Latar Belakang Masalah EFEK GRANUL EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L ) TERHADAP MORTALITAS LARVA Aedes aegypti L

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever DHF adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir terlihat adanya kecenderungan dalam kenaikan proporsi penderita DHF usia dewasa. Penularan DHF terjadi lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti L. Di Indonesia, penyakit ini pertama kali dilaporkan di Surabaya tahun 1968 dengan jumlah penderita 58 orang dengan kematian 24 orang 41,3 Djakaria, 2006; Lestari, 2007 World Health Organisation WHO memperkirakan dari 50 juta kasus penyakit infeksi yang terjadi, 500.000 di antaranya adalah kasus DHF dengan kematian terbanyak pada anak-anak sebesar 22.000 WHO, 2010. Di Indonesia jumlah kejadian DBD tahun 2007 mencapai 139.695 kasus dengan angka kematian mencapai 1.395 kasus Lestari, 2007. Menurut Dirjen P2PL, sejak Januari – Oktober 2009, DHF telah menelan 1.013 korban jiwa dari total penderita sebanyak 121.423 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode tahun 2008 yaitu 953 orang meninggal dari 117.830 Depkes RI, 2009. Penderita DHF di Jawa Tengah sendiri sebesar 17.881 pada bulan commit to user Januari-Desember 2009 dengan jumlah yang meninggal 248 jiwa Kusriastuti, 2010. Tingginya angka kejadian DHF di Indonesia ini, maka diperlukannya suatu tindakan pencegahan dan pengendalian. Obat maupun vaksin untuk menangani penyakit DHF belum tersedia hingga saat ini. Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DHF adalah dengan ”3M Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Plus dapat dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, dan memasang obat nyamuk Lestari, 2007. Larvasida yang paling luas digunakan untuk larva Aedes aegypti L. adalah temefos 1 Abate 1SG. WHO sejak tahun 1970 telah merekomendasikan temephos abate untuk pengendalian maupun pencegahan DHF. Dalam penggunaannya temephos abate berbentuk sand granules dan aman digunakan pada air minum. Dosis yang digunakan 10 mg tiap 100 liter air Taviv, 2005. Penggunaan larvasida dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan resistensi. Berdasar penelitian Raharjo 2006, larva Aedes aegypti L. di kota Surabaya, Palembang, dan Bandung telah mengalami resistensi terhadap temephos abate. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha untuk memperoleh larvasida alternatif, salah satunya dengan larvasida alami yang berasal dari tanaman beracun terhadap serangga tetapi aman bagi manusia dan lingkungan. commit to user Tembelekan Lantana camara L. memiliki efek sebagai larvasida alami. Daun dan bunga tembelekan mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan kuinon Ganjewalla et al., 2009; Ghisalberti et al., 2000; Nurochman, 1996. Ekstrak bunganya mempunyai efek larvasida terhadap larva Aedes aegypti L. dengan mortalitas 80 pada konsentrasi 100 mg100 ml, sedangkan ekstrak daunnya mempunyai efek larvasida sebesar 88 pada konsentrasi 100 mg100 ml Kumar dan Maneenegalai, 2008. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin meneliti lebih jauh tentang daun tembelekan sebagai larvasida. Pemilihan daun tembelekan tersebut dikarenakan ekstrak daun tembelekan memiliki efek larvasida yang lebih besar daripada bunga tembelekan, dan juga tembelekan merupakan tanaman yang mudah ditemukan. Ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk granul, bertujuan agar lebih aplikatif dalam penggunaannya.

B. Perumusan Masalah