Perancangan buku sebagai media informasi manfaat singkong untuk mengatasi rematik

(1)

(2)

(3)

(4)

LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Mohama Julinursian Doembana

NIM : 51909243

Fakultas/Jurusan : Desain & Seni/Desain Komunikasi Visual Tempat, Tanggal Lahir : Luwuk, 15 Juli 1988

Alamat Lengkap : Jl. Kubang Selatan No.10 (Bandung)

E-mail : julinursian@yahoo.com

Pendidikan Formal

1. 1994-2000 : SDN Negri 1 Luwuk, (SULTENG) 2. 2000-2003 : SMP Negri 1 Luwuk, (SULTENG) 3. 2003-2006 : SMA Negri 1 Luwuk, (SULTENG)


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU SEBAGAI MEDIA INFORMASI MANFAAT SINGKONG UNTUK MENGATASI REMATIK

DK 38315/ Tugas Akhir Semester II 2012-2013

Oleh :

Mohamad Julinursian Doembana 51909243

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, dan berkat rahmat yang dilimpahkan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar tugas akhir dengan judul “Perancangan Buku Sebagai Media Informasi Manfaat Singkong Untuk Mengatasi Rematik”. Laporan ini merupakan syarat wajib guna memenuhi persyaratan Strata 1 (S1) Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dalam penulisan laporan ini penulis menemukan banyak kesulitan, namun dengan kegigihan, tekad, dan semangat dari semua pihak yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, baik dari pihak keluarga serta pembimbing akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir ini. Dalam pengantar ini penulis ingin mengucapkan banyak rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulis baik secara moril, ataupun materi, dan tidak dapat penulis ucapkan satu-persatu. Tanpa bantuan tersebut, sekiranya penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.

Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan laporan ini, namun sebagai makhluk yang tidak sempurna maka penulis pasti tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan sekali atas kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, serta bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Juli 2013 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

SURAT PENGESAHAN ... i

SURAT KETERANGAN PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF ... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II MANFAAT SINGKONG UNTUK MENGATASI REMATIK 2.1 Singkong... 5

2.1.1 Kandungan Dan Khasiat Singkong ... 6

2.2 Rematik ... 7

2.2.1 Penyebab Dan Gejala Rematik ... 10

2.2.2 Pengobatan Rematik ... 12

2.3 Media ... 13

2.4 Buku ... 13

2.5 Informasi ... 14

2.6 Segmentasi ... 14

2.6.1 Target Audiens ... 14


(8)

viii

Perkembangan Kognitif ... 16

Perkembangan Psikososial ... 17

2.6.1.2 Secondary Target ... 18

Perkembangan Pengambilan Keputusan ... 19

Perkembangan Kognisi Sosial ... 20

Status Ekonomi ... 21

Jenis Kelamin ... 21

Psikografis ... 21

Geografis ... 22

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan ... 23

3.1.1 Strategi Perancangan ... 23

Pendekatan Komunikasi ... 23

Verbal ... 23

Visual ... 23

Tujuan Komunikasi ... 24

Pesan Utama ... 24

Materi Pesan ... 24

3.1.2 Strategi Kreatif ... 25

3.1.3 Strategi Media... 25

3.1.3.1 Media Utama ... 25

Buku ... 26

3.1.3.2 Media Pendukung ... 26

Kemasan ... 26

Mug ... 27

Pembatas Buku ... 27

3.1.3.3 Media Promosi ... 27

Poster ... 27


(9)

3.1.4 Strategi Distribusi ... 28

3.1.4.1 Jadwal Penyebaran Media ... 28

3.1.5 Konsep Visual... 28

3.1.5.1 Format Desain... 29

Buku... 29

Kemasan ... 30

Mug ... 30

Pembatas Buku ... 31

Poster ... 31

X – banner ... 32

3.1.5.2 Tata Letak (Layout) ... 32

3.1.5.3 Tipografi ... 33

3.1.5.4 Illustrasi ... 34

3.1.5.5 Warna ... 35

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Media Utama ... 36

Buku ………. ... 36

4.1.1 Teknis Produksi ... 37

Sampul Depan Dan Belakang ... 37

Halaman Isi ... 38

4.2 Media Pendukung ... 38

Kemasan ... 38

Mug ... 39

Pembatas Buku ... 39

Poster ... 40

X – banner ... 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Daftar Pustaka

AgroMedia, Redaksi. (2008). buku pintar TANAMAN OBAT. Jakarta Selatan: PT Agromedia Pustaka

Danesi, Marcel. (2010). Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra

Desmita. (2012). PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA

Effendy, Nasrul. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Fitriani, Dewi. (2013). PENGOBATAN MANDIRI. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

http://singkong.net/ (08 mei 2013)

Kusrini., & Koniyo, Andri. (2007). Visual Basic & SQL. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

Rangkuti, Freddy. (2009). STRATEGI PROMOSI YANG KREATIF. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Ramadhan, Syahrul. (2001). KamusLengkapBahasa Indonesia. Surabaya: Ikhtiar Richana, Nur. (2012). Ubi Kayu & UBI JALAR. Bandung: NUANSA


(11)

Thomash. (2012). Tnaman Obat Tradisional. Yogyakarta: KANISIUS

Wijayakusuma, Hembing. (2006). Atasi ASAM URAT & REMATIK ala Hembing. Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi


(12)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang dikenal akan kekayaan hasil alamnya, sektor perkebunan merupakan salah satu sektor yang diandalkan oleh Indonesia. Kesuburan dan kualitas tanah Indonesia tidak diragukan lagi. Tidak sedikit tanaman yang berkualitas dihasilkan, baik itu sayur-sayuran, buah-buahan, rempah-rempah dan umbi-umbian. Tanaman yang tergolong dalam umbi-umbian diantaranya bengkuang, kentang, talas, wortel, singkong, dan sebagainya. Tanaman yang populer di masyarakat Indonesia yaitu singkong. Singkong di sebagian daerah di Indonesia dijadikan makanan pokok. Awal singkong dibudidayakan di Indonesia sejak kolonial portugis dan spanyol masuk ke Indonesia pada abad ke enam belas. Sedangkan singkong ditanam secara komersial di indonesia pada tahun 1810. Singkong memiliki nama latin Manihot esculenta Crantz merupakan tanaman tahunan yang dapat ditanam sepanjang tahun. Tanah yang cocok untuk tanaman singkong, Alluvial, Latosol, dan lain sebagainya. Tanah yang baik yaitu tanah remah atau gembur.

Manfaat singkong bukan hanya sebagai makanan pengganti beras saja juga berkhasiat bagi kesehatan. Manfaat singkong juga dikenal sebagai umbi-umbian yang memiliki khasiat antioksidan, anti kanker, anti tumor, dan dapat meningkatkan nafsu makan. Singkong merupakan salah satu makanan yang baik untuk dikonsumsi sehari-hari. Tidak hanya itu, singkong juga mampu mengatasi beragam penyakit, diantaranya rematik, demam, sakit kepala, diare, cacingan, mata kabur, nafsu makan berkurang, luka bernanah, luka baru habis kena panas. Salah satu penyakit yang dapat diatasi dengan singkong yaitu rematik. Rematik merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang raga manusia. Penyakit rematik dapat menyerang persendian dan anggota gerak terutama tulang, sendi, otot, dan tulang belakang yang menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada sistem


(13)

muskuloskeletal (sendi, tulang, jaringan ikat dan otot). Penyakit rematik sering disebut dengan istilah arthritis, banyak orang menganggap penyakit ini tidak begitu berbahaya tetapi jika seseorang terserang rematik maka akan menjadi sangat terganggu karena rasa nyerinya yang dapat menyerang persendian mulai dari bagian kepala hingga sendi-sendi pada bagian kaki sehingga akan membatasi aktivitas bagi penderita rematik, dan apabila dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan kematian. Namun penyakit ini dapat dikurangi dengan mengkonsumsi singkong, dan banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik, karena kurangnya informasi yang beredar tentang manfaat singkong untuk rematik.

