STUDY ETHNOMATHEMATICS: MENGUNGKAP KONSEP-KONSEP MATEMATIKA PADA ATURAN ADAT DALAM AKTIVITAS PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAKAT ADAT KAMPUNG KUTA, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT.
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGKAP KONSEP-KONSEP MATEMATIKA PADA ATURAN ADAT DALAM AKTIVITAS PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL
MASYARAKAT ADAT KAMPUNG KUTA, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
SKRIPSI
diajukanuntukmemenuhisebagiandarisyaratuntukmemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiPendidikanMatematika
Oleh:
Malinda Putrietis 1002381
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGKAP KONSEP-KONSEP MATEMATIKA PADA ATURAN ADAT DALAM AKTIVITAS PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL
MASYARAKAT ADAT KAMPUNG KUTA, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Oleh: Malinda Putrietis
Sebuahskripsi yang
diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapadaFakultasPendidikanMatem atikadanIlmuPengetahuanAlam
© Malinda Putrietis 2014 UniversitasPendidikan Indonesia
Juli 2014
HakCiptadilindungiundang-undang
Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian, dengandicetakulang, difotokopi, ataucaralainnyatanpaijindaripenulis.
(3)
(4)
“Setiapstripsiadalahpotretdiripepbuatnya. Tandaistripsiitudenganteceperlangan.”
Kupersembahkanskripsiiniuntukkeduaorangtuaku, kakak-kakakdanadikku, sertakeduakeponakanku
(5)
MALINDA PUTRIETIS
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGKAP KONSEP-KONSEP MATEMATIKA PADA ATURAN ADAT DALAM AKTIVITAS PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL
MASYARAKAT ADAT KAMPUNG KUTA, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc, Ph. D. NIP. 1960101121987031003
Pembimbing II
Dra.EncumSumiaty, M.Si. NIP. 196304201989032001
Mengetahui
KetuaJurusanPendidikanMatematika FPMIPA UPI
Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc, Ph. D. NIP. 1960101121987031003
(6)
i
PERNYATAAN
Denganinisayamenyatakanbahwaskripsidenganjudul “STUDY
ETHNOMATHEMATICS:MENGUNGKAP KONSEP-KONSEP
MATEMATIKA PADA ATURAN ADAT DALAM AKTIVITAS PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAKAT ADAT
KAMPUNG KUTA, KABUPATEN CIAMIS, JAWA
BARAT”inidanseluruhisinyaadalahbenar-benarkaryasayasendiri,
dansayatidakmelakukanpenjjiplakanataupengutipandengancara-cara yang tidaksesuaidenganetikailmu yang berlakudalammasyarakatkeilmuan. Ataspernyataanini, sayasiapmenanggungrisiko/sanksi yang dijatuhkankepadasayaapabilakemudianditemukanadanyapelanggaranterhadapetikakei lmuandalamkaryasayaini, atauadaklaimdaripihak lain terhadapkaryasayaini.
Bandung, Juli 2014
Yang membuatpernyataan,
Malinda Putrietis NIM. 1002381
(7)
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, ucappujidansyukurpenelitipanjatkankehadirat Allah
swt.yangtelahmemberikanrahmatdankarunia-Nyasehinggapenelitidapatmenyelesaikanskripsi yang berjudul“Study
Ethnomathematics:MengungkapKonsep-KonsepMatematikapadaAturanAdatdalamAktivitas Pembangunan RumahTradisionalMasyarakatAdatKampungKuta, KabupatenCiamis, Jawa Barat”initepatpadawaktunya.
ShalawatsertasalamsemogatetaptercurahkankepadaHabibanaWaNabiyana
Muhammad saw.,keluarganya, parasahabatnya, paratabi’indantabi’atnya, sertakitaselakuumat yang selalumendapatkansyafa’atnyahinggaakhirzaman.
Skirpsiinidiajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratkelulusanuntukmemperol ehgelarSarjanaPendidikan Program StudiPendidikanMatematika.selainitu, skripsiinijugadapatdijadikanreferensidalamupayamelihatketerkaitanantaramatemat ikadanbudaya, bahkanhubungantimbalbalikantarakeduanya.
Tiadainsan yang
mampusempurna.Tiadakekuatandankesempurnaanmelainkan yang berasaldari Allah swt.Demikian pula skripsiini, masihjauhdarikesempurnaan.Olehkarenaitu, kritik, koreksi, dan saran yang sifatnyamembangunsangatpenelitiharapkan.
Semogaskripsiinidapatmemberikanmanfaatbagipenelitikhususnyadanmasyar akatluaspadaumumnya.Serta menjadiamalsalehbagikitasemua.
Bandung, Juli 2014 / Ramadhan 1435 H
(8)
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalampenyusunanskripsiinipenelitimengalamiberbagaikesulitan.Namunata sberkat, rahmatdankarunia Allah swt.sertabantuandarisemuapihak, penelitidapatmenyelesaikanskripsiini.
Olehkarenaitu, padakesempatan yang
baikinipenelitiinginmenyampaikanucapanterimakasihkepadasemuapihak yang telahmembantupenelitidalampenyusunanskripsiini.Terutamapenelitiinginmenyam paikanterimakasihkepada:
1. Bapak, Mama, AngEtik, Mas Andi, Endah, Aungatassegaladukungannya,baikmoril, materi, motivasi,
kasihsayangdandoarestu yang
takternilaiharganyahinggapenelitidapatmenyelesaikanstudi.
2. KetuaJurusanPendidikanMatematika UPI; Drs. Turmudi, M.Ed, M.Sc., Ph.D., sekaligussebagaidosenPembimbing I padaskripsiini, yang telahmenyediakanwaktuluanguntukmemberikanbimbingan, dorongan, danmotivasikepadapenelitiuntukmenyelesaikanskripsi.
3. DosenPembimbing II padaskripsiini; Dra. EncumSumiaty, M.Si, yang
telahmemberikanbimbingan, dukungan,
danmotivasikepadapenelitihinggaskripsiiniselesai.
4. DosenPembimbingAkademik; Dr. EndangMulyana, M.Pd. yang telahbanyakmembantupenelitidalammelaksanakanstudi di JurusanPendidikanMatematika,
sejakmasaawalperkuliahanhinggamasaakhirperkuliahan.
5. KeluargasahabatkuIcha, yang
telahmemberikanbanyakbantuandandukunganselamapenelitimenyelesa ikanskripsiini.
6. Aki, Nini, Pak Warsimbesertakeluarga, Pak Kursa, Pak Ajang,
danseluruhmasyarakatAdatKampungKuta yang
telahmemberikanpengalaman yang
(9)
vi
7. Seluruhdosendankaryawan di
lingkunganJurusanPendidikanMatematika UPI khususnya, danumumnya di lingkungankampusUPI BumiSiliwangi, yang telahmembekaliilmudanpengetahuankepadapenelitiselamamelaksanaka nstudi.
8. Diaz, IchadanRinrin yang setiamenemani, memberikansemangat, sertamenghiburpenelitiselamamelaksanakanstudi di kampusini.
9. Rekan-rekanseperjuangan; Uchy, Umda, Icha, Susi, Ummi, Anna, dan
Mia yang setiamendukung, membantu,
danmemberikansemangatkepadapenelitiselamamelaksanakanstudi. 10.Seluruhmahasiswajurusanpendidikanmatematika UPI 2010,
khususnyakelas B 2010.
11.Seluruhpihak yang tidakdapatpenelitisebutkansatu per satu, atassegaladukungan, motivasi, dankerjasamanyakepadapeneliti.
Tentunyaucapanterimakasihinitidakakancukupuntukmembalasjasa, tenaga, waktu, motivasidandoa yang telahdiberikankepadapenelitiselama proses pembuatanskripsiini. Penelitimeyakini, tidakadakebaikan yang sia-sia.Semoga Allah swt.menilainyasebagaiamalsaleh yang memberikanpahala yang takadaputus-putusnya, jugasebagaipenghapusdosa yang membawakitakepadaampunan-Nya.
Bandung, Juli 2014 / Ramadhan 1435 H Peneliti
(10)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Malinda Putrietis. 1002381. Study Ethnomathematics: MengungkapKonsep-KonsepMatematikapadaAturanAdatdalamAktivitas Pembangunan RumahTradisionalMasyarakatAdatKampungKuta, KabupatenCiamis, Jawa Barat.
Penelitianiniadalahupayauntukmenunjukkanketerkaitanantaramatematikadanb udaya.Selamainimatematikadianggaptidakadakaitannyasamasekalidenganbuda
ya (cultuual fuee).
