Olson & Baumgartner (1995) seseorang yang tidak memiliki self control, lebih memprioritaskan konsumsi yang bersifat hedonis dari pada fungsional, karena menginginkan sesuatu yang bersifat luas, seperti hasrat untuk mendapatkan kemewahan dan kesenangan. Dari ulasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika seseorang memiliki self control penggunaan uang yang tinggi maka seseorang tersebut akan cenderung memiliki intensi menabung yang tinggi dan sebaliknya ketika seseorang memiliki self control penggunaan uang rendah maka orang tersebut akan cenderung memiliki intensi menbung yang rendah. Averill (dalam Aini & Mahardayani, 2010) menjelaskan ketika seseorang memiliki self control penggunaan uang, seseorang tersebut mampu mengontrol kognitifnya dengan melakukan penilaian kebutuhan, baik jangka pendek dan jangka panjang serta mengontrol keputusan dalam membeli.
(26)
Pada individu yang memiliki nilai self control penggunaan uang yang tinggi akan memiliki kecenderungan untuk menumbuhkan intensi menabung dalam dirinya, seperti yang terpapar dalam penelitian Tsalits (2013) yang menjelaskan bahwa ada hubungan positif antara kontrol diri dalam perilaku merokok dengan intensi berhenti merokok, dimana sumbangsi efektifnya mencapai 60,4%. Tingginya intensi untuk berhenti merokok akan membantu individu untuk melakukan penghematan pengeluaran. Artinya, semakin tinggi intensi berhenti merokok seseorang, maka kecenderungan untuk tidak merokok semakin kuat, sehingga alokasi uang untuk membeli rokok dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lebih prioritas atau ditabung. Hal ini menunjukkan bahwa ketika individu memiliki self control penggunaan uang yang tinggi mereka akan berusaha untuk menumbuhkan intensi menabung yang dimiliki untuk menunjukkan perilaku menabung, sebaliknya ketika individu memiliki self control penggunaan uang yang rendah maka intensi menabung yang dimiliki individu cenderung rendah. Hal ini dapat dilihat melalui sikap positif dan negatif yang dimiliki individu terhadap suatu perilaku tertentu.
Dalam penelitiaan ini 91.9% dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Penelitian Urvova, Beckmann & Hake (2011) menjelaskan bahwa di Eropa Tengah, Timur dan Eropa Tenggara, menunjukkan usia, pendidikan dan pendapatan mendorong seseorang untuk cenderung menyimpan uang. Selain itu, pada usia tua orang akan cenderung memilih menabung dari pada usia muda yang menggunakan jasa asuransi jiwa. Hal ini selaras dengan hasil penelitian ini, bahwa wanita karir dengan usia dewasa madya lebih memiliki intensi menabung dalam kategori tinggi. Sehingga penelitian ini mencoba untuk menjelaskan bahwa self control penggunaan uang merupakan salah satu faktor yang mungkin dapat membedakan munculnya intensi menabung seseorang dengan orang lain
Beberapa kasus seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa intensi menabung tidak hanya terjadi pada individu dengan pendapatan rendah, namun juga pada individu dengan pendapatan tinggi pula. Wanita karir yang berumah tangga memiliki peran ganda yaitu peran sebagai ibu rumah tangga dan pekerja di luar rumah. Asyiek, dkk (dalam Artini dan Handayani, 2009) menjelaskan motivasi perempuan untuk bekerja antara lain suami tidak bekerja, pendapatan rumah tangga rendah sedangkan jumlah tanggungan keluarga cukup tinggi, mengisi waktu luang, ingin mencari uang sendiri dan ingin mencari pengalaman. Wanita karir yang berumah tangga khususnya guru merupakan pekerjaan dengan gaji yang cukup besar, sehingga dapat dikategorikan dalam kalangan menengah ke atas.
