Simulasi Uji Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor

SIMUL
LASI UJI BARU UNIK SERA
AGAM ST
TABIL (B
BUSS)
PISANG (Musa spp
p.) DI KE
EBUN PER
RCOBAA
AN PASIR
R KUDA,
BOGOR

AL
LIFIYA HERWITA
H
ARAHMAN
N

DE
EPARTEM

MEN AGRO
ONOMI DA
AN HORTIIKULTUR
RA
FAKULT
TAS PERT
TANIAN
IN
NSTITUT P
PERTANIA
AN BOGOR
R
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Simulasi Uji baru,
Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir
Kuda, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013

Alifiya Herwitarahman
A24090165

ABSTRAK
ALIFIYA HERWITARAHMAN. Simulasi Uji Baru Unik Seragam
Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda,
Bogor. Dibimbing oleh SOBIR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat unik, seragam dan
stabil (BUSS) pada tujuh varietas pisang yaitu ambon hijau (AHM), cavendish
(CVS), kepok kuning (KKU), kepok unti sayang (KUS), pisang ungu (PUG),
pisang lampung (PLP), dan pisang mas kirana (PMK) sebagai simulasi uji BUSS
untuk permohonan hak Perlindungan Varietas Tanaman. Penelitian dilaksanakan

di kebun percobaan Pasir Kuda, Bogor. Pengolahan data dilaksanakan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Aksesi dilaksankan pada seluruh bagian
tanaman yang dibagi dengan beberapa bagian pengamatan yaitu bagian batang,
tanaman, daun, peduncle, tandan, rachis, jantung dan buah menggunakan panduan
pengamatan TG UPOV 123. Simulasi ini menghasilkan 50 karakter beda dari 52
karakter pada TG UPOV di antara varietas yang diuji dengan pembanding.
Perbedaan tersebut menyatakan bahwa pisang yang diuji memiliki kategori unik.
Keseragaman dan kestabilan dilihat dari tidak adanya off type pada varietas pisang
yang diuji dan sumber bahan tanam yang diperbanyak secara vegetatif. Perbedaan
karakter yang didapat digunakan untuk mendapatkan varietas contoh. Varietas
contoh ini berperan untuk pembuatan pedoman pelaksanaan uji selanjutnya.
Kata kunci: contoh, khas, pisang, verifikasi.

ABSTRACT
ALIFIYA
HERWITARAHMAN.
Simulation
of
Novelty,
Distinctness, Uniformity, and Stability (nDUS) Test for Banana

(Musa spp.) at Experimental field Pasir Kuda, Bogor di Kebun
Percobaan Pasir Kuda, Bogor. Dibimbing oleh SOBIR.
The experiment was conducted to elucidate the characters of distinctness,
uniformity and stability (nDUS) test for seven varieties of bananas and plantains
that was ambon hijau (AHM), cavendish (CVS), kepok kuning (KKU), kepok unti
sayang (KUS), pisang ungu (PUG), pisang lampung (PLP), and pisang mas kirana
(PMK) that for simulating the nDUS test important for the plant variety protection
right application. The experiment held at experimental field Pasir Kuda, Bogor.
Data has been processed with model randomized completely design. The
accession conducted in every part of plant, with the sub accession at pseudoterm
stem, plant, leaf blade, peduncle, bunch, male inflorescence, rachis, and fruit that
used test guidlines TG UPOV 123. The results showed that 50 different characters
found from 52 characters in TG UPOV between candidate varieties and refernce
variety. The difference could be expresed that the candidate varieties had
distinctness character. The uniformity and stability was categorized when the
candidate varieties have not off type character and the source for propagation was
from vegetative. The distinctness or the differences used for getting the example
varieties. The example varieties that used to make the next test guidlines.
Keywords: banana, example, unique, verification


SIMULASI UJI BARU UNIK SERAGAM STABIL (BUSS)
PISANG (Musa spp.) DI KEBUN PERCOBAAN PASIR KUDA,
BOGOR

ALIFIYA HERWITARAHMAN

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi
Nama

NIM

: Simulasi Uji Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang
(Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor
: Alifiya Herwitarahman
: A24090165

Disetujui oleh
Pembimbing

Prof Dr Ir Sobir, MSi
Pembimbing

Ketua Departemen

Tanggallulus :

t2 2 \\ \\ 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Simulasi Uji Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang
(Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor
: Alifiya Herwitarahman
: A24090165

Disetujui oleh
Pembimbing

Prof Dr Ir Sobir, MSi
Pembimbing

Mengetahui,

Dr Ir Agus Purwito, MscAgr
Ketua Departemen


Tanggal lulus :

PRAKATA
Puji syukur di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil
penelitian dengan judul usulan penelitian Simulasi Uji BUSS (baru, Unik,
Seragam, Stabil) Pisang (Musa spp.) Di Kebun Percobaan Pasir Kuda.
Pada skripsi ini penulis mencoba menjelaskan alasan megapa penelitian ini
perlu dilaksanakan. Perlindungan varietas pada tanaman khususnya pisang perlu
dilkaksanakan agar pemulia tanaman memiliki semangat untuk menghasilkan
varietas baru dan untuk melindungi varietas yang telah dilepas. Uji BUSS
diperlukan untuk menguji kebaruan, keunikan, keseragaman dan kestabilan suatu
varietas yang akan diperlukan. Salah satu panduan yang digunakan untuk
pengujian atau pengamatan karakter adalah UPOV. Berdasarkan hal tersebut
maka penulis mengajukan judul penelitian simulasi uji BUSS yang kemudian
dapat menjadi panduan dan mengetahui apakah semua karakter yang ada pada
UPOV dapat mengidentifikasi perbedaan karakter morfologi antara tanaman yang
diuji dan menemukan varietas contoh.
Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen pembimbing Prof
Dr.Ir Sobir, Msi yang telah memberikan pengetahuannya sehingga skripsi ini

dapat selesai. Kepada dosen pembimbing akademik Dr Ir Endang Murniati yang
telah memberi masukan selama menjalani kuliah di IPB. Rasa terima kasih juga
tidak lupa disamapaikan kepada pihak PKHT khususnya Ibu Heri Harti, pihak
Kebun Percobaan Pasir Kuda, sahabat seperjuangan (Poetri, Satrianti, dan Santi),
keluarga AGH 46 dan seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya
skripsi ini.