Anggapantersebutberkembangakibatadanyakolonialismedalampendidikanmate matika.Hal
tersebutsecaratidaklangsungmempengaruhiperkembanganmatematikadanpendi dikanmatematika di beberapanegara.Sebagaiupayauntukmengatasihaltersebut, paramatematikawandanahlipendidikanmatematikainternasionalberkumpuldala
msuatukonferensimerumuskansuatu program yang
dinamakanethnomathematcal program dan yang
kemudiandikenalsebagaiethnomathematics. Penelitianinidilakukan di sebuahKampungAdat di KabupatenCiamis, Jawa Barat,
yaituKampungKuta.Fokussituasisosial yang
ditelitiadalahaturanadatdalamaktivitaspembangunanrumahtradisionalmasyarak
atadatKampungKuta.Tujuannyayaituuntukmengungkapkonsep-konsepmatematikapadaaturanadatdalamaktivitaspembangunanrumahtradisiona lMasyarakatadatKampungKuta.Penelitianinimenggunakanpendekatankualitatif denganmetode
ethnography.Hasiltemuandalampenelitianinidiungkapdenganmenggunakanmat ematikadanbudayasebagaikerangkaacuan.Penelitianinimemberikanrekomenda sikepadamasyarakatuntukmemandangbahwamatematikamemilikiketerkaitande nganbudaya.
(11)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata kunci: ethnomathematics, masyarakatadatkampungkuta, aturanadatdalamaktivitaspembangunanrumah, ethnography.
ABSTRACT
Malinda Putrietis. 1002381. Study Ethnomathematics: Revealing Mathematics Concepts in The Traditional Rule of Traditional Building Construction of Indigeneous People in KampungKuta, KabupatenCiamis, Jawa Barat.
This research is an effort to show the relationship between mathematics and culture. During this time, mathematics has been viewed as cultural free. This view has been growing due to the colonialism in mathematics education. And it affects to the development of mathematics and mathematics education indirectly. An attempt to overcome this problem, mathematicians, mathematics educators and education policy makers held an international conference to discuss about a program, called ethnomathematical program, which had been the way of ethnomathematics. This research was done in a traditional village in KabupatenCiamis, Jawa Barat, ieKampungKuta. Focus situation which is studied in this research is the traditional rule of traditional building construction of indigenous people in KampungKuta. The aim of this research is to reveal mathematics concepts in the traditional rule of traditional building construction of indigeneous people in KampungKuta. This research use qualitative methods and ethnography. The result of this research is described within mathematics and culture as a term of reference. This research provide recommendations to the public to perceive that mathematics has a cultural significance.
(12)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Key words: ethnomathematics, mathematics, culture, indigenous people,kampungkuta, traditional rule of traditional building construction.
(13)
Malinda Putrietis,2014
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
TERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA TENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCATAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ...vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMTIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB ITENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalat ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi dan Perumusan Masalat ... Error! Bookmark not defined. C. Fokus Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. E. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. G. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN TUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Ethnomathematics ... Error! Bookmark not defined. B. Konsep-konsep Matematika... Error! Bookmark not defined.
C. Aturan dalam Aktivitas Pembangunan Rumat TradisionalError! Bookmark not defined. D. Masyarakat Adat Kampung Kuta ... Error! Bookmark not defined.
E. Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI TENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Tempat dan Sampel Sumber Data PenelitianError! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Pengumpulan Data... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Pengujian Keabsatan Data ... Error! Bookmark not defined. H. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
(14)
Malinda Putrietis,2014
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL TENELITIAN DAN TEMBAHASANError! Bookmark not defined. A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pembatasan... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMTULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMTIRAN ... Error! Bookmark not defined. GLOSARIUM ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR RIWAYAT HIDUT ... Error! Bookmark not defined.
(15)
Malinda Putrietis,2014
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ramalan Waktu Pelaksanaan Pembangunan Rumat ... 30 Tabel 2.2 Prinsip-prinsip Budaya Pamali di Kampung Kuta ... 38 Tabel 3.1 Desain Kerangka Penelitian ... 4Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Nilai Naptu dan Nilai Jejem ... 74 Tabel 4.2 Selisit Pertitungan Luas ... 8Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Nilai Hari dan Pasaran ... Error! Bookmark not defined.0 Tabel 4.4 Nilai Jejem ... 91
(16)
Malinda Putrietis,2014
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Bentuk Tatapakan Rumat Tradisional di Kampung Kuta ... 69
Gambar 4.2 Bentuk Rumat Tradisional di Kampung Kuta ... 69
Gambar 4.3 Aturan Susunan Rumat Tradisional di Kampung Kuta ... 70
Gambar 4.4 Aturan Letak Ruangan di dalam Rumat Tradisional diKampung Kuta ... 70
Gambar 4.5 Aturan Letak Ruangan di dalam Dua Rumat yang Berdekatan di Kampung Kuta ... 71
Gambar 4.6 Tanat yang Dibentuk Segiempat ... 72
Gambar 4.7 Pembagian Tanat yang Dibentuk Selain Segiempat ... 73
(17)
Malinda Putrietis,2014
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMTIRAN
LAMTIRAN A ... 102
A.1 Catatan Lapangan Ke-1 ... 103
A.2 Catatan Lapangan Ke-2 ... 105
A.3 Catatan Lapangan Ke-3 ... 108
A.4 Catatan Lapangan Ke-4 ... 110
A.5 Catatan Lapangan Ke-5 ... 114
A.6 Catatan Lapangan Ke-6 ... 115
LAMTIRAN B ... 116
B.1 Surat Tugas ... 117
B.2 Surat Izin Penelitian ... 118
B.3 Kartu Bimbingan ... 119
LAMTIRAN C ... 121
Dokumentasi ... 122
LAMTIRAN D ... 123
(18)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BABBIBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB PENDAHULUANB
A. LatarBBelakangBMasalahB
Seiring dengan perkemnangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, hilangnpa nilai-nilai nudapa dan kearifan lokal menjadi isu pang ramai dinicarakan oleh masparakat nelakangan ini.Seperti pang dilansir oleh nenerapa media online naru-naru ini, nilai-nilai nudapa dan kearifan lokal nangsa Indonesia mulai terkikis oleh deras arus modernisasi dan glonalisasi.Hal tersenut menjadi salah satu masalah pang perlu diperhatikan oleh pemerintah maupun masparakat, karena nudapa merupakan unsur pang memnentuk identitas dan karakter suatu nangsa.
Budapa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil pikiran atau akal nudi; adat istiadat; sesuatu mengenai kenudapaan pang sudah nerkemnang. Kenudapaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil kegiatan dan penciptaan natin (akal nudi) manusia, seperti kepercapaan, kesenian, adat istiadat; dalam perspektif antropologi kenudapaan nerarti keseluruhan pengetahuan manusia senagai mahluk sosial pang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannpa dan pang menjadi pedoman tingkah lakunpa. Menurut Mitchel (Tn. 2014), nudapa merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercapaan, standar, pengetahuan, moral hukum, dan perilaku pang disampaikan oleh individu-individu dan masparakat, pang menentukan nagaimana seseorang nertindak, nerperasaan, dan memandang dirinpa serta orang lain. Budapa diartikan senagai keseluruhan sistem nerpikir, nilai, moral, norma, dan kepakinan (belief) manusia pang dihasilkan masparakat (Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pemnelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budapa untuk Memnentuk Dapa Saing dan Karakter Bangsa, 2010). Melihat pengertian pang
(19)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah dipaparkan di atas, jelas nahwa nudapa merupakan unsur pang penting dalam peningkatan kualitas Sumner Dapa Manusia.
(20)
Ada nenerapa hal pang dapat dilakukan untuk mewariskan suatu nudapa, salah satunpa adalah melalui pendidikan. Tidak nisa dipungkiri nahwa pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pewarisan suatu nudapa. Seperti pang dinpatakan dalam Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pemnelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budapa untuk Memnentuk Dapa Saing dan Karakter Bangsa (2010), pendidikan merupakan upapa terencana dalam mengemnangkan potensi peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem nerpikir, nilai, moral, dan kepakinan pang diwariskan masparakatnpa dan mengemnangkan warisan tersenut ke arah pang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan matematika pang telah dirumuskan oleh
National Research Council (NRC).Mathematical nciences Education Board – National Research Council (1990) merumuskan empat macam tujuan pendidikan matematika jika ditinjau dari posisi matematika dalam lingkungan sosial. Empat macam tujuan pendidikan matematika tersenut senagai nerikut:
1. Tujuan Praktis (practical goal)
Pendidikan matematika nertujuan untuk mengemnangkan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat menggunakan matematika untuk menpelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan kemasparakatan (civic goal)
Pendidikan matematika tidak hanpa nertujuan untuk mengemnangkan aspek kognitif siswa, tetapi juga nertujuan untuk mengemnangkan aspek afektif siswa paitu kemampuan social siswa, sehingga siswa dapat nerpartisipasi secara aktif dan cerdas dalam hunungan kemasparakatan.
3. Tujuan professional (professional goal)
Pendidikan matematika harus nisa mempersiapkan siswa untuk terjun ke dunia kerja.
4. Tujuan nudapa (cultural goal)
Pendidikan merupakan suatu nentuk dan sekaligus produk nudapa. Oleh karena itu, pendidikan matematika perlu menempatkan matematika senagai hasil dari kenudapaan manusia dan sekaligus
(21)
senagai suatu proses untuk mewariskan dan mengemnangkan suatu kenudapaan (Wijapa, 2012: 7).
