Roni Galih Mustika , 2013 Study Ethnomathematics Pada Permainan Keneker Masyarakat Adat Baduy
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan kualitatif dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Alasan dipilihnya pendekatan kualitatif sebagai pendekatan penelitian ini
adalah karena pendekatan kualitatiflah yang memungkinkan untuk mengungkap ethnomatematics sesuai dengan perspektif Barton 1996 dan juga Alangui 2010:
61. Pada skripsi ini pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkap
ethnomatematics pada permainan keneker masyarakat adat Baduy. Dimana pengungkapan itu dilakukan sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif
seperti yang diungkapkan Bodgan dan Biklen Sugiyono, 2012: 15 bahwa karakteristik penelitian kualitatif adalah: a dilakukan pada kondisi yang alamiah,
langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci, b lebih bersifat deskriptif, c lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome, d
melakukan analisis data secara induktif, e lebih menekankan makna data dibalik yang teramati.
Dalam skripsi ini peneliti mendasarkan pembahasannya pada kajian mengenai aktivitas permainan keneker masyarakat adat Baduy, menampilkan
pandangan matematikawan terhadap deskripsi aktivitas permainan keneker masyarakat adat Baduy, menampilkan pendapat dan pandangan yang mewakili
pelaku budaya langsung terhadap aktivitas permainan keneker masyarakat adat Baduy, dan terakhir melakukan dialog kritis “mempertemukan” pendapat dan
pandangan dari masing-masing matematikawan dan pelaku budaya terhadap aktivitas permainan keneker masyarakat adat Baduy tersebut hingga didapatkan
konsepsi matematika.
B. Kerangka Penelitian
„Mutual interrogation‟ menurut perkembangan terkini adalah metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ethnomathematics. Metodologi
Roni Galih Mustika , 2013 Study Ethnomathematics Pada Permainan Keneker Masyarakat Adat Baduy
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tersebut dicetuskan oleh Alangui 2010. Berdasarkan perkembangan tersebut, maka penelitian skripsi ini menggunakan kerangka penelitian ethnomathematics
berdasarkan metodologi mutual interrogation. Kerangka penelitian ethnomathematics yang memfokuskan kepada praktik
budaya, berdasarkan Alangui 2010: 63 dibangun dengan empat pertanyaan umum berikut ini:
1. Dimana kita harus memulai pengamatan? Where to start looking?
2. Bagaimana cara mengamatinya? How to look?
3. Bagaimana cara untuk mengetahui bahwa kita telah menemukan
sesuatu yang signifikan? How to recognize that you have found something significant?
4. Bagaimana cara kita untuk memahami sesuatu yang telah kita temukan
tersebut? How to understand what it is? Where to start looking?
Pertanyaan pertama yaitu tentang objek apa yang bisa kita amati, darimana atau dimana kita harus memulai sebuah pengamatan? Praktik-praktik budaya yang
selalu berkembang adalah tempat yang baik untuk memulai pengamatan, meskipun menurut Alangui 2010: 64 tidak semua aktivitas yang signifikan dari
praktik-praktik budaya tersebut bersifat matematis. Praktik Budaya yang dilakukan para pemancing, nelayan, penenun, tukang bangunan dan praktik
budaya lainnya menjadi objek yang banyak diteliti para ethnomathematician. Itu semua bukan tanpa alasan, hal itu didasarkan pada alasan diatas tadi, yaitu pada
praktik-praktik budaya tersebutlah pengetahuan-pengetahuan matematika bisa digali dan ditemukan. Itu pula mengapa objek-objek seperti bangunan suku
pribumi, peralatan astronomi tradisional, dan sejenisnya menjadi objek yang menarik dalam penelitian ethnomathematics. Selain itu Alangui 2010
menawarkan hal-hal
lain yang
bisa sangat
produktif bagi
para ethnomathematician, diantaranya legenda dan mitos, arsip-arsip budaya yang
tertulis, ritual dan tradisi, hingga monumen-monumen bersejarah. Tidak semuanya
Roni Galih Mustika , 2013 Study Ethnomathematics Pada Permainan Keneker Masyarakat Adat Baduy
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menjamin kaya akan unsur-unsur matematis, namun disanalah tempat bersemayamnya pengetahuan matematika di kehidupan sosial.
How to look? Setelah mengetahui dan mendapatkan tempat dimana memulai penelitian
berdasarkan pertanyaan pertama, selanjutnya akan dihadapkan ke pertanyaan kedua yaitu Bagaimanakah cara mengamatinya? Berdasarkan definisi
ethnomathematics yang dikemukakan oleh Barton 1996, ethnomathematics adalah upaya untuk menyelidiki konsep-konsep dan praktik-praktik matematika
yang tidak familiar. Dengan kata lain, konsep-konsep dan praktik-praktik itu secara konvensional tidak dibicarakan di dalam disiplin matematika.
Menurut Alangui 2010: 64 kata “tidak familiar” di atas tidak berarti bahwa hal-hal yang diselidiki tidak dikenal sama sekali oleh peneliti. Matematika
baik sebagai sesuatu yang formal maupun sebagai ekspresi kehidupan sehari-hari memiliki konsep-konsep dan ekspresi-ekspresi yang konvensional. Beberapa
konsep dapat dengan eksplisit dijelaskan, begitu pula dengan counter example- nya, tapi ada hal-hal lain yang tidak dijelaskan secara konvensional. Hal-hal yang
tidak dijelaskan secara konvensional itulah yang kemudian kita anggap sebagai “tidak familiar” dan harus kita lakukan pengamatan atau penelitian.
Secara umum cara untuk mengamatinya adalah melihat sesuatu yang “tidak familiar” dari praktik-praktik budaya yang sedang kita amati tersebut.
Melihat disini ialah memahami sesuatu ýang “tidak familiar” itu dengan tetap
berpedoman dan sejalan dengan metode dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut. Ketidaksejalanan antara metode, pendekatan, hingga concepts
atau practices m atematika yang “tidak familiar” akan menjadi kelemahan dalam
penelitian. How to recognize that you have found something significant?
Setelah dilakukannya pengamatan terhadap sesuatu ýang “tidak familiar” dengan tetap berpedoman dan sejalan dengan metode dan pendekatan yang
digunakan, kemudaian kita akan dihadapkan dengan pertanyaan yang ketiga, yaitu kapan kita tahu bahwa kita telah menemukan sesuatu? Menjawab pertanyaan
tersebut, Alangui 2010: 68 menjawabnya dengan “… when it comes from a
Roni Galih Mustika , 2013 Study Ethnomathematics Pada Permainan Keneker Masyarakat Adat Baduy
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
cultural group and when it is mathematics.” Dengan kata lain, sesuatu yang kita temukan dalam ethnomathematics adalah sesuatu yang datang dari kelompok
budaya dan hal tersebut adalah matematika. Namun, penemuan itu belum dapat dikatakan cukup sebelum merubah pandangan peneliti terhadap ide-ide
matematika sebelum mendapatkan perceptual shift about mathematics. Sekali lagi, Alangui 2010 merujuk kepada Barton 1996 yang
menyatakan bahwa objek yang diteliti dalam ethnomathematics adalah QRS quantitative, relational, and spatial realities, dan hasil abstraksi terhadap QRS
tersebut adalah practices dan concepts yang bersifat matematika. Namun dalam kerangka penelitian ethnomathematics gubahan Alangui 2010 QRS tersebut
dimodifikasi menjadi “QRS Conseptual System”. Ini karena unsur-unsur kuantitatif, hubungan relational, dan kemampuan ruang spatial di dalam
budaya perlu ditemukan dengan menggunakan asumsi bahwa unsur-unsur tersebut adalah bentuk penegasan dari apa yang dikonsepsikan oleh budaya, bukan dari
apa yang dikonsepsikan oleh matematika saja. Dari objek yang diteliti tersebut, Alangui 2010: 67 menggunakan istilah
“external configuration of mathematics” sebagai sesuatu yang kita temukan. External configuration of mathematics adalah gambaran dari objek budaya yang
diteliti terkait dengan aspek-sapek di dunia ini. Khususnya jika dikaitkan dengan sains dan teknologi. Sebagai contoh, Alangui 2010 menunjukkan hasil kajian
Ascher bahwa pernah ada penelitian tentang vedic mathematics, yaitu penggambaran praktik-praktik dari matematika yang terkait erat dengan agama.
How to understand what it is? Pertanyaan yang keempat, bagaimana cara kita memaknai terhadap apa-
apa yang telah kita temukan? Alangui 2010 memperjelas pertanyaan itu dengan ungkapannya bahwa ketika objek penelitian dalam study ethnomathematics telah
diidentifikasi, pertanyaan akhir adalah bagaimana cara kita memahami concept dan practices tersebut? Bagaimanakah sebuah concept atau practices dapat
dipahami dalam konteks kulturalnya sendiri? Pertanyaan di atas adalah salah satu kajian antropologi. Bagaimana bisa
seseorang yang berasal dari satu budaya, atau dari satu era budaya tertentu,
Roni Galih Mustika , 2013 Study Ethnomathematics Pada Permainan Keneker Masyarakat Adat Baduy
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
memahami secara layak sesuatu yang berasal dari budaya atau era budaya yang berbeda, bahkan tidak menjadi bagian penuh dari budaya tersebut? Pertanyaan
tersebut dijawab dengan teknik metodologi ethnografi, dan teknik tersebut sering digunakan oleh para ethnomathematician Alangui, 2010: 69.
Alangui berpendapat bahwa ethnomathematics tidak sama dengan antropologi. Tugas para antropolog adalah memahami budaya. Sementara
ethnomathematics adalah tentang matematika. Tugas dari ethnomathematics yaitu memperluas konsepsi-konsepsi matematika dengan menggunakan budaya sebagai
konteks. Dari sudut pandang matematika, kesuksesan ethnomathematics bergantung kepada bagaimana dia
mampu memodelkan “realita”. Namun fakta tersebut tidak lantas membuat peneliti ethnomathematics berlepas tangan dari
pertanggungjawaban atas proses penelitiannya terhadap budaya antropologi. Bagaimana cara menampilkan budaya adalah satu komponen penting dalam
proses penelitian ethnomathematics. Namun pula, berdasarkan pandangan- pandangan terkini di antropologi, kita tidak akan pernah bisa mendapatkan
pemahaman yang utuh tentang konteks, yang bisa dilakukan hanyalah mendekati kebenaran dalam memahaminya Alangui, 2010: 69. Dengan kata lain, jawaban
dari pertanyaan keempat ini adalah peneliti ethnomathematics baru dapat memahami terhadap apa-apa yang ditemukan jika sudah menggunakan sudut
pandang matematika dan sudut pandang budaya. Berdasarkan empat pertanyaan umum di atas, maka skripsi ini disusun
dengan kerangka penelitian sebagaimana tergambar pada tabel di bawah ini.
3 7
R o
n i G
a lih
M u
st ik
a ,
2 1
3
St u
d y
E th
n o
m a
th e
m a
ti c
s P
a d
a P
e rm
a in
a n
K e
n e
k e
r M
a sy
a ra
k a
t A
d a
t B
a d
u y
U n
iv e
rs it
a s
P e
n d
id ik
a n
In d
o n
e si
a |
r e
p o
si to
ry .u
p i.
e d
u |
p e
rp u
st a
k a
a n
.u p
i. e
d u
T a
b e
l 3 .1
. K e
ra n
g ka
p
e n
e lit
ia n
s tu
d y
e th
n o
m a
th e
m a
tic s
p a
d a
a kt
iv it
a s p
e rm
a in
a n
ke n
e ke
r m
a sy
a ra
ka t
a d
a t B
a d
u y
Specific Activity Aktivitas Spesifik
Melakukan observasi, ikut terlibat langsung dalam permainan keneker dan wawancara tak formal kepada
anak-anak Baduy yang memiliki pengetahuan dan praktik permainan keneker.
Melakukan dialog dengan orangtua Baduy terkait praktik permainan keneker.
Menggambarkan bagaimana praktik permainan sejenis keneker di luar Baduy..
Menggambarkan bagaimana
aktivitas permainan
keneker masyarakat adat Baduy. Menentukan ide-ide QRS apa saja yang terdapat pada
aktivitas permainan keneker masyarakat adat Baduy, dan memperhatikan pula aspek budaya lain seperti
bahasa, mitos-mitos pada permainan keneker masyarakat adat Baduy.
Mengidentifikasi aspek-aspek matematika yang terkait dengan QRS pada aktivitas permainan keneker
masyarakat adat Baduy. Menunjukkan bahwa aktivitas permainan keneker
masyarakat adat Baduy memang bersifat matematis setelah dikaitkan dan dikaji tentang aspek-aspek
matematika. Menggambarkan keterhubungan yang terjadi antara dua
sistem pengetahuan matematika dan budaya. Menggambarkan aspek-aspek matematika dengan
menggunakan aktivitas permainan keneker masyarakat adat Baduy sebagai konteksnya.
Critical Construct Poin Kritis
Budaya
Berpikir alternatif
Filosofi Matematika
Antropologi
Initial Answer Jawaban Awal
Aktivitas Permainan keneker masyarakat adat Baduy.
Investigasi aspek-aspek QRS quantitative, relational,
spatial pada situasi aktivitas permainan kenekermasyarakat
adat Baduy. Bukti hasil berpikir alternatif
di proses sebelumnya.
Bernilai penting untuk budaya dan bernilai penting pula
untuk matematika
Generic Question Pertanyaan
Umum
Where To Look? Dimana memulai
pengamatan?
How To Look? Bagaimana cara
mengamatinya?
What It Is? Apa yang
ditemukan?
What It means? Apa makna dari
temuan itu?
Roni Galih Mustika , 2013 Study Ethnomathematics Pada Permainan Keneker Masyarakat Adat Baduy
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
C. Prosedur Penelitian