Bogor, Juli 2013

Alifiya Herwitarahmah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Pisang

Keragaman, Seleksi dan Kegiatan Pemuliaan Tanaman
Perlindungan Varietas Tanaman
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Bahan
Alat
Metode Penelitian
Metode Pelaksanaan
Metode Pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

viii
viii
1
1

1
2
2
2
3
3
4
4
5
5
5
5
6
7
23
23
23
23
25

DAFTAR TABEL
 

 

1 Karakter bagian batang semu
2 Karakter tanaman dan daun
3 Karakter peduncle, rachis dan tandan
4 Karakter jantung
5 Karakter buah
6 Varietas contoh



11 
13 
14 
16 

DAFTAR GAMBAR
1 Petak percobaan uji BUSS pisang

5

 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pisang adalah salah satu komoditas buah-buahan unggulan Indonesia.
Tahun 2011 luas panen dan produksi pisang sebesar 104 156 ha, dengan produksi
mencapai 117 595 ton (BPS 2011) dan nilai ekonomi sebesar Rp 6.5 triliun.
Produksi pisang dan luas panen yang besar merupakan ciri bahwa Indonesia
adalah pusat penyebaran
pisang. Indonesia merupakan salah satu pusat
penyebaran pisang di Asia Tenggara hal ini menyebabkan banyaknya spesies
pisang yang terdomestikasi. Tingginya keragaman pisang yaitu lebih dari 200
jenis pisang yang terdapat di Indonesia baik pisang segar, olahan, dan pisang liar.
Tingginya keragaman ini menyebabkan masih ada sekitar 100 jenis pisang yang
belum dapat teridentifikasi, sehingga masih sulit dalam pelaksanaan pemeliharaan
dan klasifikasi plasma nutfah pisang (Megia et al. 2001; Lengkong 2008).
Keragaman pisang ini juga belum seluruhnya dapat teridentifikasi jenis pisang
maupun karakter-karakter yang membedakannya antara kultivar satu dengan
lainya sehingga pengajuan kultivar-kultivar pisang baru yang terdapat di
Indonesia masih sedikit dilaksanakan.
Indonesia merupakan salah satu negara yang bergabung dengan WTO
(World Trade Organisation). Perlindungan varietas sangat menjadi perhatian bagi
negara-negara yang tergabung dalam WTO. Perlindungan varietas ini menjadi
penting sebab adanya perjanjian TRIPS (Trade-Relatived Aspects of Intellectual
Property Rights). Perjanjian ini akan menguntungkan bagi pemulia sebab mereka
akan mendapatkan insentif dari kegiatan ini dan memacu keinginan mereka untuk
menghasilkan varietas baru (Singh 2007). Pisang merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Pisang merupakan
salah satu komoditas ekspor Indonesia sehingga perlu mendapat perhatian khusus
dan mendapatkan perlindungan akibat adanya kegiatan ekspor. Perlindungan
varietas ini dapat dilaksanakan dengan melakukan pengujian Baru, Unik,
Seragam, dan Stabil (BUSS).
Pengujian BUSS ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebaruan, keunikan,
keseragaman, dan kestabilan suatu varietas yang diuji dibandingkan dengan
varietas referensi. Pengujian ini membutuhkan sebuah deskriptor sebagai
pedoman pelaksanaan uji. Pedoman pelaksanaan uji (PPU) yang ada umumnya
merupakan deskriptor yang dibuat diluar negeri yang kondisi klimatologi tidak
sama seperti Indonesia. Varietas contoh yang ada dalam deskriptor seperti TG
UPOV masih banyak yang belum dikenal, sehingga perlu dicari lagi varietas
contoh yang umum ditemui di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut perlu
dilakukan sebuah pengujian juga pada deskriptor apakah dapat digunakan di
Indonesia atau tidak untuk karakter-karakter pada deskriptor. Varietas contoh juga
dapat dicari dengan kegiatan pengujian deskriptor dengan melakukan simulasi uji
BUSS.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebaruan, keunikan,
keseragaman dan kestabilan antara tujuh kultivar yang diuji sehingga dapat
diidentifikasi sebagai varietas contoh atau referensi pada pengujian selanjutnya.

2

Perumusan Masalah
Perlindungan varietas merupakan sesuatu hal yang penting bagi pemulia
agar mendapatkan sebuah jaminan dan insentif. Perlindungan varietas
dilaksanakan dengan menggunakan sebuah pengujian yang disebut baru, Unik,
Seragam dan Stabil (BUSS). Pengujian ini umumnya masih menggunakan sebuah
panduan pelaksanaan uji (PPU) atau test guidlines (TG) yang umumnya
dihasilkan di luar negeri. Panduan pelaksanaan yang digunakan ini belum tentu
semua karakter-karakter yang ada dapat teramati sehingga perlu dilaksanakan
sebuah simulasi untuk mendapatkan karakter-karakter yang umum dan dapat
teramati di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Pisang
Pisang (Musa spp.) adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari
kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian
menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Pisang sendiri
memiliki banyak istilah di berbagai negara seperti banana (Inggris), benanier
(Perancis), kluai (Thailand), chuoi (Vietnam) dan xiang jiao (Cina). Beragamnya
pisang saat ini adalah hasil persilangan alami dari pisang liar dan telah mengalami
domestifikasi selama puluhan hingga ratusan tahun (Ashari 1995; Nakasone dan
Paull 1998). Pisang-pisang yang terdomestifikasi dan enak dimakan saat ini
umumnya berasal dari tetua pisang berbiji yaitu Musa acuminata Colla dan Musa
balbisiana, yang merupakan pisang diploid liar. Pisang ini pertama kali muncul
dari perkembangan partenokarpi dan kesterilan yang didapat dari hasil seleksi dan
pembiakan vegetatif. Pisang yang dikomersialkan ini umumnya mempunyai
karakter yang besar, monokotil, tanaman herbacious, dan berukuran raksasa
(Espino et al. 1997; Nakasone dan Paull 1998).
Klasifikasi pisang yang ada saat ini umumnya digolongkan berdasarkan
tingkat ploidinya. Pisang merupakan tanaman yang memiliki ragam varian ploidi,
terdiri dari diploid, triploid dan tetraploid. Tetua pisang-pisang yang ada saat ini
berasal dari pisang liar yang memiliki genom AA untuk pisang Musa acuminata
Colla dan genom BB untuk pisang Musa balbisiana. Segregasi dan persilangan
yang terjadi di alam menghasilkan beberapa variasi ploidi pisang. Hasil
persilangan antara Musa acuminata >< Musa balbisiana menghasilkan Musa
paradisiaca. Musa acuminata: pisang mas, pisang ambon putih, lampung, kapas,
(AA), cavendish, ambon hijau, lacatan, gros michel (AAA), IC.2, FHIA SH 3436
(AAAA). Musa balbisiana: Abuhon (BB), kepok, sepatu amora (BBB), BBBB.
Musa paradisiaca: Ney Povan (AB), tanduk, raja nangka, agung, rajabulu, raja
sereh, ampyang (AAB), bluggoe, pisang klotok (ABB), atan, goldfinger (AAAB),
klue teparod (ABBB), dan kalamagol AABB (Robinson 1999; Valmayor et al.
2000; Jesus et al. 2009).
Pisang merupakan herba menahun, Percabangan berumpun dengan akar
rimpang bertipe simpodial, meristem ujung memanjang yang membentuk bunga,
dan buah. Pucuk lateral muncul dari kuncup pada bonggol yang terletak
berhadapan dengan ketiak daun. Pucuk-pucuk samping pendek dan menjadi tegak