Namun, pang terjadi dalam pendidikan matematika saat ini masih jauh dari tujuan pendidikan matematika pang telah dipaparkan di atas.Nopes (Wijapa, 2012: 7) dalam nukunpa pang nerjudul “Rethinking nchool Mathematics”, menpatakan nahwa kenanpakan siswa cenderung dilatih untuk melakukan perhitungan matematika daripada dididik untuk nerpikir matematis.Pantas saja jika nanpak siswa pang menganggap matematika senagai angka, rumus, dan hitungan.Sehingga pandangan pang nerkemnang dalam masparakat saat ini adalah matematika dianggap tidak nerkaitan dengan kehidupan manusia, termasuk nudapa.Seperti pang diungkapkan Turmudi (2009) mengenai pandangan masparakat umum terhadap matematika, masparakat menganggap matematika senagai ilmu pengetahuan pang sempurna ansolut dengan kenenaran pang onjektif, jauh dari urusan kehidupan manusia.
Pandangan nahwa matematika merupakan sesuatu pang tidak ada kaitan sama sekali dengan nudapa adalah keliru, mengingat deskripsi dari matematika itu sendiri. Matematika dalam Buku Panduan Lawrence University dideskripsikan senagai nerikut:
Lahir dari dorongan primitif manusia untuk menyelidiki keteraturan dalam alam semesta, matematika merupakan suatu bahasa yang terus menerus berkembang untuk mempelajari struktur dan pola.Berakar dalam dan diperbaharui oleh keingintahuan intelektual manusiawi, matematika menjulang tinggi menggapai alam abstraksi dan generalitas, tempat terungkapnya hubungan-hubungan dan pola-pola yang tak terduga, menakjubkan, sekaligus amat bermanfaat bagi kehidupan manusia.Matematika adalah rumah alami baik bagi pemikiran-pemikiran yang abstrak maupun bagi hukum-hukum alam semesta yang konkret.Matematika sekaligus merupakan logika yang murni dan seni yang kreatif (Paket Pemninaan Penataran 2004: 29).
Sifat-sifat utama dari aktivitas dan pengetahuan matematika pang diketahui dalam kehidupan sehari-hari adalah
1. Matematika adalah onjek pang ditemukan dan diciptakan oleh manusia.
(22)
2. Matematika itu diciptakan nukan jatuh dengan sendirinpa, namun muncul dari aktivitas pang onjeknpa telah tersedia, serta dari keperluan sains dan kehidupan keseharian.
3. Sekali diciptakan onjek matematika memiliki sifat-sifat pang ditentukan secara naik (Turmudi, 2010).
Berdasarkan deskripsi dan penjelasan mengenai sifat-sifat matematika pang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan nahwa matematika memiliki kaitan dengan aktivitas manusia (nudapa).Namun, pendeskripsian dan penjelasan mengenai sifat-sifat matematika tersenut tidak serta merta mengunah pandangan masparakat mengenai matematika, sehingga masparakat memandang nahwa matematika memiliki kaitan dengan aktivitas manusia (nudapa).
Pandangan pang keliru mengenai matematika perlu diluruskan, karena hal tersenut nerpengaruh terhadap perkemnangan matematika, khususnpa pemnelajaran matematika.Sumardpono (Paket Pemninaan Penataran, 2004) menpatakan, nernagai karakteristik dan interpretasi matematika dari nernagai sudut pandang memainkan peranan penting dalam pemnelajaran matematika persepsi atau sikap guru terhadap matematika mempengaruhi persepsi atau sikapnpa terhadap pemnelajaran matematika.Hersh menpatakan nahwa hasil pengamatan di kelas, menurut para peneliti, nagaimana matematika diajarkan di kelas dipengaruhi dengan kuat oleh pemahaman guru tentang sifat matematika.Pemahaman pang tidak utuh terhadap matematika sering memunculkan sikap pang kurang tepat dalam pemnelajaran, lenih parah lagi dapat memunculkan sikap negatif terhadap matematika.Oleh karena itu, guru harus menunjukkan persepsi dan sikap nahwa matematika memiliki kaitan pang erat dengan nudapa dan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa menjadi tahu nagaimana memanfaatkan ilmu matematika pang dimilikinpa dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kehidupan nermasparakat.
Alangui (Ulum, 2013: 5) menpatakan nahwa jika melihat kepada alasan-alasan sejarah, nudapa, sosial, politik, dan pendidikan, maka sudah saatnpa ada “transformasi” dalam memandang matematika. Bentuk transformasi dalam memandang matematika itu, jika dikaji lenih mendalam, menjadi senuah jalan lahirnpa istilah pang kini dikenal dengan namaethnomathematics.
(23)
Alangui (Ulum, 2013: 5-6) menjelaskan nahwa transformasi dalam memandang matematika perlu dilakukan dengan alasan-alasan pang dijelaskan senagai nerikut:
1. Sosial; di dalam kajian-kajian Sains dan Teknologi sangat sulit ditemukan sistem pengetahuan matematika pang nerasal dari Negara-negara non-western.
2. Sejarah; matematika hasil pemikiran ilmuwan-ilmuwan Eropa telah dipaksakan masuk ke dalam pengajaran di Negara-negara jajahan, dan mengesampingkan terjadinpa konflik nudapa. Lahirnpa ide untuk mengkaji sejarah matematika adalah salah satu nentuk penolakan terhadap kolonialisme tersenut.
3. Budapa; hasil-hasil dokumentasi dan investigasi terhadap aktivitas nudapa justru menunjukkan nahwa terdapat nentuk-nentuk matematika pang “lain” pang nerneda dengan matematika hasil pemikiran negara-negara western.
4. Politik dan pendidikan; melinatkan aspek sosial di dalam pemnelajaran tidak cukup dengan hanpa menpinggungnpa secara sepintas, tetapi juga perlu untuk memnerikan ruang demokrasi di dalam kelas matematika. Sehingga terjadi semacam dialog kritis dan ternuka di antara guru dan siswa untuk memecahkan permasalahan-permasalahan matematis.
Ethnomathematics adalah suatu ranah/nidang kajian pang meneliti cara sekelompok orang pada nudapa tertentu dalam memahami, mengekspresikan, dan menggunakan konsep-konsep serta praktik-praktik kenudapaannpa pang digamnarkan oleh peneliti senagai sesuatu pang matematis (Barton, 1994).
D’Amnrosio (Paket Pemninaan Penataran, 2004) menpatakan nahwa terdapat dua alasan utama penggunaan ethnomathematics dalam pendidikan, paitu senagai nerikut:
1. Mereduksi anggapan nahwa matematika itu nersifat final permanen, ansolut (pasti), dan unik (tertentu).
(24)
2. Mengilustrasikan perkemnangan intelektual dari nernagai macam kenudapaan, profesi, jender, dan lain-lain.
Berdasarkan hal tersenut, peneliti memilih ranah kajian ethnomathematics,
hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan nahwa adanpa hunungan timnal nalik antara matematika dan nudapa.Khususnpa kajian ethnomathematics pada nudapa pang nerkemnang di Indonesia.
Indonesia merupakan negara pang kapa akan ragam nudapa. Bernagai suku nangsa menpenar di seluruh wilapah Indonesia.Setiap suku nangsa memiliki keunikannpa tersendiri, salah satunpa Suku Sunda.Suku Sunda adalah kelompok etnis (nudapa) pang nerasal dari nagian narat Pulau Jawa.Keunikan Suku Sunda terletak pada nahasa dan aktivitas nudapanpa.Salah satu Suku Sunda pang masih teguh mempertahankan nilai-nilai nudapa dan kearifan lokal pang dimilikinpa adalah Suku Sunda di Kampung Kuta, Kanupaten Ciamis, Jawa Barat.Masparakat Adat Kampung Kuta masih menjunjung tinggi warisan nudapa leluhurnpa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti nagaimana matematika pang nerkemnang pada Suku Sunda, khususnpa pada Masparakat Adat Kampung Kuta, Kanupaten Ciamis, Jawa Barat.
Data hasil studi pendahuluan pang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan nahwa memungkinkan untuk dilakukannpa penelitian guna mengungkap keterkaitan antara matematika dan nudapa pada aktivitas-aktivitas dan aturan-aturan adat masparakat adat Kampung Kuta.Data tersenut diperoleh peneliti saat melakukan studi pendahuluan terhadap masparakat adat Kampung Kuta di Kanupaten Ciamis, Jawa Barat pada tanggal 1 dan 22 Januari 2014. Hasil studi pendahuluan pang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan nahwa memungkinkan untuk dilakukannpa pencatatan, pendokumentasian, dan pemnukuan mengenai nilai-nilai matematis pada aktivitas-aktivitas dan aturan-aturan adat pang mengikat masparakat adat Kampung Kuta, Kanupaten Ciamis, salah satunpa aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah pang masih mereka pegang teguh hingga saat ini.
