menyebabkan terbentuknya daun – daun pucuk yang mengalami vitrifikasi Read
1990. Keberhasilan kultur jaringan dapat tercapai apabila media yang digunakan
tidak mengalami kontaminasi. Kontaminasi berasal dari eksplan atau media yang digunakan. Kecilnya kontaminasi disebabkan oleh tersedianya autoklaf
bertekanan tinggi, sehingga dapat menyebabkan denaturasi pada mikroba. Selain itu, ruang pembuatan media juga harus disterilkan secara periodik dengan
menggunakan formalin Gambar 7B. Faktor lain yang menyebabkan kecilnya angka kontaminasi adalah laminar air flow, karena sebelum digunakan laminar
selalu disterilkan dengan sinar UV Gambar 7C. Jenis kontaminan yang ditemukan berupa cendawan dengan hifa yang berwarna putih sedikit merah
muda, cendawan berwarna kehitaman, bakteri berwarna putih susu, dan bakteri berwarna kuning susu. Jenis kontaminan tersebut dapat dikenali dari penampilan
fisiknya. Dari keempat jenis kotaminan yang ditemukan, cendawan yang berwarna hitam yang paling cepat pertumbuhan dan perkembangbiakannya, dan
cendawan tersebut mampu menutupi seluruh permukaan media kultur. Akibatnya eksplan tidak mampu tumbuh yang akhirnya akan mati.
Gambar 7. Kondisi umum laboratorium :A. Ruang kultur, B. Ruang pembuatan media, C. Laminar air flow
2. Studi Tahapan Perkembangan Inti Mikrospora Antera Jeruk
Stadium perkembangan mikrospora merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan induksi kalus pada kultur antera. Stadium
mikrospora yang paling responsif untuk membentuk embrio adalah stadium uninukleat akhir Dunwell
1996
. Stadium uninukleat akhir ditandai dengan posisi inti mikrospora berada di tepi karena terdesak oleh vakuola yang besar Indrianto
C A
B
et al. 2004. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wahidah 2010 yang menyatakan bahwa fase uninukleat akhir mempunyai
peluang yang lebih besar dalam mengiduksi terjadinya kalus pada kultur mikrospora tanaman tembakau.
Tabel 1. Persentase perkembangan inti mikrospora pada jeruk keprok Garut, keprok Batu 55, dan jeruk Siam pada ukuran rasio sepal dan petal yang
berbeda
Fase perkembangan mikrospora pada bunga dapat ditandai dengan perubahan morfologi bagian bunga melalui bertambah panjangnya ukuran sepal
dan petal bunga. Secara umum hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ukuran sepal dan petal bunga terhadap fase perkembangan inti
mikrospora. Bunga yang mempunyai ukuran sedang mengandung mikrospora inti satu paling banyak baik pada bunga jeruk keprok Garut, keprok Batu 55, dan
jeruk Siam Tabel 1. Pada bunga jeruk keprok Garut, persentase inti satu berkisar antara 78,2
– 91,4, bunga jeruk keprok Batu 55 mencapai 78,2 – 85,6 dan bunga jeruk Siam berkisar 79,4
– 90,5 dari total mikrospora yang diamati. Berdasarkan hasil pengamatan perkembangan inti mikrospora jeruk keprok
Garut, dapat diketahui bahwa bunga dengan ukuran kecil berdasarkan ukuran sepal dan petal bunga mempunyai mikrospora terbanyak berada pada fase tetrad
40,5 – 73,6 dan tidak teramati 5,1 – 45,1 . Inti mikrospora tidak dapat
Rasio bunga
mm Sepal:
Petal
Keprok Garut Keprok Batu 55
Siam
Perkembangan inti mikrospora Tetr
ad Inti
satu Inti
dua Tidak
terama ti
Tetrad Inti
satu Inti
dua Tidak
terama ti
Tetrad Inti
satu Inti
dua Tidak
terama ti
KECIL
1 : 2 40,5 14,4
- 45,1
35,3 8,6
-
56,1 33,6
11,6
-
54,8 1 : 2,5
66,0 18,1 4,5
11,4 54,2
11,6
-
34,2 51,1
13,1
-
35,8 1 : 3
73,6 21,3 -
5,1 75,8
15,8
-
8,4 68,5
18,4
-
13,1
SEDANG
1 : 4 7,8 91,4
0,8
-
8,8 81,1 10,1
-
20,6 79,4
-
-
2 : 5 10,1 85,5
4,4
-
5,4 85,6 9,0
-
3,5 90,5
6,0
-
2 : 6 19,4 78,2
2,4
-
13,4 78,2 8,4
-
17,6 82,4
-
- BESAR
2 : 7 -
9,3 78,4 12,3 1,4
21,3 77,3 -
- 15,4
70,6 4,0 2 : 8
- 15,5 45,2 39,4
1,2 8,2 65,2 25,4
- -
10,3 89,7 2 : 9
2,4 8,2 76,4 3,0
1,2 7,1 75,3 15,4
3,9 8,2
76,4 1,5
diamati keberadaannya karena masih berupa mother cell kemudian kromosom mengalami kondensasi di bagian tengah sel pada tahap sel induk polen mother
cell dan sel induk polen mengalami pembelahan meiosis membentuk tetrad Septiani 2008.