3

setelah agak jauh dari bonggol induknya sehingga terbentuk serumpunan pucukpucuk yang padat letaknya. Anakan muncul dari kuncup-kuncup yang berada di
bagian tengah, dan atas bonggol sebagai pergiliran keturunan selanjutnya dari
anakan. Bunga pisang berumah satu dalam tandan, dan tandan bertangkai.
Struktur bunga pisang ini terdiri atas bunga betina, jantan, dan hemaprodit.
Braktea jantung pisang akan terbuka dan calon buah pisang dari bunga
hemaprodit akan muncul setelah braktea terbuka yang berwarna merah dan
berlapisan lilin (Steenis 1981; Espino et al. 1997; UNCST 2007).
Keragaman, Seleksi dan Kegiatan Pemuliaan Tanaman
Stover dan Buddenhagen (1986) menyatakan salah satu kegiatan
pendekatan dalam pemuliaan pisang adalah pendekatan pada tetua diploid dan
tetua tetraploid. Ditambahkan oleh Brown dan Caligari (2008) Ada lima
perbedaan yang diamati dan diaplikasikan pada pemuliaan tanaman yaitu: a)
kualitas genetik; b) heritibalitas yang dikomtrol oleh alel; c) populasi genetik
dipengaruhi oleh karakter lingkungan dan frekuensi alel; d) sitogenetik yang
mempelajari tentang kromosomnya; e) molecular genetik yang dipelajari melalui
molekular level.
Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran pisang di Asia
Tenggara, menyebabkan banyaknya spesies pisang yang terdomestikasi sehingga
masih ada sekitar 100 jenis pisang yang belum dapat teridentifikasi, sehingga
masih sulit dalam pelaksanaan pemeliharaan dan klasifikasi plasma nutfah pisang
(Megia et al. 2001). Analisis keragaman genetika perlu dilakukan untuk
mengetahui potensi kergaman plasma nutfah. Hal ini dilaksanakan untuk
menghindari duplikasi penamaan yang berbeda untuk jenis pisang yang sama
tetapi berassal dari daerah yang berbeda (Lengkong 2008).
Karakterisasi berdasarkan penanda morfologi kualitatif merupakan
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah duplikasi plasma
nutfah (Simmonds dan Shepherd 1995). Menurut Leunufna (2007) keragaman
flora Indonesia tidak hanya terkandung dalam jumlah spesies tanaman yang ada
tetapi juga jumlah subspesies, varietas sampai pada keragaman individu dalam
populasi baik liar maupun domestikasi.
Perlindungan Varietas Tanaman
Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang
ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan
ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan
dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang
menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Deptan 2006).
Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang PVT
menjelaskan bahwa varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas, adalah
sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk
tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi
karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis
atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan
apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Deptan 2006).

4

Suatu varietas agar dapat dilindungi perlu didefinisikan dengan jelas.
Hanya varietas yang sudah didefinisikan dengan jelas dapat diproses untuk
memperoleh hak PVT. Berdasarkan Undang-undang No 29 Tahun 2000
dijelaskan bahwa suatu varietas dibedakan berdasarkan karakter yang dimilikinya.
Oleh karena itu pengujian BUSS dilakukan terhadap karakter yang dapat
mencirikan dan membedakan suatu varietas dengan varietas lainnya. Selain
digunakan untuk medefinisikan varietas, karakter juga merupakan dasar untuk
menguji keunikan, keseragaman, dan kestabilan (Deptan 2006).
Semua varietas yang akan disertakan dalam pengujian BUSS, termasuk
varietas referensi yang sudah dikenal masyarakat secara luas harus diberi
perlakuan yang sama dalam keadaan dimana suatu pengujian BUSS masih
diperlukan, karakter yang dipengaruhi faktor-faktor seperti dimaksud di atas
(faktor eksternal) harus dikeluarkan dari pemeriksaan BUSS, kecuali jika ekspresi
karakter asli dari genotip tanaman dapat ditentukan, walaupun ekspresi akibat
pengaruh faktor eksternal tetap ada (Deptan 2006).
Karakter-karakter yang diujikan memiliki beberapa tipe ekspresi karakter
terdiri atas karakter kualitatif, kuantitatif dan pseudokualitatif. Karakter kualitatif
ini merupakan karakter yang terekspresi secara diskontinu dan tidak dipengaruhi
lingkungan. Karakter kuantitatif merupakan karakter yang variasi sifatnya
terekspresi secara kontinu dari satu nilai ekstrim ke nilai ekstrim lainnya dapat
dicatat dalam skala linier atau dimensi. Karakter pseudokualitatif adalah karakter
yang paling tidak sebagian ekspresinya mengikuti sebaran normal, tetapi
bervariasi pada lebih dari satu dimensi dan tidak dapat dijelaskan hanya dengan
menggunakan dua skala ujung linier (Deptan 2006).
Karakter penciri varietas tidak selalu harus bernilai komersial atau
memberi manfaat, tetapi keberadaannya nampak jelas sebagai karakter yang dapat
diamati. Apabila ditemukan adanya suatu karakter yang belum tercantum di dalam
Panduan pengujian untuk suatu spesies tetapi pemohon hak PVT dan/atau
pemeriksa PVT menganggap karakter tersebut layak dan berguna untuk menjadi
penciri varietas yang diusulkan, maka karakter tersebut dapat dicantumkan
sebagai karakter tambahan dalam Panduan pengujian (Deptan 2006).
Pengujian BUSS suatu varietas dan penyusunan deskripsi varietas, sifat
suatu karakter dapat dikelompokkan. Untuk setiap kelompok sifat ditandai dengan
”notasi angka”. Pengelompokan sifat dipengaruhi oleh jenis ekspresi karakter
yang bersangkutan. Jika diperlukan, varietas contoh disebutkan dalam Panduan
Pengujian untuk mengklarifikasi status ekspresi suatu karakter (Deptan 2006).

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasir Kuda Desa Pasir Mas,
Bogor, yang berada pada ketinggian tempat 250 m di atas permukaan laut.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012-Mei 2013, sementara
penyediaan bahan tanam yang akan diuji dilaksanakan pada bulan Januari
2012oleh pihak kebun.

5

Bahan
Bahan tanam yang diamati adalah tujuh jenis kultivar pisang yang terdiri
atas pisang ambon hijau (AHM), cavendis (CVS) kepok unti sayang (KUS),
kepok kuning (KKU), pisang lampung (PLP), pisang mas kirana (PMK), dan
pisang ungu (PUG).
Alat
Alat-alat yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah kain
berwarna abu-abu, penggaris, color chart, meteran, kamera, timbangan,
refractometer, penetrometer, pisau, penggaris. Bahan dan peralatan lain yang
mendukung adalah kebutuhan untuk kegiatan budidaya pertanian atau sarana
produksi pertanian.
Metode Penelitian
Penelitian dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL),
dengan satu ulangan. Total tanaman yang diamati pada lahan sejumlah 11 baris
dengan 8 tanaman dalam baris dengan jarak tanam antar tanaman 3 m x 3 m
(Gambar 1). Uji lanjut yang digunakan adalah DMRT (Duncan Multiple Range
Test). Model matematika yang digunakan adalah:
Yij = μ + Vj + Gij
Yij : Nilai hasil pengamatan pada kelompok ke-i varietas ke-j
μ : Rataan umum
Vj : Pengaruh varietas ke-j
Gij : Galat percobaan Jumlah tanaman yang diamati adalah 5 + (1% x
jumlah tanaman dalam populasi) atau 6 tanaman per varietas.

Gambar1 Petak percobaan uji BUSS pisang

Metode Pelaksanaan
Penanaman
Proses pengolahan tanah dan penanaman bahan tanam dilaksanakan oleh
petugas Kebun Percobaan Pasir Kuda yang dimulai pada bulan Januari 2012.