(25)
Seperti pang telah diketahui, kehidupan manusia senantiasa mengalami perkemnangan. Kehidupan manusia pang dahulu nerpindah-pindah dari satu tempat ke tempat pang lain (nomaden) dengan aktivitas nernuru dan mengumpulkan makanan untuk nertahan hidup, nerangsur-angsur ditinggalkan dan digantikan dengan kehidupan menetap di suatu tempat dengan aktivitas neternak dan nercocok tanam. Sejak saat itu, manusia mulai mengenal rumah senagai tempat pang digunakan untuk neristirahat dan nerlindung.Rumah merupakan salah satu kenutuhan pokok manusia setelah pakaian dan makanan. Berneda dengan nangunan rumah masparakat kota pang semakin modern seiring dengan perkemnangan zaman, nangunan rumah masparakat adat Kampung Kuta tidak mengalami perunahan pang signifikan, naik dalam nentuk/desain maupun nahan nangunan pang digunakan. Hal ini dikarenakan terdapat aturan-aturan adat pang mengikat masparakat adat Kampung Kuta dalam aktivitas pemnangunan rumah.Adapun aturan-aturan adat tersenut meliputi nahan-nahan pang digunakan untuk pemnangunan rumah, ritual-ritual atau tahapan-tahapan pang harus dilakukan dalam pemnangunan rumah, serta nentuk dan desain rumah pang dipernolehkan untuk dinangun di Kampung Kuta.Aturan adat tersenut dipatuhi oleh seluruh masparakat adat Kampung Kuta tanpa terkecuali meskipun tidak ada sanksi langsung nagi pang melanggar aturan adat tersenut.
Masparakat adat Kampung Kuta masih nelum menpadari nahwa nenerapa aturan adat dan aktivitas nudapa pang dilakukannpa, termasuk aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah, nersifat matematis. Tanpa mereka sadari, pada aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah tradisional masparakat adat Kampung Kuta terdapat konsep-konsep umum matematika pang merupakan konsep dalam nidang kajian ethnomathematics, diantaranpa konsep menghitung (counting), menentukan lokasi (locating), mengukur (measuring), dan mendesain (designing), serta konsep-konsep lain pang merupakan konsep dalam nidang kajian ethnosciences lainnpa.
Berdasarkan penjelasan pang telah dipaparkan di atas, peneliti mengerucutkan onjek kajiannpa pada konsep-konsep matematika pang terdapat
(26)
pada aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah tradisional masparakat adat Kampung Kuta. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “ntudy Ethnomathematics: Mengungkap Konsep-Konsep Matematika pada Aturan Adat dalam Aktivitas Pemnangunan Rumah Tradisional Masparakat Adat Kampung Kuta, Kanupaten Ciamis, Jawa Barat”.
B. IdentifikasiBdanBPerumusanBMasalahB
Berdasarkan pada latar nelakang pang telah dipaparkan di atas, serta nerdasarkan data penelitian pendahuluan pang telah dilakukan peneliti senelumnpa pang menunjukkan nahwa memungkinkan untuk dilakukannpa penelitian pada aturan-aturan adat dan aktivitas-aktivitas nudapa masparakat adat Kampung Kuta, khususnpa aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah masparakat adat Kampung Kuta, maka penelitian pang akan dilakukan ini disusun dengan menggunakan rumusan masalah deskriptif, paitu “Bagaimana konsep-konsep matematika pada aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah tradisional masparakat adat Kampung Kuta, Kanupaten Ciamis, Jawa Barat”
C. FokusBPenelitianB
Fokus dalam penelitian ini paitu pada aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah tradisional masparakat adat Kampung Kuta, Kanupaten Ciamis, Jawa Barat. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian pendahuluan pang senelumnpa telah dilakukan oleh peneliti, paitu pada tanggal 03 dan 22 Januari 2014 pang menunjukkan nahwa dimungkinkan untuk dilakukan penelitian
ethnomathematics khususnpa pada aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah tradisional masparakat adat Kampung Kuta. Selain pengetahuan nudapa pang melatarnelakangi konteks tersenut, peneliti memandang konteks tersenut juga memiliki konsep-konsep matematika.
(27)
D. TujuanBPenelitianB
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap konsep-konsep matematika pada aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah tradisional masparakat adat Kampung Kuta, Kanupaten Ciamis, Jawa Barat.
E. Manfaat/SignifikasiBPenelitianB
Penelitian ini diharapkan dapat memnerikan nenerapa manfaat/signifikasi, diantaranpa:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memnerikan kontrinusi terhadap perkemnangan penelitian Ethnomathematics di Indonesia.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memnerikan kontrinusi dalam perunahan cara pemnelajaran matematika sekolah di Indonesia sehingga dapat terintegrasi dengan nilai-nilai nudapa dan kearifan lokal setempat.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan nagi peneliti lain pang tertarik untuk melakukan penelitian Ethnomathematics, naik dalam konteks pengungkapan konsep-konsep matematika pada aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah tradisional masparakat Kampung Kuta, di Kanupaten Ciamis, Jawa Barat maupun dalam konteks pang lain. 4. Penelitian ini diharapkan dapat mengunah opini masparakat pang menganggap nahwa tidak ada kaitan sama sekali antara matematika dan nudapa.
5. Penelitian ini diharapkan dapat memnerikan pengetahuan matematika kepada masparakat adat Kampung Kuta dan dapat diaplikasikan pada aktivitas nudapanpa.
F. DefinisiBOperasionalB
Untuk menpamakan persepsi dan memudahkan pemnaca memahami istilah-istilah pang digunakan dalam skripsi ini, nerikut adalah daftar istilah dan penjelasannpa.
(28)
1. Ethnomathematics: senuah kajian studi pang meneliti cara sekelompok orang pada nudapa tertentu dalam memahami, mengartikulasi, dan menggunakan konsep serta praktik nudapa pang digamnarkan oleh peneliti senagai sesuatu pang matematis.
2. Konsep-konsep Matematika: Konsep-konsep pang digunakan dalam ilmu matematika.
3. Masparakat Adat Kampung Kuta: suatu kelompok masparakat adat Sun-Etnis Sunda di Kampung Kuta, Kanupaten Ciamis, Jawa Barat. 4. Aturan dalam Aktivitas Pemnangunan Rumah: aturan-aturan pang
digunakan dalam aktivitas pemnangunan rumah.
G. StrukturBOrganisasiBSkripsiB
Struktur organisasi skripsi pang dinuat oleh peneliti dalam penelitian skripsi ini adalah senagai nerikut:
Ban I Pendahuluan, pada nan ini dijelaskan tentang Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikasi Penelitian, Definisi Operasional dan Struktur Organisasi Skripsi.
Ban II Kajian Pustaka, pada nan ini diuraikan tentang tinjauan kepustakaan dan nenerapa literatur pang menunjang penelitian ini. Adapun kepustakaan pang dijelaskan pada nan ini paitu tentang Ethnomathematics, Konsep-konsep Matematika, Aturan dalam Aktivitas Pemnangunan Rumah, dan Masparakat Adat Kampung Kuta.
Ban III Metodologi Penelitian, pada nan ini diuraikan tentang metode penelitian pang digunakan dan langkah-langkah penelitian pang dilakukan oleh peneliti dimulai dari penjelasan mengenai jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan sampel sumner data penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data penelitian, dan pengujian keansahan data penelitian.
(29)
Ban IV Hasil Penelitian dan Pemnahasan, pada nan ini disajikan data hasil penelitian pang telah dilakukan, paitu tentang aturan adat dalam aktivitas pemnangunan rumah tradisional masparakat adat Kampung Kuta, kemudian dilanjutkan dengan pemnahasan hasil penelitian nerdasarkan teknik analisis data penelitian pan digunakan.
Ban V Kesimpulan dan Saran, pada nan ini disajikan kesimpulan/penafsiran secara keseluruhan terhadap hasil penelitian dan saran untuk pernaikan pada penelitian ethnomathematics selanjutnpa.
(30)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BABBIIIBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB METODOLOMIBPENELITIANB
Pada bagian ini akan dipaparkan bahasan mengenai jenis, desain, tempat dan sampel sumber data, instrumen, rencana pengumpulan data, rencana analisis data, dan rencana pengujian keabsahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
A. JenisBPenelitianB
Definisi mengenai ethnomathematics dan penjelasan tentang empat
aktivitas ethnomathematical yang dikemukakan oleh Barton (1996) menunjukkan bahwa pendeskripsian praktik budaya dan konteksnya perlu dilakukan sebagai
suatu komponen yang integral dari proses penelitian ethnomathematics. Hal ini
memungkinkan untuk menempatkan penelitian ethnomathematics dalam bidang
penelitian kualitatif (Alangui, 2010: 61).Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Creswell (2009) adalah pendekatan yang digunakan untuk membangun pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif, contohnya pengungkapan makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk mengembangkan teori atau pola pengetahuan tertentu (Gunawan, 2013: 82). Lebih lanjut, Creswell (2009) menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses penelitian yang dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah untuk memahami masalah sosial, informasi disajikan secara jelas dengan penggambaran secara utuh (menyeluruh) dan kompleks menggunakan kata-kata. Menurut Gunawan (2013) tujuan utama penelitian kualitatif adalah membuat fakta mudah dipahami (understandable) dan kalau memungkinkan dapat menghasilkan hipotesis baru. Bogdan and Biklen (1982) menyatakan bahwa penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut.
