© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber. a.
Pengutipan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan
suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
POPULASI OWA JAWA Hylobates moloch AUDEBERT 1797
DI HUTAN LINDUNG GUNUNG PAPANDAYAN, GARUT, JAWA BARAT
RAHMUDDIN
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada Departemen Biologi
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Ir. Dones Rinaldi, M.Sc.F
Judul Tesis : Populasi Owa Jawa Hylobates moloch Audebert 1797 di Hutan Lindung Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat
Nama : Rahmuddin
Nim : G352070111
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. R.R. Dyah Perwitasari, M.Sc. Dr. Ir. Entang Iskandar, M.Si.
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Mayor Dekan Sekolah Pascasarjana
Biosains Hewan
Dr. Bambang Suryobroto Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Ujian: 5 Agustus 2009
Tanggal Lulus:
POPULASI OWA JAWA Hylobates moloch AUDEBERT 1797
DI HUTAN LINDUNG GUNUNG PAPANDAYAN, GARUT, JAWA BARAT
RAHMUDDIN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Populasi owa jawa
Hylobates moloch Audebert 1797 di Hutan Lindung Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat
adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Juli 2009
Rahmuddin G 352070111
ABSTRACT
RAHMUDDIN. Population of the Javan Gibbon Hylobates moloch Audebert
1797 in Gunung Papandayan Protection Forest, Garut, West Java. Under direction of R.R. DYAH PERWITASARI and ENTANG ISKANDAR.
Javan gibbon Hylobates moloch Audebert 1797 is one of the endemic primates spesies in Indonesia, distributed in West and Central Java. This research
has been counducted in Gunung Papandayan Protection Forest from June to December 2008, to: asses population estimate of the Javan gibbon, and to provide
information on the availability of feeding and sleeping trees. Population survey has been performed using line transect method at three locations, with nine
repeatation at each transect. Population density of Javan gibbon in Gunung Papandayan Protection Forest was 2.8 individualskm
2
and group density was 1.2 groupkm
2
. The estimation of Javan gibbon was 127 individuals and 55 groups. Food sources and sleeping trees, identification were conducted at the same time
population survey was performed. There were 31 feeding trees spesies of 15 families and 12 spesies of nine families used by the gibbons as sleeping trees.
Altingia excelsa Noronha, Schima wallichii DC. Korth, Glochidion rubrum Blume, Castanopsis argentea Blume and Beilscharriedia wightii Benth were
dominant vegetation at the site.
Keywords: javan gibbon, population, food tree, sleeping tree
RINGKASAN
RAHMUDDIN. Populasi Owa Jawa Hylobates moloch Audebert 1797 di
Hutan Lindung Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Di bimbing oleh R.R. DYAH PERWITASARI dan ENTANG ISKANDAR.
Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Owa jawa Hylobates moloch Audebert 1797 merupakan salah satu dari kekayaan
keanekaragaman hayati tersebut. Owa jawa termasuk ke dalam kelompok satwa primata endemik di Indonesia. Penyebaran owa jawa mulai dari Jawa Barat
sampai Jawa Tengah. Populasi owa jawa saat ini berkisar antara 5000 – 6000 individu. Status konservasi owa jawa termasuk dalam kategori genting
endangered dan termasuk ke dalam Appendiks I dari daftar CITES. Habitat owa jawa adalah hutan tropika di Jawa Barat sampai Jawa Tengah yang berbentuk
kawasan konservasi. Kawasan konservasi meliputi Taman Nasional, Cagar Alam dan Hutan Lindung. Salah satu habitat alami owa jawa di Jawa Barat adalah
Hutan Lindung Gunung Papandayan HLGP. Saat ini, data dan informasi untuk populasi owa jawa di HLGP belum banyak ditemukan. Untuk mendapatkan data,
maka perlu dilakukan penelitian di lokasi tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan estimasi populasi owa jawa di Hutan Lindung Gunung Papandayan.
Memperoleh informasi tentang ketersediaan jenis pohon pakan dan pohon tidur bagi owa jawa.