Oleh sebab itu masyarakat harus dapat menjaga kesehatan karena kesehatan merupakan salah satu hal yang terpenting bagi kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal makanan. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, dengan makan setiap harinya kita bisa memiliki energi dalam beraktivitas. Tak hanya itu makanan juga dibutuhkan oleh tubuh kita untuk mengganti sel-sel dalam tubuh yang rusak. Mengonsumsi makanan sehat salah satu hal yang terpenting untuk menjaga kesehatan, pertumbuhan, perkembangan dan kebugaran tubuh kita. Makanan sehat tidak hanya dengan harga yang mahal dan rasa yang enak, tetapi makanan sehat yang mengandung empat sehat lima sempurna yaitu: makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah-buahan.

Singkong yang tergolong jenis umbi-umbian merupakan makanan yang mempunyai sumber karbohidrat yang tinggi, dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan tubuh. Ketidaktahuan masyarakat akan manfaat singkong untuk kesehatan karena masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang khasiat singkong. Dibutuhkan media informasi yang efektif untuk dapat menyampaikan manfaat singkong untuk mengatasi penyakit rematik kepada masyarakat.


(14)

I.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang permasalahan yang dijelaskan sebelumnya maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah :

a. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada singkong.

b. Masyarakat belum mengetahui singkong dapat bermanfaat bagi kesehatan salah satunya dapat mengatasi penyakit rematik

c. Kurangnya pengetahuan dan informasi kepada masyarakat tentang manfaat singkong yang dapat mengatasi beberapa penyakit.

I.3 Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan dari laporan ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana cara menginformasikan tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik

b. Bagaimana membuat sebuah media yang dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik.

I.4 Batasan Masalah

Agar tidak mencakup terlalu luas maka penelitian ini dibatasi pada : a. Dalam penelitian ini masalah di batasi pada manfaat singkong untuk

mengatasi penyakit rematik peradangan / Rheumatoid Arthritis. b. Waktu penelitian dilakukan selama TA berlangsung.


(15)

I.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan ini :

a. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik.

b. Menyadarkan masyarakat agar dapat mengetahui singkong yang biasanya mereka temukan dengan mudah dan di sebagian daerah dijadikan makan pokok pengganti beras, juga memiliki manfaat untuk kesehatan, diantaranya mengatasi penyakit rematik.

c. Menginformasikan kepada masyarakat melalui media kreatif tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik.


(16)

BAB II MANFAAT SINGKONG UNTUK MENGATASI REMATIK

Penelitian tentang manfaat singkong yang dapat mengatasi penyakit rematik khususnya Rematik Peradangan atau Rheumatoid Arthritis agar masyarakat dapat mengetahui dan menyadari bahwa singkong bisa menjadi tanaman herbal yang dapat mengatasi penyakit Rematik Peradangan atau

Rheumatoid Arthritis.

II.1 Singkong

Tanaman singkong pertama kali diperkenalkan ke Indonesia setelah kolonial portugis dan spanyol masuk ke Indonesia pada abad ke enam belas, singkong ditanam secara komersial pada tahun 1810. Singkong yang memiliki nama latin Manihot esculenta Crautz, memiliki beberapa nama lokal diantaranya, umbi kayu, ketela pohon (Indonesia), pohon, bodin, ketela bodin, tela jenderal, tela kaspo (Jawa), kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda). Thomas (2012) berpendapat bahwa : Ubi kayu (manihot esculenta Crautz) termasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah. (h. 105)

Untuk dapat menghasilkan singkong yang berkualitas dan baik dibutuhkan tanah yang sesuai dan ideal. Richana (2012) menjelaskan “Tanah yang baik untuk budidaya ubi kayu memiliki struktur remah atau gembur yang dapat bertahan sejak awal pertumbuhan sampai panen” (h. 61). Dibutuhkan waktu yang sesuai


(17)

untuk melakukan penanaman singkong, agar singkong bisa menghasilkan kualitas yang baik. Richana (2012) berpendapat bahwa : Waktu tanam ubi kayu untuk daerah kering dilakukan pada awal musim hujan, sedangkan didaerah beriklim basah dapat dilakukan dari awal sampai akhir musim hujan. Hal tersebut berkaitan dengan penyediaan air pada tanaman berumur 0-3 bulan, serta sebelum dan saat panen. (h. 63)

Gambar II.1 Manihot esculenta Crautz

Sumber: httpibagro.blogspot.com2012_03_01_archive.html (08 Mei 2013)

II.1.1 Kandungan Gizi Dan Khasiat Singkong

Tanaman singkong memiliki banyak kandungan yang terdapat didalamnya diantaranya. Suprapti (2009) menjelaskan “Kalori, air, fosfor , karbohidrat, kalsium, vitamin C, protein, zat besi , lemak, vitamin B1, vitamin A” (h. 28). Kandungan yang terdapat pada singkong sebagian dibutuhkan untuk menggantikan kandungan dalam tubuh yang hilang atau berkurang. Singkong yang sangat mudah dijumpai dan disebagian daerah dijadikan makanan pokok pengganti beras, ternyata memiliki banyak khasiat untuk kesehatan tubuh


(18)

manusia. AgroMedia (2008) menjelaskan “Berkhasiat sebagai obat rematik, demam, sakit kepala, diare, cacingan, mata kabur, nafsu makan berkurang, luka bernanah, dan luka baru kena panas” (h. 250). Singkong juga dikenal sebagai umbi yang memiliki khasiat antioksidan, antikanker, antitumor.

II.2 Rematik

Salah satu penyakit yang dapat diatasi dengan menggunakan singkong adalah penyakit rematik, rematik yang umum masyarakat ketahui adalah penyakit yang menyerang persendian tulang manusia. Wijayakusuma (2006) berpendapat bahwa: Istilah ramatik berasal dari ilmu kedokteran kuno di Yunani, yaitu

rheumatoid atau rheumatismos dalam bahasa Latin. Kata asalnya, yaitu “rheuma” yang berarti “mengalir (ke bawah)”.