(31)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Qualitative research has the natural setting as the direct source of
data and researching is the key instrument. Artinya penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan kondisi alamiah sebagai sumber data langsung dan peneliti adalah instrumen kunci.
2. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form
of words or pictures rather than number. Artinya penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data yang terkumpul cenderung berbentuk kata-kata atau gambar daripada angka.
3. Qualitative research are concerned with process rather than simply
with outcomes or products. Artinya penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau hasil.
4. Qualitative tend to analyze their data inductively. Artinya penelitian
kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif.
5. “Meaning” is essential to the qualitative approach. Artinya makna
adalah hal yang penting pada pendekatan kualitatif (Sugiyono, 2013: 13).
Penelitian ethnomathematics pada dasarnya menggunakan metode
ethnography. Cresswel (Nursyahida, 2013: 63) mengklasifikasikan metode penelitian menjadi lima jenis yaitu phenomenological research, grounded theory, ethnography, case study, and narrative research. Creswell mengatakan bahwa ethnography merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan studi terhadap kelompok budaya dalam kondisi alamiah melalui proses observasi dan wawancara. Menurut Ary (Nursyahida, 2013:63), ethnography adalah kajian yang mendalam tentang kebiasaan dalam suatu budaya dan kelompok sosial tertentu, yaitu mengkaji apa yang dilakukan oleh masyarakat dan menginterpretasikan mengapa hal tersebut dilakukan. Dengan kata lain, mengungkap makna dari aktivitas sekelompok masyarakat yang berinteraksi
dengan konteks-konteks yang ada. Kajian ethnography meyakini bahwa suatu
(32)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak akan pernah lepas dari suatu keyakinan dalam budayanya. Splinder dan Hammond (Ary dalam Nursyahida, 2013: 64) menuliskan bahwa ethnographydapat membantu para pendidik untuk memisahkan nilai-nilai kebudayaan yang dianut dengan nilai-nilai kebudayaan para siswa sehingga para pendidik dapat melihat dengan jelas (objektif) dan memahami pendapat dari yang
lain. Menurut Ary (Nursyahida, 2013: 64), para ethnographer melakukan
penelitian tanpa menggunakan hipotesis utama untuk menghindari kesimpulan awal tentang apa yang dihasilkan dari observasi atau informasi yang diberikan
oleh informan. Hipotesis yang digali dan diuji oleh seorang ethnographer
berkembang lebih luas ketika terjun di lapangan.Kesuksesan peneliti dalam melakukan ethnography bergantung kepada kemampuan peneliti dalam menyusun laporan dan menunjukkan dengan baik bagaimana kebiasaan-kebiasaan yang terjadi pada setting tertentu.
Salim (Nursyahida, 2013: 65) menjelaskan ciri-ciri etnography sebagai
berikut:
1. Menekankan eksplorasi tentang hakikat suatu fenomena sosial
tertentu dan bukan menguji hipotesis tentang fenomena tersebut.
2. Kecenderungan bekerja dengan data yang tidak terstruktur yakni
data yang belum di-coding di saat pengumpulannya, berdasarkan seperangkat kategori analisis yang tertutup.
3. Investigasi terhadap kasus yang berjumlah sedikit, bahkan sangat
memungkinkan hanya satu kasus, namun dilakukan secara rinci
4. Analisis data melibatkan penafsiran langsung terhadap makna dan
fungsi tindakan manusia. Hasil analisis ini umumnya disajikan dalam bentuk deskripsi dan penjelasan verbal. Pada saat yang sama kuantifikasi dan analisis statistik memainkan peran yang sangat kecil.
(33)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Splinder dan Hammond (Ary dalam Nursyahida, 2013: 65) menjelaskan beberapa karakteristik dari suatu penelitian ethnography yang baik, yaitu:
1. Memperluas observasi terhadap partisipan.
2. Lamanya waktu berada di tempat yang sedang “diselami”.
3. Mengoleksi banyak materi seperti catatan-catatan, artefak, rekaman
audio dan video, dan lainnya.
4. Keterbukaan, yang berarti tidak memiliki hipotesis yang spesifik
atau bahkan kategori spesifik yang digunakan ketika memulai observasi.
Jadi, untuk mengungkap konsep-konsep matematika pada aturan adat dalam pembangunan rumah tradisional masyarakat adat kampung Kuta sebagai akibat dari pengaruh timbal balik antara matematika dan budaya, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode ethnography.
B. DesainBPenelitianB
Desain kerangka penelitian yang berkembang dalam penelitian ini merujuk
pada penelitian ethnomathematics yang dilakukan oleh Alangui (2010).Dalam
disertasinya, Alangui menjelaskan bahwa penelitian ethnomathematics dibangun
melalui empat pertanyaan mendasaryang berfokus pada praktik-praktik budaya ‘yang tidak familiar’. Keempat pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Where to start looking?
b. How to look?
c. How to recognize that you have found something significant?
d. How to understand what it is?
Menurut Alangui (2010), ethnomathematics pertama kali dikarakterisasi
(34)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sama di berbagai konteks budaya untuk menilai ide-ide dan praktik-praktik
tertentu yang bersifat matematis. Metodologi dalam ethnomathematics harus
disesuaikan dengan konsep budaya.
Pengontruksian budaya tidak serta merta dapat mentransfer seluruh fungsi ethnomathematics Hal ini harus dilakukan dengan pengetahuan alamiah, yang spesifik sesuai dengan konteks budayanya. Misalnya dengan memasukkan pengetahuan tertentu dan menempatkannya pada konteks lain seperti pendidikan lingkungan hidup, mungkin bukanlah hal yang tepat.
Fokus metodologi pada konteks budaya tertentu, bagaimanapun juga, dapat memunculkan beberapa kemungkinan teknik yang dapat digunakan untuk penelitian ethnomathematics.Pengetahuan yang bersifat matematis yang umumnya dianggap sangat maju merupakan tempat terbaik untuk mencari pengetahuan yang bersifat matematis dalam budaya atau masyarakat tertentu diantara mereka yang dinilai berpengetahuan, dengan teknologi dan praktik budaya yang sangat maju.Tidak semua aktivitas yang signifikan dalam budaya bersifat matematis.Bagaimanapun juga praktik budaya yang berkembang merupakan tempat yang baik untuk memulai melakukan pengamatan.Hal tersebut merupakan alasan mengapa ethnomathematicians mengamati nelayan, dan tukang bangunan,
mengapa objek-objek seperti quipu milik suku Inca, kapal-kapal dan
bangunan-bangunan, peralatan dan artefak-artefak astronomi menjadi kajian yang menarik dalam penelitian ethnomathematics.
Hal yang dapat diteliti oleh seorang ethnomathematician tidak hanya
praktik-praktik signifikan budaya dan masyarakat yang mungkin menjadi sumber pengetahuan yang bersifat matematis, tapi juga aspek-aspek pada masyarakat yang telah ada sejak dahulu, termasuk mitos, legenda, dokumen budaya tertulis, tradisi dan ritual budaya, juga simbol dan monumen budaya. Namun tidak semua hal tersebut kaya akan matematika, tapi jika ada pengetahuan matematis yang
(35)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penting dalam suatu masyarakat pasti disajikan dalam cara tertentu dan bisa jadi tidak telihat.
Karakteristik kedua dari ethnomathematics adalah hal ini menyelidiki
konsep dan praktik matematika yang “tidak familiar”, yaitu subjek yang tidak berkaitan langsung dengan disiplin ilmu matematika, hal ini bukan berarti bahwa subjek tersebut tidak dikenal oleh peneliti. Banyak ethnomathematicians mengkaji praktik dan konsep yang familiar dan terkait dengan budayanya.
Menurut Barton (1996), ethnomathematics adalah upaya untuk
menyelidiki konsep-konsep dan praktik-praktik matematika yang “tidak familiar”. Dengan kata lain, konsep-konsep dan praktik-praktik tersebut secara konvensional tidak dibicarakan di dalam disiplin ilmu matematika. Menurut Alangui (2010: 64) kata “tidak familiar” di atas tidak berarti bahwa hal-hal yang diselidiki tidak dikenal sama sekali oleh peneliti. Matematika, baik jika dipandang sebagai sesuatu yang formal ataupun dipandang sebagai ekspresi-ekspresi dari kehidupan sehari-hari, keduanya memiliki konsep-konsep dan ekspresi-ekspresi yang konvensional.Beberapa konsep secara eksplisit dapat dijelaskan, begitu pula
dengan counter example-nya. Melihat sesuatu yang “tidak familiar” berarti
memahami apa arti “tidak familiar” itu, dan hal tersebut sejalan dengan metode dan pendekatan yang dipilih dalam penelitian.