Penelitian dilakukan mulai bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2008 di kawasan Hutan Lindung Gunung Papandayan. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode jalur line transect. Penelitian dilakukan pada tiga lokasi yaitu lokasi Curug Buta, Nyampai dan Kaca-kaca. Panjang jalur berturut-
turut 3,0; 3,5 dan 3,0 km dan lebar jalur 0,1 km. Pada setiap jalur penelitian dilakukan sembilan kali ulangan. Total panjang jalur penelitian 85,5 km dengan
total luas 8,6 km
2
. Selama penelitian ditemukan lima titik distribusi populasi owa jawa dan
terdapat 24 individu. Di jalur Curug Buta ditemukan satu titik distribusi dengan total jumlah populasi owa jawa yang teramati tujuh individu. Di jalur Nyampai
dan Kaca-kaca ditemukan masing-masing dua titik distribusi dengan total jumlah populasi owa jawa yang teramati tujuh dan sepuluh individu. Jumlah populasi owa
jawa tertinggi ditemukan di jalur Kaca-kaca.
Pada jalur Curug Buta kepadatan populasi owa jawa 2,6 individukm
2
dan kepadatan kelompok 1,1 kelompokkm
2
. Di lokasi Nyampai diperoleh kepadatan populasi owa jawa 2,2 individukm
2
dan kepadatan kelompok 0,9 kelompokkm
2
. Di lokasi Kaca-kaca ditemukan kepadatan populasi dan kelompok masing-masing
sebesar 3,7 individukm
2
dan 1,5 kelompokkm
2
. Kepadatan populasi dan kelompok tertinggi terdapat di lokasi Kaca-kaca. Rerata kepadatan populasi dan
kelompok sebesar 2,8 individukm
2
dan 1,2 kelompokkm
2
. Ukuran kelompok owa jawa yang teramati berkisar antara 1 – 4 individu.
Ukuran kelompok yang terdiri atas dua individu ditemukan dua kelompok memiliki persentase 40. Ukuran kelompok yang terdiri atas tiga individu
ditemukan dua kelompok memiliki persentase 40, sedangkan ukuran kelompok yang terdiri atas empat individu ditemukan satu kelompok memiliki persentase
20. Ukuran kelompok owa jawa di HLGP yang tertinggi adalah kelompok yang
beranggotakan dua dan tiga individu dengan persentase masing-masing sebesar 40 dan yang terendah kelompok empat individu memiliki persentase 20.
Rerata ukuran kelompok owa jawa di HLGP yaitu 2,8 individu setiap kelompok. Berdasarkan lokasi, di jalur Curug Buta, terdapat tiga individu dari
satu kelompok, rerata ukuran kelompok sebesar 3,0 individu setiap kelompok. Di jalur Nyampai, terdapat lima individu dari dua kelompok, rerata ukuran kelompok
sebesar 2,5 individukelompok. Pada jalur Kaca-kaca terdapat emam individu dalam dua kelompok, rerata ukuran kelompok sebesar 3,0 individukelompok.
Rerata ukuran kelompok tertinggi ditemukan pada jalur pengamatan Kaca-kaca. Hal ini terlihat pada lokasi penelitian tersebut bahwa komposisi kelompok di jalur
Kaca-kaca terdiri atas dua induk dewasa satu anak juvenile satu menjelang dewasa sub adult. Pada jalur Nyampai mempunyai susunan kelompok dua induk
dewasa satu anak juvenile. Di jalur Curug Buta mempunyai susunan kelompok dua induk dewasa dan satu bayi infant.
Komposisi kelompok yang terdiri atas satu jantan dan satu betina ditemukan pada dua kelompok, mempunyai persentase tertinggi sebesar 40.
