Indoor Climate LANDASAN TEORI

1. Tropical zone, merupakan zona iklim yang cukup sulit untuk ditempati karena kelembaban yang tinggi sehingga cairan dalam tubuh sangat mudah untuk menguap. Pada zona ini, disarankan untuk menggunakan atap yang dapat memantulkan sinar matahari, sehingga tidak terlalu banyak panas yang diserap oleh shelter. 2. Arid zone, pada zona ini sebaiknya shelter dibuat berkelompok, sehingga dapat memberikan bayangan-bayangan untuk mengurangi panas karena sinar matahari. Sama halnya dengan tropical zone, shelter pada zona ini disarankan untuk menggunakan atap yang dapat memantulkan sinar matahari, sehingga tidak terlalu banyak panas yang diserap oleh shelter. 3. Cool zone, luas area permukaan sebaiknya dikurangi untuk mengurangi terjadinya heat loss pada malam hari. Aliran udara masuk dan keluar juga sedapat mungkin dikendalikan pada doorways, misal dengan menggunakan sistem dua pintu dan ventilasi. 4. Temperate zone, sama halnya dengan cool zone hanya saja tidak terlalu khusus, karena pada zona ini terjadi perubahan iklim, sehingga dibutuhkan solar gains untuk menyimpan panas matahari pada musim panas.

2.3 Indoor Climate

Indoor climate menurut Grandjean 1986 adalah suatu kondisi fisik sekeliling dimana kita melakukan aktivitas tertentu yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Temperatur udara 2. Temperatur permukaan sekeliling 3. Kelembaban udara 4. Aliran perpindahan udara Keteraturan panas dalam tubuh manusia meliputi beberapa hal yaitu Nurmianto, 2005: 1. Temperatur badan Temperatur tubuh manusia selalu tetap konstan. Di bagian dalam otak, jantung, dan di dalam perut, temperaturnya berfluktuasi sekitar 37 derajat celcius yang disebut sebagai temperatur inti Core temperature. Temperatur inti merupakan prasyarat untuk fungsi normal dari fungsi vital yang paling penting. Sebaliknya, terdapat shell temperature yang berada dalam otot, tangan, kaki, dan seluruh bagian kulit yang temperaturnya menunjukkan beberapa variasi tertentu. 2. Pengendalian proses panas Pusat panas yang terletak pada bagian otak yang mengatur aliran darah melalui pembuluh-pembuluh kulit seperti misalnya keluar keringat. Mekanisme di atas mengatur keseimbangan panas di dalam tubuh tergantung dari kondisi luar tubuh. 3. Transportasi panas oleh aliran darah Pembuluh darah terutama pembuluh kapiler berfungsi sebagai distributor panas, memindahkan panas dari jaringan yang hangat ke jaringan yang dingin. Dalam hal ini darah memindahkan panas dari bagian dalam tubuh ke daerah permukaan kulit yang telah terlebih dahulu didinginkan oleh lingkungan luar tubuh. 4. Berkeringat Mekanisme kedua yaitu yang diatur oleh pusat pengendalian panas adalah keluarnya keringat melalui kulit, yang juga dikendalikan oleh sistem saraf. 5. Gerakan otot yang cepat Mekanisme pengaturan yang ketiga adalah meningkatnya panas yang dihasilkan oleh tubuh. Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya metabolisme panas pada otot dan organ yang lain. 6. Pertukaran panas Tubuh menggunakan panas untuk menjaga temperatur inti agar tetap konstan dan mengurangi panas yang berlebihan pada sekeliling diluar tubuh. Grandjean 1986 membagi proses perpindahan panas antara tubuh dan lingkungan ke dalam empat proses, yaitu konduksi, konveksi, evaporasi, dan radiasi.

2.4 Thermal Comfort