6

Pengolahan lahan dilaksanakan pada awal penanaman untuk menghasilkan tanah
yang lebih gembur dan mengurangi biji gulma. Pembuatan lubang tanam
dilaksanakan setelah pengolahan tanah selesai, ukuran lubang yang digunakan
adalah 50 x50 x 50 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m. setelah
lubang tanam selesai dibuat diberikan pupuk kandang pada lubang tanam dan
dibiarkan seminggu sebelum tanam sebanyak 15– 20 kg. Penanaman dilaksanakan
pada tangal 17 Maret 2012 dengan ukuran bibit antara 30 cm-100 cm yang berasal
dari anakan yang bersumber dari kebun Percobaan Pasir Kuda dan Tajur.
Pemupukan sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah. Pemupukan
dilaksanakan sebanyak 4 kali pada awal penanaman, 17 Agustus 2012, 17
November 2012, dan 17 Februari 2013. Kegiatan budidaya lainnya adalah
meliputi pengendalian OPT pada pisang, dan penjarangan anakan. Kegiatan
setelah panen adalah penebangan pohon yang telah dipanen tandan buahnya.
Metode Pengamatan
Variabel Pengamatan
Total variabel pengamatan yang akan diamati adalah sebanyak 52 karakter
pengamatan berdasarkan TG UPOV 123. Karakter tersebut terdiri dari karakter
kuantitatif, kualitatif dan pseudokualitatif pada setiap bagian pengamatan. Bahan
tanaman yang digunakan 6 varietas menjadi kandidat yaitu CVS, KKU, KUS,
PUG, PLP, PMK dan varietas AHM sebagai pembanding atau referensi.
Pengamatan bagian vegetatif
Bagian vegetatif yang diamati meliputi karakter kuantitatif,
pseudokualitatif, dan kualitatif. Pengamatan karakter vegetatif yang diamati
meliputi pengamatan pada ploidi pisang, jumlah anakan, batang semu pisang, pola
pertumbuhan tanaman, dan daun. Pengamatang pada batang semu terdiri dar
tinggi, diameter, tumpang tindihnya selebung daun, warna batang semu, ada
tidaknya antosianin, warna sisi dalam dari selubung, dan tapering. Pengamatan
dari pola pertumbuhan tanaman meliputi pola pertumbuhan dan kepadatan
mahkota. Pengamatan pada petiole yaitu pola dari sayap pada dasar dan panjang
petiole. Pengamatan helai daun yaitu warna dari tulang daun pada sisi bawah,
bentuk dasar, panjang, lebar, rasio panjang dan lebar daun dan kilau pada sisi atas.
Beberapa karakter kuantitatif diamati ketika sudah masuk masa generatif karena
pada saat itu pertumbuhan optimum.
Pengamatan generatif
Pengamatan generatif terdiri atas pengamatan tandan yang meliputi
panjang tandan, diameter tandan, bentuk, pola terhadap buah, kepadatan dan
jumlah sisir pada tamdan. Pengamatan rachis meliputi pola terhadap jantung
pisang, adanya braktea, adanya bunga hermaprodrit. Pada buah yang diamati
adalah bentuk lenkungan pisang, panjang, lebar pisang, panjang pedikel, bentuk
dari apex, ketebalan kulit, warna kulit buah sebelum dan sesudah masak, warna
daging buah, dan kelembutan daging buah. Pengamatan organ jantan ditunjukkan
dengan yaitu jantung pisang yang diamati dengan ditunjukkanya ada tidaknya
jantung, bentuk, terbukanya braktea. Pengamatan braktea jantung meliputi warna
disisi dalam dan bentuk dari sudutnya.

7

Kegiatan pengamatan yang dilaksanakan dengan membandingkan pisang
varietas contoh dengan varietas pembanding. Varietas pembanding dipilih ambon
hijau (AHM) sebab varietas ini paling mudah diakses oleh masyarakat dan paling
umum dikenal. Hasil perbandingan ini dicantumkan dalam sebuah tabel
pengamatan dengan menggunakan notasi angka sesuai dengan panduan pada TG
UPOV 123. Pengamatan lain yang dilaksankan adalah pengambilan gambar.
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengambil tanaman yang digunakan
sebagai contoh diletakkan diatas kertas atau kain berwarna abu-abu dengan
menggunakan penggaris kayu sebagai pembanding tinggi dan warna RGBY
sebagai pembanding standar warna. Kegiatan pengmbilan tidak dilaksanakan
sejajar dengan matahari karena menimbulkan bayangan, sehingga sebaiknya
diberi payung.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter pengamatan yang digunakan dibagi dalam beberapa sub bab
yaitu pengamatan karakter batang semu, tanaman, daun, peduncle dan tandan,
jantung atau organ jantan dan buah. Hasil pengamatan dinyatakan pada beberapa
tabel berikut dibawah ini.
Karakter Batang
Berdasarkan data Tabel 1 pisang ungu memiliki kekhasan yang paling
menonjol dalam hal warna batang, antosianin dan warna batang semu pada nya
yaitu warna ungu jika dibandingkan varietas pembanding. Perbedaan yang khas
antara pisang AHM dengan CVS adalah warna batang pada pisang ambon hijau
berwarna merah kehijauan sedangkan pada pisang CVS adalah merah kehiajauan.
Pada pisang KKU dengan KUS perbedaan terlihat dari warna batangnya hijau
kekuningan pada KKU, dan hijau muda pada KUS. Warna basal batang juga
memiliki perbedaan yaitu warna KKU kuning kehijauan dan KUS berwarna hijau.
Pada PLP dengan PMK ciri khas yang membedakan adalah warna batang
semunya yang membedakan, serta kandungan antosianin seperti yang tertera pada
Tabel 1 Hasil kuantitatif tanaman diatas menyatakan bahwa tinggi tanaman yang
paling tinggi adalah pisang kepok kuning, tinggi tanaman yang memiliki cukup
tinggi adalah kepok unti sayang, kemudian adalah PUG dan CVS yang memiliki
tinggi yang tidak berbeda nyata dan yang memiliki tinggi yang pendek adalah
PLP, PMK, dan AHM. Diameter tanaman yang paling besar adalah pisang KKU,
KUS dan PUG, kemudian yang sedang adalah CVS dan yang berdiameter paling
kecil adalah PMK, PLP dan AHM. Pada pengujian ini didapatkan bahwa pisang
CVS, KKU, KUS, PUG masuk dalam kategori ploidi triploid dan PLP dan PMK
kategori ploidi diploid sedangkan varietas pembanding adalah triploid. Susunan
genom terdiri atas AHM, CVS, dan PUG adalah AAA, KKU dan KUS adalah
BBB, sedangkan PLP dan PMK adalah AA (Valmayor et al. 2000). Karakter
ukuran baik tinggi maupun diameter berkaitan erat dengan jumlah ploidi, hal ini
seperti yang disampaikan oleh Megia (2005), yang menyatakan bahwa
penampakan batang dan buah akan lebih besar pada pisang dengan jumlah ploidi
yang triploid dibandingkan dengan yang diploid.

8

Tabel 1 Karakter bagian batang semu
No
1.
(*)
(+)
QL
2.
(+)
QN
3.
(*)
(+)
QN
4.
(*)
(+)
QN
5.
(+)

Karakter
Ploidy

CVS
KKU
Triploid (3) Triploid (3)

KUS
Triploid
(3)

Sedang (5)
Rhizome:
jumlah sucker
didalam tanah
Pendek (3)
Batangsemu: 183.42 cmd
Tinggi tanaman

Sedang (5)

Sedang (5) Sedikit (1)

Medium (5) Sangat tinggi
265.50 cmc (9)
423 cma

Tinggi (7) Medium (5) Pendek (3) Pendek (3)
144.86 cmd 180.30cmd
371.25 cmb 235 cmc

Kecil (1)
Batangsemu: 14.257cmc
Diameter
tanaman
Batangsemu: Sedang (2)
tumpangtindih
selubung daun

Sedang (2)
19.745cmb

Luas (3)
29.936 cma

Luas (3)
Luas (3)
28.424 cma 28.662 cma

Kecil (1)
Kecil
10.628 cmc (1)
10.936 cmc

Sedang (2)

Sedang (2)

Sedang (2) Kuat (3)

Lemah (1)

Lemah (1)

Sedang (2)

Sedang (2)

Sedang (2) Kuat (3)

Lemah (1)

Lemah (1)

Merah
kehijauan
(5)

Hijau
kekuningan
(1)

Kuat (7)

Medium
(5)
Merah (3)

6. Batangsemu:
(+) meruncing
QN
7.
Batangsemu:
PQ
warna

AHM
Triploid (3)

Lemah(1)

Sedang (5)

Merah
Merah
Hijau
Hijau
kehijauan (5) kehijauan (5) kekuningan (1) muda (2)

PUG
PLP
PMK
Triploid (3) Diploid (1) Diploid (1)

Ungu (7)

Banyak (7) Banyak (7)

8.

Batangsemu:
pewarnaan
(+)
antosyanin
QN

Kuat (7)

Kuat (7)

Lemah (3)

9. Batangsemu: Hijau (2)
PQ warna dari sisi
dalam dari
selubung basal

Hijau (2)

Kuning
kehijauan (1)

Lemah (3) Sangat
kuat(9)
Hijau (2) Ungu (4)

Merah (3)

a
AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada
pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan
internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif
karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%

9

Karakter Tanaman dan Daun
Berdasarkan Tabel 2. pengamatan karakter ini mendapatkan hasil bahwa
tanaman yang diuji memiliki karakter tanaman dengan pola penyebaran
menyebar. Pisang CVS jika dibandingkan dengan varietas pembanding yaitu
AHM memiliki ciri-ciri yang hampir mirip dari sisi tanaman dan daun, kecuali
pada bagian bawah daun dimana bawah daun AHM meruncing sedangkan CVS
salah satu ada yang melengkung dan meruncing, petiole/ tangkai daun pada CVS
juga lebih panjang dari AHM. Bentuk dari sayap petiole pada bagian ini dapat di
bedakan antara jenis plantains dan bananas, menurut Nakasone dan Paull (1998)
perbedaan jenis antara bananas dan plantains dapat terlihat dari bagian petiole
dimana bagian petiole dari jenis plantains cenderung melengkung kedalam dan
bananas keluar, hal ini sesuai dengan penelitian ini. Varietas AHM, CVS, PUG,
PLP, dan PMK arah petiole melengkung keluar sementara KKU dan KUS dari
golongan plantains
arah sayap petiole melengkung ke dalam. Varietas
pembanding sendiri lapisan lilin pada daun ada dalam kategori lemah sementara
PUG, KKU dan KUS memiliki karakter lapisan lilin yang kuat. Daun varietas
pembanding juga tidak memiliki kilap pada permukaan daun, tetapi pisang KKU,
KUS, PUG, dan PMK memiliki kilap di permukaan daun. Panjang daun
terpanjang adalah varietas KKU, KUS, dan PUG, panjang daun yang pendek
terdapat pada varietas PMK dan PLP.

Tabel 2 Karakter tanaman dan daun
AHM
No Karakter
Sedang (5)
10. Tanaman:
kepadatan
(+) mahkota
11. Tanaman: pola Menyebar
(*) pertumbuhan (2)
(+)
12. Petiole daun:
pola dari sayap
(+) pada dasar
QN
Melengkung
ke luar (1)
13. Petiole daun: Pendek (1)
34.667 cmde
(*) Panjang
(+)
QN
14.
Daun: warna
(*)
dari midrib
PQ
pada sisi bawah

Hijau (2)

CVS
Sedang (5)

KKU
Lepas (3)

KUS
Sedang (5)

PUG
Lepas (3)

PLP
Lepas (3)

PMK
Lepas (3)

Menyebar
(2)

Menyebar
(2)

Menyebar (2) Menyebar
(2)

Menyebar
(2)

Menyebar
(2)

Melengkung
ke luar (1)
Sedang (5)
42.5 cmdc

Melengkung
ke dalam (3)
Panjang (7)
55.333 cma

Melengkung
ke dalam (3)
Panjang (7)
54.250 cmab

Melengkung
ke luar (1)
Sedang (5)
46 cmbc

Melengkung
ke luar (1)
Pendek (1)
28.429 cme

Melengkung
ke luar (1)
Pendek (1)
28.2 cme

Hijau (2)

Pink (1)

Pink (1)

Ungu (4)

Pink (1)

Hijau (2)

10
Tabel 2 Karakter tanaman dan daun (lanjutan)
No Karakter
15.
Daun: bentuk
(*)
dari dasar
(+)
PQ

AHM

CVS

KKU

KUS

PUG

PLP

PMK

Salah stu sisi Kedua sisi Kedua
sisi Kedua sisi Kedua sisi Kedua sisi
melengkung melengkung melengkung melengkung melengkung melengkung
dengan sisi (1)
(1)
(1)
(1)
(1)
lain
meruncing
(2)
16. Daun: panjang Sedang (5) Sedang (5) Panjang (7) Panjang (7) Panjang (7) Pendek (3) Pendek (3)
217.33 cmc 226 cmbc
291 cma
271.5 cmab 274 cmab
150.14 cmd 160 cmd
QN daun
Luas (7)
Luas (7)
Luas (7)
Luas (7)
Luas (7)
Sempit (3) Sempit (3)
17. Daun: lebar
72.5 cma
74 cma
83 cma
83 cma
80 cma
43.714 cmb 47.6 cmb
QN daun
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan
18.
perminggu perminggu perminggu perminggu perminggu perminggu perminggu
QN Daun: rasio
(3)
(3)
(3)
(3)
(3)
(3)
(3)
daun
3.036a
3.053a
3.489a
3.467a
3.425a
3.467a
3.411a
Kuat (7)
Kuat (7)
Lemah (3) Lemah (3)
19. Daun: lapisan Lemah (3) Lemah (3) Kuat (7)
QN lilin pada dasar
daun
Tidak ada (1) Tidak ada Ada (9)
Ada (9)
Ada (9)
Tidak ada (1) Ada (9)
20. Daun:
(1)
(*) kilap di bagian
QL atas
Keduanya
meruncing
(3)

a
AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada
pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan
internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif
karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%

Karakter Peduncle, Rachis dan Tandan
Berdasarkan Tabel 3, seluruh varietas yang diuji rata-rata memiliki bulu
halus pada peduncel/ tangkai tandan kecuali tanaman KKU dan KUS. Varietas
pembanding juga memilki kesamaan dengan CVS kembali dalam hal
kelengkungan peduncle yang kuat sementara yang lain memiliki kelengkungan
yang lemah. Perbedaan yang khas lagi adalah bentuk tandan yaitu pola terhadap
buah dimana CVS memiliki kesamaan dengan varietas pembanding AHM,
sementara yang lain KKU dan KUS memiliki pola moderat sedikit keatas,
sedangkan PUG, PLP, dan PMK memiliki pola horizontal-sedikit naik. Bentuk
tandan KUS, KKU, dan CVS memiliki kesamaan dengan varietas pembanding
yaitu cylindrical sementara PLP, PMK, dan PUG memiliki bentuk irregular. Pada
bagian rachis semua tanaman yang diuji tidak memiliki braktea yang menutupi
rachis. Keberadaan bunga hemaprodit rata-rata semua varietas memiliki bunga
hemaprodit kecuali KUS. Berdasarkan Tabel 3. urutan karakter tandan yang
terpanjang adalah KKU, KUS, AHM, CVS, PUG, PLP dan PMK. Lebar terlebar
urutannya adalah KUS, PUG, AHM, CVS, KKU, PLP, dan PMK. Berdasarkan
penelitian Wirnas et al. (2005) karakter kuantitatif tandan ini dapat dipengaruhi
oleh umur berbunga dan panen semakin lama semakin besar, karakter tinggi
tanaman, lebar tanaman, dan daun.

11

Tabel 3 Karakter peduncle, rachis dan tandan
AHM
No Karakter
21. Peduncle:
Sedang (5)
(+) panjang
42 cmab
QN peduncle
22.
Peduncle: lebar Kecil (3)
(+)
4.396 cmbc
peduncle
QN
23. Peduncle:
: Ada (1)
(*) rambut halus
24.
Peduncle:
(+)
kelengkungan
QN

CVS

Kuat (7)
Panjang (7)
25. Tandan:
(*) panjang tandan 64 cma
(+)
QN
26. Tandan: lebar
(*) tandan
(+)
QN

Sedang (5)
29.936 cmab

KKU

KUS

PUG

PLP

PMK

Sedang (5)
49 cmab

Panjang (7)
50.5 cma

Panjang (7) Sedang (5) Pendek (3) Pendek (3)
53 cma
50 cmab
31.57 cmbc 25 cmbc

Kecil (3)
4.185 cmc

Besar (7)
7.006 cma

Sedang (5) Sedang (5) Kecil (3) Kecil (3)
6.051 cmab 6.051 cmab 4.39 cmbc 3.822 cmc

Ada (1)

Tidak ada (9) Tidak ada Ada (1)
ada (9)

Kuat (7)
Sedang (5)
53.5 cmab

Lemah (3)
Panjang (7)
66.5 cma

Ada (1)

Ada (1)

Lemah (3) Lemah (3) Lemah (3) Lemah (3)
Panjang (7) Sedang (5) Pendek (3) Pendek (3)
64 cma
52 cmab
36.14 cmbc 26 cmc

Sedang (5) Sedang (5) Luas (7)
Luas (7)
28.572 cmabc 28.342 cmabc 31.847 cma 30.573
cmab

Sempit (3) Sempit (3)
21.929
20.064
cmbc
cmc

27.
Tandan: bentuk
(+)
PQ
QN

Cylindrical (1) Cylindrical Cylindrical Cylindrical Irregular
(1)
(1)
(1)
(2)
naik Sangat naik Moderat ke Moderat ke Horizontal
28. Tandan: pola Sangat
(3)
atas (2)
atas (2)
–sedikit
(*) terhadap buah (3)
naik (1)
(+)

Irregular
(2)
Horizontal
–sedikit
naik (1)

Medium (5) Padat (7)

Irregular
(2)
Horizontal
–sedikit
naik (1)

29. Tandan:
QN kepadatan

Padat (7)

Padat (7)

Padat (7)

Padat (7)

Padat (7)

30. Jumlah sisir
(*)
(+)
QN

Sedang (5)
5.5bc

Sedang (5)
8b

Banyak (7)
11a

Banyak (7) Sedikit (1) Sedang (5) Sedang (5)
12a
5c
6.857cb
5.5bc

12
Tabel 3 Karakter peduncle, rachis dan tandan (lanjutan)
-

31.
Rachis: pola
(*)
dari bunga
(+)
jantan
PQ

32. Rachis:
(+) penampakan
QN parut
33. Rachis:
(*) keberadaan
(+) braktea
QN
34. Rachis:
QL keberadaan
bunga
hemaprodit

Melengkung Vertikal (1)
dengan akhir
vertikal (3)

inclined (2)

-

Sedang (2)

Kuat (3)

-

Lemah (1)

Inclined (2) Vertikal
(1)

Horizontal
dengan
akhir
inklin (4)
Lemah (1) Sedang (2) Sedang (2)

Tidak ada (1) Tidak ada (1) Tidak ada (1) Tidak
(1)

ada Tidak
(1)

Ada (1)

ada Ada (1)

Ada (1)

Ada (1)

Tidak
(9)

ada Tidak ada Tidak ada
(1)
(1)

Ada (1)

Ada (1)

a
AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada
pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan
internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif
karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%

Karakter Jantung
Jantung pisang merupakan bagian dari bunga pisang yang bersifat steril
yang kemudian tidak dapat menjadi buah, sehingga disebut sebagai bunga jantan
(Inibap 2001). Bentuk jantung pisang memiliki beberapa variasi dimana bentuk
AHM memiliki kemiripan dengan CVS yaitu berbentuk narrow ovate, sedangkan
KKU memilki bentuk broad ovate, PLP berbentuk lanceolate dan PMK berbentuk
medium ovate dapat dilihat pada Tabel 4. Bentuk ujung braktea dan CVS memilki
bentuk yang berbentuk broad acute, KKU obtuse, PLP AHM narrow acute dan
PMK right angle. Warna dalam braktea, varietas pembanding oranye kemerahan
samai PMK, CVS dan KKU berwarna merah dan PMK berwrna pink. PUG belum
didapatkan data jantung karena buah yang sudah berbuah yang diamti dengan
jantung yang sudah hilang. Sementara KUS merupakan pisang yang tidak
memiliki jantung pisang, dengan nama lokal kepok lokal nipah (Suhartanto et al.
2009).

13

Tabel 4 Karakter jantung
Karakter
AHM
No
Ada (1)
48. Jantung
(*) pisang:
(+) keberadaan
QL
49.
Jantung
pisang: bentuk
(+)
QN

50. Jantung
(+) pisang:
QN pembukaan
braktea
51.
Braktea:
PQ
warna dalam
braktea

52. Braktea:
bentuk ujung
(+)

Narrow ovate
(2)
Tertutup atau
sedikit
membuka (1)

CVS
Ada (1)

KKU
Ada (1)

KUS
PUG
PLP
Tidak Ada (1) Ada (1)
ada (2)

-

Narrow
Broad ovate
ovate (2)
(4)
Tertutup atau
Sangat
sedikit
terbuka (3)
membuka (1)

-

Orange
Merah (7)
kemerahan (6)

Merah (7)

-

Broad acute
(2)

Obtuse (4)

-

Broad acute
(2)

PMK
Ada (1)

-

Lanceolate Medium
(1)
ovate (3)
Tertutup
Terbuka
atau sedikit sedang (2)
membuka
(1)

Orange
kemerahan
(6)
Narrow
acute (1)

Pink (5)

Right
angle (3)

a
AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada
pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan
internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif
karakter. PQ: pseudokualitatif karakter.

Karakter buah
Buah merupakan bagian penting dari tanaman pisang, karena bagian inilah
yang akan dikonsumsi. Karakter pada buah juga dapat menjadi salah satu
pembeda yang khas diantara karakter-karakter yang diuji, seperti yang disajikan
pada Tabel 5. Bagian punggung bujur buah menunjukkan pisang AHM dan CVS
memilki bentuk moderat, KUS dan KKU bentuknya sangat kuat sedang PLP,
PMK dan PUG berbentuk lemah. Bentuk kelengkungan buah juga
menggambarkan bahwa pisang AHM memiliki kelengkungan dibagian ujung,
CVS agak memelngkung, KKU, KUS, PLP, PMK dan PUG memilki bentuk buah
yang lurus. Ukuran pisang juga menggambarkan bahwa CVS dan AHM tergolong
pisang dengan ukuran panjang, KKU, KUS, dan PUG golongan pisang dengan
panjang sedang, dan PLP dan PMK golongan pisang kecil. Adanya beberapa
kemiripan antar buah dapat dibedakan juga melalui bagian bawah buah dimana
bentuk bawah buah pisang PUG, AHM dan CVS berbentuk truncate, KUS, dan
KKU berbentuk pointed, PLP berbentu bottle necked dan PMK berbentuk
rounded. Warna buah merupakan salah satu penciri yang dapat dengan mudah
untuk membedakan satu sama lain. Warna buah ketika masak untuk pisang AHM

14

dan CVS adalah hijau kekuningan sedangkan, KUS dan KKU memilki warna
kuning, serta PLP dan PMK warnanya kuning cerah. PUG memilki ciri khas
warna kulit yang paling berbeda yaitu warnanya ungu ketika muda dan masak
menjadi merah agak oranye.
Tabel 5 Karakter buah
Karakter
No
35.
Buah:
(*)
kelengkungan
(+)
buah
PQ

36. Buah:
(*) punggung
(+) bujur
QN

AHM

Sedikit
melengkung di
bagian distal
(2)
Moderat (2)

Sedang (5)
37. Buah:
(*) panjang buah 10.761 cmab
(+)
QN

CVS

KKU

KUS

PUG

PLP

PMK

Datar
Tegak (1)
membengkok
(3)

Tegak (1)

Tegak (1)

Tegak (1) Tegak (1)

Moderat (2) Kuat (3)

Kuat (3)

Lemah (1)

Lemah (1) Lemah (1)

Panjang (7)
13.367 cma

Sedang (5) Panjang (7) Pendek (1) Pendek
9.41 cmbc 13.226 cma 7.089 cmc (1)
7.379 cmc

Sedang (5)
9.115 cmbc

38. Buah: lebar
(*) buah
(+)
QN

Medium (2)
3.252 cmab

Medium (2) Medium (2)
3.432 cmab 2.755 cmb

Medium
Lebar (1)
(2)
4.241 cma
b
3.005 cm

39. Buah:
(+) panjang
QN pedikel

Pendek (1)
0.607 cmc

Panjang (3)
1.681 cma

Panjang (3) Sedang (2) Sedang (2) Sedang
1.782 cma 1.214 cmb 0.952 cmbc (2)
1.128 cmb

Truncate (2)

Truncate (2) Pointed (4)

Pointed (4) Truncate
(2)

Bottle
Rounded
necked (3) (1)

Sedang (2)
0.23 cmb

Tebal (1)
0.255 cma

Tipis (3)
Tebal (1)
0.186 cmbc 0.26 cma

Sedang (2) Tipis (3)
0.193 cmbc 0.154 cmc

Panjang (3)
1.826 cma

Medium Medium
(2)
(2)
2.883 cmb 2.95 cmb

40.
Buah: bentuk
(*)
ujung buah
(+)
PQ

41.
(*)
(+)
QN
42.
(*)
(+)
PQ

Buah: tebal
kulit

Buah: warna Hijau sedang
kulit (sebelum (6)
matang)

43. Buah: warna

Kuning

Tebal (1)
0.265 cma

Hijau sedang Hijau tua (7) Hijau tua
(6)
(7)

Merah/
ungu (9)

Hijau
Hijau
muda (5) muda (5)

Kuning

Merah

Kuning

Kuning

Kuning

Kuning

15
Tabel 5 Karakter buah (lanjutan)
Karakter
No
(*) kulit

AHM
kehijauan (3)

CVS
KKU
kehijauan (3) sedang (2)

KUS
PUG
sedang (2) oranye (7)

PLP
PMK
terang (1) terang (1)

Lemah (3)

Lemah (3)

Lemah (3) Lemah (3)

Kuat (7)

Lemah (3)

Ada (1)

Ada (1)

Ada (1)

Ada (1)

Ada (1)

Keputihan
(2)
Sedang (2)
39.346ab

Krem (3)

Sedang (2)
41.093ab

Keputihan
(2)
Keras (3)
34.963b

Kuning (4) Kuning
(4)
Lembut (1) Lembut (1) Keras (3)
60.813a
58.704a
32.804b

Kuning
(4)
Keras (3)
20.111b

23.611bc

15.741d

27.488a

19.813c

26.444ab

Lemah (3)
44. Buah:
QN penempelan
kulit
Ada (1)
45. Buah:
(+) keberadaan
PQ organ bunga
46.
Buah: warna
(*)
daging buah
PQ
krem (3)
47. Kekerasan
(*)
QN
53. PTT

Ada (1)

21.111c

22.016c

a

AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada
pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan
internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif
karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%

Uji baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS) merupakan salah satu cara
pengujian untuk melindungi tanaman yang akan dilepas. Pengujian ini didasarkan
pada Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang perlindungan
varietas tanaman (PVT) yang menjelaskan bahwa varietas tanaman yang
selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau
spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga,
buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat
membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat
yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Deptan
2006). Uji BUSS salah satunya dilaksanakan atas dampak perdagangan bebas
khususnya untuk negara berkembang, bahwa tanaman-tanaman yang
diperdagangkan sebaiknya memiliki sebuah perlindungan atau lebih dikenal
dengan istilah perjanjian TRIPS (Trade-Relatived Aspects of Intellectual Property
Rights). Uji BUSS juga dilaksanakan guna melindungi pemulia tanaman yang
ingin melepaskan varietas dan menjadikan sebuah insentif bagi mereka, semakin
banyak orang yang menekuni dibidang penelitian ini dan kemudian banyak
dihasilkan varietas baru. Varietas baru yang akan dilindungi harus memilki
persyaratan kebaruan, unik, seragam dan stabil untik varietas yang diuji (Lalitha
2004; Gazaro 2006; Singh 2007; Santos et al. 2012).
Berdasarkan hasil kegiatan pengujian simulasi BUSS pisang dilapang,
varietas yang diuji dapat dikategorikan baru apabila pisang ini bahan
perbanyakannya atau hasil panennya belum pernah diperdagangkan tidak lebih
dari setahun, atau diluar negeri lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim
dan enam tahun untuk tanaman tahunan (Syukur et al. 2012). Karakter baru tidak
diuji secara langsung, tetapi hal ini dapat terlihat dari jenis-jenis pisang yang
diamati yang umumnya belum umum dipasaran dan kebanyakan masih dikenal
dengan penamaan-penamaan lokal. Karakter pisang yang diuji memiliki
perbedaan karakter morfologi dengan pisang yang menjadi pembanding.

16

Karakterisasi berdasarkan penanda morfologi kualitatif merupakan pendekatan
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah duplikasi plasma nutfah
(Simmonds dan Shepherd 1955). Terdapat 50 karakter yang berbeda dari 52
karakter yang diamati. varietas yang diuji memiliki kekhasannya masing-masing
yang menjadi pembeda diantara setiap varietas sehingga varietas yang diuji dapat
dinyatakan dengan kategori unik. Pengamatan yang dilakukan pada seluruh
karakter yang ada di Kebun Percobaan Pasir Kuda menyatakan keseragaman
dimana tidak ada varietas yang off type, yang teramati. Keseragaman yang ada
menandakan bahwa pisang-pisang ini dapat dianggap stabil karena sumber pisang
ini berasal dari anakan atau perbanyakan secara vegetatif dengan rata-rata indukan
yang sama.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan, seluruh karakter dapat
diamati dengan tabel test guidlines (TG) UPOV. Hal ini menyatakan bahwa TG
UPOV ini dapat diaplikasikan di Indonesia untuk pengamatan uji BUSS
selajutnya dengan beberapa penambahan karakter pengamatan yang sesuai dengan
di Indonesia. Simulasi uji BUSS ini juga berperan untuk mengidentifikasi varietas
contoh yang dapat dicantumkan pada pedoman panduan uji selanjutnya yang
ditampilkan pada Tabel 6. sebagai varietas contoh. Varietas contoh ini didapatkan
akibat tingginya keragaman antara karakter pisang yang diuji.. Varietas contoh
ditentukan berdasarkan notasi angka yang diberikan pada tabel keberbedaan,
kemudian dicantumkan dalam tabel yang ada pada deskriptor sebagai tabel
varietas contoh. Penetapan varietas contoh ini sangat penting atau dibutuhkan
untuk kemudian menjadi varietas pembanding pada pengujian. Menurut Harding
(1983) tujuan awal dari kultivar-kultivar yang dikoleksi di stasiun pengujian
adalah untuk mengoreksi, megidentifikasi kultivar yang terlihat menarik, tetapi
belum teridentifikasi. Tujuan lain adalah untuk mengoreksi karakter pada tanaman
yang diuji apakah lebih baik atau tidak.
Tabel 6 Varietas contoh
Karakter
1. Ploidy
(*)
(+)

2. Rhizome: jumlah sucker
didalam tanah
(+)

3. Batangsemu : panjang
(*) Pseudostem: length
(+)

Diploid

Note/
Nota
2

Triploid

3

Tetraploid
Sedikit

4
3

Sedang

5

Banyak
Sangat pendek
Pendek

7
1
3

Sedang
Panjang
Sangat panjang

5
7
9

Indonesia

Varietas Contoh
Mas
kirana,
Pisang
Lampung
Kepok Kuning, Kepok
Unti Sayang, Pisang Ungu,
Ambon HIjau
Pisang Ungu
Ambon Hijau, Cavendish,
Kepok Kuning, Kepok
Unti Sayang

Pisang Lampung, Mas
Kirana, Ambon Hijau
Cavendish, Pisang Ungu
Kepok Unti Sayang
Kepok Kuning

17
Tabel 6 Varietas contoh (lanjutan)
Karakter
4. Batangsemu : diameter
(*) Pseudostem: diameter
(+)

Indonesia
Kecil
Sedang
Luas

Lemah
5. Batangsemu :
tumpangtindih selubung
Sedang
(+) daun
Pseudostem: overlapping of
leaf sheaths
Kuat
6. Batangsemu : meruncing Tidak ada atau lemah
Pseudostem: tapering
Sedang
(+)

7. Batangsemu : warna
Pseudostem: color

8. Batangsemu : pewarnaan
antosyanin
(+) Pseudostem: anthocyanin
coloration

5
7
1
2

3
1
2

Kuat
Hijau kekuningan

3
1

Hijau muda
Hijau medium
Hijau tua
Merah kehijauan

2
3
4
5

Merah
Ungu
Tidak ada atau lemah
Lemah

6
7
1
3

Medium
Kuat

5
7

Sangat kuat
Kuning kehijauan
Batangsemu warna dari
Hijau
sisi dalam dari selubung
basal
Pseudostem: color of inner Merah
side of basal sheath
Ungu
Lepas
10. Tanaman : kepadatan
mahkota
(+) Plant: compactness of
Sedang
crown
9.

11. Tanaman : pola
(*) pertumbuhan
(+) Plant: growth habit

Note/
Nota
3

9
1
2
3
4
3

5

Padat
Keatas
Menyebar

7
1
2

Jatuh

3

Varietas Contoh
Ambon Hijau, Pisang Mas
Kirana, Pisang lampung
Cavendish
Kepok Kuning, Kepok
Unti Sayang, Pisang Ungu
Pisang lampung, Pisang
Mas Kirana
Ambon Hijau, Kepok
Kuning, Cavendish, Kepok
Unti Sayang
Pisang Ungu
Ambon Hijau, Pisang
Lampung, Mas Kirana
Cavendish, Kepok Kuning,
Kepok Unti Sayang
Pisang Ungu
Cavendish, Kepok Kuning,
Mas Kirana
Kepok Unti Sayang
Ambon Hijau, Pisang
Lampung
Pisang Ungu
Kepok Kuning, Kepok
Unti Sayang
Pisang Mas Kirana
Ambon Hijau, Cavendish,
Pisang Lampung
Pisang Ungu
Kepok Kuning
Ambon Hijau, cavendish,
Kepok Unti Sayang
Pisang Lampung, Mas
Kirana
Pisang Ungu
Kepok Kuning, Pisang
Ungu, Pisang Lampung,
Mas Kirana
Ambon Hijau, Cavendish,
Kepok Unti Sayang
Ambon Hijau, Cavendish,
Kepok Kuning, Kepok
Unti Sayang, Pisang Ungu,
Pisang Lampung, Mas
Krana
-

18
Tabel 6 Varietas contoh (lanjutan)
Karakter
12. Petiole : pola dari sayap
pada dasar
QN Petiole: attitude of wings
(+) at base

13. Petiole : panjang
(*) Petiole: length
QN
(+)

Indonesia
Melengkung ke arah luar

tegak
sedikit melengkung
kedalam
melengkung kedalam
bertumpuk
Pendek

2
3

Sedang
Panajang

5
7

14. Daun : warna dari tangkai Kuning
Hijau
(*)P daun pada sisi bawah
Q Leaf blade: color of midrib
Pink
on lower side

15. Helai daun : bentuk dari
(*) dasar
(+) Leaf blade: shape of base
PQ

16. Daun : lapisan lilin pada
QN dasar daun
Leaf blade: waxiness on
lower side

17. Daun: panjang
QN Leaf blade: length

18. Daun: lebar
QN Leaf blade: width

Note/
Nota
1

Ungu
Ungu hitam
Kedua sisi bulat

Salah satu sisibulat salah
satu tajam
Kedua-duanya tajam
Tidak ada atau lemah
Lemah

4
5
3

1
2
3

4
5
1

2
3

1
3

Sedang
Kuat

5
7

Pendek

3

Sedang
panjang

5
7

Kecil

3

Sedang
Luas

5
7

19. Daun: rasio panjang/ lebar Perpanjangannya setiap
minggu
QN Leaf blade: ratio
length/width

3

5
7

Varietas Contoh
Ambon Hijau, Cavendish,
Pisang
Ungu,
Pisang
Lampung, Mas Kirana
Kepok Kuning, Kepok
Unti Sayang
Ambon Hijau, Pisang
lampung, Mas Kirana
Cavendish, Pisang Ungu
Kepok Kuning, Kepok