Sesuatu yang kita temukan dalam ethnomathematics adalah sesuatu yang
datang dari kelompok budaya dan sesuatu tersebut adalah matematika.Namun penemuan tersebut belum dapat dikatakan cukup sebelum mengubah pandangan
peneliti terhadap ide-ide matematika (sebelum mendapatkan perceptual shift
about mathematics). Menurut Barton (1996), objek yang diteliti dalam ethnomathematics adalah QRS (Quanitative, Relational, dan Spatial Realities),
dan hasil abstraksi terhadap QRS tersebut adalah practices dan concepts yang
(36)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik ethnography digunakan oleh para ethnomathematicians untuk
memaknai hal-hal yang telah ditemukan. Creswell (Nursyahida, 2013: 63)
mengatakan bahwa ethnography merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif
dimana peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi
alamiah melalui proses observasi dan wawancara. Ethnography adalah kajian
yang mendalam tentang kebiasaan yang secara natural terjadi di dalam suatu budaya atau kelompok sosial tertentu. Metode ethnography berarti mengkaji apa yang dilakukan oleh masyarakat dan menginterpretasikan mengapa hal tersebut dilakukan.
Berdasarkan empat pertanyaan mendasar yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini disusun dengan desain kerangka penelitian sebagaimana tergambar pada tabel berikut:
TabelB3.1B DesainBKerangkaBPenelitianB NoB Generic QuestionB (PertanyaanB Umnm)B
Initial AnswerB
(JawabanBAwal)B ConstructCritical B
(PoinB Kritis)B
Specific ActivityB (AktivitasBSpesifik)B
1. Where to look?
(Dimana memulai pengamatan?)
Pada aturan adat dalam aktivitas pembangunan rumah tradisional masyarakat adat Kampung Kuta
Budaya Melakukan dialog dan wawancara kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan mengenai aturan adat dalam aktivitas pembangunan rumah tradisional masyarakat adat Kampung Kuta. Mendeskripsikan bagaimana aturan adat dalam aktivitas
pembangunan rumah tradisional masyarakat
(37)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adat Kampung Kuta.
2. How to look?
(Bagaimana cara mengamatinya?) Investigasi aspek-aspek QRS (Quantitative, Relational, Spatial Realities) pada aturan adat dalam aktivitas pembangunan rumah tradisional masyarakat adat Kampung Kuta. Berpikir
alternatif Menentukan ide-ide QRS apa saja yang terdapat pada aturan adat dalam aktivitas pembangunan rumah tradisional masyarakat adat Kampung Kuta. Meneliti bagaimana bentuk, desain, dan ukuran bangunan rumah. NoB Generic QuestionB (PertanyaanB Umnm)B
Initial AnswerB (JawabanB Awal)B Critical ConstructB (PoinB Kritis)B
Specific ActivityB (AktivitasBSpesifik)B
3. What it is?
(Apa yang ditemukan?) Bukti (hasil) berpikir alternatif pada proses sebelumnya Filosofis
matematika Mengidentifikasi konsep-konsep matematika yang terkait dengan QRS pada aturan adat dalam aktivitas pembangunan rumah tradisional masyarakat adat Kampung Kuta.
4. What it
means? (Apa makna dari temuan itu?)
Bernilai
penting untuk
budaya dan
bernilai
penting pula untuk
matematika
Metodologi
antropologi Mendeskripsikan keterhubungan yang terjadi antara dua sistem pengetahuan (matematika dan budaya).
Mendeskripsikan konsepsi-konsepsi
(38)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
matematika yang terdapat pada aturan adat dalam aktivitas pembangunan rumah tradisional
masyarakat adat Kampung Kuta sebagai konteksnya.
C. TempatBdanBSampelBSnmberBDataBPenelitianB
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga dalam penelitian ini tidak menggunakan istilah populasi. Istilah populasi oleh Spradley diganti menjadi ”social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity), ketiganya berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi di dalamnya”.Pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti dapat mengamati aktivitas (activity) pelaku (actors) yang ada pada tempat tertentu secara mendalam (Sugiyono, 2013: 215).Seperti penelitian kualitatif pada umumnya, sampel dalam penelitian ini tidak diposisikan sebagai responden, melainkan sebagai narasumber atau informan dalam penelitian.
Penentuan lokasi dan sampel sumber data penelitian menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data secara sengaja dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.Lincoln dan Denzin (Nursyahida, 2013: 55) mengemukakan bahwa ‘penelitian kualitatif cenderung menggunakan metode purposive and not random sampling.Mereka mencari kelompok, setting, dan individu yang aktivitasnya dapat dipelajari sebagai suatu hal yang mungkin terjadi.’ Lincoln dan Guba (1985) mengemukakan bahwa “Naturalistic sampling is, then, very different from conventional sampling. It is based on informational, not stastical, considerations. Its purpose is to maximize information, not to facilitate generalitation.”Penentuan sampel dalam penelitian naturalistik
(39)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(kualitatif) sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam penelitian konvensional (kuantitatif).Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan pada perhitungan statistik, melainkan didasarkan pada tujuannya, yaitu untuk mendapatkan informasi yang maksimal, bukan untuk digeneralisasikan.
Penelitian akan dilakukan di Kampung Adat Kuta, yang terletak di Desa Karangpaninggal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Sedangkan kriteria sampel sumber data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mempunyai pemahaman tentang aturan adat dalam aktivitas pembangunan rumah tradisional masyarakat adat Kampung Kuta, sehingga sampel sumber data yang dianggap sesuai adalah ketua adat, wakil ketua adat, kuncen, dan masyarakat Kampung Adat Kuta yang memahami tentang aturan adat dalam aktivitas pembangunan rumah tradisional masyarakat adat Kampung Kuta.
D. InstrnmenBPenelitianB
Penelitian ini menggunakan pendektatan kualitatif, sehingga instrumen
dalam penelitian ini adalah peneliti.Peneliti kualitatif sebagai human instrument,
berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian, baik masalah, sumber data dan hasil yang diharapkan belum jelas dan pasti. Rancangan penelitian msaih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu penelitian kualitatif memandang bahwa
realitas bersifat holistic (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke
dalam variabel-variabel penelitian.Sehingga belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas.Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key instrument” peneliti adalah
(40)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrument kunci (Sugiyono, 2013: 222). Namun setelah fokus penelitian menjadi jelas, kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi dan membandingkan data dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Menurut Nasution (Sugiyono, 2013: 224), peneliti sebagai instumen cocok untuk penelitian kualitatif karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekalgus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen
berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat
difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh.
6. Hanya manusia yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data
yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai suatu balikan untuk memperolehpenegasan, perubahan dan perbaikan.
7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh atau
menyimpang justru mendapat perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan pemahaman mengenai aspek yang diteliti (Sugiyono, 2013: 224).
(41)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seperti penelitian lainnya, instrumen dalam penelitian kualitatif, dalam hal ini peneliti, juga harus ‘divalidasi’, yaitu seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sabagai instrument meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya.Adapun yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri mengenai seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
E. TeknikBPengnmpnlanBDataB
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data yang lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in-depth interview) dan dokumentasi. Catherine Marshall dan Gretchen B. Rossman (Sugiyono, 2013: 225) menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering information are participation in the setting, direct observation, in-dept interviewing, and document review.” (Sugiyono, 2013: 224). Oleh karena itu, pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung (direct observation), wawancara mendalam (in-depth interview), dokumentasi.Selain itu, digunakan pula catatan lapangan (field notes), jurnal harian (daily journal), rekaman audio (audio record), dan rekaman video (video record) sebagai teknik pengumpulan data tambahan.
(42)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Observasi
Menurut Arikunto (Gunawan, 2013: 143), observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian secara teliti dan pengamatan secara sistematis. Menurut Kartono, observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Marshall (1995) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior.” Artinya melalui observasi, peneliti belajar mengenai perilaku dan makna yang terkandung dari perilaku tersebut.
Guba & Lincoln (Gunawan, 2013: 144) menyatakan bahwa alasan dilakukan observasi dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut.
1) Observasi merupakan pengalaman langsung yang merupakan cara
ampuh untuk memperoleh kebenaran.
2) Melalui observasi peneliti dapat melihat dan mengamati sendiri dan
mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang sebenarnya.
3) Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa yang berkaitan
dengan pengetahuan yang relevan maupun pengetahuan yang diperoleh dari data penelitian.
4) Observasi dapat menghilangkan bias atau penyimpangan informasi
atau data yang telah diperoleh.
5) Observasi memungkinkan peneliti untuk memahami situasi dan
perilaku kompleks.
6) Observasi bisa dilakukan pada kasus-kasus tertentu yang tidak bisa
tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi lainnya.
Jorgensen membedakan observasi menjadi dua, yaitu participant
observation dan non-participant observation.Sementara Flick (2002)
(43)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Observasi tertutup dan observasi terbuka, yaitu seberapa jauh
observasi diberitahukan kepada orang yang diobservasi.
2) Observasi berperan serta dan observasi tidak berperan serta, yaitu
seberapa jauh peran observer di lapangan.
