3 .+01 Pengujian toleransi kekeringan terhadap padi gogo (Oryza sativa L.) pada fase perkecambahan

4 mengurangi faktor pembatas, diantaranya topografi datar sedikit bergelombang, solum tanah dalam lebih dari 40 cm, tekstur halus7medium, kandungan bahan organik tanah tinggi7medium, curah hujan selama empat bulan merata dengan total 4007600 mm Basyir Sumarno dan Hidayat, 2007. , + 4 3 Air merupakan komponen utama tanaman karena 90 sel7sel tanaman mengandung air. Peran air bagi tanaman diantaranya : 1 pelarut dan pembawa ion7ion hara dari rhizosfer ke akar kemudian ke daun, 2 sarana transportasi dan pendistribusian nutrisi, 3 komponen kunci dalam proses fotosintesis, asimilasi, sintesis, maupun respirasi tanaman Hanafiah, 2007. Absorbsi air pada tanaman dipengaruhi oleh 1 kecepatan kehilangan air, 2 penyebaran dan efisiensi sistem perakaran, 3 potensial air tanah dan daya hantar tanah Islami dan Utomo, 1995. Perkecambahan benih ditentukan oleh ketersediaan air di dalam media tanam. Ketersediaan air paling baik adalah pada saat kapasitas lapang. Menurut Hardjowigeno 1989 kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya gravitasi. Air tersedia pada kapasitas lapang akan semakin berkurang karena diserap oleh tanaman dan menguap. Air akan mendekati titik layu permanen mengakibatkan cekaman kekeringan pada tanaman. Menurut Islami dan Utomo 1995 cekaman kekeringan pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Tanaman yang menderita cekaman kekeringan secara umum mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal. Cekaman kekeringan mempengaruhi proses fisiologi dan biokimia tanaman serta menyebabkan terjadinya modifikasi anatomi dan morfologi tanaman.

01., 3 .+01

-3 -+ Cekaman kekeringan adalah suatu kondisi ketika ketersediaan air di dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman sedikit. Tanaman dalam menghadapi cekaman 5 kekeringan melakukan adaptasi baik secara morfologi dan fisiologi. Adaptasi morfologi dapat dengan memperkecil luas permukaan daun dan memperpanjang akar. Adaptasi morfologi padi gogo dilakukan dengan membentuk akar yang lebih gemuk, mempunyai akar seminal primer lebih banyak yang menyebabkan bobot kering akar padi gogo lebih besar dibandingkan dengan padi sawah dan daun menggulung yang merupakan indikasi tanaman mengalami titik layu sementara Fauzi, 1997. Menurut Lestari dan Mariska 2006 adaptasi pada galur padi ditunjukkan dengan kemampuan menghasilkan akar lebih panjang pada kondisi cekaman kekeringan. Suprihatno 2008 menambahkan padi gogo yang toleran kekeringan biasanya memiliki sistem perakaran yang dalam yang dapat menembus lapisan tanah sampai kedalaman 20 cm di bawah permukaan tanah, sehingga pada saat kekeringan akar yang dalam dapat memanfaatkan air yang tersedia pada kedalaman lebih dari 20 cm. Stomata berperan sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat. Somaklon Gajahmungkur, Towuti, dan IR64 yang dianggap tahan kekeringan mempunyai kerapatan stomata yang lebih rendah dibandingkan dengan induknya Lestari, 2006. Lestari dan Sukmadjaja 2006 juga menyatakan dalam kondisi kekeringan, penyerapan air dan unsur hara yang ada di tanah menjadi berkurang. Tanaman harus mempertahankan potensial air dengan mekanisme penutupan stomata atau daun menggulung dan untuk melangsungkan pertumbuhannya. Bentuk dari respon fisiologi antara lain dengan mengatur agar potensial osmotik di dalam gabah hampir sama dengan lingkungannya dengan menghasilkan senyawa prolin atau betain sebagai osmoregulator Lestari dan Mariska, 2006. Kandungan prolin pada daun yang masih muda maupun yang sudah tua mengalami peningkatan pada cekaman kekeringan. Kandungan prolin pada daun muda lebih banyak dibandingkan dengan daun yang sudah tua Mostajeran dan Rahimi7Eichi, 2009. 6 Cekaman air akan menyebabkan hasil tanaman menurun. Hal ini disebabkan karena terganggunya metabolisme tanaman. Penutupan stomata mengakibatkan turunnya absorbsi CO 2 , sehingga mengurangi aktivitas dan hasil fotosintesis. Peningkatan efisiensi air untuk menghasilkan tanaman diperlukan pada tanaman yang mengalami cekaman air Islami dan Utami, 1995. =+ Menurut Sutopo 2002, vigor dapat dibedakan menjadi vigor genetik dan vigor fisologi. Vigor genetik adalah vigor benih dari galur genetik yang berbeda7 beda. Vigor fisiologi adalah vigor yang dapat dibedakan dalam galur genetik yang sama. Benih yang mempunyai vigor yang tinggi mempunyai ciri7ciri, yaitu tahan disimpan lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, cepat dan merata tumbuhnya, serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang suboptimal. Menurut Sadjad 1993 vigor adalah kemampuan benih atau bibit untuk tumbuh menjadi tanaman normal yang berproduksi normal dalam keadaan yang suboptimum dan di atas normal dalam keadaan yang optimum, atau mampu disimpan dalam kondisi simpan yang suboptimum dan tahan disimpan lama dalam kondisi optimum. Copeland dan McDonald 2001 menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi vigor benih diantaranya, konstitusi genetik benih, lingkungan dan kandungan nutrisi pada tanaman induk, tingkat kematangan saat panen, ukuran benih, berat benih, berat jenis benih, deteriorasi, umur benih, dan patogen. Menurut Oemar . 1997 peubah indeks vigor dapat digunakan untuk ketahanan genotipe terhadap cekaman kekeringan pada fase perkecambahan dengan cekaman potensial osmotik sebesar 70.75 MPa. Kelompok genotipe tahan mempunyai indeks vigor lebih besar dibandingkan genotipe yang yang rentan kekeringan. Suardi 2002 menyatakan konsep peningkatan potensi hasil padi dengan padi tipe baru perlu ditunjang dengan perakaran yang baik vigor yaitu panjangdalam, padat, ketebalan dan daya tembus akar yang relatif tinggi. Sistem 7 perakaran yang vigor pada berbagai lahan diharapkan mampu menjaga kestabilan dan hasil yang tinggi terutama pada lahan tadah hujan. Vigor benih dapat diuji di laboratorium dengan menggunakan media yang dapat menggambarkan sifat kekeringan. Menurut Sadjad 1993, analisis vigor dapat dilakukan pada media yang bersifat kering, seperti bata merah dan mempunyai osmose yang tinggi dengan menggunakan larutan PEG pada kosentrasi tertentu. Benih yang bervigor saja yang mampu menyerap air dan tumbuh normal. Kondisi suboptimum lapang produksi seperti kekeringan dapat diatasi dengan vigor genetik. Vigor genetik adalah vigor yang ditentukan oleh sifat7sifat genetik. Menurut Suwarno 1995 vigor genetik pada jagung dengan tolok ukur produksi dapat dideteksi melalui vigor awal benih, vigor konservasi sebelum simpan, dan vigor awal sebelum simpan. Sadjad 1993 menyatakan vigor awal adalah vigor benih mencapai maksimum saat benih telah mencapai momen periode viabilitas matang fisiologi. 8

31. 0 6-.