Secara umum, orang selalu mengidentifikasikan perasaan nyeri, sakit, serta kaku pada otot, persendian, tulang, dan ligament (jaringan ikat) dengan istilah rematik. Dalam arti medis, rematik merupakan istilah yang kurang jelas dan tidak spesifik sehingga jarang dipakai dalam praktek kedokteran. Karena keluhan utamanya nyeri dan pegal-pegal, otomatis penyakit rematik sangat mengganggu aktivitas penderita, terutama aktivitas yang memerlukan gerak tubuh. Rematik termasuk dalam kelompok penyakit reumatologi, yang menunjukan suatu kondisi dengan nyeri dan kaku yang menyerang anggota gerak atau sistem muskuloskeleton, yaitu sendi, otot, tulang, maupun jaringan di sekitar sendi. (h. 1) Fitriani (2013) berpendapat bahwa: Rematik atau rheumatoid arthritis adalah penyakit yang kronis lama dan merusak sendi-sendi tubuh. Kerusakan sendi diakibatkan oleh radang jaringan yang melapisi sendi. Radang (inflamasi) merupakan respons normal tubuh terhadap serangan seperti infeksi, luka, dan benda asing. Pada rematik, inflamasi tersebut salah sasaran dan malah menyerang sendi. Radang pada sendi menyebabkan nyeri, kaku, dan bengkak. Radang tersebut dapat memengaruhi bagian tubuh yang lain. Jika radang tidak dihambat


(19)

atau dihentikan, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sendi dan jaringan tubuh lainnya. Rematik adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuh yang seharusnya ia lindungi. Reaksi sistem kekebalan tubuh yang tidak normal ini menyebabkan membran yang melapisi sendi (synovium) menjadi radang dan menebal. Radang tersebut disebut

synovitis, dan saat radang ini menyebar kedalam dan luar sendi, bisa merusak tulang dan tulang rawan pada sendi serta jaringan sekitarnya, seperti otot, saraf, dan pembuluh darah. (h. 169).

Wijayakusuma (2006) berpendapat bahwa: Arthritis Rheumatoid

merupakan pembengkakan pada jaringan ikat. Gangguan ini kebanyakan menyerang persendian tangan dan kaki. Arthritis Rheumatoid dapat menyerang semua golongan usia. Namun, namun penyakit ini lebih bayak menyerang kaum wanita, hampir tiga kali lipat dari pria, terutama usia 30-50 tahun. Arthritis Rheumatoid bersifat kambuhan. Penyebab Arthritis Rheumatoid. Di duga penyebab utamanya karena gangguan autoimunitas dan berhubungan dengan faktor infeksi, genetis, dan endoktrin. Saat ini dipercaya bahwa penderita yang mudah terkena Arthritis Rheumatoid, secara genetis mengembangkan antibodi immunoglobulin G yang abnormal atau yang telah berubah saat terkena suatu antigen. Arthritis Rheumatoid pada awalnya menghasilkan gejala yang tidak khusus, seperti merasa tidak enak badan, kelelahan, adanya rasa dingin pada kaki dan tangan, demam ringan terus menerus, tidak nafsu makan, berat badan turun, serta kekakuan umum dan nyeri pada persendian. Secara khusus, kondisi Arthritis Rheumatoid ditandai dengan peradangan pada jaringan di sekitar sendi yang disebut dengan sinovium hingga timbul gejala nyeri yang terkena menjadi kaku terutama saat penderita bangun di pagi hari. Persendian jari tangan akan membengkak hingga kehilangan kekuatan untuk memegang sesuatu. Sendi-sendi ini dapat menjadi mati dan tidak dapat melakukan gerakan sehingga fungsi sendi menghilang. Pada bentuk yang lebih parah, bagian tangan atau jari-jari dapat berakibat kelainan bentuk. Gejala lain adalah munculnya nodul rheumatoid , yaitu


(20)

massa berbentuk bundar atau oval yang tidak lunak di bawah kulit. Biasanya, terdapat pada daerah yang ditekan, seperti daerah siku. Merupakan bentuk

Arthritis yang paling serius karena dapat mengakibatkan kerusakan sendi yang berat. Selain itu, jenis penyakit ini menyebabkan kelumpuhan serta komplikasi, seperti perikarditis (radang kandungan jantung), radang mata, osteoporosis, dan lesi pada paru-paru. Untuk mendiaknosa Arthritis Rheumatoid secara pasti, dapat dilakukan tes darah, analisis cairan synovial, dan sinar X. (h. 10)

Rematik ini bisa juga menyerang persendian yang kecil seperti lutut, kaki, dan lain-lain. Meskipun hanya menyerang persendian tetapi dapat mengganggu aktivitas keseharian apabila penyakitnya kambuh.

Gambar II.2 Persendian tulang manusia yang terserang rematik

Sumber: httpsiluetbungaluka.blogspot.com200911apakah-kebiasaan-membunyikan-buku-buku.html (30 Mei 2013)

Fitriani (2013) berpendapat bahwa: Rematik biasanya memengaruhi sendi yang kecil, seperti tangan, kaki, pergelangan tangan, siku, lutut, atau mata kaki.


(21)

Banyak penderita rematik sulit melakukan aktivitas sehari-hari seperti berdiri, jalan, berpakaian, mandi, memasak, mencuci, dan lain-lain. Walaupun rematik memengaruhi sendi, tetapi dapat juga memengaruhi seluruh tubuh seperti pengerutan otot, benjolan pada kulit, berkumpulnya cairan dekat jantung, paru-paru, dan lain-lain. Seperti penyakit autoimun lainnya, rematik biasanya datang dan pergi. Terkadang, dia bisa muncul di lokasi gejalanya memburuk dan kemudian diselingi oleh masa ketika gejala rematik membaik. Dengan pengobatan yang baik, gejala rematik bisa hilang sama sekali. Walaupun tidak ada obat untuk menghilangkan penyakit rematik, gejala rematik bisa dikendalikan. (h. 170)

Gambar II.3 Bagian tubuh yang terkena rematik

Sumber: httpobattradisionalalami.comsakit-penyakit-rematik-reumatik-rheumatic-reumatoid-rheumatoid-atritis-artritis-arthritis.html (08 Mei 2013)

II.2.1 Penyebab Dan Gejala Rematik

Penyakit rematik sampai saat ini belum diketahui penyebab pastinya, namun bayak masyarakat yang berpendapat penyebab rematik dikarenakan seringnya melakukan mandi pada malam hari dan berlebihannya berat badan. Fitriani (2013) menjelaskan “Penyakit rematik tidak diketahui. Banyak faktor


(22)

terlibat dalam tidak normalnya aktivitas sistem kekebalan tubuh yang menjadi ciri rematik. Faktor ini termasuk genetika (turunan), hormonal, dan kemungkinan infeksi bakteri atau virus” (h. 170). Gejala rematik yang biasa muncul adalah nyeri dan kaku pada bagian jari-jari kaki, jari-jari tangan, persendian dan lain lain. Fitriani (2013) berpendapat bahwa:

Rematik selalu memengaruhi sendi. Sendi yang biasanya terpengaruh adalah persendian pada jari tangan, pergelangan tangan, siku, lutut, pergelangan kaki. Sendi yang besar bisa juga terpengaruh, seperti bahu, pinggang, dan rahang. Biasanya, 2-3 sendi berbeda terlibat pada kedua bagian tubuh, dan umumnya dengan pola yang simetris (bayangan cermin). Sendi yang terkena rematik biasanya menunjukkan gejala:

 Kaku : sendi tidak dapat bergerak seluwes biasanya. Biasanya terasa dipagi hari dan semakin baik di siang hari. Kaku di pagi hari biasanya bertahan selama satu jam dan bertahan selama minimal enam minggu.

 Radang (inflamasi) : merah, nyeri, dan hangat

 Bengkak

 Benjolan : sekitar sendi biasanya muncul benjolan keras, biasanya dekat siku.