3) Observasi sistematis dan observasi tidak sistematis, yaitu berkaitan
dengan perencanaan atau persiapan observasi.
4) Observasi alamiah dan observasi situasi buatan, yaitu berkaitan
dengan kondisi atau objek yang diamati.
5) Observasi diri dan observasi oranglain, yaitu berkaitan dengan objek
yang diobservasi (Gunawan, 2013: 146).
Spradley (Gunawan, 2013: 147), mengemukakan tahapan-tahapan dalam observasi, yaitu:
1) The selection of a setting, where and when the interesting processes
and persons can be observed; yaitu tahapan pemilihan suatu setting
atau latar, dimana dan kapan proses-poses dan individu-individu yang menarik dapat diobservasi
2) The definition of what is to be documented in the observation and in
every case; yaitu tahapan pendefinisian tentang apa yang didokumentasikan dalam observasi dan dalam setiap setiap kasus.
3) The training of the observers in order to standardized such focuses;
yaitu tahapan pelatihan untuk observer sebagai upaya standarisasi fokus penelitian
4) Descriptive observations which provide an initial general
presentation of the field; yaitu tahapan observasi deskriptif atau
pendeskripsian dan pemaparan umum mengenai lapangan yang diobservasi.
5) Focused observations which concentrate more and more on aspects
(44)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terfokus ataupengerucutan pada aspek-aspek yang relevan dengan pertanyaan penelitian.
6) Selectives observations which are intended to purposively grasp only
central aspects; yaitu tahapan observasi terseleksiyang dimaksudkan untuk memahami aspek-aspek pokok yang telah ditentukan
7) The end of the observations, when theoretical saturation has been
reached, further observations do not provide any further knowledge, yaitu tahapan akhir observasi, apabila semua teori yang dibutuhkan telah tercapai, ketika observasi lebih lanjut tidak menghasilkan pengetahuan yang lebih mendalam.
Menurut Gunawan (2013: 151), pengamatan berperan serta (participant observation) adalah teknik pengumpulan data ketika peneliti memerankan peran sebagai informan dalam latar budaya objek yang sedang diteliti. Menurut Suparlan (Gunawan, 2013: 151), pengamatan berperan serta merupakan metode utama digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian kualitatif.Lebih lanjut, Suparlan (Gunawan, 2013: 151) menyatakan bahwa sasaran dalam pengamatan berperan serta orang atau pelaku (subjek yang diteliti), Oleh karena itu antara peneliti dengan sasaran yang diteliti terlibat hubungan sosial dan emosional.Dalam pengamatan berperan serta peneliti melibatkan diri dalam kegiatan dan kehidupan pelaku yang diamatinya sesuai dengan sudut pandang kebudayaan pelaku tersebut.Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa perilaku manusia tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya. Denzin (Gunawan, 2013: 152) berpendapat bahwa participant observation will be defined as a field strategy that simultaneously combines document analysis, interviewing of informants and informants, direct participacion and observation, and instrospection. Artinya pengamatan berperan serta didefinisikan sebagai strategi lapangan yang secara simultan mengkombinasikan analisis dokumen, wawancara terhadap informan, observasi dan partisipasi langsung, dan instrospeksi.
(45)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Splinder (Gunawan, 2013: 154) menjelaskan pedoman umum yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pengamatan berperan serta, yaitu:
a. Pengamatan yang dilakukan harus bersifat kontekstual.
Peristiwa-peristiwa yang diperhatikan harus dilihat dari dalam setting dan dari luar setting.
b. Hipotesa dan pertanyaan penelitian harus muncul sejalan dengan
berlangsungnya penelitian.
c. Pengamatan berlangsung lama dan peristiwa harus diamati lebih dari
satu kali (berulang-ulang).
d. Pandangan warga setempat atau orang-orang yang terlibat harus
diunkapkan melalui inferensi-inferensi pengamatan dan berbagai bentuk penelitian etnography.
2. Wawancara
Menurut Denzin & Lincoln (Gunawan, 2013: 161), wawancara merupakan suatu percakapan, seni mengajukan pertanyaan dan mendengarkan. Wawancara bukan merupakan suatu hal yang netral, melainkan pewawancara menciptakan kondisi nyata sehingga tanya jawab dapat dilakukan dan jawaban dapat diperoleh. Wawancara menghasilkan pemahaman situasi berdasarkan peristiwa-peristiwa dari interaksi tertentu.Metode ini dipengaruhi oleh karakteristik personal pewawancara, meliputi ras, kelas, suku, dan gender.Sementara itu, menurut Kerlinger (Gunawan, 2013: 162), wawancara adalah situasi tatap muka, ketika seseorang (pewawancara) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seseorang yang diwawancarai (informan).
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian. Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda dalam proses wawancara. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya (interviewer).Pihak kedua sebagai pemberi informasi
(46)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(interviewee atau informan).Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
meminta penjelasan atau keterangan, menilai, menyatakan kembali jawaban interviewee dengan menggunakan kata-kata lain (paraphrase), mengingat dan
mencatat jawaban. Selain itu, interviewer juga berusaha menggali keterangan
lebih lanjut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memancing atau probing. Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara dalam penelitian kualitatif merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk memperoleh pengetahuan tentang makna subjektif yang dipahami individu mengenai topik yang diteliti dan bermaksud untuk menggali lebih dalam tentang topik tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui cara lain (Gunawan, 2013: 160).
Patton (Gunawan, 2013: 165) menegaskan bahwa tujuan wawancara adalah mendapatkan dan menemukan apa yang ada di dalam pikiran orang lain. Peneliti melakukan wawancara untuk menemukan sesuatu yang tidak mungkin diperoleh melalui pengamatan secara langsung. Oleh karena itu, dalam wawancara mendalam, pertanyaan-pertanyaan yang akan dikemukakan kepada informan tidak dapat dirumuskan secara pasti. Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam wawancara mendalam bergantung pada kemampuan dan pengalaman peneliti mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban yang diberikan informan.Jenis pertanyaan yang digunakan dalam wawancara mendalam adalah jenis pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang memungkinkan jawaban yang bervariasi sesuai dengan pemikiran informan (Gunawan, 2013: 166).
Menurut Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal (Sugiyono, 2013: 235), terdapat tujuh langkah dalam pengumpulan data penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara, yaitu:
a. Menetapkan siapa yang akan diwawancarai atau kepada siapa
(47)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan.
c. Mengawali atau membuka alur wawancara.
d. Melangsungkan alur wawancara.
e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhiri
wawancara.
f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Patton dalam Molleong (Sugiyono, 2013: 235) menjelaskan bahwa terdapat 6 jenis pertanyaan dalam wawancara, yaitu:
a. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
b. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
c. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan.
d. Pertanyaan tentang pengetahuan
e. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
f. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang dan demografi
Menurut Sugiyono (2013: 240), hasil wawancara harus segera dicatat setelah wawancara selesai dilakukan agar tidak sampai lupa bahkan hilang. Karena wawancara dilakukan secara terbuka dan tidak terstruktur, maka peneliti perlu membuat rangkuman hasil wawancara yang lebih sistematis. Data yang diperoleh dari berbagai sumber data harus dikelompokkan mana saja yang merupakan data penting, tidak penting, dan data yang sama. Data yang masih diragukan kebenarannya perlu ditanyakan kembali agar memperoleh ketuntasan atau kepastian.Hubungan antara satu data dengan data lainnya perlu dikontruksi, sehingga menghasilkan pola atau makna tertentu.
3. Doknmentasi
Menurut Gottschalk (Gunawan, 2013: 175), dokumen memiliki dua pengertian, yaitu (1) sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan
(48)
Malinda Putrietis,2014 STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis; (2) surat-surat resmi, surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undan-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertian yang lebih luas adalah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
Menurut Sugiyono (2013), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian kualitatif melalui observasi atau wawancara akan lebih kredibel dan dapat dibercaya jika didukung oleh foto-foto atau karya tulis dan seni yang telah ada. Namun, tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi, contohnya banyak foto yang tidak mencerminkan keadaan aslinya atau dibuat untuk kepentingan tertentu, begitu juga karya dalam bentuk tulisan seperti autobiografi seringkali bersifat subjektif.
4. CatatanBLapanganB(Field Notes)
Menurut Bogdan dan Biklen (Gunawan, 2013: 184), catatan lapangan adalah tulisan-tulisan atau catatan-catatan mengenai segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami, dan bahkan dipikirkan oleh peneliti selama kegiatan mengumpulkan dan merefleksikan data dalam kajian penelitiannya.Catatan lapangan harus dikerjakan segera setelah peneliti melakukan pengamatan (observasi), wawancara, atau kegiatan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.Keberhasilan memperoleh data penelitian sangat ditentukan oleh kerincian, ketepatan, keakuratan, dan keekstensifan catatan lapangan yang ditulis.Menurut Mantja (Gunawan, 2013: 185), catatan lapangan terdiri dari dua bagian, yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan lapangan deskriptif memuat bagian deskriptif, yaitu deskripsi atau gambaran mengenai hal-hal yang menjadi fokus
(1)
Malinda Putrietis,2014
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
3. Kemungkinan model matematika yang
dapatdibentukpadaaktivitaepembangunanrumahadalahuntukmenyel eeaikanpereoalan: berapakakab (lembar) ijuk yang dibutuhkanuntukmelapieiataprumahtradieionalmaeyarakatadatKam pungKuta. koneepdanvariabelpvariabel yang dipertimbangkanadalahpanjangataprumah, lebarataprumah, tinggiataprumah, jarakpemaeanganijuk (reng).
Model
matematikauntukmenentukanluaeataprumahtradieionalmaeyarakata datkampungkutaadalah
= × √ × ( + + ) × ( + + )B
Keterangan: L: luaeataprumah
: panjang rumah : lebar rumah
: panjang perpanjangan atap rumah : lebar perpanjangan atap rumah
Sehingga model matematikauntukbanyaknyakakabijuk yang dibutuhkanuntukmelapieiataprumahtradieionalmaeyarakatadatkamp ungkutaadalah
KB=BLB:B0,1287B(dalam meter)atauBKB=BLB:B0,1300B(dalam meter)B 4. Koneepmatematikapadaaturanadatdantahapanp
tahapanpembangunanrumahtradieionalmaeyarakatadatKampungKu tadiantaranyakoneepp
koneepgeometrieepertikedudukantitikpadagarie, pencerminan (refleksi), luaedaerah, dankoneepmodulo.
Rumueluaedaerah yang
digunakanmaeyarakatadatKampungKutauntukmenghitungluaetana hadalah:
(2)
L= a+c2 × b+d2 untukluaepermukaantanah yang dibentukeegiempat L= a+b2 × 2c untukluaepermukaantanah yang dibentukeegitiga B. RekomendasiB
Penelitianinimemberikanrekomendaeipada:
1. Pelakubudaya yang
terlibatdalamaktivitaepembangunanrumahtradieionalmaeyarakatadat KampungKuta, penelitianinimemberikanrekomendaei model
matematika yang
dapatditerapkanuntukmemudahkanmerekaeehinggadapatlebihejieien dalammelakukanperhitunganbanyaknyabahanpbahan yang diperlukandalampembangunanrumahdandalammelakukanperhitunga
nluaetanaheehinggabaikpihak yang
menjualmaupunmembelitanahtidakada yang meraeadirugikan.
2. Para matematikawan,
khueuenyaeeeamamahaeiewapendidikanmatematika,
penelitianinimemberikanrekomendaeibahwaaturanadatdalamaktivitae pembangunanrumahdapatdipandangeebagaieeeuatu yang bekaitandenganmatematika.
Keterkaitantereebutdapatdilihatdarikeeamaanantarapelakubudayadan matematikawan, bagaimanacaramerekaberpikir, mengambilkeputueandanmengkomunikaeikangagaeannya.
Keterkaitantereebutdapatjugadilihatdarikoneepp
koneepdaearmatematikaalternatij yang
terdapatpadaaturanadatdalamaktivitaepembangunanrumahtradieional maeyarakatadatKampungKuta, eepertikoneeppkoneeppengukuran, menjumlahkan, mengalikan, membagi, menghitungeieahaeilbagi, hinggapada modelpmodel matematika yang
(3)
Malinda Putrietis,2014
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
3. Penelitiethnomathematiceeelanjutnya, khueuenya yang akanmengkajikontekeaktivitaepembangunanrumahtradieionalmaeyar akatadatKampungKutaadalahapa yang belumeeleeaidaripenelitianini,
yaitupengembangan model
matematikauntukmemecahkanpereoalanperhitunganluaetanaheehingg amemudahkanmaeyarakatadatKampungKuta.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Alangui, W.V. (2010). Stone Walls and Water Flows: Interrogating Cultural Practice and dathematics. Doctoral Dissertation, University of Aucklan, Auckland, New Zealand: Unpublished.
Aulia, T. &Dharmawan A. (2010). KearifanLokaldalamPengelolaanSumberDaya Air di KampungKuta.JurnalTransdisiplinSosiologi, Komunikasi, danEkologiManusia.
BahanPelatihanPenguatanMetodologiPembelajaranBerdasarkanNilai-nilaiBudayauntukMembentukDayaSaingdanKarakterBangsa.(2010). PengembanganPendidikanBudayadanKarakterBangsa. Jakarta: BadanPenelitiandanPengembanganPusatKurikulumKemendiknas.
Barton, W.D. (1996). Ethnomathematics: Exploring Cultural Diversity in dathematics. A Thesis for Doctor of Philosophy in Mathematics Education University of Auckland: Unpublished.
Bloor, M. & Wood, F. (2006).Keywords in Qualitative dethods.[Online].Tersedia:
http://srmo.sagepub.com/view/keywords-in-qualitative-methods/n5.xml [19Maret 2014].
Boyer C. danMerzbach, U. (1989).A History of dathematics. Singapore: John Wiley & Sons, Inc.
Clements, K. (1996). “Historical Perspective”, dalamInternational Handbook of Ethnomathematics Education.Dordecht: Kluwer Academic Publisher. Efendi, R., Safitri, D.R., Firmansyah, J., Ilmiyah, T., Syauqi, M.A.
(2010).KampungKutadalamTeropongAntropologiKesehatan.LaporanHasil Observasipada FISIP UNPAD: tidakditerbitkan.
Frick, H. (1997). PolaStrukturaldanTeknikBangunan di Indonesia. Yogyakarta: PenerbitKanisius.
(5)
Malinda Putrietis,2014
STUDY ETHNOMATHEMATICS:
MENGUNGHAP HONSEP-HONSEP MATEMATIHA PADA ATURAN ADAT DALAM AHTIVITAS
PEMBANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAHAT ADAT HAMPUNG HUTA, HABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Gerdes, P. (2008). “Ethnomathematics and dathematics Education”dalamInternational Handbook of dathematics Education.Dordecht: Kluwer Academic Publisher.
Gunawan, I. (2013). detodePenelitianKualitatifTeori&Praktik. Jakarta: BumiAksara.
Given, L. (2008).The Sage Encyclopedia Of Qualitative Research dethods. USA: SAGE Publication Inc.
Karnilah, N. (2013). Study Ethnnomathematics:
PengungkapanSistemBilangandasyarakatAdatBaduy. SkripsiSarjanapada FPMIPA UPI Bandung: tidakditerbitkan.
McGraw & Hill. (2006). The History of dathematics: An Introduction, 6th Edition. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Lean, G. (1992). Counting Systems of papua New Guinea and Oceania: Thesis Submitted Toward Fulfilment The Degree of Doctor of Philosophy. [Online].Tersedia: http://www.uog.ac.pg/glec/thesis/thesis.htm [19Maret 2014].
Nursyahida, S. (2013).HukumWarisAdatBaduy:
dengungkapKearifanBudayaLokalBudayadandatematika. SkripsiSarjanapada FPMIPA UPI Bandung: tidakditerbitkan.
PaketPembinaanPenataran. (2004).
KarakteristikdatematikadanImpilkasinyaterhadapPembelajarandatemati ka. Yogyakarta: Depdiknas.
Rahayu, L., Adji, M., Drmayanti, M. (2010).Gender, Kekuasaan, danResistensipadadasyarakatAdatKampunKuta, KabupatenCiamis, Jawa Barat.LaporanAkhirPenelitianPenelitiMuda UNPAD. Bandung: tidakditerbitkan.
(6)
Richardson, L. (2003). Writing: A dethod of InKuiry. DalamTurning Points in Qualitative Research. USA: Altamira Press.
Sakirman.(2009). KonsepKalender Islam InternasionalPerspektif dohammad Ilyas.SkripsiSarjanapadaFakultasSyari’ah UIN SunanKalijaga Yogyakarta: tidakditerbitkan.
Sumadiria.(2008). Jurnalistik Indonesia denulisBeritadan Feature. Bandung: RemajaRosdakarya.
Sugiyono. (2013). detodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R & D. Bandung: Alfabeta.
Turmudi.(2009).
LandasanFilsafatdanTeoriPembelajarandatematikaBerparadigmaEksplor atifdanInvestigatif. Jakarta: LeuserCiptaPustaka.
_______. (2010). “dengurangi Rasa
CemasBelajardatematikadengandenampilkandatematikaEksploratifuntu kderangsangSiswaBelajar”.Makalahpada Seminar NasionalSehari di UNISBA, Bandung.
Ulum, A.S. (2013). Study Ethnomathematic:
PengungkapanKarakteristikKulturaldatematikapadaAktivitasBertenunda syarakatAdatBaduy. SkripsiSarjanapada FPMIPA UPI Bandung: tidakditerbitkan.
Wijaya, A. (2012). PendidikanMatematikaRealistik:
SuatuAlternatifPendekatanPembelajaranMatematika. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Tn. (2014).Pengertiandefinisibudayamenurutparaahli [Online].Tersedia:
http://carapedia.com/pengertian_definisi_budaya_menurut_para_ahli_info