Berdasarkan hasil penelitian, guru berusia dewasa awal dengan pendapatan Rp.1.000.000 hingga Rp.3.000.000 memiliki rata-rata intensi menabung lebih tinggi namun memiliki self control penggunaan uang lebih rendah. Meskipun demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita karir cenderung memiliki intensi menabung. Hal tersebut dapat disebabkan semakin besarnya tuntutan kebutuhan keluarga dan diri sendiri sebagai penunjang seorang wanita karir, sehingga perlu langkah pasti untuk menjamin tepenuhinya kebutuhan dimasa mendatang
self control adalah kemampuan individu untuk menahan diri atau mengarahkan diri ke arah yang lebih baik ketika dihadapkan pada godaan-godaan (Baumeister, 2012), sehingga berperan dalam mengambil keputusan untuk menyimpan uang (menabung) atau melakukan pembelian. Tangney, Baumeister dan Boone (2004) menyatakan bahwa self control terdiri atas lima aspek. Pertama, self descipline yaitu kemampuan seseorang memfokuskan dan
(27)
mengendalikan diri dari tindakan impulsif yaitu membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan alokasi uang untuk konsumsi, sehingga dengan adanya uang untuk ditabung maka keinginan untuk menabung cenderung ada. Dengan disiplin diri yang tinggi maka seseorang akan melakukan pembelian sesuai kebutuhan dan rencana pembelian. Sebaliknya seseorang dengan disiplin diri yang rendah cenderung membeli barang secara tidak terkontrol bahkan menggunakan uang tabungan untuk memperoleh barang tersebut.
Kedua, deliberate/non-impulsive yaitu tidak tergesa-gesa dan menggunakan pertimbangan tertentu dalam mengambil sebuah keputusan untuk menggunakan uang. Seseorang akan bersikap tenang dan mempertimbangkan keputusan dalam menggunakan uang untuk pembelian kebutuhan yang harus diutamakan, sehingga sisa uang konsumsi dapat dimasukkan kedalam tabungan keluarga, sebaliknya seseorang yang tergesa-gesa dalam melakukan penggunaan uang, akan cenderung untuk memunculkan perilaku konsumtif.
Ketiga, healthy habits menunjukkan seseorang akan mengatur pola perilaku belanjanya menjadi sesuatu yang tidak membawa dampak negatif seperti adanya hutang atau tidak dimilikinya uang tabungan. Individu akan mengatur pengeluaran keuangannya, dengan begitu keinginan untuk memasukkan sisa hasil konsumsi kedalam tabungan tetap ada. Keempat, work ethic yaitu individu mampu menanggapi stimulus penggunaan uang secara positif, dimana ketika dihadapkan stimulus belanja individu mampu meregulasi dirinya, sehingga individu mampu menanggapi stimulus dengan baik dan berusaha untuk mengalihkan pada hal ini yang membawanya pada konsekuensi yang positif seperti memunculkan niat untuk menabungkan uang yang dimiliki. Kelima, realiability berkaitan dengan kemampuan individu untuk membuat perencanaan jangka panjang dalam membeli sesuatu, sehingga barang yang dibeli merupakan barang yang diprioritaskan dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga hal tersebut dapat menghemat pengeluaran keuangan dan meningkatkan niat menabung.
Menurut Priaji (2011) intensi menabung dipengaruhi oleh adanya sikap, norma subjekif, perceived behavior control, religiusitas, penghasilan, pendidikan dan usia. Penelitian ini mendukung teori Ajzen (2005) yang menjelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi intensi yaitu adanya faktor personal yang meliputi sikap, kepribadian, nilai, emosi dan intelegensi. Faktor sosial seperti usia, jenis kelamin, etnik budaya, pendidikan, pendapatan dan agama serta faktor informasi yang meliputi pengalaman dan pengetahuan. Semua faktor ini dapat mempengaruhi sikap, normatif, dan mengendalikan keyakinan, dan sebagai hasilnya akan mempengaruhi niat dan tindakan. Self control sendiri merupakan salah satu komponen dari kepribadian, sehingga dapat menunjukkan bahwa self control merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi munculnya intensi menabung.