 Nyeri : nyeri bisa berasal dari radang dan bengkak atau karna sendi bekerja terlalu keras. Tingkat nyeri bervariasi pada setiap orang. Rasa sakit ini biasanya lebih parah jika sendi digerakkan. (h. 171)


(23)

II.2.2 Pengobatan Rematik

Penyakit rematik sampai saat ini belum ditemukan obat yang tepat untuk dapat menyembuhkan penyakit rematik ini, namun gejalah rematik bisa dapat dikurangi. Fitriani (2013) berpendapat bahwa:

Rematik masih belum ada obatnya. Pengobatan memiliki dua target: (1) mengurangi radang, menghindari kerusakan sendi, dan kecacatan; (2) mengurangi gejala, terutama nyeri. Jika telah di diagnosis dengan rematik, segera obati, jangan ditunda. Menunda pengobatan akan menyebabkan rematik menjadi lebih parah dan mengakibatkan komplikasi serius. (h. 172). Rematik bisa dapat diatasi dengan menggunakan tanaman yang bisa dimanfaatkan menjadi obat tradisional yaitu singkong. Singkong yang biasa kita jumpai ternyata dapat dijadikan untuk mengatasi penyakit rematik. Tetapi tidak seratus persen pengobatan menggunakan singkong, karena membutuhkan bahan pendukung lain untuk pengobatan. Ada dua cara pengobatan menggunakan singkong diantaranya pengobatan dari luar dan pengobatan dari dalam. Pada pemakaian luar, sebanyak lima lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur sirih secukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. Pada pemakaian dalam, 100 gram batang singkong, satu batang sereh, dan 15 gram jahe direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu, disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari. (www.singkong.net)

Thomas (2012) berpendapat bahwa: A. Bahan : 5 lembar daun ubi kayu, ¼ sendok kapur sirih; Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus; Cara menggunakan : digunakan sebagai bedak/bobok pada bagian yang sakit. B. Bahan : 1 potong batang pohon ubi kayu; Cara membuat : direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 4 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya; Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. (h. 107) Ketidak kurang tahuannya masyarakat tentang manfaat singkong yang dapat mengatasi


(24)

penyakit rematik dikarenakannya kurangnya informasi dan sosialisai yang diberikan kepada masyarakat.

II.3 Media

Dibutuhkan media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat agar dapat tersampaikan pesan tentang manfaat singkong untuk rematik. Danesi (2010) menjelaskan “media adalah cara menyampaikan atau proses yang berlangsung secara fisik yang dipakai untuk menguraikan satu jenis pesan tertentu dan mengirimkannya melalui saluran saluran tertentu ke satu jenis penerima tertentu” (h. 276). Melalui media buku di gunakan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik.

II.4 Buku

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang di jilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Buku menurut kamus besar bahasa indonesia adalah tulang sendi, bagian yang keras pada pertemuan dua ruas; beberapa helai kertas terjilid berisi tulisan untuk dibaca atau yang kosong untuk ditulis (Ramadhan, 2001). Buku memiliki beberapa jenis dan memiliki fungsi yang berbeda-beda, novel, komik, ensiklopedi, biografi, dan lain sebagainya. Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi sekarang ini yang banyak bermunculan alat elektroni, iphone, ipad, dan lain sebagainya yang memudahkan orang untuk melakukan aktivitas membaca dimana saja dan tidak perlu bersusah paya membawa buku.

Namun dengan maraknya bermunculan alat elektronik yang memudahkan orang untuk membaca tidak menurunkan minat para pembaca buku untuk melakukan aktivitas membaca buku, dibuktikan dengan masih banyaknya orang


(25)

meramaikan toko-toko khususnya di kota bandung terlebih lagi hari libur banyak orang berdatangan untuk berbelanja buku atau pun hanya sekedar datang membaca. Jenis buku kesehatan bergambar digunakan sebagai media menyampaikan informasi manfaat singkong untuk mengatasi rematik agar masyarakat mengetahui lebih mendalam tentang manfaat singkong untuk rematik lebih mendalam dan pembaca bisa dapat tertarik membacanya.

II.5 Informasi

Informasi yang umum diketahui ialah suatau pesan yang sudah diolah menjadi pesan yang berarti dan memiliki nilai. Kusrini (2007) menjelaskan “Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi” (h. 7). Informasi manfaat singkong untuk mengatasi rematik sangat dibutuhkan masyarakat, agar masyarakat bisa dapat mengatasi rematik menggunakan singkong yang mudah ditemui dan tidak ketergantungan dengan obat.

II.6 Segmentasi

II.6.1 Target Audiens

Target audiens dalam permasalahan ini dibagi menjadi dua bagian diantaranya primary target dan secondary target, untuk primary target ditujukan kepada dewasa umur 50 tahun karena pada umur ini gampang terserang penyakit dikarenakan pada masa ini terjadi penurunan kesehatan fisik, dan untuk

secondary target ditujukan kepada remaja umur 18 tahun, hal ini bermaskud untuk mengingatkan agar dapat melakukan pencegahan dini untuk mengantisivasi sebelum terserang penyakit, khususnya penyakit rematik peradangan / Arthritis Rheumatoid.


(26)

II.6.1.1 Primary Target

Primary target ditujukan kepada orang dewasa umur 50 tahun dimana dalam psikologi termasuk dalam golongan masa dewasa akhir, umumnya pada masa ini kemampuann fisik dan daya tahan tubuh mulai berkurang dan juga rentang terserang penyakit. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Pada masa tua atau masa dewasa akhir, sejumlah perubahan pada fisik semakin terlihat sebagai akibat dari proses penuaan. Diantara perubahan-perubahan fisik yang paling kentara pada masa tua itu terlihat pada perubahan seperti rambut menjadi jarang dan berubah, kulit mengering dan mengerut, gigi hilang dan gusi menyusut, konfigurasi wajah berubah; tulang belakang menjadi bungkuk. Kekuatan dan ketangkasan fisik berkurang, tulang-tulang menjadi rapuh, mudah patah dan lambat untuk dapat diperbaiki kembali. (h. 236)

Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada umur dewasa akhir, salah satunya penurunan fungsi penglihatan. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : pada usia antara 40 dan 59 tahun, daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam. Karena itu, banyak orang pada usia setengah baya mengalami kesulitan dalam melihat objek-objek yang dekat (Kline & Schieber, 1985). (h. 236) banyak faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan dalam penglihatan. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Perubahan dalam indera penglihatan pada masa dewasa akhir misalnya tampak pada berkurangnya ketajaman penglihatan dan melmbatnya adaptasi terhadap perubahan cahaya. Biji mata menyusut dan lensanya menjadi kurang jernih, sehingga jumlah cahaya yang diperoleh retina berkurang. Retina orang tua usia 65 tahun hanya mampu menerima jumlah cahaya sepertiga dari jumlah cahaya yang diperoleh pada usia 20 tahun (Kline & Schieber, 1985). (h. 236)


(27)

Perkembangan Kognitif

Banyak pertanyaan yang muncul tentang apakah kemampuan belajar dan kemampuan daya ingat orang dewasa akhir menurun seiring dengan kemampuan fisik mereka yang menurun. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Salah satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan controversial dalam studi tentang perkembangan rentang hidup manusia adalah apakah kemampuan kognitif orang dewasa, seperti memory, kreativitas, intelegensi, dan kemampuan belajar, parallel dengan penurunan kemampuan fisik? Pada umumnya orang percaya bahwa proses kognitif – belajar, memori, dan intelegensi – mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia. Bahkan kesimpulan bahwa usia terkait dengan penurunan proses kognitif ini juga tercermin dalam masyarakat ilmiah. Akan tetapi, belakangan sejumlah hasil penelitian menunjukan bahwa kepercayaan tentang terjadinya kemerosotan proses kognitif bersamaan dengan penurunan kemampuan fisik, sebenarnya hanyalah salah satu stereotip budaya yang meresap dalam diri kita. (h. 238) banyak pendapat yang bermunculan tentang perubahan kognitif pada orang dewasa khususnya dewasa akhir. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Sudut pandang lain mengenai perubahan kognitif pada orang dewasa dikemukakan oleh K. Warner Schie (1977). Dalam hal ini, Schie percaya bahwa tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget informasi (information processing) yang baru. Ada keraguan bahwa orang dewasa melampaui pemikiran ilmiah yang merupakan ciri dari pemikiran operasional formal, dalam usahanya memperoleh pengetahuan. Meskipun demikian, orang dewasa lebih maju dari remaja dalam penggunaan intelektualitas. (h. 239)