Kelompok ini ditemukan di semua jalur penelitian yaitu Nyampai dan Kaca-kaca. Komposisi kelompok yang terdiri dari satu induk jantan, satu induk betina dan
satu anak ditemukan satu kelompok di jalur Curug Buta memiliki persentase 20. Kelompok yang terdiri dari satu induk jantan, satu induk betina dan satu remaja
ditemukan satu kelompok di jalur Nyampai memiliki persentase 20. Kelompok yang terdiri dari satu induk jantan, satu induk betina dan dua remaja ditemukan
satu kelompok di jalur Kaca-kaca memiliki persentase 20. Komposisi populasi owa jawa berdasarkan kelompok umur di jalur Curug Buta ditemukan satu induk
jantan dan satu induk betina serta satu bayi infant memiliki persentase sebesar 21,4 Tabel 8. Komposisi populasi owa jawa di jalur Nyampai terdiri dari dua
induk jantan dan dau induk betina serta satu remaja memiliki persentase 35,7. Di jalur Kaca-kaca, komposisi populasi owa jawa ditemukan dua induk jantan dan
dua induk betina serta dua remaja mendapatkan persentase tertinggi yaitu sebesar 42,9. Rerata komposisi populasi tertinggi berdasarkan kelas umur dimiliki oleh
komposisi populasi induk jantan dan betina masing-masing sebesar 1,7 individu dan memiliki persentase 35,7. Estimasi populasi owa jawa di HLGP 127
individu berasal dari 55 kelompok. Luas habitat representatif untuk owa jawa di HLGP 45,51 km
2
. Untuk mendukung kelestarian owa jawa yang terdapat di HLGP maka
dilakukan analisis vegetasi. Jalur yang digunakan sebagai petak contoh untuk menginvetarisasi vegetasi sama dengan jalur pengamatan populasi. Hasil analisis
vegetasi pada seluruh lokasi penelitian menunjukkan 42 spesies vegetasi tingkat pohon dari 25 famili, tingkat tiang sebanyak 34 spesies dari 19 famili, tingkat
pancang sebanyak 36 spesies dari 22 famili dan tingkat semai 41 spesies dari 25 famili. Spesies yang mendominasi adalah rasamala Altingia excelsa Noronha,
puspa Schima wallichii DC. Korth, pare Glochidion rubrum Blume, saninten Castanopsis argentea Blume and huru Beilscharriedia wightii Benth. Analisis
vegetasi dilakukan juga pada pohon pakan dan pohon tidur sebagai sebuah kebutuhan hidup owa jawa.
Jenis pohon pakan yang mendominasi yaitu pohon ficus Ficus glabella Bl sebesar 7,9 dan kiara F. globosa Bl. sebesar 7,1. Secara keseluruhan
ditemukan 33 spesies pohon pakan dalam 15 famili. Moraceae dan Fagaceae
merupakan famili pohon pakan yang dominan. Sebagian spesies pohon yang mendominasi lokasi penelitian dimanfaatkan oleh owa jawa sebagai pohon pakan.
Hasil penelitian menunjukkan 12 spesies pohon dalam sembilan famili yang dijadikan owa jawa sebagai tempat tidur. Famili pohon tidur yang dominan adalah
Fagaceae. Rasamala A. excelsa Noronha mendapat persentase yang tertinggi sebagai pohon tidur bagi owa jawa yaitu 13,5. Untuk memprediksi ketersediaan
pohon pakan dan pohon tidur dilakukan analisis permudaan vegetasi.
Dari analisis permudaan vegetasi terlihat regenerasi yang baik setiap tingkat pertumbuhan. Pada tingkat semai beberapa spesies vegetasi yang
dimanfaatkan sebagai pohon pakan dan pohon tidur yang diidentifikasi di lokasi penelitian. Jenis vegetasi tersebut diantaranya ficus F. glabella Bl, Bareubeuy
Helicia serrata R. Br. Bl. Spesies vegetasi tingkat pancang akan dimanfaatkan sebagai pengganti pohon pakan dan pohon tidur yang sudah mati. Spesies tersebut
antara lain, sauheun Vernonia arborea Buch. Ham., hamirung F. groussulariodes Burm., jirak Symplocus spicata ROXB dan picisan monyet
Dysoxylum alliaceum Bl. Beberapa spesies vegetasi akan mengganti pohon pakan dan pohon tidur sebagai pendukung kelangsungan hidup owa jawa di
habitat tersebut. Hasil vegetasi pada tingkat pancang menunjukan bahwa vegetasi yang banyak dimanfaatkan oleh owa jawa sebagai pohon pakan dan pohon tidur
tidak mendapatkan INP yang mendominasi, tetapi memiliki INP sedang, artinya permudaan vegetasi akan tetap berkesinambungan.
Hasil penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan ketersedian pohon pakan dan pohon tidur. Pada setiap tingkat permudaan vegetasi memiliki
regenerasi yang baik, sehingga menjamin keberlangsungan vegetasi terhadap kebutuhan owa jawa di HLGP.
Keywords: javan gibbon, population, food tree, sleeping tree
© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa