Kajian Penyakit Parasit Darah pada Sapi Potong Peternakan Rakyat di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

KAJIAN PENYAKIT PARASIT DARAH PADA SAPI POTONG
PETERNAKAN RAKYAT DI KECAMATAN UJUNGJAYA,
KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT

NUR FITRIA ANGGRAINI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Penyakit Parasit
Darah pada Sapi Potong Peternakan Rakyat di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Nur Fitria Anggraini
NIM B04090134

ABSTRAK
NUR FITRIA ANGGRAINI. Kajian Penyakit Parasit Darah pada Sapi Potong
Peternakan Rakyat di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Dibimbing oleh UMI CAHYANINGSIH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi, faktor risiko dan
tingkat parasitemia parasit darah berdasarkan kategori umur dan jenis kelamin
pada sapi potong peternakan rakyat di kecamatan Ujungjaya, kabupaten
Sumedang, Jawa Barat. Sampel darah dikoleksi dari 139 sapi potong pada bulan
Juli 2012. Sediaan ulas darah dibuat di atas gelas objek, difiksasi dalam metanol,
diwarnai dengan Giemsa 10% dan diamati dengan perbesaran 1000x
menggunakan mikroskop. Jumlah parasit intraseluler darah dihitung tiap 500 butir
sel darah merah. Faktor risiko parasitemia terkait dengan umur, jenis kelamin,
cara beternak, pengendalian lalat dan caplak dianalisa menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi tertinggi disebabkan oleh

Anaplasma sp. (38.8%), diikuti dengan Babesia sp. (33.8%), dan terendah
Theileria sp (22.3%). Prevalensi babesiosis dan anaplasmosis dipengaruhi oleh
umur dan cara beternak (p