Namun ternyata kemampuan kognitif khususnya orang dewasa bisa dapat diasah kembali ataupun dilatih kembali agar dapat terlatih. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Dengan demikian, kemampuan kognitif terus berkembang selama masa dewasa. Akan tetapi, bagaimana pun tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa tersebut yang mengarah pada peningkatan potensi. Bahkan kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring


(28)

dengan pertambahan usia. Meskipun demikian, sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi terutama pada masa dewasa akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan. Misalnya, penelitian K. Warner Schaie dan Sherry Willis terdapat lebih dari 4.000 orang dewasa, yang kebanyakan berusia lanjut, menunjukan bahwa pelatihan keterampilan kognitif yang bersifat individual telah berhasil meningkatkan orientasi ruang dan keterampilan penalaran dari 2/3 orang-orang dewasa tersebut. Hampir 40% dari mereka yang kemampuannya menurun, dapat kembali ditingkatkan hingga mencapai tingkat yang mereka capai 14 tahun sebelumnya (Santrock, 1995). (h. 239) jadi dapat disimpulakan bahwa kemerosotan fungsi kognitif pada masa tua atau dewasa akhir bisa dapat dipertahankan dengan cara terus melatih dan mengasah terus keterampilan kognitif tersebut.

Perkembangan Psikososial

Pada masa dewasa akhir banyak kejadian-kejadian dan masalah sosial yang terjadi pada diri mereka, baik itu masalah keluarga, pekerjaan, dan lain sebagainya. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : bagi kebanyakan orang, usia setengah baya (usia antara 40-50 tahun) merupakan masa paling produktif. Laki-laki dalam usia 40an biasanya berada pada puncak karir mereka. Pada usia ini, perempuan mempunyai lebih sedikit tanggung jawab di rumah karena anak-anak telah besar dan dapat mencurahkan lebih banyak waktu karir atau kegiatan sosial. Kelompok ini merupakan kelompok usia yang sesungguhnya mengatur masyarakat, baik dalam hal kekuasaan maupun tanggung jawab. Apa yang disebutkan Erikson dengan generativity pada masa setengah baya ini ialah suatu rasa kekhawatiran mengenai bimbingan dan persiapan bagi generasi yang akan datang. Jadi pada tahap ini, nilai pemiliharaan perkembangan. Pemeliharaan terungkap dalam kepedulian seseorang pada orang-orang lain, dalam keinginan memberikan perhatian pada mereka yang membutuhkan serta berbagi dan


(29)

membagi pengetahuan serta pengalaman dengan mereka. Nilai pemeliharaan ini tercapai lewat kegiatan membesarkan anak dan mengajar, member contoh, dan mengontrol. (h. 251)

Tidak sedikit penelitian tentang permasalahan social yang dialami oleh para orang dewasa dan khususnya masa dewasa akhir. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Menurut penelitian Bernice Neugarden, orang dewasa yang berusia antara 40, 50, dan awal 60 tahun adalah orang-orang yang mulai suka melakukan instropeksi dan banyak merenungkan tentang apa yang sebetulnya sedang terjadi di dalam dirinya. Banyak di antara mereka yang berpikir untuk “berbuat sesuatu dalam sisa waktu hidupnya”. Orang dewasa yang berusia 40 tahun ke atas secara mental juga mulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu menghadapi persoalan yang bakal terjadi. Pria lebih sering memikirkan kesehatan tubuhnya, serang jantung dan kematian. Wanita, di samping juga memikirkan hal-hal tersebut, ketakutan menjadi janda merupakan persoalan yang banyak membebani pikirannya (Dovidoff, 1988). (h. 252) dapat ditarik kesimpulan dalam hal ini bahwa pada masa dewasa akhir banyak terdapat permasalahan–permasalahan, baik permasalahan keluarga, sosial, kesehatan, dan lain sebagainya.

II.6.1.2 Secondary Target

Secondary target ditujukan pada remaja usia 18 tahun dimana dalam psikologi pada masa ini digolongkan pada masa remaja akhir, pada masa ini merupakan tahap untuk menuju masa dewasa dan banyak yang terjadi pada masa remaja ini. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya (Mussen, Conger & Kagan, 1969). Hal ini adalah karena selama periode remaja ini, proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem saraf yang berfungsi memproses informasi berkembang dengan cepat. Di samping itu, pada masa remaja ini juga terjadi reorganisasi


(30)

lingkaran saraf prontal lobe (belahan otak bagian depan sampai pada belahan atau celah sentral). Prontal lobe ini berfungsi dalam aktivitas kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan (Carol & David R, 1995). (h. 194)

Pada masa ini remaja banyak melakukan beberapa perkembangan diantaranya kemampuan dalam penalaran. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Perkembangan prontal lobe tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan kemampuan penalaran yang memberikan suatu tingkat pertimbangan moral dan kesadaran sosial yang baru. Di samping itu, sebagian anak muda yang telah memiliki kemampuan memahami pemikirannya sendiri dan pemikiran orang lain, remaja mulai membayangkan apa yang dipikirkan oleh orang tentang dirinya. (h. 194)

Perkembangan Pengambilan Keputusan

Salah satu yang terjadi saat masa dewasa ialah perkembangan dalam pengambilan keputusan. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Remaja adalah masa di mana terjadi peningkatan pengambilan keputusan-keputusan tentang masa depan, keputusan dalam memilih teman, keputusan tentang apakah melanjutkan kuliat setelah tamat SMA atau mencari kerja, keputusan untuk mengikuti les bahasa Inggris atau computer, dan seterusnya. Dalam hal pengambilan keputusan ini remaja yang lebih tua ternyata lebih kompoten daripada remaja yang lebih muda, sekaligus lebih kompoten dibandingkan anak-anak. Dibandingkan dengan anak-anak, remaja yang lebih muda cenderung menghasilkan pilihan-pilihan, menguji situasi dari berbagai perspektif, mengantisipasi akibat dari keputusan-keputusan, dan mempertimbangkan kredibilitas sumber-sumber. Meskipun demikian, keterampilan pengambilan keputusan oleh remaja yang lebih tua sering kali jauh lebih sempurna, dan kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin bahwa keputusan semacam itu akan dibuat dalam kehidupan


(31)

sehari-hari, di mana luasnya pengalaman sering memainkan peran yang sangat penting. Untuk itu, remaja perlu memiliki banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan keputusan yang realistis. (h. 198) disini dukungan orang tua masih sangat dibutuhkan oleh remaja dalam memutuskan rencana untuk masa depannya.

Perkembangan Kognisi Sosial

Mar’at (2012) menjelaskan “Menurut Dacey & Kenny (1997), yang dimaksud dengan kognisi sosial adalah kemampuan untuk berpikir secara kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal, yang berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman, serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan bagaimana melakukan interaksi dengan mereka” (h. 205). Pada masa remaja biasa banyak keterampilan baru yang muncul diantara keterampilan-keterampilan kognitif. Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Pada masa remaja muncul keterampilan-keteampilan kognitif baru. Menurut sejumlah ahli psikologi perkembangan, keterampilan-keteampilan kognitif baru yang muncul pada masa remaja ini mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan kognisi sosial ini merupakan salah satu cirri penting dari perkembangan remaja. Hal ini dapat secara abstrak mulai muncul. Kemampuan berpikir abstrak ini kemudian menyatu dengan pengalaman sosial, sehingga pada gilirannya menghasilkan suatu perubahan besar dalam cara-cara remaja memahami diri mereka sendiri dan orang lain. Salah satu bagian penting dari perubahan perkembangan aspek kognisi sosial remaja ini adalah apa yang diistilahkan oleh psikolog David Elkind dengan egosentrisme yakni kecenderungan remaja untuk menerima dunia (dan dirinya sendiri) dari perspektifnya mereka sendiri. Dalam hal ini, remaja mulai mengembangkan suatu gaya pemikiran egosintris, di mana mereka lebih memikirkan tentang dirinya sendiri dan seolah-olah memandang dirinya dari atas. (h. 205)


(32)

Mar’at (2012) berpendapat bahwa : Menurut David Elkind (1976), egosentrisme remaja dapat dikelompokan dalam dua bentuk pemikiran sosial – penonton khayalan dan dongeng pribadi. Penonton khayalan (imaginary audience) berarti keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya ia memperhatikan dirinya sendiri. Perilaku menarik perhatian, umum terjadi pada masa remaja, mencerminkan egosentrisme dan keanginan untuk tampil di atas panggung, diperhatikan dan terlihat. Mereka menganggap semua mata terpaku pada penampilannya, ia menganggap dirinya sebagai seorang aktor dan semua orang lain adalah penonton. Dongeng pribadi (the personal fable) ialah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang anak remaja. Perasaan unik pribadi remaja menjadikan mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat memahami bagaimana isi hati mereka yang sesungguhnya. Sebagai bagian dari upaya mempertahankan perasaan unik pribadi, remaja sering mengarang cerita dirinya sendiri yang penuh fantasi, yang mencemburkan diri mereka ke dalam suatu dunia yang jauh terpencil dari realitas. (h. 206) dari permasalahan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa pada masa remaja khususnya umur 18 tahun perlu tuntunan dan perhatian dari orang tua, baik itu dari segi pergaulan, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.

Status Ekonomi

1. Menengak ke bawah Jenis Kelamin

1. Pria dan Wanita. Psikografis

1. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar 2. Mementingkan kesehatan tubuh 3. Senang membaca buku


(33)

Geografis


(34)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Dengan adanya permasalahan yang telah di jelaskan sebelumnya dan batasan masalah yang telah di fokuskan maka dapat di temukan solusi untuk menjawab permasalahan, dengan membuat media buku yang bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik, diharapkan para pembaca tertarik untuk membacanya.

III.1 Strategi Perancangan

Komunikasi dilakukan melalui media buku yang memiliki desain simple, elegan tetapi menarik. Karena dijaman sekarang ini desain-desain buku hampir semua menggunakan desain yang simple dan tidak rumit tetapi menarik, baik itu cover dan layout buku tersebut.

III.1.1 Pendekatan komunikasi

Pendekatan komunikasi yang digunakan adalah pendekatan secara persuasif yaitu mengajak para pembaca khususnya dewasa 50 tahun untuk membaca buku manfaat singkong untuk mengatasi rematik.

Ada dua unsur penting sebelum pembuatan media yang menggunakan buku ini, yaitu :

Verbal

Pendekatan verbal dalam perancangan buku manfaat singkong untuk rematik ini yaitu pendekatan dengan tata bahasa dengan berbentuk tulisan, yang mana bahasa yang akan digunakan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar, Visual

Dalam perancangan buku manfaat singkong untuk rematik ini menggunakan objek visual yang tidak telalu sulit dan tergolong simpel, untuk penggunaan warna sendiri sebagian menggunakan warna cerah, bertujuan untuk menarik minat remaja umur 18 tahun untuk membaca, mengingat remaja umur 18


(35)

tahun merupakan target sekunder. Agar supaya remaja umur 18 tahun bisa dapat melakukan pencegahan lebih dini sebelum terkena penyakit khususnya rematik. Untuk pembuatan buku menggunakan vektor dan digabungkan dengan gambar manual kemudian dilakukan proses pewarnaan menggunakan cat air, diharapkan menghasilkan buku yang menarik dan dapat menarik minat para pembaca.

Tujuan Komunikasi

1. Agar informasi yang disampaikan dapat dengan mudah di mengerti dan di pahami oleh pembaca khususnya dewasa umur 50 tahun dan juga bertujuan untuk mengingatkan kepada remaja umur 18 tahun sebagai target sekunder, agar dapat menjaga kesehatan sebelum terkena rematik.

2. Menanamkan nilai-nilai positif mengkonsumsi singkong pada pembaca khususnya dewasa umur 50 tahun dan remaja umur 18 tahun sebagai target sekunder.

3. Menginformasikan pada pembaca tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik.

Pesan Utama

Memberikan pengetahuan secara mendetail tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik, serta cara mengatasi rematik menggunakan singkong. Agar para pembaca bisa dapat mengatasi rematik dengan bahan alami dan tidak langsung mengkonsumsi obat-obatan yang memiliki efek samping bila mengkonsumsinya terus menerus.

Materi Pesan

Materi pesan yang akan di sampaikan berupa manfaat singkong untuk mengatasi rematik, bagian tubuh apa yang diserang rematik dan bagaimana cara mengatasi rematik dengan menggunakan singkong.


(36)

III.1.2 Strategi Kreatif

Penulis melakukan pendekatan dengan memberikan informasi dalam bentuk pemaparan tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mengingat target utama yaitu dewasa umur 50 tahun. Dan untuk visual menggunakan visual yang tergolong simpel baik dari segi tata letak, penggunaan huruf, dan illustrasi yang digunakan, dan untuk pembuatan media utamanya menggunakan penggabungan antara digital dan manual, bertujuan agar terlihat menarik dan dapat menarik perhatian pembaca remaja umur 18 tahun mengingat remaja umur 18 tahun menjadi target sekunder dalam perancangan media buku ini.

III.1.3 Strategi Media

Strategi media yang di sajikan berupa buku, yang dikemas dengan cara memberikan informasi yang menarik tentang manfaat singkong untuk mengatasi rematik, dan di olah secara menarik untuk menjadi media informasi berupa buku. Saat ini memang banyak buku-buku tentang singkong ataupun penyakit rematik, tapi belum menemukan buku tentang rematik dan singkong, kemudian membahas manfaat singkong untuk mengatasi rematik dalam satu buku di toko-toko buku. penulis menilai buku tentang rematik atau singkong kurang bisa merebut perhatian orang dari segi visual, karena yang selama ini di jumpai jenis buku-buku tentang singkong dan rematik memiliki tampilan yang tidak menarik dan layout per halaman kebanyakan tidak berwarna, penulis akan membuat buku tentang manfaat singkong untuk rematik lebih menarik, baik layout perhalaman dan juga cover depan belakang agar lebih menarik minat para pembaca.

