53.14 Kelayakan Usaha Ternak Domba dengan Introduksi Pakan Silase Daun Singkong di Desa Petir, Kec. Dramaga, Kab. Bogor.

4 peningkatan sebesar 57.01. Kontribusi produksi ternak domba yang mengalami peningkatan menandakan adanya potensi domba untuk dikembangkan dikarenakan permintaan pasar yang masih belum terpenuhi. Data produksi ternak dan kontribusi ternak di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Produksi ternak dan kontribusi berbagai jenis ternak di Kabupaten Bogor No Jenis Ternak 2011 kg Kontribusi 2012 kg Kontribusi Peningkatan 1 Sapi 9 299 240 9.22 9 217 968 8.66 -0.87 2 Kerbau 174 611 0.17 146 548 0.14 -16.07 3 Kambing 1 007 742 1.00 2 101 682 1.98 108.55 4 Domba 3 481 011 3.45 5 465 369 5.14 57.01 5 Babi 282 628 0.28 268 366 0.25 -5.05 6 Ayam Buras 1 329 781 1.32 1 431 520 1.35 7.65 7 Ayam Ras 85 126 464 84.44 87 620 069 82.35 2.93 8 Itik 110 345 0.11 149 546 0.14 35.53 Total 100 811 822 100.00 106 401 068 100.00 5.54 Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 2012 diolah Kontribusi ternak domba di wilayah Kabupaten Bogor tidak terlepas dari kontribusi ternak domba di Desa Petir Kecamatan Dramaga sebagai wilayah lingkar kampus. Telah diketahui bahwa peternakan domba di Indonesia masih didominasi peternakan domba rakyat, demikian pula yang diterapkan di Desa Petir. Wilayah Desa Petir ini seringkali dijadikan penelitian staf pengajar dan mahasiswa Institut Pertanian Bogor dalam mengembangkan potensi wilayah. Umumnya peternak domba di wilayah Desa Petir melakukan usaha ternak dengan skala yang relatif kecil sambil bertani, yang mana rumput-rumput sekitar yang tidak termanfaatkan digunakan sebagai pakan domba. Skala usaha ternak domba yang dilakukan masyarakat Desa Petir cukup beragam. Hasil observasi menunjukkan bahwa jumlah ternak yang diusahakan berkisar antara 5 −20 ekor dalam satu periode. Umumnya peternak dengan jumlah ternak domba kurang dari 5 ekor memiliki tujuan beternak untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, peternak dengan jumlah ternak 6 hingga 10 ekor memiliki tujuan beternak untuk memenuhi kekurangan atau kerugian dari bertani, dan peternak dengan jumlah ternak domba di atas 10 ekor memang bertujuan menjadikan ternak sebagai sumber penghasilan. Tujuan dilakukannya usaha ternak cenderung belum ke arah bisnis sehingga para peternak kurang memperhatikan kelayakan usaha ternak yang dijalani. Beberapa pemilik usaha ternak di lokasi menganggap bahwa dengan terpenuhinya kebutuhan rumah tangga maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Pola ternak yang diterapkan pun cenderung tradisional dan menggunakan input-input yang sederhana. Rendahnya kualitas input yang digunakan dapat berpengaruh terhadap kualitas dan bobot domba yang akan dihasilkan. Salah satu input yang sangat berpengaruh terhadap subsektor peternakan adalah pakan. Umumnya ternak domba diberikan pakan hijauan segar, namun ketersediaan pakan hijauan segar sangat bergantung pada kondisi cuaca di wilayah ini. Pada musim hujan