Bunga dengan ukuran sedang mempunyai mikrospora uninukleat banyak berkisar 78,2
– 91,4. Wahidah 2010 menyatakan bahwa stadium uninukleat awal - tengah memiliki ciri-ciri mikrospora berbentuk bulat dengan vakuola yang
kecil dan pada stadium uninukleat akhir kedudukan inti makin ke pinggir dan ukuran vakuola semakin besar bahkan menempati sebagian besar volume sel. Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kosmiatin et al. 2009 pada bunga jeruk keprok Garut, dimana bunga jeruk keprok dengan ukuran mahkota kuncup bunga
antara 5-6 mm, memiliki persentase mikrospora dengan inti tunggal terbanyak yaitu berkisar antara 84,05
– 100. Bunga dengan ukuran besar didominasi oleh mikrospora binukleat berkisar 45,2
– 78,4. Stadium binukleat dicirikan dengan adanya 2 inti dalam mikrospora tersebut. Perkembangan inti mikrospora mulai
dari tetrad sampai tidak teramati dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Perkembangan inti mikrospora jeruk keprok Batu 55: A. Mikrospora berada pada fase tetrad; B. Mikrospora dengan inti satu; C.
Mikrospora inti dua; D. Tidak teramati.
A B
D C
Ukuran sepal dan petal bunga dari ketiga jenis jeruk Keprok Garut, keprok Batu 55, dan jeruk Siam mempunyai ukuran sepal dan petal bunga yang
tidak begitu berbeda sehingga mempunyai perkembangan inti mikrospora yang hampir sama. Bunga dengan ukuran kecil didominasi oleh mikrospora yang
berada pada fase tetrad 35,3 – 75,8 dan mother cell 8,4 – 56,1, bunga
ukuran sedang didominasi oleh mikrospora uninukleat 78,2 – 85,6, dan bunga
dengan ukuran besar didominasi oleh mikrospora inti dua 65,2 – 77,3.
Semakin panjang ukuran kuncup bunga maka stadium perkembangan mikrospora semakin dewasa. Fase perkembangan inti mikrospora pada bunga
jeruk Siam dengan ukuran kecil paling banyak terdapat fase tetrad berkisar 33,6 –
68,5 dan fase yang tak teramati mother cell berkisar 13,1 – 54,8 dan yang
paling sedikit berada pada fase uninukleat berkisar 11,6 – 18,4 dan tidak
terdapat mikrospora yang berada pada fase binukleat. Bunga dengan ukuran sedang mempunyai mikrospora paling banyak berada pada fase inti satu 79,4
– 90,5 dan bunga dengan ukuran besar mempunyai mikrospora paling banyak
terdapat pada fase inti dua 10,3 -76,4 dan tidak teramati atau sudah termasuk kategori polen yang sudah matang berkisar 1,5
– 85,7. Bunga jeruk Pamelo mempunyai ukuran sepal dan petal yang lebih
panjang dan tebal dibandingkan dengan ketiga jenis jeruk keprok Garut, keprok Batu 55, dan jeruk Siam seperti terlihat pada Gambar 9. Oleh sebab itu
perbandingan ukuran sepal dan petal untuk mengelompokkan bunga besar, sedang dan kecil juga berbeda, akan tetapi persentase perkembangan inti mikrospora pada
bunga yang sudah dikelompokkan hampir sama Gambar 9.
Gambar 9. Perbandingan ukuran sepal dan petal bunga: A. Jeruk Pamelo; B. Jeruk Siam
sepal petal
A
sepal petal
B
Tabel 2. Persentase perkembangan inti mikrospora jeruk Pamelo pada fase tetrad, inti satu, inti dua, dan tidak teramati
Berdasarkan pengamatan inti mikrospora pada tanaman jeruk pamelo Tabel 2, bunga yang dikelompokkan menjadi bunga kecil berdasarkan ukuran
sepal dan petal didominasi oleh mikrospora yang berada pada fase tetrad berkisar 79,4
– 87,1, dan bunga dengan ukuran sedang didominasi mikrospora inti satu berkisar 78,2
– 85,4 serta bunga dengan ukuran bunga besar didominasi oleh mikrospora inti dua 24,4
– 64,4 dan tidak dapat diamati 1,2 – 75,6. Pada bunga ukuran kecil dan bunga ukuran sedang tidak terdapat mikrospora yang
tidak dapat diamati posisi intinya, sedangkan pada bunga ukuran besar banyak inti mikrospora yang tidak dapat diamati keberadaannya. Keberadaan inti mikrospora
tidak diamati karena terdapat banyak vakuola didalam mikrospora. Sangwan dan Norreel 1996 menyatakan pada stadium binukleat akhir inti dua sudah dimulai
peristiwa amilogenesis. Setelah terjadi akumulasi amilum biasanya mikrospora sudah tidak responsip lagi untuk diinduksi menjadi embrio. Tingginya persentase
mikrospora inti satu uninukleat pada bunga ukuran sedang dengan perbandingan ukuran sepal : petal 6:14 - 6:17 menjadikan bunga dengan ukuran sedang yang
akan dijadikan eksplan untuk induksi kalus pada jeruk Pamelo. Rasio bumga
mm Sepal:Petal
Pomelo
Perkembangan inti mikrospora Tetrad
Inti satu Inti dua
Tidak teramati
KECIL 6 : 10
79,4 15,3
5,3 -
6 : 11 87,1
12,3 0,6
- 6 : 12
82,4 13,4
4,2 -
SEDANG 6 : 14
18,6 78,2
3,2 -
6 : 15 15,8
81,2 3,0
- 6 : 17
12,6 85,4
2,0 -
BESAR 7 : 19
- 24,4
64,4 1,2
7 : 20 -
- 24,4
75,6 7 : 21
- 13,6
61,2 25,2
3. Studi Lama Praperlakuan Penyimpanan Antera Terhadap Kemampuan