III.1.3.1 Media Utama

Dalam penggunaan media utama, akan menggunakan buku bergambar dan pemilihan gaya illustrasi realis atau sesuai dengan objek aslinya, pemilihan gaya illustrasi realis ini yaitu untuk menarik perhatian kepada para pembaca khusnya


(37)

dewasa umur 50 tahun. Untuk tampilan gambar layout buku ini, gambar menyesuaikan dengan apa isi masing-masing layout. Media informasi buku ini dibuat cenderung sederhana baik dari segi layout, tipografi, dan lain-lain agar dapat dimengerti dan dapat memudahkan para pembaca membacanya khususnya dewasa umur 50 tahhun. Adapun penjelasan tentang buku seperti berikut:

Buku

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang di jilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Buku menurut kamus besar bahasa indonesia adalah tulang sendi, bagian yang keras pada pertemuan dua ruas; beberapa helai kertas terjilid berisi tulisan untuk dibaca atau yang kosong untuk ditulis (Ramadhan, 2001).

III.1.3.2 Media Pendukung

Selain media utama yang akan digunakan ada unsur yang penting lagi seperti media pendukung. Fungsi media pendukung adalah untuk memberikan penambahan media-media yang belum ada di media utama, adapun media-media pendukung yang akan digunakan sebagai berikut:

Kemasan

kemasan dapat diartikan sebagai suatu benda yang berfungsi untuk melindungi, mengamankan produk tertentu yang berada di dalamnya serta dapat memberikan citra tertentu pula untuk membujuk penggunanya. Secara fungsi wujudnya harus merupakan kemasan yang mudah dimengerti sebagai sesuatu yang dapat dibawa, melindungi dan mudah dibuka untuk benda atau produk apapun.


(38)

Mug

Mug merupakan suatu jenis wadah tempat minum yang pada umumnya dipergunakan untuk menyajikan minuman hangat seperti teh, kopi, susu maupun coklat panas. Menurut definisinya, mug merupakan wadah minuman (cangkir) yang dapat menampung minuman lebih banyak dibandingkan dengan jenis cangkir yang lain. Pada umumnya sebuah mug memiliki daya tampung yang dapat menampung minuman sekitar 12 ons atau 350 ml, atau dua kali ukuran yang dapat ditampung oleh cangkir teh.

Pembatas Buku

Suatu markah yang diberikan untuk menandai lokasi pada suatu karya cetak. Jenis pembatas buku yang sering digunakan biasanya berupa kertas atau seuntai tali yang digunakan untuk membatasi buku, dan juga banyak pembatas buku yang dapat dijepitkan pada halaman buku untuk mempermudah pembacaan.

III.1.3.3 Media Promosi

Rangkuti (2009) menjalaskan “promosi adalah kegiatan penjualan dan pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara memengaruhi konsumen agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan” (h. 50). Media promosi disini adalah sebagai alat bantu untuk memperkenalkan dan mempublikasikan bahwa buku manfaat singkong untuk mengatasi rematik sudah terbit.

Poster

Effendy (1998) menjelaskan “poster adalah pesan yang singkat dalam bentuk gambar, dengan tujuan untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok agar tertarik pada objek materi yang diinformasikan” (h. 246). Poster ini


(39)

bermaksud untuk di gunakan toko-toko buku dengan maksud agar pengunjung mengetahui bahwa buku telah terbit dan dijual dipasaran.

X - Banner

Media X - Banner adalah media yang secara pemasanganya berada di dalam ruangan (indoor), kelengkapan akan media dari segi penempatannya yang berada di dalam ruangan sangatlah diperlukan dengan tujuan untuk mengingatkan konsumen akan tempat yang ia kunjungi, produk yang baru dipasarkan, dan lain sebagainya.

III.1.4 Strategi Distribusi

Penyebaran media haruslah tepat sasaran kepada yang di targetkan seperti penulis membuat media buku manfaat singkong untuk mengatasi rematik khususnya untuk dewasa 50 tahun. Media utama yang berupa buku ini pada awalnya akan ditawarkan kepada pihak penerbit yang mempunyai potensi menerbitkan buku-buku kesehatan. Toko-toko buku besar menjadi target utama dalam pendistribusian buku ini.

III.1.4.1 Jadwal Penyebaran Media

Untuk penyebaran media akan dilakukan pada pada hari libur sabtu dan minggu, karena pada hari tersebut toko-toko buku di kota bandung sangat banyak di datangi oleh para pembaca untuk berbelanja buku maupun hanya sekedar membaca buku saja.

III.1.5 Konsep Visual

Dalam perancangan media informasi buku, harus didasari oleh beberapa konsep visual, diantaranya:


(40)

III.1.5.1 Format Desain

Buku

Media Buku akan diaplikasikan pada kertas art paper dengan ketebalan 260 gram untuk sampul depan dan belakang. Untuk isi buku sendiri menggunakan kertas yang sama tetapi berbeda ketebalan kertasnya yaitu 160 gram, buku ini mempunyai ukuran P x L = 21 x 14.8 cm.

III.1 Buku


(41)

Kemasan

Media pendukung berupa kemasan buku dibuat dengan menggunakan kertas duplek yang keras bertujuan agar dapat melindungi buku yang menjadi media utama.

III.2 Kemasan Sumber : Dokumen Pribadi

Mug

Mug sebagai media pendukung diaplikasikan pada bahan keramik dan desain yang digunakan mengikuti lengkungan dinding mug tersebut.

III.3 Mug


(42)

Pembatas Buku

Pembatas buku sebagai media pendukung diaplikasikan pada bahan kertas

art paper dan di cetak dengan ukuran P x L = 12 x 4 cm.

III.4 Pembatas Buku Sumber : Dokumen Pribadi

Poster

Poster sebagai media promosi diaplikasikan pada bahan kertas art paper

dengan ukuran A3 dan bentuk potret.

III.5 Poster


(43)

X Banner

Media X - Banner yang digunakan sebagai media promosi diaplikasikan pada bahan Albatros dengan panjang P x L = 40 x 30 cm. X - Banner yang akan dibuat untuk mempromosikan buku manfaat singkong untuk rematik pada dewasa umur 50.

III.6 X – Banner Sumber : Dokumen Pribadi

III.1.5.2 Tata Letak (layout)

Layout yang akan digunakan dalam media buku yang akan dirancang dengan menggunakan layout variasi. Maksudnya adalah layout yang akan dibuat tidak akan terlalu formal, jadi dengan berbeda-beda dalam penempatan gambar dan tulisannya agar pembaca tidak bosan ketika membacanya.


(44)

III.7 Tata Letak Buku Sumber : Dokumen Pribadi

III.1.5.3 Tipografi

Dalam perancangan media buku ini menggunakan jenis huruf

Arial

12345678910

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXY

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

Helvetica33-ExtendedThin

12345678910

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXY


(45)

Alasan memilih jenis huruf diatas adalah karena untuk memudahkan para membaca khususnya dewasa umur 50 tahun dalam membaca buku tersebut.

III.1.5.4 Ilustrasi

lustrasi yang digunakan pembuatan media buku untuk orang dewasa 50 tahun, menggunakan illustrasi dengan penggambaran secara manual dan pewarnaannya menggunakan cat air dengan. Dengan pendekatan ini, maka visual yang akan di sajikan lebih menarik dan lebih di terima oleh pembaca, khususnya orang dewasa yang berumur 50 tahun dan remaja umur 18 tahun sebagai target sekunder.