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 185 wanita karir berumah tangga yang berprofesi sebagai guru di Kecamatan Blimbing, Kota Malang dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self control penggunaan uang dengan intensi menabung pada wanita karir. Semakin tinggi self control penggunaan uang yang dimiliki, semakin tinggi pula intensi menabung pada wanita karir, sebaliknya semakin rendah self control penggunaan uang yang dimiliki, semakin rendah intensi menabung pada wanita karir. Hal tersebut dilihat melalui nilai koefisien korelasi sebesar 0.299 dan nilai signifikan
(28)
0.000 (p<0.01) dengan sumbangsi sebesar 8.9% dan sisanya 91.1% dipengaruhi oleh faktor lain.
Implikasi dari penelitian ini bagi wanita karir pada umumnya khususnya guru yang sudah berumah tangga, untuk memiliki intensi menabung maka sebaiknya mengelola self control penggunaan uangnya, karena self control penggunaan uang merupakan salah satu faktor penting untuk menumbuhkan intensi menabung. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melatih diri untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan positif yang ditentukan sendiri sehingga dapat mengurangi pembelian tidak terkontrol, melibatkan pihak terdekat untuk mengingatkan ketika tanpa sadar melakukan pembelian yang kurang fungsional atau tidak terkontrol, bertanggung jawab terhadap komitmen yang telah dibuat, menyusun rencana pembelian, serta berani bersikap tegas terhadap diri sendiri ketika tanpa disadari telah melakukan pembelian tidak berdasarkan kebutuhan. Melalui cara tersebut diharapkan self control penggunaan uang dapat meningkat dan meningkatkan intensi dalam menabung. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan alternatif mengganti variabel X dengan variabel lain yang dapat dihubungkan dengan intensi menabung seperti kepribadian, demografis (usia, pendidikan, jenis kelamin), pendapatan, tanggungan keluarga dan gaya hidup. Selain itu populasi sebaiknya berasal dari berbagai macam populasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, A.N &Mahardayani, I.H. (2011). Hubungan anara self control dengan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa universitas muria kudus. Skripsi Universitas Muria Kudus.
Alpharesy, dkk. (2012). Analisis pendapatan dan pola pengeluaran rumah tangga nelayan buruh di wilayah pesisir kampak kabupaten bangka barat. Jurnal perikanan dan kelautan. UNPAD
Ajzen, Icek. (1991). The theory of planned behavior. Organizational behavior and human decision processes, Vol. 50, 179-211
Ajzen, Icek. (2005). Attitudes, Personality & Behavior (2th ed). England: McGraw-hill
Amiril, F.A.R. (2013). Hubungan antara kematangan emosi dan self control dengan stress kerja pada guru slb di kota malang. Skripsi Universitas Negeri Malang.
Artini, Ni Wayan Putu & Handayani. (2009). Kontribusi pendapatan Ibu Rumah Tangga Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga. Piramida
Azwar, Saifuddin. (2001). Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset
Astuti, E. (2013). Perilaku Konsumtif Dalam Membeli Barang Pada Ibu Rumah Tangga Di Kota Samarinda. ejournal Psikologi
(29)
Baumeister, R. F. (2012). Need-to-belong theory. Handbook of theories of social psychology, Volume Two, 121-140.
Cahyono, S. Agus, dkk. (2007). Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga Penyadap Getah Pinus di Desa Somagede Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Kehutanan. Vol 1 No. 1 Surakarta
Dewi, Rosdlana. (2010). BI: Kesadaran Menabung Masyarakat masih Rendah. Diakses pada 23 November 2015 dari situs http://ekonomi.inilah.com/read/detail/357071/bi-kesadaran-menabung-masyarakat-masih-rendah.
Feist, J dan Feist, J.G.(2010). Teori Kepribadian. Edisi 7. Jakarta : Salemba Humanika. Feriska, Novensia. (2015). Locus of control dan perilaku berutang pada pegawai negeri sipil.
