Variabel  terikat  1:  Kemampuan  pemahaman  matematis    siswa.  Variabel  ini meliputi
kemampuan siswa
dalam matematika
meliputi menghitung,
merumuskan, membuat simbol dan mengubah suatu bentuk ke bentuk lain. Variabel  terikat  2:  Kemampuan  berpikir  kritis  matematis  siswa.  Variabel  ini
meliputi  kemampuan  siswa  mengidentifikasi  konsep,  menggeneralisasi,  dan membuat deduksi.
D.  Populasi dan Sampel
Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  seluruh  siswa    kelas  X  SMA Muhammadiyah  Tasikmalaya,  sedangkan  sampel  diambil  secara  acak  menurut
kelas dari seluruh kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya dengan mengambil dua  kelas  untuk  dijadikan  kelas  eksperimen  dan  kelas  kontrol.  Sampel  dipilih
siswa  kelas  X  berdasar  pertimbangan,  bahwa  mereka  dianggap  sudah  bisa beradaptasi  dengan  pembelajaran  baru  yang  berbeda  dengan  pembelajaran
konvensional  dan  tidak  mengganggu  program  sekolah  dalam  mempersiapkan ujian akhir.
E. Instrumen Penelitian
Untuk  memperoleh  data  dalam  penelitian  ini  digunakan  dua  macam instrumen,  yaitu  tes  dan  non-tes.  Instrumen  jenis  tes  melibatkan  seperangkat  tes
pemahaman  matematis  soal  berbentuk  tes  pilihan  ganda  beralasan,  tes  berpikir kritis  soal  berbentuk  tes  uraian,  sedangkan  instrumen  dalam  bentuk  non-tes
melibatkan  skala  sikap  siswa,  dan  lembar  observasi  untuk  mengukur  tingkat
aktivitas  siswa  selama  proses  pembelajaran  Kontekstual  dengan  Teknik  SQ3R.
Masing-masing jenis tes di atas, penulis uraikan sebagai berikut:
1. Tes Pemahaman Matematis Soal  tes  pemahaman  matematis  di  dalam  penelitian  ini  adalah  tes  pilihan
ganda  beralasan  yang  terdiri  dari  10  soal  yang  diberikan  pada  awal  dan    akhir penelitian  bagi  kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol,  dimana  tiap  soal
memuat  lima  pilihan  jawab,  dengan  tujuan  untuk  mengetahui  kemampuan pemahaman  matematis  siswa  secara  menyeluruh  terhadap  materi  yang  telah
disampaikan, serta siswa dapat memberikan penjelasan atau alasan dalam memilih jawaban yang tepat.
Kriteria  pemberian  skor  untuk  setiap  butir  soal  pemahaman  matematis yaitu skor 0 – 2, seperti tertera pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Pemberian Skor Tes Pemahaman Matematis
Pilihan Jawaban Penjelasan Singkat
Skor Benar
Benar 2
Benar Salah
1 Salah
Salah
2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Tes  kemampuan  berpikir  kritis  pada  penelitian  ini  terdiri  dari  6  soal
berbentuk  uraian.  Dipilih  tes  berbentuk  uraian  tersebut,  karena  dengan  tes berbentuk  uraian  dapat  diketahui  proses  pengerjaan  siswa  dalam  menyelesaikan
soal  matematika,  dengan  demikian  diharapkan  dapat  dengan  tepat  diidentifikasi
tingkat kemampuan siswa berdasarkan jenjang kognitif yang dicapai siswa. Selain itu  juga    didasarkan    saran  dari  Setiawan  1995:  188  yang  menyarankan  agar
peneliti menyusun tes dalam bentuk uraian. Kriteria  pemberian  skor  tiap  butir  soal  dalam  tes  ini  menurut  pedoman
penskoran soal-soal, di mana setiap butir soal mempunyai bobot nilai maksimal 4 empat  dan  minimal  0  nol.  Adapun  kriteria  penskoran  mengacu  pada  tehnik
penskoran Hancock 1995 seperti dijelaskan pada Tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2 Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Keterangan jawaban Nilai
1. Jawaban lengkap dan benar untuk
pertanyaan yang diberikan 2.
Illustrasi  ketrampilan  pemecahan masalah,
penalaran, dan
komunikasinya sempurna
excellent 3.
Jika  jawaban  terbuka,  jawaban semuanya benar
4. Pekerjaannya  ditunjukkan  dan
atau dijelaskan clearly 5.
Memuat sedikit kesalahan 4
6. Jawaban  benar  untuk  masalah
yang diberikan 7.
Illustrasi  ketrampilan  pemecahan masalah,
penalaran dan
komunikasi baik good 8.
Jika  jawaban  terbuka,  banyak jawaban yang benar
9. Pekerjaannya  ditunjukkan  dan
atau dijelaskan 10.
Memuat beberapa
kesalahan dalam penalaran matematika
3
11. Beberapa
jawaban dari
pertanyaan tidak lengkap 12.
Illustrasi  ketrampilan  pemecahan masalah,
penalaran dan
komunikasinya cukup fair 13.
Kekurangan dalam
berpikir tingkat tinggi terlihat jelas
14. Penyimpulan terlihat tidak akurat
15. Muncul  beberapa  keterbatasan
dalam pemahaman
konsep matematika
16. Banyak  kesalahan  dari  penalaran
matematika yang muncul 2
17. Muncul  masalah  dalam  meniru
ide    matematika    tetapi    tidak dikembangkan
18. Ketrampilan  pemecahan  masalah,
penalaran  dan  atau  komunikasi kurang poor
19. Banyak  kesalahan  perhitungan
yang muncul 20.
Terdapat sedikit
pemahaman matematisa yang diilustrasikan
21. Siswa  jarang  mencoba  beberapa
hal 1
22. Keseluruhan  jawaban  tidak  ada
atau tidak Nampak 23.
Tidak muncul
ketrampilan pemecahan  masalah,  penalaran
atau komunikasi 24.
Sama sekali
pemahaman matematisanya tidak muncul
25. Terlihat  jelas  bluffing  mencoba-
coba, menebak 26.
Tidak menjawab
semua kemungkinan yang diberikan
3. Skala Sikap Siswa Penggunaan skala sikap bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa pada
kelas  eksperimen  setelah  memperoleh  pembelajaran  Kontekstual  dengan  Teknik SQ3R. Model skala sikap yang digunakan adalah model skala sikap Likert. Sikap
siswa  yang  dilihat  meliputi  sikap  terhadap  pelajaran  matematika,  sikap  terhadap
pembelajaran  Kontekstual  dengan  Teknik  SQ3R,  dan  sikap  terhadap  soal-soal yang mengukur pemahaman matematis dan kemampuan berpikir kritis matematis.
Secara  lengkap  kisi-kisi  angket  sikap  siswa  dan  perangkat  angket  sikap  siswa dapat dilihat pada lampiran.
Skala sikap diberikan kepada siswa kelompok eksperimen  setelah  mereka melaksanakan tes akhir postes. Skala sikap siswa dalam penelitian ini terdiri dari
25  pertanyaan  dengan  4  empat  pilihan  jawab,  yaitu  SS  sangat  setuju,  S setuju,  TS  tidak  setuju  dan  STS  sangat  tidak  setuju.  Untuk  melihat
kecenderungan  sikap  siswa,  apakah  bersikap  positif  atau  tidak,  diberikan penskoran dimana untuk pernyataan positif SS memiliki nilai 4, S memiliki nilai
3,  TS  memiliki  nilai  2  dan  STS  memiliki  nilai  1.  Sedangkan  untuk  pernyataan negatif  pemberian  skor  sebaliknya.  Sistem  penskoran  skala  sikap  siswa  secara
lengkap  dapat  dilihat  pada  tabel  F.1  dalam  lampiran  F.  Sebelum  dilakukan penyebaran  skala  sikap  kepada  siswa,  agar  perangkat  skala  sikap  ini  memenuhi
pensyaratan  yang  baik,  maka  terlebih  dahulu  meminta  pertimbangan  dosen pembimbing untuk memvalidasi isi setiap itemnya.
4. Lembar PengamatanObservasi Lembar      pengamatanobservasi      digunakan    oleh    pengamat    untuk    menjaring
informasi  secara  langsung  mengetahui  aktivitas  siswa  selama  proses pembelajaran  Kontekstual  dengan  Teknik  SQ3R.  Pengamatan  ini  berlangsung
sejak dimulainya pembelajaran sampai pembelajaran berakhir.  Bertindak sebagai pengamat  yaitu  seorang  guru  matematika  pada  kelas  yang  bersangkutan  dan
dibantu  oleh  seorang  guru  matematika  dari  kelas  lain  yang  sedang  tidak melaksanakan tugas.
F. Uji Coba Instrumen