Yosaphat Haris Nusarastriya, 2013 Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menggunakan Project
Citizen Studi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Di Universitas Kristen Satya Wacana Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
1. Dalam hal mengembangkan sikap positif untuk berpikir kritis, kelas yang
menggunakan Project citizen lebih memperlihatkan hasil yang baik dibanding kelas yang menggunakan cara konvensional, itu berarti dalam hal melakukan klarifikasi, berpikir
terbuka, berpikir objektif dan berpikir fleksibel lebih baik pada kelas yang menggunakan Project citizen dibanding kelas yang menggunakan cara-cara konvensional.
2. Dalam hal mengembangkan kemampuan berpikir kritis kelas yang menggunakan
Project citizen lebih baik dibanding dengan kelas yang menggunakan cara konvensional, itu berarti kemampuan melakukan identifikasi, kemampuan menjelaskan, kemampuan
mengevaluasi, kemampuan berpendapat, kemampuan mempertahankan pendapat, kemampuan mendengarkan lebih baik pada kelas yang menggunakan Project citizen
dibanding yang menggunakan cara-cara konvensional. 3. Dalam mengembangkan karakteristik berpikir kritis, kelas yang menggunakan Project
citizen lebih baik dibanding dengan yang mengunakan cara konvensional. Perbedaan ini menunjukkan hasil lebih baik pada unsur kecermatan, ketelitian, kejelian dalam
menghadapi informasi, mengolah informasi, berargumentasi, menghadapi isu dan klaim serta pemecahan masalah.
4. Pengembangan berpikir kritis dalam PKn menggunakan Project citizen lebih baik didahului dengan memberikan pemahaman tentang elemen berpikir kritis dan berpikir
pada umumnya, berpikir ilmiah, tingkat-tingkat berpikir serta model berpikir karena terbukti dalam tahap ke II hasilnya lebih maksimal.
5. Kendala untuk berpikir kritis mencakup faktor baik yang internal maupun yang eksternal. Faktor internal yang dimaksud ialah faktor yang berasal dari dalam diri
mahasiswa seperti pemahaman, wawasan aspek kognitif, sikap malas, sikap acuh,
Yosaphat Haris Nusarastriya, 2013 Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menggunakan Project
Citizen Studi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Di Universitas Kristen Satya Wacana Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
pengalaman, penguasaan materi. Mengenai faktor eksternal meliputi lingkungan di luar diri mahasiswa seperti situasi dan kondisi yang tidak mendukung. Disamping faktor
internal dan eksternal di atas, yang juga dirasakan sebagai kendala adalah faktor proses pembelajarannya.
6. Pengembangan kemampuan berpikir kritis melalui implementasi Poject Citizen didukung oleh faktor determinan yang mempermudah. Apa saja hal-hal yang dimaksud
itu? yaitu menyangkut sistematika kegiatannya , kreativitas model dan cara kerjanya, adanya alur berpikir, diskusi kelompok dan presentasi melalui gambar, skema, peta
konsep untuk berargumentasi. Project citizen juga mempermudah karena menarik bagi mereka yaitu langsung mempraktikkan ilmu seperti merumuskan masalah, melakukan
kajian, membuat usulan alternatif kebijakan dan merencanakan tindakan yang semuanya merupakan ekspresi dari kegiatan berpikir. Faktor lain yang juga ikut mempermudah
yaitu adanya proses yang melatih kerja sama, suasana yang tidak membosankan karena bersifat interaktif membuat mahasiswa aktif dan memungkinkan untuk berpikir kritis.
7. Kontribusi Project citizen dan pengaruhnya pada pembelajaran PKn kaitannya dengan berpikir kritis adalah pada menggabungkan antara ilmu dan praktek pengetahuan
kewarganegaraan dengan kegiatan ilmiah. Dalam hal ini Project citizen menopang kegiatan dan cara kerja ilmiah sebagai pencerminan berpikir ilmiah.
C. Implikasi Hasil Penelitian