Pusat studi perilaku ekonomi UMM. Vol. 1 No. 1.2015, 35-45. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Frankel, Lois. (2006). Nice Girls Don`t Get Rich 75 Kesalaan Perempuan dalam Mengelola Uang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Fitria, Eva Melita. (2015). Dampak Online Shop di Instagram Dalam Gaya Hidup Konsumtif Perempuan Shopaholic di Samainda. Universitas Mulawarman.
Higgins, G.E. (2007). Digital piracy, self control theory and rational choice: an examination of the role of value. International journal of Cyber Criminology Vol 1. USA: University of Louisville
Iklima. (2014). Peran Wanita Karir Dalam Melaksanakan Fungsi Keluarga (Studi Kasus PNS Wanita Yang Telah Berkeluarga Di Balai Kota Bagian Humas Dan Protokol Samarinda). Journal Sosiatri Integratif. Universitas Mulawarman
Irianto, D. (2014). Konsumen Indonesia Khawatir Stabilitas Politik, Niat Menabung turun. Riset Nielsen: Hasrat Belanja Tetap Tinggi. Diakses pada Rabu, 10 Februari 2016 di situs http://www.lensaindonesia.com/2014/08/31/konsumen-indonesia-khawatir-stabilitas-politik-niat-nabung-turun.html
Karlsson, N. (1998). Mental Accounting and Self-Control. Goteborg Psychological Reports Laibson, David. (1994). Self-control and Saving. National Science Foundation and the Alfred
P. Sloan Foundation
Mowen, Jhon C. (2000). The 3M Model of Motivation and Personality : Theory and Empirical Application to Consumer Behavior. Boston : Kluwer Academic.
(30)
Muriah, Siti. (2011). Nilai-nilai Pendidikan Islam dan Wanita Karir. Semarang: Media Grup Nani. (2015). Masyarakat Indonesia lebih Konsumtif Dibanding Menabung. Sumber dari
kompas. Diakses pada 23 November 2015 dari situs
http://jambi.tribunnews.com/2015/08/08/masyarakat-indonesia-lebih-banyak-konsumtif-dibanding-menabung (diakses 23 November 2015)
Naomi, P & Mayangsari,I. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa SMA dalam perilaku pembelian kompulsif: perspektif psikologi. Jakarta: Universitas Paramadina Nofsinger, J.R. 2005. The Psychology of Investing. Second Edition. New Jersey : Pearson
Prentice Hall.
Otto ,Philipp, E, Greg B Davies & Nick Chater. (2004). Note on ways of savings: Mental Mechanisms as tools for self control? “Global Business and Economics Review” Vol. 9 Prabuningrat, R, Sitoresmin. (1993). Sosok Wanita Muslimah Pandangan Seorang Artis.
Yogyakarta: Tiara Wacana
Pratama, A. Hari. (2015). Hubungan antara self control dengan perilaku berhutang pegawai negeri Sipil. Pusat studi perilaku ekonomi UMM. Vol. 1 No. 1.2015, 1-11. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Priaji, Widyan Vita.(2011). Faktor yang mempengaruhi intensi menabung di bank syariah. Skripsi. Program Sarjana Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Puspitasari, Nonik Fariza. (2015). Hubungan antara penghindaran ketidakpastian dengan intensi menabung pada pegawai negeri sipil. Jurnal psikologi ekonomi. Universitas Muhammadiyah Malang
Rufaidah, Anne. (2015) Serifikasi Tidak Menjamin Guru Semakin Berkualitas. Diakses pada
Rabu, 10 Februari 2016 di situs
http://daerah.sindonews.com/read/1016584/21/sertifikasi-tidak-menjamin-guru-semakin-berkualitas-1435159444
Rui Yao, Feifei Wang, Robert O Weagley. University Of Missouri. Li Liao. Tsinghua University. (2011). Households saving motives: comparing american and chinese consumers. Familiy & consumer sciences research journal, vol. 40, no. 1
Robinovich,Ana & Webley, Paul. (2006). Fillimhthe gap between planning and doing:psychological factors involved in the successful implementation of saving intention. Journal of economic psychology. United Kingdom
(31)
Sadono, Sukirno. (2000). Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah & dasar Kebijakan Pembangunan. UI-Press: Jakarta
Salirawati, Das. (2004). Manajemen Keuangan Keluarga. Makalah KKN Staf pengajar jurusan Pendidikan kimia. FMIPA, UNY
Schmeichel, B.J., Cindy, Hj., & Eddie, H. J. (2010). Exercising self control increases approach motivation. Journal of ersonality and social psychology, Vol.99, No. 1, 162-17. Texas: A&M University
Stefanus, Johan. (2015). 3.533 Guru ‘Sekolahkan’ SK ke Bank. Diakses pada Rabu, 10 Februari 2016 di situs http://keprinet.com/2015/08/16/uncategorized/3-533-guru-sekolahkan-sk-ke-bank/
Suci, I Pawesti., Suharso, Pudjo.,Purnomo, Bambang. (2014). Analisis Aktivtas Ekonomi Rumah Tangga Buruh Yang Bekerja Di PT Sejahtera Usaha Bersama Unit Jember Di Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Journal Universitas Jember
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, Sumadi (2011). Metodologi Penelitian. Universitas Gadjah Mada. Raja Grafindo
Persada
Tangney, Baumeister & Boone. (2004). High self-control predicts good adjustment, less pathology, better good, and interpersonal success. Journal of personality. 72(2), 282-315 Tsalits, Lathifah H. 2013. Hubungan Dukungan Teman Sebaya Dan Kontrol Perilaku Dalam
Merokok Dengan Intensi Berhenti Merokok Pada Remaja SLTA. Thesis Sains Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Urvova,J., Hake, Mariya., & Beckmann, E. (2011). Determinants of Households` Savings in Central, Eastern and Southeastern Europe
Wahana, A. (2014). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mahasiswa Dalam Menabung (Studi Kasus Mahasiswa S1 FEB UNDIP TEMBALANG). Skripsi. Universitas Diponegoro
Wisal, Jessica S Febrin. (2013). Hubungan antara motivasi dengan intensi membeli pada konsumen tas branded. Jurnal psikologi Universitas Surabaya.
Yasid, Mukhamad. (2009). Perilaku menabung ibu rumah tangga keluarga miskin peserta program ikhtiar lembaga keuangan mikro syariah berbasis kelompok di Bogor, Jawa Barat. Journal Islamic finance & business review vol.4 No.1. STEI Tazkia
(32)
Yao, Rui, Wang, Weagle, liao. (2011). Household saving motives: comparing american and chinese consumer. Family & consumer science research journal, Vol. 40., No. 1.
Youn Rha, dkk. (2006). The effects of self control mechanisms on household saving behavior. Association for financial counceling and planning education
(33)
Lampiran I. Skala Penelitian
Skala Penelitian Try Out. Self Control Penggunaan Uang (Skala A) dan Skala Intensi Menabung (Skala B).
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Jalan Raya Tlogomas No. 246 Malang, Jawa Timur 65144
Assalamualaikum. Wr.Wb
Dengan Hormat,
Saya Ekadyanti Vidya Rahmani mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melakukan penelitian skripsi. Saya meminta kesediaan Ibu meluangkan waktu untuk melengkapi data penelitian skripsi yang saya susun. Isilah kuesioner sesuai dengan apa yang Ibu rasakan dan jangan ada pernyataan yang terlewati untuk di isi. Kuesioner ini hanya untuk kepentingan penelitian, sehingga terjamin kerahasiaan dalam hal identitas. Apabila Ibu membutuhkan penjelasan mengenai kuesioner ini, dapat menghubungi 081937774108 atau email
[email protected]. Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
A. Identitas
No. Responden : (diisi peneliti) Nama/Inisial :
Usia : Tahun
Gaji Pokok/bulan* : Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 > Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 > Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000 > Rp. 5.000.000
*) Beri tanda checklist untuk gaji. Petunjuk Pengisian Skala
1. Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan. Setiap pernyataan memiliki empat pilihan jawaban, diantaranya:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan keadaan Anda dan berilah tanda checklist () pada jawaban tersebut.