III.8 Karakter Sumber : Dokumen Pribadi


(46)

III.1.5.5 Warna

Untuk penggunaan warna memakai warna-warna yang tergolong warna yang cerah yang disesuaikan dengan objek gambar dan dengan penggunaan warna-warna yang cerah melambangkan kesehatan, sebagai mana buku ini tentang kesehatan.

III.9 Warna

Sumber : Dokumen Pribadi


(47)

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV. 1 Media Utama

Buku

Konsep awal perancangan buku manfaat singkong untuk rematik ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya dewasa umur 50 tahun, dan dibuku ini menjelaskan bahwa singkong yang selama ini sering dijumpai dan di beberapa daerah dijadikan makan pengganti beras ternyata memiliki khasiat untuk mengatasi remati. Proses perancangan buku informasi ini menggunakan teknis menggambar secara manual untuk membuat karakter dan objek lain kemudian pewarnaannya pun menggunakan cat air secara manual dan setelah itu menggunakan komputer untuk membuat desain halaman dari buku ini. Program yang digunakan ialah pengolahan grafis sebagai penunjang dalam proses pembuatannya. Material yang digunakan dalam perancangan buku ini yaitu art paper 260 gram untuk sampul depan dan belakangnya dengan ukuran A5 (14.8 cm x 21 cm) dengan teknis produksi cetak offset.

IV.1 Contoh Format Buku Sumber : Dokumen Pribadi


(48)

IV.1.1 Teknis Produksi

Sampul Depan dan Belakang

Dalam pembuatan sampul depan dan belakang, menggunakan gambar yang telah digambarkan secara manual dan pewarnaannya menggunakan cat air. Kemudian di scane lalu dipindahkan ke komputer, setelah dipindahkan kedalam komputer kemudian dilakukan proses merancang tata letak buku manfaat singkong untuk rematik ini dengan menggunakan program pengolah grafis.

IV.2 Sampul Depan Sumber : Dokumen Pribadi

IV.3 Sampul Belakang Sumber : Dokumen Pribadi


(49)

Halaman Isi

Dalam pembuatan halaman isi juga sama prosesnya seperti pembuatan sampul depan dan belakang yaitu menggunakan gambar yang telah digambarkan secara manual dan pewarnaannya menggunakan cat air. Kemudian di scane lalu dipindahkan ke komputer, setelah dipindahkan kedalam komputer kemudian dilakukan proses merancang tata letak buku manfaat singkong untuk rematik ini dengan menggunakan program pengolah grafis.

IV.4 Halaman Isi Sumber : Dokumen Pribadi

IV.2 Media Pendukung

Media pendukung yang telah dibuat bersifat sebagai pengingat dan bisa digunakan oleh target audiens.

Kemasan

Media pendukung berupa kemasan buku dibuat dengan menggunakan kertas duplek yang keras dengan ukuran A5 bertujuan agar dapat melindungi buku yang menjadi media utama.


(50)

IV.5 Kemasan Sumber : Dokumen Pribadi

Mug

Mug sebagai media pendukung diaplikasikan pada bahan keramik dan desain yang digunakan mengikuti lengkungan dinding mug tersebut.

IV.6 Mug

Sumber : Dokumen Pribadi

Pembatas Buku

Pembatas buku sebagai media pendukung diaplikasikan pada bahan kertas


(51)

IV.7 Pembatas Buku Sumber : Dokumen Pribadi

Poster

Poster sebagai media promosi diaplikasikan pada bahan kertas art paper

dengan ukuran A3 dan bentuk potret.

IV.8 Poster


(52)

X – Banner

Media X - Banner yang digunakan sebagai media promosi diaplikasikan pada bahan Albatros dengan panjang P x L = 40 x 30 cm. X - Banner yang akan dibuat untuk mempromosikan buku manfaat singkong untuk rematik pada dewasa umur 50.

IV.9 X – Banner Sumber : Dokumen Pribadi


(1)

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV. 1 Media Utama

Buku

Konsep awal perancangan buku manfaat singkong untuk rematik ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya dewasa umur 50 tahun, dan dibuku ini menjelaskan bahwa singkong yang selama ini sering dijumpai dan di beberapa daerah dijadikan makan pengganti beras ternyata memiliki khasiat untuk mengatasi remati. Proses perancangan buku informasi ini menggunakan teknis menggambar secara manual untuk membuat karakter dan objek lain kemudian pewarnaannya pun menggunakan cat air secara manual dan setelah itu menggunakan komputer untuk membuat desain halaman dari buku ini. Program yang digunakan ialah pengolahan grafis sebagai penunjang dalam proses pembuatannya. Material yang digunakan dalam perancangan buku ini yaitu art paper 260 gram untuk sampul depan dan belakangnya dengan ukuran A5 (14.8 cm x 21 cm) dengan teknis produksi cetak offset.

IV.1 Contoh Format Buku Sumber : Dokumen Pribadi


(2)

IV.1.1 Teknis Produksi Sampul Depan dan Belakang

Dalam pembuatan sampul depan dan belakang, menggunakan gambar yang telah digambarkan secara manual dan pewarnaannya menggunakan cat air. Kemudian di scane lalu dipindahkan ke komputer, setelah dipindahkan kedalam komputer kemudian dilakukan proses merancang tata letak buku manfaat singkong untuk rematik ini dengan menggunakan program pengolah grafis.

IV.2 Sampul Depan Sumber : Dokumen Pribadi

IV.3 Sampul Belakang Sumber : Dokumen Pribadi


(3)

Halaman Isi

Dalam pembuatan halaman isi juga sama prosesnya seperti pembuatan sampul depan dan belakang yaitu menggunakan gambar yang telah digambarkan secara manual dan pewarnaannya menggunakan cat air. Kemudian di scane lalu dipindahkan ke komputer, setelah dipindahkan kedalam komputer kemudian dilakukan proses merancang tata letak buku manfaat singkong untuk rematik ini dengan menggunakan program pengolah grafis.

IV.4 Halaman Isi Sumber : Dokumen Pribadi

IV.2 Media Pendukung

Media pendukung yang telah dibuat bersifat sebagai pengingat dan bisa digunakan oleh target audiens.

Kemasan

Media pendukung berupa kemasan buku dibuat dengan menggunakan kertas duplek yang keras dengan ukuran A5 bertujuan agar dapat melindungi buku yang menjadi media utama.


(4)

IV.5 Kemasan Sumber : Dokumen Pribadi

Mug

Mug sebagai media pendukung diaplikasikan pada bahan keramik dan desain yang digunakan mengikuti lengkungan dinding mug tersebut.

IV.6 Mug

Sumber : Dokumen Pribadi

Pembatas Buku

Pembatas buku sebagai media pendukung diaplikasikan pada bahan kertas art paper dan di cetak dengan ukuran P x L = 12 x 4 cm.


(5)

IV.7 Pembatas Buku Sumber : Dokumen Pribadi

Poster

Poster sebagai media promosi diaplikasikan pada bahan kertas art paper dengan ukuran A3 dan bentuk potret.

IV.8 Poster


(6)

X – Banner

Media X - Banner yang digunakan sebagai media promosi diaplikasikan pada bahan Albatros dengan panjang P x L = 40 x 30 cm. X - Banner yang akan dibuat untuk mempromosikan buku manfaat singkong untuk rematik pada dewasa umur 50.

IV.9 X – Banner Sumber : Dokumen Pribadi