Sistem Terminasi Udara Air Terminal Hantaran Penyalur Arus Petir Down Conductor Sistem Pentanahan Earthing System

Pita Pejal 25 mm x 4 mm

2.3.1 Sistem Terminasi Udara Air Terminal

Finial adalah penangkap petir batang pendek yang biasa dipasang pada bangunan atap datar yang mempergunakan instalasi penangkal petir sistem kurungan faraday [2].

2.3.2 Hantaran Penyalur Arus Petir Down Conductor

Finial petir harus dihubungkan ketanah dengan hantaran penyalur sependek mungkin, agar jatuh tegangan induktif sepanjang hantaran sekecil mungkin. Hantaran penyalur terbagi dalam: 1. Hantaran penyalur utama yaitu hantaran dari logam, ketentuan luas penampang, jenis bahan yang berfungsi mengalirkan arus petir ke tanah serta dipasang pada sisi bangunan dengan jarak tidak lebih dari 20 m dimulai dari sudut bangunan. 2. Hantaran pembantu adalah semua hantaran lain dari logam yang terdapat pada bangunan pipa air hujan, dll dimanfaatkan sebagai penyalur arus petir. 3. Hantaran penghubung adalah hantaran-hantaran dari logam yang menghubungkan antar penangkap petir atau penangkap petir dengan bagian- bagian logam di dalam dan di luar bangunan atau dengan hantaran lain diatas tanah [2]. Besar atau nilai resistansi pada penghantar turun down conductor berdasarkan persamaan 2-2 [5]. d d d A R l   2-2 R d = resistansi penghantar turun down conductor pada gedung Ω ρ d = tahanan jenis penghantar Ω-m l = panjang penghantar m A d = luas penampang penghantar m 2 Besar atau nilai induktansi penghantar turun down conductor berdasarkan persamaan 2-3 [5].                 1 2 ln 2 , r l l L d 2-3 L d = induktansi penghantar µH l = panjang penghantar m r = jari-jari penghantar m

2.3.3 Sistem Pentanahan Earthing System

Sistem pengebumian pentanahan adalah elektroda-elektroda pengebumian yang saling berhubungan dengan penghantar pengebumiannya, berfungsi menyebarkan arus petir di dalam tanah. Berdasarkan PUIPP dapat dihitung jarak terkecil antara bagian-bagian metal dengan penghantar instalasi yang berada diatas tanah berdasarkan persamaan 2-4 [2]. p D R . 5  2-4 R = tahanan pentanahan D p = jarak terkecil antara bagian-bagian metal dengan penghantar instalasi yang berada diatas tanah. 2.3.3.1Elektroda Pentanahan Elektroda ini ini biasanya dihubungkan dengan hantaran-hantaran logam yang ada pada bangunan dan terhubung ke tanah. Untuk memperkecil kemungkinan kerusakan-kerusakan akibat perbedaan potensial. Tahanan jenis tanah dipengaruhi oleh tahanan jenis tanah dan tidak dapat diberikan sebagai suatu nilai yang tetap. Tahanan pentanahan sesuai PUIPP tertera pada Tabel 2.8 [2]. Tabel 2.9 Tahanan Pengebumian Pentanahan Sifat Tanah Tahanan Specifik Tahanan PengebumianΩ Elektroda Batangm Elektroda Alat Stripm Elektroda Melingkar m Tanah Ωm 3 6 5 10 20 Tanah berair, tanah humus pada kondisi lembab 30 10 2 12 6 3 Tanah liat, tanah pertanian 100 33 17 40 20 10 Tanah liat berpasir 150 50 25 60 30 15 Tanah berpasir lembab 200 66 33 80 40 20 Tabel 2.10 Lanjutan Tabel Tahanan Pengebumian Pentanahan Sifat Tanah Tahanan Specifik Tanah Ωm Tahanan PengebumianΩ Elektroda Batangm Elektroda Alat Stripm Elektroda Melingkar m 3 6 5 10 20 Tanah berpasir kering 1000 330 165 400 200 100 Koral pada kondisi lembab 500 166 83 200 100 50 Koral pada kering kering 1000 330 165 400 200 100 Tanah berbatu 3000 1000 500 1200 600 300 Semen, murni 50 - - 20 10 5 Semen : Pasir = 1 : 3 150 - - 60 30 15 Semen : Pasir = 1 : 5 400 - - 160 80 40 Semen : Pasir = 1 : 7 500 - - 200 100 50 Dengan elektroda batang yang ditanam tegak lurus dekat permukaan tanah maka nilai tahanan untuk elektroda batang didapatkan berdasarkan persamaan 2-5 [6].         1 4 ln 2 rod rod rod rod a l l R   2-5 ρ = tahanan jenis tanah Ω-m lrod = panjang elektroda batang dalam tanah m a rod = jari-jari batang elektroda m R rod = tahanan pada pentanahan rod Ω Sambaran petir langsung pada bangunan dapat menimbulkan elevasi tegangan pada sistem proteksi petir eksternal. Sehingga besarnya elevasi tegangan yang dapat terjadi pada sistem pentanahan dapat dicari berdasarkan persamaan 2-6 [7]. dt di L R I V rod elevasi   . 2-6 I = arus petir yang mengalir kA R rod = tahanan dari satu batang elektroda Ω L = induktansi penghantar µH didt = kecuraman gelombang arus petir kAµs V elevasi = elevasi tegangan pada sistem pentanahan kV 2.4 Frekuensi Sambaran Petir 2.4.1 Frekuensi Sambaran Petir Langsung