(34)
BAGIAN A
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya pandai menahan godaan dalam membelanjakan uang.
2. Saya kesulitan menghemat uang yang saya miliki.
3. Saya mudah terpengaruh untuk membeli barang yang bagus, unik dan menarik.
4. Saya menghabiskan uang dalam jumlah yang besar ketika berbelanja.
5. Saya mampu mengontrol diri saat ada potongan harga ketika berbelanja.
6. Saya tetap membeli barang yang saya inginkan, meskipun mengeluarkan banyak uang.
7. Pasangan saya mengandalkan saya dalam mempersiapkan keuangan keluarga di masa mendatang. 8. Kebiasaan berbelanja merupakan hal yang sulit
dihentikan bagi saya.
9. Saya kesulitan menahan keinginan untuk membeli barang secara spontan.
10. Saya cukup sering berubah pikiran ketika berbelanja. 11. Saya menghabiskan uang sesuka hati saya.
12. Orang-orang di keluarga saya memandang saya sebagai orang yang boros dalam menggunakan uang.
13. Saya menolak hal-hal yang dapat membuat pengeluaran keuangan saya tidak terkontrol.
14. Saya menghabiskan uang yang banyak ketika jalan-jalan bersama keluarga saya.
15. Saya selalu membuat perencanaan pengeluaran keuangan setiap bulan.
16. Berbelanja merupakan cara untuk bersenang-senang. 17. Memiliki kedisiplinan yang lebih baik dalam mengatur
penggunaan uang merupakan salah satu harapan saya. 18. Mengelola penggunaan uang untuk kebutuhan keluarga
merupakan kemampuan saya.
19. Saya tergoda membeli barang yang sama seperti miliki teman saya.
20. Saya tidak perlu perencanaan ketika ingin membeli suatu barang.
21. Saya tidak tergesa-gesa dalam melakukan pembelian. 22. Orang-orang menilai saya sebagai orang yang disiplin
dalam menggunakan uang.
23. Akhir-akhir ini saya berusaha mengurangi pengeluaran keuangan saya.
24. Saya mampu berhemat untuk mengatur keuangan. 25. Saya tidak memperdulikan harga barang yang saya beli. 26. Saya tidak mengeluarkan uang untuk berbelanja sesuatu
yang kurang penting.
(35)
No. Pernyataan SS S TS STS 28. Memiliki uang lebih membuat saya melakukan
pembelian yang tidak terkontrol. 29. Saya sulit untuk tidak berperilaku boros.
30. Saya menggunakan uang untuk kebutuhan jangka panjang bukan keinginan sementara.
31. Terkadang saya tidak bisa menahan diri untuk membeli barang yang saya inginkan, meskipun saya tau barang tersebut tidak bermanfaat.
32. Ketika berbelanja saya tidak memikirkan berapa banyak uang yang saya miliki.
33. Saya terlalu mudah mengeluarkan uang untuk bersenang-senang
34. Saya sering mengajak orang lain untuk pergi jalan-jalan. 35. Membuat daftar belanjaan membuat saya tidak leluasa
dalam membeli barang.
36. Saya menggunakan uang sesuai dengan anggaran yang saya buat.
37. Mengontrol diri dalam pembelian merupakan hal yang mudah dilakukan bagi saya.
38. Banyaknya tuntutan kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi, menuntut saya mengontrol keuangan keluarga.
39. Besar pendapatan yang saya miliki membuat saya memilih dalam membeli kebutuhan.
40. Melakukan pembelian secara tiba-tiba merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang.
41. Berhemat membuat saya kesulitan melakukan perencanaan keuangan.
42. Menggunakan kartu kredit merupakan solusi dalam berbelanja ketika tidak memiliki uang tunai.
BAGIAN B.
