30
2.5.10 Hidrogen Sulfida H
2
S dan Bakteri SRB
Sulfur berada dalam bentuk organik dan anorganik. Sulfur anorganik terutama terdapat dalam bentuk sulfat SO
4 2-
, yang merupakan bentuk sulfur utama di perairan dan tanah Effendi, 2007.
Sulfida berasal dari limbah industri atau dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik yaitu proses reduksi sulfat oleh bakteri pada kondisi
anaerob. Bakteri SRB adalah bakteri obligat anaerob yang menggunakan sulfat sebagai akseptor terminal elektron Moriaty dan Paullin, 1987, selanjutnya
Simarmata 2007 mengatakan, jika deplesi oksigen semakin besar maka kondisi perairan semakin reduksif dan akhirnya mencapai anaerob, yang merupakan
syarat tumbuh untuk SRB. Di perairan, sulfur berikatan dengan ion hidrogen dan oksigen. Beberapa
bentuk sulfur di perairan adalah sulfida S
2-
, hidrogen sulfida H
2
S, ferro sulfida FeS, sulfur dioksidasi SO
2
, sulfit SO
3
, dan sulfat SO
4
. Sulfat yang berikatan dengan hidrogen membentuk asam sulfat dan sulfat yang berikatan dengan logam
alkali merupakan bentuk sulfur yang paling banyak ditemukan di danau dan sungai Cole, 1988. Kadar sulfat pada kolom air biasanya berkisar antara 0,02–
0,1 mgL. Menurut Effendi 2007 kadar sulfide lebih dari 0,002 mgL mengakibatkan terjadinya gangguan pada sistem pencernaan, kadar fenol lebih
dari 0,01 mgL akan bersifat toksik bagi ikan.
2.5.11 Fenol
Fenol merupakan senyawa kimia organik yang terdiri dari suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatik Fessenden dan Fessenden, 1986; Priatna et al.,
1994; Haerudin, 2006. Senyawa ini mudah mengalami oksidasi, pada kadar yang lebih dari 0,01 mgL, fenol bersifat toksik bagi ikan Effendi, 2007.
2.5.12 Total Fosfat dan Orto Fosfat PO
4 3-
- P
Fosfor merupakan hara makro yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan jasad autotrof di perairan. Dalam ekosistem perairan fosfor berada dalam bentuk
senyawa anorganik yakni ortofosfat, metafosfat dan polifosfat. Sedangkan fosfat organik berada dalam tubuh organisme yang melayang di dalam air, dan
umumnya berada dalam bentuk ion fosfat.
31 Fosfat merupakan salah satu senyawa penting untuk sintesis protein dan
berperan dalam anabolisme suatu organisme Wardoyo, 1981. Dalam suatu perairan fosfat dapat berbentuk ortofosfat, polifosfat dan fosfat organik. Namun
demikian hanya ortofosfat yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh jasad autotrof APHA, 1989 ; Prihadi, 2005.
Menurut Prihadi 2005, pada umumnya fosfat yang berada di perairan banyak terdapat dalam bentuk fosfat organik dan fosfat anorganik. Sumber utama
fosfat anorganik terutama berasal dari penggunaan deterjen, alat pembersih untuk keperluan rumah tangga serta berasal dari industri pupuk pertanian. Sedangkan
fosfat organik barasal dari makanan dan buangan rumah tangga. Semua fosfat mengalami proses perubahan biologis menjadi fosfat anorganik yang selanjutnya
digunakan oleh tanaman untuk membuat energi. Fosfat sangat berguna untuk pertumbuhan organisme dan merupakan faktor yang menentukan produktivitas
badan air. Fosfat yang terlarut dalam perairan pada keadaan normal biasanya
berbentuk orto-fosfat yang ada diperairan dalam jumlah yang rendah. Kandungan fosfat terlarut di perairan alam umumnya tidak lebih dari 0,1 mgl. Jika dalam
suatu perairan terjadi masukan bahan pencemar dalam jumlah yang tinggi dan mengakibatkan kandungan fosfatnya cukup tinggi dapat mengakibatkan terjadinya
proses eutrofikasi atau keadaan lewat subur yang mengakibatkan terjadinya pertumbuhan plankton yang tidak terkendali Wetzel, 1975; Prihadi, 2005.
2.5.13 COD Chemical Oxygen Demand