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Menabung membuat saya tidak leluasa membelanjakan uang yang saya miliki.
2 Saya tidak bisa diminta mengantre seperti yang biasa dilakukan orang saat akan menabung.
3 Menabung memiliki resiko yang besar karena berkaitan dengan turunnya nilai mata uang di masa yang akan datang.
4 Menabung hanya bisa dilakukan oleh orang yang berkelebihan hartanya.
5 Saya memiliki kesulitan menyisihkan uang untuk menabung.
6 Rendahnya bunga bank membuat saya tidak memprioritaskan perilaku menabung.
(36)
No. Pernyataan SS S TS STS 7 Tidak masalah bagi saya jika tidak memiliki tabungan.
8 Saya yakin terhadap masa depan saya meski tidak memiliki tabungan.
9 Menabung dapat membuat saya kehilangan uang untuk keperluan jangka pendek.
10 Menabung merupakan cara yang sering dilakukan oleh orang yang kikir.
11 Banyaknya bank yang mengalami kesulitan mengurangi minat menabung saya.
12 Orang yang menabung termasuk orang yang memiliki orientasi jangka panjang dalam hidupnya
13 Teman-teman mendorong saya untuk memiliki tabungan di bank.
14 Sebuah masalah bagi masa depan saya jika tidak mulai menabung dari sekarang.
15 Menabung dapat digunakan untuk menambah modal kerja kelak.
16 Sejak kecil orang tua mendorong saya untuk menabung. 17 Menabung merupakan cara terbaik untuk memenuhi
kebutuhan di masa yang akan datang.
18 Saya tidak membutuhkan persetujuan orang lain untuk menabung.
19 Saya tidak merasa terbebani jika harus menyisihkan uang untuk menabung.
20 Saya rasa orang-orang di sekitar saya akan bangga jika saya mempunyai tabungan.
21 Menabung dapat menyelesaikan masalah keuangan saya. 22 Dengan menabung saya dapat mengatur keuangan
dengan baik.
23 Seseorang yang mempunyai tabungan dipandang sebagai orang yang bersahaja di lingkungan saya.
24 Adanya jaminan dari pemerintah terhadap perbankan membuat saya merasa aman untuk menabung.
25 Persyaratan untuk membuka rekening tabungan semakin mudah.
26 Orang tua saya tidak memiliki sikap yang positif tentang perilaku menabung.
27 Saya tidak mempermasalahkan jika harus mengantre saat akan menabung.
28 Pendapatan saya cukup untuk saya sisihkan dalam bentuk tabungan.
29 Ketidakpastian masa depan merupakan suatu dorongan untuk memiliki tabungan .
(37)
Skala Penelitian Turun Lapang. Self Control Penggunaan Uang (Skala A) dan Skala Intensi Menabung (Skala B).
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Jalan Raya Tlogomas No. 246 Malang, Jawa Timur 65144
Assalamualaikum. Wr.Wb
Dengan Hormat,
Saya Ekadyanti Vidya Rahmani mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melakukan penelitian skripsi. Saya meminta kesediaan Ibu meluangkan waktu untuk melengkapi data penelitian skripsi yang saya susun. Isilah kuesioner sesuai dengan apa yang Ibu rasakan dan jangan ada pernyataan yang terlewati untuk di isi. Kuesioner ini hanya untuk kepentingan penelitian, sehingga terjamin kerahasiaan dalam hal identitas. Apabila Ibu membutuhkan penjelasan mengenai kuesioner ini, dapat menghubungi 081937774108 atau email
[email protected]. Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
B. Identitas
No. Responden : (diisi peneliti) Nama/Inisial :
Usia : Tahun
Gaji Pokok/bulan* : Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 > Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 > Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000 > Rp. 5.000.000
*) Beri tanda checklist untuk gaji Petunjuk Pengisian Skala
3. Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan. Setiap pernyataan memiliki empat pilihan jawaban, diantaranya:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan keadaan Anda dan berilah tanda checklist () pada jawaban tersebut.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)